Minggu, 24 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM UPAYA MEMBENTUK PRIBADI MUSLIM SISWA DI MTS NEGERI PARE


BAB I  PENDAHULUAN  
A.  Latar Belakang  Dalam  ajaran  Islam  pembinaan  kepribadian  kepada  generasi  muda  sangat  dibutuhkan  karena  sebagai  penerus  yang  nantinya  akan  memegang  masa  depan  bangsa  dan  agama,  yaitu  generasi  yang  mempunyai  kualitas  intelektual  yang  tinggi,  dengan  kualitas  kepribadian  yang  baik  atau  Islam  menyebutnya  sebagai  akhlakul  karimah,  maka  dari  itu pendidikan  dan  pembinaan  kepribadian  generasi  muda  merupakan  tanggung  jawab  semua  lapisan  masyarakat,  baik  pada  lingkungan  keluarga,  masyarakat  sosial  dan  masyarakat sekolah.
 Dalam  lingkungan  keluarga,  orang  tua  mempunyai  peranan  yang  sangat  penting  dalam  membina  kepribadian  generasi  penerus  bangsa,  khususnya  anak-anak  mereka,  dalam  lingkungan  sosial masyarakat  juga  mempunyai  andil  dalam  membina  kepribadian  generasi  muda,  sedangkan  dalam lingkungan sekolah, guru yang mempunyai tugasdan wewenang dalam  membina  kepribadian  anak  didiknya  menuju  pada  kepribadian  muslim  yaitu  kepribadian  yang  seluruh  aspek-aspeknya  yakni  baik  tingkah  laku  luarnya,  kegiatan-kegiatan  jiwanya,  maupun  filsafat  hidup  dan  kepercayaannya  menunjukkan pengabdian kepada Allah SWT. Dalam hal ini guru mempunyai  peranan  yang  sangat  penting dalam membina  kepribadian  siswa-siswanya  di  sekolah,  Guru  adalah  orang  yang  bekerja  dalam  bidang  pendidikan  dan  pengajaran,  yang  ikut  bertanggung  jawab  dalam  mendidik  dan  mengajar,  membantu anak untuk mencapai kedewasaan  Pada dasarnya kepribadian bukan terjadi secara serta merta, akan tetapi  terbentuk  melalui  proses  kehidupan  yang  panjang.  Oleh  karena  itu  banyak  faktor  yang  ikut  ambil  bagian  dalam  membentuk  kepribadian  manusia  tersebut. Dengan demikian apakah kepribadian seseorang itu baik, buruk, kuat,  lemah,  beradab  atau  biadap  sepenuhnya  ditentukan  oleh  faktor  yang  mempenggaruhi  dalam  pengalaman  hidup  seseorang  tersebut.  Dalam  hal  ini  pendidikan  sangat  besar  penanamannya  untuk  membentuk  kepribadian  manusia itu  Kenyataan tersebut memberikan peluang bagi upaya guru pendidikan  agama  Islam  untuk  memberikan  andilnya  dalam  usaha  membentuk  kepribadian siswa. Guru Pendidikan Agama Islam adalah orang dewasa yang  bertanggung jawab untuk memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam  perkembangan  jasmani  dan  rohaninya  agar  mencapai  tingkat  kedewasaan,  mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu mandiri  dalam  memenuhi  tugasnya  sebagai  hamba  dan  khalifah  Allah  SWT,
  serta  mampu  melaksanakan  tugas  sebagai  makhluk  sosial  dan sebagai  makhluk  individu yang mandiri  Begitu  juga  yang  terjadi  di  MTs  Negeri  Pare  sehingga  peneliti  patut  untuk  mengkaji  lebih  lanjut  tentang  peran  yang  dilakukan  oleh  guru  pendidikan  agama  Islam  dalam  upaya  membentuk  pribadi  muslim  siswa.     Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam(Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 62   Zuhairini et,al. Filsafat Pendidikan Islam(Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 186   Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm. 87  Sebagaimana  Madrasah  Tsanawiyah  lainnya,  MTs  Negeri Pare  merupakan  lembaga  pendidikan  formal  yang  sederajat  dengan  Sekolah  Menengah  Pertama (SMP), MTs Negeri Pare pun berusaha sebaik  mungkin menyiapkan  peserta  didiknya  untuk  siap  bersaing  dengan  peserta didik  dari  sekolah  lain  dalam hal mencetak peserta didik unggul yang memiliki keluasan ilmu tidak  hanya  umum  saja  tetapi  juga  keluasan  ilmu  dalam  bidang  agama  dan  juga  memilki kepribadian yang baik yang dapat menjadi keunggulan MTs Negeri  Pare  dari  pada  sekolah-sekolah  lainnya.  Untuk  mewujudkan  ini  pula  diharapkan pembentukan kepribadian muslim tersebut dapat terbentuk melalui  pembelajaran  pendidikan  agama  Islam  di  madrasah  dan juga  suri  tauladan  yang  berupa  pembiasaan  yang  dilakukan  oleh  guru  seperti  adanya  jadwal  sholat dhuha, mengaji bersama setiap pagi sebelum jam pelajaran dimulai dan  lain  sebagainya  yang  semuanya  itu  diharapkan  dapat  membentuk  pribadi  muslim siswa.
 Kepribadian  muslim  dalam  kontek  ini  barang  kali  dapat  diartikan  sebagai identitas yang dimiliki seseorang sebagai  ciri khas bagi keseluruhan  tingkah  laku  sebagai  muslim,  baik  yang  disampaikan  dalam  tingkah  laku  secara  lahiriyah  maupun  sikap  batinnya.  Tingkah  laku  lahiriyah  seperti  cara  berkata-kata,  berjalan,  makan,  minum,  berhadapan  dengan  orang  tua,  guru,  teman  sejawat,  kerabat  dan  sebagainya.  Sedangkan  sikap  batin  seperti  penyabar,  ikhlas,  sopan  santun  dan  sikap  terpuji  lainnya  yang  timbul  dari  dorongan batin.
 Kemudian  ciri  khas  dari  tingkah  laku  tersebut  dapat dipertahankan  sebagai kebiasaan yang tidak dapat dipengaruhi sikap dan tingkah laku orang  lain yang bertentangan dengan sikap yang dimiliki.  Ciri khas tersebut hanya  mungkin  dapat  dipertahankan  jika  sudah  terbentuk  sebagai  kebiasaan  dalam  waktu  yang  lama.  Selain  itu  sebagai  individu  setiap muslim  memiliki  latar  belakang pembawaan yang berbeda-beda. Perbedaan individu ini diharapkan  tidak  akan  mempengaruhi  perbedaan  yang  akan  menjadi kendala  dalam  pembentukan kebiasaan ciri khas secara umum  Untuk  itu  seorang  guru  harus  memenuhi  berbagai  persyaratan  baik  secara fisik, psikis, mental, moral maupun intelektual yang secara ideal supaya  kelak  mampu  menunaikan  tugasnya  dengan  baik.  Sehingga  guru  sebagai  pendidik  dan  pengajar  mempunyai  peranan  dan  tanggung  jawab  dalam  membentuk pribadi siswanya terutama dalam pendidikan yang diarahkan agar  setiap  siswanya  menjadi  manusia  yang  beriman,  berilmu,  berakhlak  mulia  serta  mampu  membangun  dirinya  dan  berperan  aktif  dalam  pembangunan  bangsa. Seorang guru adalah sumber keteladanan, sebuah pribadi yang penuh  dengan  contoh  dan  teladan  bagi  murid-muridnya. Guru  pendidikan  agama  Islam diharapkan mampu menjadi suri tauladan yang baik. Dalam al-Qur’an  kata  teladan  diproyeksikan  dengan  kata  uswah,  metode  yang  cukup  besar  pengaruhnya  dalam  mendidik  anak.  Allah  telah  menunjukkan  bahwa  contoh  keteladanan dari kehidupan Nabi Muhammad SAW adalahmengandung nilai   Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Agama Islam (Konsep dan Perkembangan  Pemikirannya), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), hlm. 92  pedagogis  bagi  manusia.  Sebagaimana  firman  Allah  yang  berbunyi  dalam  Surat Al-Ahzab: Artinya:  Sesungguhnya  telah  ada  pada  diri  Rasullah  saw  itu  suri  tauladan  yang  baik  bagimu  yaitu  bagi  orang-orang  yang  mengharapkan  rahmat Allah dari hari akhir dan dia banyak mengingat (menyebut)  Allah. (Q.S. Al-Ahzab: 21)  Maka  dengan  demikian,  patutlah  kiranya  masalah  peran  guru  pendidikan agama Islam dalam pembentukan kepribadian muslim siswa dalam  hal  ini  guru  sebagai  suri  tauladan  bagi  murid-muridnya  patutlah  kita  kaji  karena sebagai pembentukan kepribadian muslim sekaligus sebagai penangkal  perilaku remaja yang menyimpang dapat terealisasikan.
 Dari  beberapa  uraian  di  atas,  peneliti  tertarik  untuk  melakukan  penelitian  dengan  judul  “Peran  Guru  Pendidikan  Agama  Islam  dalam  Upaya  Membentuk  Pribadi  Muslim  Siswa  MTs  Negeri  Pare” Alasan  peneliti  melakukan penelitian di  MTs  Negeri Pare karena  madrasah  tersebut  termasuk salah satu madrasah negeri unggulan yang dapat dikatakan sebagai  madrasah  percontohan  bagi  madrasah-madrasah  tsanawiyah  lain  terutama  wilayah kecamatan Pare. Kenyataan di lapangan yang  penulis temukan yaitu  keunggulan  madrasah  ini  dari  madrasah-madrasah  lain yang  patut  dicontoh  yaitu  mengenai  pembiasaan  kepribadian  siswa  semisal apabila  siswa  berpapasan  dengan  guru  selalu  mengucapkan  salam,  bertutur  kata  sopan,     Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya( Surabaya: Mahkota, 1990), hlm. 670  setiap  pagi  sebelum  jam  pelajaran  dimulai  selalu  diwajibkan  membaca  alQur’an  bersama-sama,  adanya  kewajiban  menghafal  juz amma’  secara  bertahap, adanya jadwal sholat dhuha dan dhuhur bergilir dari tiap-tiap kelas,  yang mana  sebagian  kegiatan tersebut  tidak  semuanyapeneliti temukan dari  madrasah-madrasah  lainnya.  Tetapi  dari  semua  itu  pastilah  tidak  dapat  berjalan  dengan  tertib  dan  teratur  tanpa  adanya  pihak-pihak  yang  ikut  andil  dalam pembiasaan kepribadian tersebut, salah satunya adalah peran serta guru  pendidikan agama Islam, Sehingga peneliti patut untuk mengkaji lebih dalam  mengenai  peran  guru  pendidikan  agama  Islam  dalam  upaya  membentuk  pribadi muslim siswa, selain itu masih belum terlaksana dengan sepenuhnya  secara tertib pembiasaan kepribadian muslim siswa tersebut menjadi kendala  yang harus segera dicari solusinya.
 B.  Rumusan Masalah  1.  Bagaimana kepribadian siswa di MTs Negeri Pare?  2.  Bagaimana peran guru pendidikan agama Islam dalam upaya membentuk  kepribadian muslim siswa di MTs Negeri Pare?  3.  Apa  faktor  pendukung  dan  penghambat  peran  guru  pendidikan  agama  Islam dalam upaya membentuk kepribadian muslim siswa di MTs Negeri  Pare?  C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan  rumusan masalah  yang  dikemukakan,  maka penelitian  ini bertujuan sebagai berikut:  1.  Untuk mengetahui kepribadian siswa di MTs Negeri Pare.
 2.  Untuk  mengetahui  peran  guru  pendidikan  agama  Islam  dalam  upaya  membentuk kepribadian muslim siswa di MTs Negeri Pare.
 3.  Untuk  mengetahui  faktor  pendukung  dan  penghambat  peran  guru  pendidikan  agama  Islam  dalam  upaya  membentuk  kepribadian  muslim  siswa di MTs Negeri Pare.
 D. Kegunaan Penelitian Dari  hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  manfaat  dan  guna antara lain:  1.  Bagi  pengembangan  ilmu  pengetahuan  hasil  penelitian ini  diharapkan  dapat  memberikan  pengetahuan,  informasi  dan  sekaligus  referensi  yang  berupa bacaan ilmiah.
 2.  Bagi pihak madrasah yang diteliti hasil dari penelitian ini dapat dijadikan  sebagai bahan masukan yang berharga dalam rangka pembentukan pribadi  muslim  siswa  serta  dapat  dipergunakan  sebagai  bahan sumbangan  pemikiran  bagi  madrasah  yang  bersangkutan  dalam  rangka  mengembangkan  peran guru  pendidikan  agama  Islam  dalam  membentuk  pribadi muslim siswa.
 3.  Bagi  penulis  sendiri  hasil  penelitian  ini  dapat  dijadikan  sebagai  bahan  pengetahuan  dan  pengalaman  dalam  menyusun  karya  tulis  ilmiah  serta  dapat dipergunakan sebagai persyaratan menjadi sarjana.
 E. Ruang Lingkup Pembahasan Memperhatikan scopbahasan yang berkenaan dengan permasalahan di  atas,  maka  untuk  memfokuskan  pembahasan  dalam  penulisan  skripsi  ini,  penulis membatasi beberapa hal sebagai berikut :  1.  Bagaimana kepribadian siswa di MTs Negeri Pare.
 2.  Peran guru pendidikan agama Islam dalam upaya membentuk kepribadian  muslim siswa di MTs Negeri Pare.
 3.  Faktor  pendukung  dan  penghambat  peran  guru  pendidikan  agama  Islam  dalam upaya membentuk kepribadian muslim siswa di MTs Negeri Pare.
 F. Definisi Istilah  1.  Peranan  adalah  tindakan  yang  dilakukan  oleh  seseorang  dalam  suatu  peristiwa  2.  Guru  agama  adalah  orang  dewasa  yang  bertanggung  jawab  memberikan  bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani  dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya sesuai dengan ajaran Islam,  agar mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah atau kholifah  dimuka  bumi  ini  baik  sebagai  makhluk  sosial  maupun  sebagai  individu  yang sanggup berdiri sendiri.
 3.  Kepribadian  adalah  hasil  dari  suatu  proses  kehidupan  yang  dijalani  seseorang.  Muslim  adalah  orang  yang  secara  konsekuen  bersikap  hidup  sesuai  dengan  ajaran  al-Qur’an  dan  Sunnah  .  Jadi  Kepribadian  Muslim   Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta: Balai Pustaka: 1996), hlm. 751    H.Toto  Tasmara,  Etos  Kerja  Pribadi  Muslim (Yogyakarta:  PT  Dana  Bhakti  Wakaf,1995),  hlm. 157  adalah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya yakni baik tingkah laku  luarnya,  kegiatan-kegiatan  jiwanya,  maupun  filsafat hidup  dan  kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Tuhan  penyerahan diri  kepada-Nya  Pada garis besarnya aspek-aspek kepribadian itu dapat digolongkan  dalam tiga hal:  a.  Aspek-aspek  kejasmanian  meliputi  tingkah  laku  luar  yang  muah  nampak dan ketahuan dari luar, misalnya cara berbuat, berbicara dan  sebagainya.
 b.  Aspek-Aspek kejiwaan meliputi aspek-aspek  yang  tidak segera  dapat  dilihat  dan  ketahuan  dari  luar,  misalnya:  cara-caranya  berfikir,  sikap  dan minat.
 c.  Aspek-aspek  kerohanian  yang  luhur  meliputi  aspek  kejiwaan  yang  lebih abstrak yaitu filasafat hidup dan kepercayaan  G. Sistematika Pembahasan  Dalam  menyusun  skripsi  ini,  peneliti  menggunakan  sistematika  pembahasan  yang  terdiri  dari  lima  bab.  Yang  mana  masing-masing  bab  disusun  secara  sistematis  dan  merupakan  kesatuan  yang  tidak  dapat  dipisahkan antara satu bab dengan bab yang lainnya.
 BAB  I  merupakan  pendahuluan  yang  di  dalamnya  dipaparkan latar  belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,    Ahmad  D.  Marimba, Pengantar  Filsafat  Pendidikan  Islam (Bandung:  Al-Ma’Arif,  1989),  hlm. 68   Ibid.,hlm. 67  ruang  lingkup  pembahasan,  serta  sistematika  pembahasan.  Dalam  bab  ini,  secara garis besar merupakan keseluruhan isi pembahasan, yang mana hal ini  untuk  mempermudah  dalam  memberikan  gambaran  yang  menjelaskan  pembahasan secara keseluruhan.
 BAB  II  berisi  tentang  kajian  teoritis  yang  lebih  difokuskan  kepada  kajian  yang  bersifat  teori  yang  membahas  tentang  peran  guru  pendidikan  agama  Islam  dalam  upaya  membentuk  pribadi  muslim:  Pada  sub  pertama  berkenaan  tentang  guru  pendidikan  agama  Islam  yang  meliputi  pengertian  guru  pendidikan  agama  Islam,  fungsi  dan  peran  guru  pendidikan  agama  Islam,  syarat  dan  tugas  guru  pendidikan  agama  Islam,  persyaratan  guru  pendidikan  agama  Islam,  dan  posisi  guru pendidikan  agama Islam  menurut  pakar  pendidikan.  Pada  sub  kedua  membahas  tentang  kepribadian  yang  di  dalamnya  tercakup  tentang  pengertian  kepribadian  muslim,  ciri-ciri  kepribadian  muslim,  aspek-aspek  kepribadian  muslim, konsep  kepribadian  muslim, dan faktor-faktor pembentuk kepribadian muslim.
 BAB  III  ini  akan  memaparkan  tentang  metode  penelitian  yang  meliputi  pendekatan  dan  jenis  penelitian,  kehadiran peneliti,  lokasi  penelitian,  sumber  data,  metode  pengumpulan  data,  metode  analisa  data,  tekhnik pengecekan keabsahan temuan/data dan tahap-tahap penelitian.
 BAB IV akan membahas tentang hasil penelitian yang meliputi:  A.  Latar  belakang  obyek  penelitian:  Sejarah  berdirinya  MTs  Negeri  Pare,  Visi dan misi MTs Negeri Pare, Struktur organisasi,Keadaan guru dan  karyawan,  keadaan  siswa  serta  keadaan  sarana  dan  prasarana  di  MTs  Negeri Pare.
 B.  Penyajian dan analisis data  Penyajian Data: Keadaan kepribadian siswa MTs Negeri Pare, Peran guru  pendidikan  agama  Islam  dalam  upaya  membentuk  kepribadian  muslim  siswa  MTs  Negeri  Pare  yang  di  dalamnya  meliputi  (a) Pelaksanaan  pendidikan  agama  Islam  di  MTs  Negeri  Pare,  (b)  Upaya  peningkatan  kualitas  pendidikan  agama  Islam  di  MTs  Negeri  Pare, (c)  Upaya  guru  pendidikan  agama  Islam  membentuk  kepribadian  muslim siswa  di  MTs  Negeri  Pare  serta  Faktor  pendukung  dan  penghambat  peran  guru  pendidikan  agama  Islam  dalam  upaya  membentuk  kepribadian  muslim  siswa di MTs Negeri Pare.
 BAB  V  adalah  pembahasan  hasil  penelitian,  meliputi: Keadaan  kepribadian  siswa  MTs  Negeri  Pare,  Peran  guru  pendidikan  agama  Islam  dalam  upaya  membentuk  kepribadian  muslim  siswa  MTs  Negeri  Pare  dan  Faktor  pendukung  dan  penghambat  peran  guru  pendidikan  agama  Islam  dalam upaya membentuk kepribadian muslim siswa di MTs Negeri Pare.
 BAB  VI  adalah  kesimpulan  dan  saran.  Pada  bab  ini  merupakan  bagian  terakhir  dari  skripsi  ini.  Oleh  kerena  itu,  penulis  akan  memberikan  kesimpulan  dari  pembahasan  yang  bersifat  empiris.  Kemudian  dilanjutkan  dengan pemberian saran-saran.
  


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi