Rabu, 20 Agustus 2014

PENGELOLAAN PENDISTRIBUSIAN DANA ZAKAT,INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS) PADA MUSTAHIQ ( Studi Kasus Pos Kemanusiaan Peduli Umat Semarang )


BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Zakat  adalah  salah  satu  rukun  Islam  yang  wajib  dipenuhi  oleh  setiap  muslim.  Zakat  memiliki  hikmah  yang  dikatagorikan  dalam  dua  dimensi  :  dimensi  vertikal  dan  dimensi  horizontal  (Asnaini,  2008  :1).
Dalam  kerangaka  ini,  zakat  menjadi  perwujudan  ibadah  seseorang  kepada Allah sekaligus sebagai perwujudan dari rasa kepedulian sosial  (ibadah  sosial).  Bisa  dikatakan,  seseorang  yang  melaksanakan  zakat  dapat  mempererat  hubungannya  kepada  Allah  (hablun  min  Allah)  dan  hubungan  sesama  manusia  (hablun  minannas).  Dengan  demikian  pengabdian  sosial  dan  pengabdian  kepada  Allah  SWT  adalah  inti  dari  ibadah zakat.
Menunaikan  zakat  adalah  urusan  individu,  sebagai  pemenuhan  kewajiban  seorang  muslim.  Penunaian  kewajiban  zakat  adalah  urusan  kepada  Allah  (vertikal).  Apabila  seorang  mukmin  telah  melaksanakan  zakat, berarti ia telah beribadah dan melaksanakan kewajibannya disisi  Allah  dan  akan  mendapat  ganjaran  sebagaimana  yang  Allah  telah  janjikan. Namun dalam melaksanakan kewajiban tersebut, seseorang,  dalam  hal  ini  muzakki  tidak  bisa  terlepas  dari  urusan  bersama  (horizontal), karena  masalah zakat berhubungan  dengan  masalah  harta   dan  kepada  siapa  harta  itu  diberikan,  jadi  berkaitan  dengan  para  penerima zakat.

Allah  telah  menciptakan  langit  dan  bumi  beserta  isinya  untuk  manusia.  Ia  pulalah  yang  telah  menundukan  semua  itu  agar  dapat  dimanfaatkan  sebesar-besarnya  bagi  kesejahteraan  ras  manusia.  Itulah  anugerah  Allah  untuk  dinikmati  dan  dipergunakan  sebagaimana  mestinya.  Harta  yang  Allah  berikan  kepada  manusia  dapat  dipergunakan  untuk    kesejahteraan  dirinya,  keluarga,  masyarakat  sekitar, Negara bahkan penduduk dunia. Sejahtera  artinya hidup dengar  harta  yang  berkah.  Salah  satu  cir i  harta  yang  berkah  adalah  baik  dan  halal cara mendapatkannya, baik dan halal memanfaatkannya,  baik dan  halal  menyalurkannya.
Harta yang didapat dengan baik dimanfaatkan disalurkan dengan  baik  sesuai dengan tuntunan agama Islam merupakan harta yang berkah  itulah  yang  akan  membawa  kesejahteraan  bagi  pemiliknya.  (Didin  Hafidhudin,  2007:  5).  Zakat  merupakan  ajaran  yang  melandasi  bertumbuh  kembangnya  sebuah  kekuatan  sosial  ekonomi  umat  Islam.
Seperti empat rukun Islam yang lain, ajaran zakat menyimpan beberapa  dimensi yang kompleks meliputi nilai privat publik,  vertikal horizontal,  serta  ukrhrawi  duniawi.  Nilai-nialai  tersebut  merupkan  landasan  pengembangan  kehidupan  kemasyarakatan  yang  komprehensif  bila  semua  dimensi  yang  terkandung  dalam  ajaran  z akat  ini  dapat  diaktualisasikan,  maka  zakat  akan  memberi   sumber  kekuatan  yang   sangat  besar  bagi  pembangunan  umat  menuju  pembangkitan  kembali  peradaban Islam (Sudirman, 2007 : 1).
Kewajban zakat tidak  pernah menjadi bahan yang diperdebatan  oleh kalangan ulama karena dasar kewajiban dari ibadah ini sangat jelas  baik  berdasarakan  Al-qur’an  maupun  hadits  nabi  (Didin  Hafidhudin,  2008: 3). Di dalam Al-Qur’an Allah menjelaskan sebagai berikut “Ambillah  zakat  dari  sebagian  harta  mereka,  dengan  zakat  itu  kamu  membersihkan  dan  mensucikan  mereka  dan  mendoalah  untuk  mereka.  Sesungguhnya  doa  kamu  itu  (menjadi)  ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi  Maha mengetahui.(QS, At-Taubah ayat 103).
"Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti  kamu,  diwahyukan  kepadaku  bahwasanya  Tuhan  kamu  adalah  Tuhan  yang  Maha  Esa,  Maka  tetaplah  pada  jalan  yang  Lurus  menuju  kepadanya  dan  mohonlah  ampun  kepadanya.  dan  kecelakaan  besarlah  bagi  orang-orang  yang  mempersekutukanNya,  (yaitu)  orang-orang  yang  tidak  menunaikan  zakat  dan   mereka  kafir  akan  adanya  (kehidupan)  akhirat  (QS,  Al -Fushilat  6-7).
Zakat merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan umat  Islam,  khususnya  bagi  orang-orang  yang  beriman  maupun  juga  bagi  umat  manusia  secara  keseluruhan  (Didin  Hafidhuddin,  2007  :75).  dan  Zakat  sesungguhnya  adalah  rukun  Islam  yang  menekankan  pada  kesalehan  sosial.  Artinya  orang  yang  berzakat  dengan  baik,  dengan  ikhlas, insya Allah dia akan  menjadi orang yang secara pribadi adalah  orang yang shaleh, juga secara sosial dia adalah orang yang shaleh.
Mengingat zakat begitu penting dan merupakan satu kewajiban  bagi umat Islam maka untuk menyempurnakan ajaran zakat pemerintah  memberikan perhatian dan  membentuk undang-undang nomor 38 tahun  1999 yang mana memuat aturan tentang pengelolaan yang terorganisir  dengan  baik,  transparan  dan  professional  dilakukan  oleh  amil  resmi  yang  ditunjuk  oleh  pemerintah  yaitu  Badan  Amil  Zakat  (BAZ)  dan  lembaga  Amil  Zakat  (LAZ)  (Muhammad,  2002  :11).  serta  Pengorganisasian  memerlukan  kerja  sama  dan  partisipasi  masyarakat,  didalamnya  terkandung  fungsi  motivasi,  pembinaan,  pengumpulan, perencanaan,  pengawasan,  dan  pendistribusian,  yang  memerlukan  keikutsertaan semua tokoh  baik dari ulama, perorangan maupun sesama organisasi  Islam.  (Departemen  Agama  Direktorat  Jendral  Bimbingan  Masyarakat  Islam  dan  Urusan  Haji,  Direktorat  Urusan  Agama  Islam,  1997/1998 :6)   Keberadaan organisasi  pengelola zakat di Indonesia diatur oleh  beberapa  peraturan  perundang-undangan,  yaitu  :  UU  No.  38  Tahun  1999, dan keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan  urusan  Haji  No.  D/291  Tahun  2000  tentang  Pedoman  Teknis  Pengelolaan zakat (Gustian Djuanda, 2006 : 3). Adapun pendistribusian  zakat  dalam  Islam  diperbolehkan  secara  mandiri.  Menurut  Mazhab  Hanbali  bahwa,  orang-orang  dianjurkan  untuk  melakukan  sendiri  pembagian  zakat  hartanya  agar  dia  betul-betul  yakin  bahwa  zakat  hartanya  telah  sampai  kepada  orang-orang  yang  berhak  menerimnaya,  baik  itu  harta  kekayaan  yang  kelihatan  maupun  harta  yang  tidak  kelihatan.
Dengan  demikian  dalam  pendistribusian  zakat  boleh  dilakukan  secara  mandiri  maupun  melalui  lembaga.  Adapun  pengelolaan distribusi zakat yang diterapkan di Indonesia terdapat dua  macam  katagori  yaitu  distribusi  secara  konsumtif  dan  produktif.
Masing-masing  dari  kebutuhan  konsumtif  dan  produktif  tersebut  kemudian dibagi dua yaitu konsumtif tradisional dan konsumtif kreatif,  sedangkan  dalam  bentuk  produktif  dibagi  menjadi  produktif  konvensional  dan  produktif  kreatif.  Konsumtif  tradisional  yaitu  zakat  yang  diberikan  kepada  mustahiq  dengan  secara  langsung  untuk  kebutuhan  konsumsi  sehari-hari,  seperti  pembagian  zakat  fitra  berupa  beras  dan  uang  kepada  fakir  miskin  setiap  idul  fitri  atau  pembagian  zakat  mal  secara  langsung  oleh  para  muzakki  kepada  mustahiq  yang   sangat membutuhkan karena ketiadaan pangan atau karena  mengalami  musibah. Pola ini merupakan program jangka pendek dalam mengatasi  permasalahan  umat.  Konsumtif  kreatif  (Fakhruddin,  2008  :314).
Pendistrubusian  zakat  secara  konsumtif  kreatif  adalah  zakat  yang  diwujudkan  dalam  bentuk  barang  konsumtif  dan  digunakan  untuk  membantu  orang  miskin  dalam  mengatasi  permaslahan  sosial  dan  ekonomi  yang  dihadapinya.  Bantuan  tersebut  antara  lain  berupa  alat alat sekolah dan beasiswa untuk pelajar dan lain sebagainya.
Untuk  menentukan  arah  dan  tujuan  dalam  pengelolaan  zakat  agar langkahnya dapat lebih produktif  dan mempunyai nilai yang  lebih dari  saat  sekarang,  sehingga  diperlukan  metode-metode  yang  dapat  dipergunakan  sebagai  alat  untuk  membantu  hal  tersebut  yang  disebut  dengan perencanaan strategis  agar dapat mengelola dana zakat dengan  baik.  Perencanaan strategis merupakan sebuah alat  manajemen, alat itu  hanya  digunakan  untuk  satu  maksud  saja  menolong  organisasi  melakukan tugasnya dengan lebih baik (Michael Allison, 2005: 1).


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi