BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Usaha Kecil
Menengah (UKM) menjadi
pembahasan berbagai pihak bahkan
dianggap sebagai penyelamat perekonomian Indonesia di masa krisis pada
periode 1998-2000. Ciri-ciri
UKM sangatlah khas
yaitu modal yang kecil, resiko
yang sedikit tinggi
tetapi return juga
tinggi, dan membawa kewirausahawan
bagi pemiliknya. UKM
menjadi perhatian Pemerintah dengan
dibuatnya sebuah kementrian
dan digabung dengan
koperasi yang selama
ini diperjuangkan, sehingga
bisa hidup sesuai
cita-cita yang telah diinginkan.
Dalam pembangunan
ekonomi di Indonesia
UKM selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan yang
penting, karena sebagian besar jumlah
penduduknya berpenghasilan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun
modern. Peranan usaha kecil tersebut menjadi bagian
yang diutamakan dalam
setiap perencanaan tahapan pembangunan
yang dikelola oleh
dua departemen, yaitu
(1) Departemen Perindustrian dan Perdagangan; (2) Depertemen
Koperasi dan UKM. Namun demikian, usaha
pengembangan yang telah
dilaksanakan masih belum memuaskan
hasilnya, karena pada kenyataannya kemajuan UKM sangat kecil dibandingkan dengan kemajuan yang sudah
dicapai usaha besar. Pelaksanaan Adler Haymans Manurung. Wanita berbisnis UKM
Makanan (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2007),
hlm. ix kebijaksanaan UKM
oleh pemerintah selama
orde baru, sedikit
saja yang dilaksanakan,
lebih banyak hanya
merupakan semboyan saja
sehingga hasilnya sangat tidak
memuaskan. Pemerintah lebih berpihak
pada pengusaha besar hampir
pada semua sektor,
antara lain perdagangan,
perbankan, kehutanan, pertanian,
dan industri.
Krisis ekonomi
yang melanda Indonesia
akibat pengaruh melemahnya nilai rupiah tidak dapat terlepas dari
kesalahan konsepsi pembangunan masa lalu.
Kebijakan yang berorientasi pada pengembangan usaha skala besar justru semakin melemahkan tatanan ekonomi nasional.
Ketergantungan usaha besar pada komponen impor dan modal asing menyebabkan
mereka rentan tehadap flukstuasi nilai
tukar. Usaha besar yang ketika itu
dibangga-banggakan justru sebagian besar
bangkrut atau gulung tikar dan memberikan
beban berat bagi negara dan
bangsa, sebaliknya usaha kecil yang selama ini dipandang sebelah mata mampu bertahan, bahkan berkembang. Di
sinilah suatu pandangan masa lalu yang
mengatakan bahwa usaha kecil penuh dengan resiko tidak terbukti kebenarannya. Apa yang membuat ekonomi
nasional sulit justru usaha besar.
Ini juga membuktikan suatu tesis bahwa yang
besar tidak mesti kuat dan yang kecil tidak mesti lemah.
Buktinya, secara umum,
meskipun tidak dapat dipukul rata,
usaha kecil justru
mampu bertahan.
Namun demikian,
walau usaha kecil
mempunyai semangat luar
biasa untuk bertahan
hidup dan berkembang,
perlu juga diberikan
lingkungan berusaha dan
dukungandukungan lain untuk meningkatkan daya saing dan daya tumbuhnya.
Tiktik
Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/ Menengah dan Koperasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004),
hlm.
Sutrisno
Iwantono. Kiat Sukses Berwirausaha, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), hlm. ix Usaha
kecil mampu bertahan
di tengah krisis
karena mereka tidak bergantung
pada komponen impor. Semakin besar suatu skala usaha, semakin besar
pula komponen impornya.
Sebaliknya semakin kecil
sektor usaha, komponen impornya
semakin kecil, bahkan mungkin tidak ada. Kemampuan usaha
kecil untuk bertahan
juga karena usaha
kecil berbasis pada kewirausahaan yang
asli. Hal ini
memudahkan mereka untuk
mengalihkan usaha ketika
mengalami kesulitan. Masalah kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan
persoalan paling penting
di dalam perekonomian
suatu bangsa yang sedang membangun. Kemajuan atau
kemunduran ekonomi suatu bangsa sangat
ditentukan oleh keberadaan dan peranan dari kelompok wirausahawan.
Jika
suatu bangsa tidak
memiliki modal manusia
ini, jangan berharap
ada kemajuan yang berarti pada
bangsa tersebut. Sebaliknya, kemajuan yang telah terjadi pada suatu bangsa dapat dilihat dari
keberadaan dan peranan kelompok wirausahawan.
Kondisi krisis
ekonomi yang tak
kunjung membaik, menimbulkan bertambahnya PHK dan pengangguran, karena
krisis ekonomi, suami sebagai kepala rumah
tangga menjadi pengangguran
tak kentara. Kebutuhan
rumah tangga, pendidikan
anak dan kesehatan,
memaksa para istri
yan g semula hanya
sebagai ibu rumah
tangga mulai berperan
di berbagai bidang
usaha.
Kemampuan
wanita yang secara
kuantitatif melebihi separuh
penduduk Indonesia berpotensi
untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang produktif untuk membantu
ekonomi keluarga secara
khusus dan ekonomi
nasional secara Ibid., hlm. xiv umum, apalagi
potensi tersebut menyebar
dalam berbagai bidang
dan sektor yang dapat dikembangkan melalui usaha kecil
dan rumah tangga, khususnya perdagangan. Wanita
sebagai individu juga
mempunyai keinginan berbisnis, walaupun secara tradisional diharapkan
mendidik anak dan mengurusi rumah tangga. Sudah
bukan zamannya lagi
wanita mengikuti kebiasaan
tradisional seperti itu,
tetapi bergerak maju,
terlihat dengan banyaknya
wanita yang memimpin bisnis besar dan juga professional.
Dalam
kondisi demikian, “Peran
Ibu Rumah Tangga
dalam Pengembangan Usaha
Kecil”, relevan untuk
dibicarakan, khususnya dalam upaya
pemulihan ekonomi serta meningkatkan kemandirian dan kemampuan wanita. Masalah selanjutnya adalah bagaimana
agar potensi kuantitatif dapat ditingkatkan
kualitas dan profesionalismenya dengan peningkatan kemampuan dan
keterampilannya. Siapa yang
dimaksud dengan pengusaha
kecil dalam penelitian ini, pengusaha kecil disini adalah
para pedagang wanita (ibu rumah tangga) yang
biasa menjual barang
secara langsung kepada
konsumen (pedagang kelontong) di
Pasar Pesantren Kota Kediri.
Penelitian
ini dilakukan kepada
ibu-ibu rumah tangga
yang mengelola usaha
dagang kelontong di
Pasar Pesantren Kota
Kediri. Pasar Pesantren adalah sebuah pasar yang terletak di Desa
Pesantren Kota Kediri. Ketika sinar matahari
pukul 06.00 baru menerobos sudut-sudut gelap pasar, aktivitas pasar ini
sudah dimulai. Para
pedagang di Pasar
Pesantren, sebagian besar
adalah wanita. Berbisnis atau
mengembangkan usaha bukan sesuatu yang
baru bagi mereka dan
banyak diantara mereka
menjadi tulang punggung
ekonomi keluarga. Oleh karena itu
peneliti ingin mengetahui bagaimana usaha seorang ibu
rumah tangga di
Pasar Pesantren Kota
Kediri untuk berperan
dalam memenuhi kebutuhan ekonomi
keluarganya.
Dari
latar belakang di
atas, maka dilakukan
penelitian tentang peran
ibu rumah tangga dalam
pengembangan usaha kecil untuk memperoleh gambaran secara
tepat kemampuan dan
peran ibu rumah
tangga dalam kegiatan pengembangan usaha, dengan rumusan masalah
sebagai berikut: B. Rumusan Masalah Dengan
mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah peran ibu
rumah tangga sebagai
pedagang kelontong dalam
pengembangan usaha kecil
di Pasar Pesantren Kota Kediri?” C. Tujuan Penelitian Penelitian kualitatif
berusaha melihat kenyataan
dari sudut pandang
pelaku, mendeskripsikan, menganalisis,
dan menginterprestasikan fokus
penelitian, sehingga penelitian
ini bertujuan untuk
mencari jawaban atas
rumusan masalah di
atas, yaitu untuk
mengetahui peran ibu
rumah tangga sebagai pedagang kelontong dalam pengembangan usaha
kecil di Pasar Pesantren Kota Kediri.
D.
Manfaat Penelitian 1. Bagi
Peneliti Merupakan sarana
dalam menerapkan dan
mengembangkan ilmu yang telah
dipelajari di bangku perkuliahan, khususnya memberikan tambahan ilmu pengetahuan tentang usaha kecil
perdagangan.
2. Bagi
Kalangan Akademisi Merupakan wahana
informasi pemikiran dan
sumber tambahan untuk mengembangkan
penelitian lebih lanjut dengan tema yang
sama.
3. Bagi
Universitas Merupakan salah satu
wujud kepedulian tentang
ekonomi kerakyatan sebagai
aplikasi Tri Dharma
Perguruan Tinggi yaitu
pengabdian kepada masyarakat.
4. Bagi
Ibu-ibu Rumah Tangga Bahwa dengan penelitian
ini, mampu diketahui
kelemahan-kelemahan yang nantinya
digunakan dalam menganalisis penyelesaian, sehingga bisa bertahan dan mengembangkan usahanya.
5. Bagi
Pemerintah Daerah Memperoleh
alternatif peningkatan kemampuan
dan peran ibu
rumah tangga dalam pengembangan
usaha kecil khususnya perdagangan.
E.
Ruang Lingkup Penelitian Adapun penelitian ini memfokuskan pada peran
ibu rumah tangga sebagai pedagang
kelontong dalam pengembangan usaha kecil di Pasar Pesantren Kota Kediri.
Ruang lingkup atau
pembatasan penelitian sangat
penting, karena memiliki
tujuan agar penelitian
dapat dilakukan secara
mendalam dan tidak melebar. Secara
rinci ruang lingkup
dan batasan pada
penelitian ini adalah mengetahui
peran ibu rumah
tangga sebagai pedagang
kelontong dalam pengembangan usaha kecil yang dapat dilihat dari kemampuan mereka
dalam mengembangkan usahanya.
F.
Sistematika Pembahasan Untuk
memperoleh gambaran secara
jelas mengenai pokok-pokok pembahasan skripsi ini disusun dengan
sistematika sebagai berikut: 1. Bagian Depan atau Awal Pada bagian
ini memuat sampul
atau cover depan,
halaman judul, dan halaman
pengesahan.
2.
Bagian Isi Bagian ini terdiri dari lima bab yang meliputi: BAB I :
Pendahuluan yang meliputi:
latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, sistematika pembahasan.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi