BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam
ajaran Islam pembinaan
kepribadian kepada generasi
muda sangat dibutuhkan
karena sebagai penerus
yang nantinya akan
memegang masa depan
bangsa dan agama,
yaitu generasi yang
mempunyai kualitas intelektual
yang tinggi, dengan
kualitas kepribadian yang
baik atau Islam menyebutnya sebagai
akhlakul karimah, maka
dari itu pendidikan dan pembinaan kepribadian
generasi muda merupakan
tanggung jawab semua lapisan masyarakat,
baik pada lingkungan
keluarga, masyarakat sosial
dan masyarakat sekolah.
Dalam
lingkungan keluarga, orang
tua mempunyai peranan
yang sangat penting
dalam membina kepribadian
generasi penerus bangsa, khususnya
anak-anak mereka, dalam
lingkungan sosial masyarakat juga mempunyai andil
dalam membina kepribadian
generasi muda, sedangkan dalam lingkungan sekolah, guru yang mempunyai
tugasdan wewenang dalam membina kepribadian
anak didiknya menuju
pada kepribadian muslim
yaitu kepribadian yang
seluruh aspek-aspeknya yakni
baik tingkah laku
luarnya, kegiatan-kegiatan jiwanya,
maupun filsafat hidup
dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Allah SWT. Dalam
hal ini guru mempunyai peranan yang
sangat penting dalam membina kepribadian
siswa-siswanya di sekolah,
Guru adalah orang
yang bekerja dalam
bidang pendidikan dan pengajaran, yang
ikut bertanggung jawab
dalam mendidik dan
mengajar, membantu anak untuk
mencapai kedewasaan Pada dasarnya
kepribadian bukan terjadi secara serta merta, akan tetapi terbentuk
melalui proses kehidupan
yang panjang. Oleh
karena itu banyak faktor
yang ikut ambil
bagian dalam membentuk
kepribadian manusia tersebut. Dengan demikian apakah kepribadian
seseorang itu baik, buruk, kuat, lemah, beradab
atau biadap sepenuhnya
ditentukan oleh faktor
yang mempenggaruhi dalam
pengalaman hidup seseorang
tersebut. Dalam hal
ini pendidikan sangat
besar penanamannya untuk
membentuk kepribadian manusia itu
Kenyataan tersebut memberikan peluang bagi upaya guru pendidikan agama
Islam untuk memberikan
andilnya dalam usaha
membentuk kepribadian siswa. Guru
Pendidikan Agama Islam adalah orang dewasa yang bertanggung jawab untuk memberi pertolongan
pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani
dan rohaninya agar
mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat
kedewasaannya, mampu mandiri dalam memenuhi
tugasnya sebagai hamba
dan khalifah Allah
SWT,
serta mampu
melaksanakan tugas sebagai
makhluk sosial dan sebagai
makhluk individu yang mandiri Begitu
juga yang terjadi
di MTs Negeri
Pare sehingga peneliti
patut untuk mengkaji
lebih lanjut tentang
peran yang dilakukan
oleh guru pendidikan
agama Islam dalam
upaya membentuk pribadi
muslim siswa. Abuddin
Nata, Filsafat Pendidikan Islam(Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 62 Zuhairini et,al. Filsafat Pendidikan
Islam(Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 186 Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam(Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2006), hlm. 87 Sebagaimana Madrasah
Tsanawiyah lainnya, MTs
Negeri Pare merupakan lembaga
pendidikan formal yang
sederajat dengan Sekolah
Menengah Pertama (SMP), MTs
Negeri Pare pun berusaha sebaik mungkin
menyiapkan peserta didiknya
untuk siap bersaing
dengan peserta didik dari
sekolah lain dalam hal mencetak peserta didik unggul yang
memiliki keluasan ilmu tidak hanya umum
saja tetapi juga
keluasan ilmu dalam
bidang agama dan
juga memilki kepribadian yang
baik yang dapat menjadi keunggulan MTs Negeri Pare
dari pada sekolah-sekolah lainnya.
Untuk mewujudkan ini
pula diharapkan pembentukan
kepribadian muslim tersebut dapat terbentuk melalui pembelajaran
pendidikan agama Islam
di madrasah dan juga
suri tauladan yang
berupa pembiasaan yang
dilakukan oleh guru
seperti adanya jadwal sholat dhuha, mengaji bersama setiap pagi
sebelum jam pelajaran dimulai dan lain sebagainya
yang semuanya itu
diharapkan dapat membentuk
pribadi muslim siswa.
Kepribadian
muslim dalam kontek
ini barang kali
dapat diartikan sebagai identitas yang dimiliki seseorang
sebagai ciri khas bagi keseluruhan tingkah
laku sebagai muslim,
baik yang disampaikan
dalam tingkah laku secara lahiriyah
maupun sikap batinnya.
Tingkah laku lahiriyah
seperti cara berkata-kata,
berjalan, makan, minum,
berhadapan dengan orang
tua, guru, teman
sejawat, kerabat dan
sebagainya. Sedangkan sikap
batin seperti penyabar,
ikhlas, sopan santun
dan sikap terpuji
lainnya yang timbul
dari dorongan batin.
Kemudian
ciri khas dari
tingkah laku tersebut
dapat dipertahankan sebagai
kebiasaan yang tidak dapat dipengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain yang bertentangan dengan sikap yang
dimiliki. Ciri khas tersebut hanya mungkin
dapat dipertahankan jika
sudah terbentuk sebagai
kebiasaan dalam waktu
yang lama. Selain
itu sebagai individu
setiap muslim memiliki latar belakang
pembawaan yang berbeda-beda. Perbedaan individu ini diharapkan tidak
akan mempengaruhi perbedaan
yang akan menjadi kendala dalam pembentukan
kebiasaan ciri khas secara umum Untuk itu
seorang guru harus
memenuhi berbagai persyaratan
baik secara fisik, psikis,
mental, moral maupun intelektual yang secara ideal supaya kelak
mampu menunaikan tugasnya
dengan baik. Sehingga
guru sebagai pendidik
dan pengajar mempunyai
peranan dan tanggung
jawab dalam membentuk pribadi siswanya terutama dalam
pendidikan yang diarahkan agar setiap siswanya
menjadi manusia yang
beriman, berilmu, berakhlak
mulia serta mampu
membangun dirinya dan
berperan aktif dalam
pembangunan bangsa. Seorang guru
adalah sumber keteladanan, sebuah pribadi yang penuh dengan
contoh dan teladan
bagi murid-muridnya. Guru pendidikan
agama Islam diharapkan mampu
menjadi suri tauladan yang baik. Dalam al-Qur’an kata
teladan diproyeksikan dengan
kata uswah, metode
yang cukup besar pengaruhnya dalam
mendidik anak. Allah
telah menunjukkan bahwa
contoh keteladanan dari kehidupan
Nabi Muhammad SAW adalahmengandung nilai Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat
Pendidikan Agama Islam (Konsep dan Perkembangan Pemikirannya), (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1994), hlm. 92 pedagogis bagi
manusia. Sebagaimana firman
Allah yang berbunyi
dalam Surat Al-Ahzab: Artinya: Sesungguhnya
telah ada pada
diri Rasullah saw
itu suri tauladan yang
baik bagimu yaitu
bagi orang-orang yang
mengharapkan rahmat Allah dari
hari akhir dan dia banyak mengingat (menyebut) Allah. (Q.S. Al-Ahzab: 21) Maka
dengan demikian, patutlah
kiranya masalah peran
guru pendidikan agama Islam dalam
pembentukan kepribadian muslim siswa dalam hal ini guru
sebagai suri tauladan
bagi murid-muridnya patutlah
kita kaji karena sebagai pembentukan kepribadian muslim
sekaligus sebagai penangkal perilaku
remaja yang menyimpang dapat terealisasikan.
Dari
beberapa uraian di
atas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian
dengan judul “Peran
Guru Pendidikan Agama
Islam dalam Upaya
Membentuk Pribadi Muslim
Siswa MTs Negeri
Pare” Alasan peneliti melakukan penelitian di MTs
Negeri Pare karena madrasah tersebut termasuk salah satu madrasah negeri unggulan
yang dapat dikatakan sebagai madrasah percontohan
bagi madrasah-madrasah tsanawiyah
lain terutama wilayah kecamatan Pare. Kenyataan di lapangan
yang penulis temukan yaitu keunggulan
madrasah ini dari
madrasah-madrasah lain yang patut
dicontoh yaitu mengenai
pembiasaan kepribadian siswa
semisal apabila siswa berpapasan
dengan guru selalu
mengucapkan salam, bertutur
kata sopan, Departemen
Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya( Surabaya: Mahkota, 1990), hlm. 670 setiap
pagi sebelum jam
pelajaran dimulai selalu
diwajibkan membaca alQur’an
bersama-sama, adanya kewajiban
menghafal juz amma’ secara bertahap, adanya jadwal sholat dhuha dan
dhuhur bergilir dari tiap-tiap kelas, yang
mana sebagian kegiatan tersebut tidak
semuanyapeneliti temukan dari madrasah-madrasah lainnya.
Tetapi dari semua
itu pastilah tidak
dapat berjalan dengan
tertib dan teratur
tanpa adanya pihak-pihak
yang ikut andil dalam
pembiasaan kepribadian tersebut, salah satunya adalah peran serta guru pendidikan agama Islam, Sehingga peneliti
patut untuk mengkaji lebih dalam mengenai peran
guru pendidikan agama
Islam dalam upaya
membentuk pribadi muslim siswa,
selain itu masih belum terlaksana dengan sepenuhnya secara tertib pembiasaan kepribadian muslim
siswa tersebut menjadi kendala yang
harus segera dicari solusinya.
B.
Rumusan Masalah 1. Bagaimana kepribadian siswa di MTs Negeri
Pare? 2.
Bagaimana peran guru pendidikan agama Islam dalam upaya membentuk kepribadian muslim siswa di MTs Negeri Pare? 3.
Apa faktor pendukung
dan penghambat peran
guru pendidikan agama Islam
dalam upaya membentuk kepribadian muslim siswa di MTs Negeri Pare? C.
Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan
masalah yang dikemukakan,
maka penelitian ini bertujuan
sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kepribadian siswa di MTs
Negeri Pare.
2.
Untuk mengetahui peran
guru pendidikan agama
Islam dalam upaya membentuk
kepribadian muslim siswa di MTs Negeri Pare.
3.
Untuk mengetahui faktor
pendukung dan penghambat
peran guru pendidikan
agama Islam dalam
upaya membentuk kepribadian
muslim siswa di MTs Negeri Pare.
D. Kegunaan Penelitian Dari hasil
penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat
dan guna antara lain: 1.
Bagi pengembangan ilmu
pengetahuan hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan, informasi
dan sekaligus referensi
yang berupa bacaan ilmiah.
2. Bagi
pihak madrasah yang diteliti hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang berharga dalam
rangka pembentukan pribadi muslim siswa
serta dapat dipergunakan
sebagai bahan sumbangan pemikiran
bagi madrasah yang
bersangkutan dalam rangka mengembangkan
peran guru pendidikan agama
Islam dalam membentuk pribadi muslim siswa.
3.
Bagi penulis sendiri
hasil penelitian ini
dapat dijadikan sebagai
bahan pengetahuan dan
pengalaman dalam menyusun
karya tulis ilmiah
serta dapat dipergunakan sebagai
persyaratan menjadi sarjana.
E. Ruang Lingkup Pembahasan Memperhatikan
scopbahasan yang berkenaan dengan permasalahan di atas,
maka untuk memfokuskan
pembahasan dalam penulisan
skripsi ini, penulis membatasi beberapa hal sebagai berikut
: 1.
Bagaimana kepribadian siswa di MTs Negeri Pare.
2.
Peran guru pendidikan agama Islam dalam upaya membentuk kepribadian muslim siswa di MTs Negeri Pare.
3.
Faktor pendukung dan
penghambat peran guru
pendidikan agama Islam dalam
upaya membentuk kepribadian muslim siswa di MTs Negeri Pare.
F. Definisi Istilah 1.
Peranan adalah tindakan
yang dilakukan oleh
seseorang dalam suatu peristiwa 2.
Guru agama adalah
orang dewasa yang
bertanggung jawab memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar
mencapai kedewasaannya sesuai dengan ajaran Islam, agar mampu melaksanakan tugasnya sebagai
makhluk Allah atau kholifah dimuka bumi
ini baik sebagai
makhluk sosial maupun
sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.
3.
Kepribadian adalah hasil
dari suatu proses
kehidupan yang dijalani seseorang.
Muslim adalah orang
yang secara konsekuen
bersikap hidup sesuai
dengan ajaran al-Qur’an
dan Sunnah .
Jadi Kepribadian Muslim Depdikbud, Kamus Besar Bahasa
Indonesia(Jakarta: Balai Pustaka: 1996), hlm. 751 H.Toto
Tasmara, Etos Kerja
Pribadi Muslim (Yogyakarta: PT
Dana Bhakti Wakaf,1995), hlm. 157 adalah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya
yakni baik tingkah laku luarnya, kegiatan-kegiatan jiwanya,
maupun filsafat hidup dan kepercayaannya
menunjukkan pengabdian kepada Tuhan
penyerahan diri kepada-Nya Pada garis besarnya aspek-aspek kepribadian
itu dapat digolongkan dalam tiga hal: a.
Aspek-aspek kejasmanian meliputi
tingkah laku luar
yang muah nampak dan ketahuan dari luar, misalnya cara
berbuat, berbicara dan sebagainya.
b.
Aspek-Aspek kejiwaan meliputi aspek-aspek yang
tidak segera dapat dilihat
dan ketahuan dari
luar, misalnya: cara-caranya
berfikir, sikap dan minat.
c.
Aspek-aspek kerohanian yang
luhur meliputi aspek
kejiwaan yang lebih abstrak yaitu filasafat hidup dan
kepercayaan G. Sistematika Pembahasan Dalam
menyusun skripsi ini,
peneliti menggunakan sistematika pembahasan
yang terdiri dari
lima bab. Yang
mana masing-masing bab disusun secara
sistematis dan merupakan
kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan antara satu bab
dengan bab yang lainnya.
BAB
I merupakan pendahuluan
yang di dalamnya
dipaparkan latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, Ahmad
D. Marimba, Pengantar Filsafat
Pendidikan Islam (Bandung: Al-Ma’Arif,
1989), hlm. 68 Ibid.,hlm. 67 ruang
lingkup pembahasan, serta
sistematika pembahasan. Dalam
bab ini, secara garis besar merupakan keseluruhan isi
pembahasan, yang mana hal ini untuk mempermudah
dalam memberikan gambaran
yang menjelaskan pembahasan secara keseluruhan.
BAB
II berisi tentang
kajian teoritis yang
lebih difokuskan kepada kajian
yang bersifat teori
yang membahas tentang
peran guru pendidikan agama
Islam dalam upaya
membentuk pribadi muslim:
Pada sub pertama berkenaan
tentang guru pendidikan
agama Islam yang
meliputi pengertian guru
pendidikan agama Islam,
fungsi dan peran
guru pendidikan agama Islam, syarat
dan tugas guru
pendidikan agama Islam,
persyaratan guru pendidikan
agama Islam, dan
posisi guru pendidikan agama Islam
menurut pakar pendidikan.
Pada sub kedua
membahas tentang kepribadian
yang di dalamnya
tercakup tentang pengertian
kepribadian muslim, ciri-ciri kepribadian
muslim, aspek-aspek kepribadian
muslim, konsep kepribadian muslim, dan faktor-faktor pembentuk
kepribadian muslim.
BAB
III ini akan
memaparkan tentang metode
penelitian yang meliputi
pendekatan dan jenis
penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian,
sumber data, metode
pengumpulan data, metode
analisa data, tekhnik pengecekan keabsahan temuan/data dan
tahap-tahap penelitian.
BAB IV akan membahas tentang hasil penelitian
yang meliputi: A. Latar
belakang obyek penelitian:
Sejarah berdirinya MTs
Negeri Pare, Visi dan misi MTs Negeri Pare, Struktur
organisasi,Keadaan guru dan karyawan, keadaan
siswa serta keadaan
sarana dan prasarana
di MTs Negeri Pare.
B.
Penyajian dan analisis data Penyajian
Data: Keadaan kepribadian siswa MTs Negeri Pare, Peran guru pendidikan
agama Islam dalam
upaya membentuk kepribadian
muslim siswa MTs
Negeri Pare yang
di dalamnya meliputi
(a) Pelaksanaan pendidikan agama
Islam di MTs
Negeri Pare, (b)
Upaya peningkatan kualitas
pendidikan agama Islam
di MTs Negeri
Pare, (c) Upaya guru pendidikan agama
Islam membentuk kepribadian
muslim siswa di MTs Negeri Pare
serta Faktor pendukung
dan penghambat peran
guru pendidikan agama
Islam dalam upaya
membentuk kepribadian muslim siswa di MTs Negeri Pare.
BAB
V adalah pembahasan
hasil penelitian, meliputi: Keadaan kepribadian
siswa MTs Negeri
Pare, Peran guru
pendidikan agama Islam dalam upaya
membentuk kepribadian muslim
siswa MTs Negeri
Pare dan Faktor
pendukung dan penghambat
peran guru pendidikan
agama Islam dalam upaya membentuk kepribadian muslim siswa
di MTs Negeri Pare.
BAB
VI adalah kesimpulan
dan saran. Pada
bab ini merupakan bagian
terakhir dari skripsi
ini. Oleh kerena
itu, penulis akan
memberikan kesimpulan dari
pembahasan yang bersifat
empiris. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian saran-saran.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi