BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Dakwah ibarat
lentera kehidupan, memberi
cahaya dan menerangi hidup
manusia dari nestapa
kegelapan. Tatkala manusia
dilanda kegersangan spiritual,
dengan rapuhnya akhlak,
maraknya korupsi, kolusi,
dan manipu lasi, dakwah
diharapkan mampu memberi
cahaya terang. Maraknya
berbagai ketimpangan, kerusuhan,
kecurangan dan sederet
tindakan tercela lainnya disebabkan
terkikisnya nilai-nilai agama
dalam diri manusia.
Tidak berlebihan jika
dakwah merupakan bagian
penting bagi umat
saat ini (Daulay,
2001:3).
Untuk itu pelaku dakwah dituntut
agar menampilkan ajaran Islam
secara rasional dengan memberikan
interpretasi kritis untuk
merespon nilai-nilai yang
masuk melalui berbagai saluran
informasi dari seluruh penjuru dunia
yang pengaruhnya semakin mengglobal.
Artinya, dakwah harus
dikemas sedemikian rupa
untuk mampu mempengaruhi
persepsi masyarakat bahwa
nilai-nilai ajaran Islam
lebih tinggi nilainya dari pada
nilai-nilai lain, (Munir, 2006: 1-3).
Dakwah sekarang
sudah berkembang menjadi
satu profesi, sehingga menuntut skill,
planning dan manajemen
yang handal. Untuk
itu diperlukan sekelompok
orang secara terus-menerus, mengkaji,
meneliti, dan meningkatkan aktivitas
dakwah secara profesional.
Adapun pedoman pokok
mengenai metode dan teknik-teknik dakwah diterangkan dalam
qur’an surat An-nahl ayat 125 “serulah
(manusia) kepada jalan
Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang
baik dan bantahlah
mereka dengan cara
yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk. (Depag RI, 2006: 281).
Kegiatan dakwah sering dipahami
sebagai upaya untuk memberikan solusi terhadap berbagai
masalah dalam kehidupan.
Masalah kehidupan tersebut mencakup seluruh aspek, seperti aspek
ekonomi, sosial, budaya, hukum, politik, sains, teknologi, dan sebagainya (Munir, 2009: IX). Di alam pembangunan seperti sekarang
ini dakwah harus
menyesuaikan situasi dan
kondisi ya ng semakin berubah ke arah lebih
maju. Melaksanakan dakwah
tidak boleh asal tetapi harus dipikirkan apakah
dakwah yang dilakukan
sudah mengena atau
belum, apakah berhasil atau tidak. Untuk itulah disamping
keberhasilan dakwah ditentukan oleh da’i
sendiri tapi juga ditentukan oleh sarana dan prasarananya.
Sekarang ini
banyak muncul instrumen
yang dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan kegiatan
dakwah. Instrumen-instrumen tersebut dapat dijadikan alat pendukung
dakwah, yang meliputi
instrumen bersifat visual
seperti: film slide, overhead proyektor;
bersifat auditif seperti:
radio, telegram, ataupun
bersifat audio-visual seperti:
televisi, film (Muhaemin, 1994: 89).
Di antara
beragamnya instrumen yang
ada di atas,
penulis akan menfokuskan
pada media elektronik
radio, di mana
dalam perkembangannya sekarang
ini radio tidak
hanya berfungsi untuk
mengirimkan berita tapi juga
sebagai media hiburan, media
pendidikan, media komunikasi, media dakwah dan sebagainya. Banyak informasi bermanfaat yang
datang dari radio sehingga hampir setiap
keluarga mempunyai radio.
Radio bisa
dimanfaatkan sebagai media
dakwah karena radio
dapat dipancarkan ke berbagai
penjuru jauh jaraknya sekalipun. Praktislah jika dakwah dilakukan
melalui siaran radio
berarti dakwah akan
mampu menjangkau jarak komunikan yang
jauh dan tersebar
dapat ditangkap oleh
komunikan. Efektifitas dan
efisiensi juga akan
lebih terdukung jika
da’i mampu memodifikasi
dakwah dalam metode
yang cocok dengan
situasi dan kondisi
siaran, apakah melalui metode
ceramah, sandiwara ataukah
melalui forum tanya-jawab
(Muhaemin, 1994: 93).
Keuntungan radio siaran bagi komunikan ialah
sifatnya santai, orang bisa menikmati
acara siaran radio sambil makan, sambil tidur-tiduran sambil bekerja, bahkan sambil mengemudikan mobil. Karena sifatnya auditori, radio
lebih mudah dimanfaatkan orang
untuk menyampaikan pesan
dalam bentuk acara
menarik (Effendy, 1990: 18-19).
Dalam perkembangan
teknologi saat ini,
teknologi komunikasi telah melahirkan
masyarakat yang makin besar tuntutannya akan hak untuk mengetahui dan hak
untuk mendapatkan informasi.
Oleh karena itu, informasi
telah menjadi kebutuhan
bagi masyarakat. Perkembangan
teknologi komunikasi dan
informasi telah membawa
implikasi terhadap dunia
penyiaran. Penyelenggaraan penyiaran tidak
terlepas dari kaidah-kaidah
umum penyelenggaraan telekomunikasi yang berlaku secara
universal. Teknik penyiaran
mempunyai kaitan erat
dengan spektrum frekuensi,
sarana pemancaran, perangkat
penerima siaran, siaran
dan dapat diterima secara
serentak (Morissan, 2008: 32).
Dalam hal
ini, penulis memilih
Radio Swara Juwana
87.6 FM untuk diteliti karena
radio tersebut sudah
resmi di bawah
badan penyelenggara PT.
Radio Swara Juana Sakti
beralamat di Jalan Sunan Ngerang 2A Juwana. Penulis mempunyai alasan mengapa memilih Radio Swara Juwana karena radio tersebut mempunyai
program dakwah, jadi
peneliti lebih memilih
Radio Swara Juwana dan
radio tersebut sudah
berizin dari Komisi
Penyiaran Indonesia Daerah,
yang terakhir peneliti ingin
radio ini dikenal di berbagai daerah. Dalam
(arsip Radio Swara
Juwana), disebutkan bahwa
pada dasarnya di kota
Juwana,
masyarakatnya masih kurang
dengan hiburan, informasi
dan khususnya siraman
rohani, sehingga masyarakat
Juwana membutuhkan pengetahuan
agama melalui media radio
karena dakwah melalui radio siarannya mudah dijangkau masyarakat artinya audien atau
pendengar cukup di rumah dan radio mampu
menyampaikan kebijaksanaan, informasi secara cepat berbeda sekali dengan
penyampaian dakwah di
media cetak karena
media cetak membutuhkan proses
penyusunan dan penyebaran
yang kompleks dan
membut uhkan waktu relatif lama.
Dari sinilah,
Radio Swara Juwana
sebagai jembatan untuk
menyalurkan berbagai pengetahuan
agama, sehingga bisa
mengarah kepada jalan
kebaikan.
Perlu diketahui bahwa, Radio Swara Juwana bukanlah
radio dakwah yang semua program dan
siarannya tentang dakwah (syiar Islam), tetapi Radio Swara Juwana hanya
berdakwah melalui radio
dengan memanfaatkan radio
untuk menebarkan risalah
Islam. Untuk itu,
agar siaran di
Radio Swara Juwana
bisa diterima pendengar
dengan baik khususnya
siaran dakwah maka
perlu teknik penyiaran dakwah yang
tepat sehingga masyarakat
Juwana tidak merasa
bosan dengan siarannya.
Teknik penyiaran
dakwah dalam penelitian
ini adalah mengatur
caranya menampilkan kepada khalayak
dengan siaran acara
berupa siaran yang
bersifat edukatif, informatif,
persuasif, akumulatif, komunikatif,
stimulatif serta pengaturan
peralatan siaran. Hal
ini, bagi pengelola
radio membuat teknik penyiaran
dakwah harus dibuat
sebaik mungkin agar
siarannya berjalan dengan lancar
dan pengaturan peralatan
siaran, seperti mengatur
semua peralatanperalatan teknis
sebel um mengudara dan
saat mengudara sehingga
tidak terjadi kesalahan teknis, tidak terjadi gangguan saat siaran
berlangsung, dan memberikan siaran dakwah
benar-benar bermanfaat untuk
disajikan kepada masyarakat Juwana.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi