BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam
Dunia yang semakin
maju dan terus
berkembang, dapat diprediksi bahwa pola hidup masyarakat juga
mengalami perubahan yang cukup berarti.
Dari kehidupan sehari-hari sampai kehidupan formalitas dan sosial akan terjadi
perubahan seiring dengan
tuntutan perkembangan masyarakat.
Banyak pelaku ekonomi yang
melihat adanya kesempatan dari perubahan
gaya hidup ini sebagai suatu batu
lompatan untuk memasuki pasar ataupun untuk memperbesar pasar yang telah diperolehnya .
Dalam
memasuki pasar tersebut,
pemasaran pada tingkat
retail merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan distribusi dan penjualan produk.
Industri retail menuntut
produsen untuk tidak langsung menjual produk mereka kepada
pemakai akhir (endusers).
Usaha retail meliputi
semua kegiatan yang terlibat
dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis .
Dalam
bisnis retail, produk
kosmetik merupakan salah satu
produk yang memiliki
beberapa macam merek,
jenis, sampai jalur distribusi
yang kian lama
kian bervariasi. Banyaknya
produk kosmetik yang
beredar di pasaran dengan keunggulannya masing-masing, membuat
posisipersaingan antar merek di pasar
menjadi begitu ketat.
Hal ini membuat
perusahaan kosmetik Kotler,
Philip, 2005. Manajemen Pemasaran.Edisi Kesebelas Jilid 1. Jakarta : Indeks.Hal:
22 Umar, Husein, 2005. Riset pemasaran
dan perilaku konsumen.Jakarta: Gramedia Pustaka utama.Hal: 6 21 berlomba-lomba
untuk memproduksi kosmetik dengan berbagai keunggulan atau spesifikasi yang berbeda dengan produk
perusahaan lainnya untuk dapat menarik minat
calon pembeli agar membeli produk yang dihasilkan .
Dari
pengamatan sehari-hari dapat
diketahui bahwa wanita mendominasi
konsumsi produk kosmetik,
meskipun hal ini
tidak berarti bahwa kaum
laki-laki tidak megkonsumsinya sama sekali. Secara alamiyah, wanita ingin selalu tampil cantik dan menarik dalam setiap
kesempatan. Kosmetik merupakan alat
bantu untuk mewujudkan kebutuhan akan kecantikan tersebut. Secara umum masyarakat biasanya mendefinisikan kosmetik
sebagai satu alat atau bahan yang digunakan
untuk mempercantik, memperindah, bahkan untuk menyehatkan tubuh yang di inginkan.
Produk
Kosmetik Pond’s Pada
PT. Sanrio Swalayan
Mojokerto memang sudah
dikenal sejak lama
oleh masyarakat. Meskipun
bermunculan produk kosmetik yang
baru, masyarakat juga enggan untuk
berpindah ke merek baru, Hanya pengguna
pemula saja yang mungkin memulai dengan produk baru, itupun
cuma dalam skala kecil .
Fenomena ini menandakan
perbedaan perilaku konsumen akan suatu produk di pasaran.
Perilaku konsumen merupakan tindakan langsung dalam
mendapatkan, mengkonsumsi, serta
menghabiskan produk dimana perilaku ini tidak dapat dikendalikan oleh
perusahaan. Dalam hal motivasi pembelian
produk, konsumen memiliki kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau
rasa memiliki. Untuk
itu perlu selalu
diketahui bagaimana motivasi konsumen
akan suatu produk
yang nantinya akan
berpengaruh terhadap Kotler,
Philip, 2005. Manajemen Pemasaran.Edisi Kesebelas Jilid 1. Jakarta :
Indeks.Hal: 271 Tjiptono, Fandy, 2008.
Strategi Pemasaran.Edisi III. Yogyakarta : Andi. Hal: 19 22 keputusan pembelian
terhadap produk tersebut
dari segi kualitasnya,
yang masing-masing dapat
mempengaruhi pembelian ulang produk .
Pond's memahami bahwa wanita selalu merasa
berkepentingan dengan kulit yang
indah. Sebagai perusahaan
terkemuka dan terbesar
dalam bidang produk perawatan wajah, Pond's selalu
berkomitmen untuk menghadirkan solusi kecantikan
secara menyeluruh yang dapat membuat kulit wanita lebih indah dari yang pernah diharapkan(www.mypond’s.com.
Diakses tanggal 7 April 2009).
Produk Pond's pertama dibuat pada tahun 1846,
sejak saat itu merek tersebut telah
menjadi produk kelima perawatan diriyang paling menguntungkan di
seluruh dunia. Pada
tahun 1886, Pond's
diluncurkan kembali sebagai
Pond’s Extract dan pada tahun
1914 Pond’s Cold Cream dan Vanishing Cream menandai evolusi
merek menjadi lambang
(ikon) kecantikan.Pada pertengahan
tahun 1920an, Pond’s
mencerminkan penguasaan posisi
pasar ini dengan pengesahan dari
ratu, bintang Hollywood,
dan masyarakat pemerhati
masalah kecantikan.
Citra gayanya
didukung oleh jaminan
penyampaian produk dan
pengertian rutinitas dan
kebutuhan kecantikan wanita.
(www.unilever-indonesia.com.
Diakses tanggal 7 April 2009).
Krim Pond’s ditemukan di Amerika Serikat
sebagai obat oleh ilmuan Theron T. Pond
pada tahun 1846. Pond mengambil saripati teh penyembuh dari witch
hazel, dan mendapati
bahwa sari pati
tersebut dapat menyembuhkan goresan
kecil dan penyakit
lain. Tidak lama
kemudian produk tersebut
dikenal dengan nama Pond’s
Extract. Menjelang 1910, Pond’s menjadi merek terkenal di Umar,
Husein, 2005. Riset pemasaran dan perilaku konsumen.Jakarta: Gramedia Pustaka
utama.Hal: 50 23 antara merek-merek lain di Amerika.
Mengkhususkan diri pada krim pembersih Pond’s, perusahaan
Pond’s memulai kampanye
niaga yang kemudian
menjadi terkenal karena
banyak kaum selebritis
yang terlibat di
dalamnya. “Pond’s Healing” berada di belakang “Pond’s Vanishing
Cream, karena “Pond’s Healing” dan
“Pond’s Cold Cream”
dicetak dalam ukuran
kecil di bawah
iklan niaga“ Pond’s Vanishing Cream”. Menjelang 1914,
kata-kata “Pond’s Healing” dicabut dari
iklan tersebut, dan
perusahaan Pond’s mulai
mengiklankan “Pond’s Vanishing Cream” dan “Pond’s Cold Cream”
secara bersama-sama, memastikan untuk
menjelaskan maksud berbeda masing-masing
krim di iklan baru tersebut.
Satu baris
iklan berbunyi: “Setiap
kulit normal membutuhkan
dua krim ini”.
(www.myponds.com. Diakses tanggal
7 April 2009).
Dalam
penelitian ini, peneliti
akan memfokuskan pada
produk Kosmetik Pond’s Pada PT.
Sanrio Swalayan Mojokerto, di perusahaan retail PT.
Sanrio Swalayan Mojokerto.
Penelitian ini berguna untuk
mengenali perubahan keputusan pembelian konsumen serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang mana hal ini penting untuk menyusun strategi
dari marketing mix sebuah produk dari segi
kualitasnya. Karena dari
sanalah para pemasar
membuat segmentasi, siapa sebenarnya, target marketproduk mereka
berdasarkan perilaku konsumen.
Hal ini sesuai dengan teori menurut Richard
Cross dan Janet Smith bahwa
konsumen menyadari dan
ingat pada suatu
merek dan produk, sehingga semua dapat menjadi bahan pertimbangan ketika
konsumen siap untuk melakukan pembelian .
Kemudian menurut Engel menyatakan bahwa
perilaku pembelian Umar, Husein, 2005. Riset pemasaran dan
perilaku konsumen.Jakarta: Gramedia Pustaka utama.Hal: 41 24 sebagai
tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses
keputusan yang mendukung dan menyusun tindakan
. Dan menurut
Aeker kualitas produk dapat
dilihat dari ciri khas produk(Tampilan), dapat
dipercaya (Kesesuaian dengan
spesifikasi), daya tahan produk dan apakah produk tampak
berkualitas (Kehandalan) .
Berdasarkan uraian di atas
peneliti ingin mengetahui dan meneliti kegiatan pemasaran
Pada PT. Sanrio
Swalayan Mojokerto dengan
judul “PENGARUH KUALITAS
PRODUK KOSMETIK POND’S
PT. UNILEVER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PELANGGAN PADA PT. SANRIO
SWALAYAN MOJOKERTO”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan
latar belakang yang
ada, maka didapatkan
rumusan masalah sebagai berikut: Apakah kualitas produk kosmetik Pond’s PT.
Unileverterhadap keputusan pembelian
pelanggan pada PT. Sanrio Swalayan Mojokerto?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah kualitas produk
kosmetik Pond’s PT. Unilever terhadap keputusan
pembelian pelanggan pada PT. Sanrio Swalayan Mojokerto.
Ibid.,hal: 50 Ibid.,hal: 426 25 D. Manfaat penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
adalah : 1. Bagi perusahaan Sebagai
informasi bagi suatu
perusahaan untuk menentukan
kebijakan pemasaran yang efektif
dan efisien.
2. Bagi peneliti Sebagai
aplikasi atas pengetahuan
yang telah didapat
selama duduk dibangku
kuliah, selain itu
juga sebagai penambah
wawasan dan untuk meningkatkan
wawasan peneliti mengenai keterkaitan kualitas produk.
3. Bagi masyarakat Hasil
penelitian dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan
bagi masyarakat dalam upaya
memilih kualitas produk.
E. Keterbatasan penelitian Keterbatasan penelitian ini meliputi : 1.
Penelitian ini digunakan
untuk mengukur kualitas
produk dan keputusan pembelian 2.
Penelitian ini dilakukan pada pelaggan Kosmetik Pond’s Pada PT. Sanrio Swalayan Mojokerto.
F. Hipotesis Penelitian Hipotesis secara etimologis, hipotesis
dibentuk dari dua kata, yaitu kata
hypodan kata thesis. Hypoberarti
kurang dan thesisadalah pendapat.
26 Kedua kata itu kemudian digunakan secara
bersama menjadi hypothesis dan penyebutan dalam
dialek Indonesia menjadi
hipotesa kemudian berubah menjadi
hipotesis yang maksudnya
adalah suatu kesimpulan
yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum
sempurna . Dan terdapat hipotesis, yaitu : Ha
= Bahwa kualitas produk kosmetik Pond’s PT. Unilever
berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian pelanggan pada PT. Sanrio Swalayan Mojokerto.
Ho =
Bahwa kualitas produk
kosmetik Pond’s PT.
Unilever tidak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian pelanggan pada PT.
Sanrio Swalayan Mojokerto.
G. Definisi Operasional Variabel Untuk
menghindari terjadinya penafsiran yang berbeda-beda di antara pembaca, maka perlu diberikan batasan-batasan
pengertian pada beberapa istilah yang
digunakan dalam judul penelitian ini. Beberapaistilah yang perlu dijelaskan pengertiannya antara lain: (1) Kualitas Produk
(2) Keputusan Pembelian 1. Kualitas
Produk Kualitas produk
adalah salah satu
sarana kedudukan utama
pasar.
Maksudnya adalah produk yang
berkualitas itu sangatdi utamakan pasar karena jika suatu tidak berkualitas maka produk tidak
aka nada pemasaran.
Bungin, M . Burhan, 2006. Metodologi
Penelitian Kuantitatif. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.Hal:75.
27 2. Keputusan Pembelian Proses
pemgambilan keputusan oleh
seseorang atau pelanggan
untuk menetapkan kebutuhan
suatu barang yang
perlu dibeli serta mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih alternatif antarmerek
dan pemasok.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi