Rabu, 20 Agustus 2014

Skripsi Dakwah:METODE DAKWAH DI KALANGAN REMAJA PERKOTAAN (Studi Kasus Aktifitas Dakwah Forum Komunikasi Remaja “ROMANSA” di Kel. Tambakaji Ngaliyan Semarang)


BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah Dakwah  merupakan  bagian  yang  sangat  penting  di  dalam  Islam,  karena  berkembang  tidaknya  ajaran  agama  Islam  dalam  kehidupan  masyarakat  merupakan  aktifitas  dari  berhasil  tidaknya  dakwah  yang  dilaksanakan, sebagai ajaran yang menuntut penyampaian dan penyebaran.
Setiap  muslim  senantiasa  berada  dalam  kisaran  fungsi  dan  misi  risalah  melalui  media  dakwah,  baik  ke  dalam  maupun  ke  luar  lingkungan  umat  Islam, dengan memperhatikan akidah, akhlak, dan ketentuan lainya  yang  intinya sesuai dengan konsep Islam ( Saefudin, 1996 : 1 ).
Dakwah menurut istilah mengandung beberapa arti yang beragam.
Banyak  para  ahli  ilmu  dakwah  memberikan  definisi  menurut  versi  sudut  pandang  yang  berbeda.  Meskipun  demikian  akan  lebih  terasa  kalau  semuanya itu saling melengkapi. Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan  diuraikan beberapa devinisi dakwah : Amrullah Ahmad berpendapat sebagai berikut :  “Dakwah  Islam  merupakan  aktualisasi  imani  (teologis)  yang  dimanifestasikan  dalam  suatu  sistem  kegiatan  manusia  beriman  dalam  bidang  kemasyarakatan  yang  dilaksanakan  secara  teratur  utuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap, dan bertindak  manusia  pada  dataran  kenyataan  indifidual  dan  sosio  kultural  dalam mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi   kehidupan  dengan  menggunakan  cara  tersebut  (  amrullah,  1984:  2)”..

Dalam proses dakwah  perlu  menggunakan metode, namun metode  tersebut  harus  disesuaikan  dengan  kondisi  yang  dihadapi.  Untuk  itu  dipertimbangkan  metode  yang  akan  digunakan  dan  cara  penerapannya,  karena sukses dan tidaknya suatu program dakwah sering dinilai dari segi  metode  yang  dipergunakan.  Hal  ini  disebabkan  masalah  yang  dihadapi  oleh dakwah semakin berkembang dan kompleks, sehingga metode  yang  berhasil  di  suatu  tempat  tidak  dapat  dijadikan  tolak  ukur  daerah  lain    (  Abdullah, 1993 : 1 ).
Secara  umum  Allah  telah  memberikan  pedoman  tentang  dasar  metode dakwah, sebagaimana tercantum dalam Al Quran surat An – Nahl  ayat 125 “  Serulah  (  manusia  )  kepada  jalan  Tuhanmu  dengan  hikmah  dan  pelajaran  yang  baik  dan  bantahlah  mereka  dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia – lah yang lebih mengetahui tentang siapa tersesat dari jalan  – Nya dan Dia  –  lah yang lebih mengetahui orang  –  orang  yang mendapat petunjuk “  (Departemen Agama RI, 2005:  282).
 Berdasarkan firman Allah SWT dalam Al Quran surat An – Nahl ayat 125  maka  jelaslah  bahwa  dakwah  Islam  tidak  mengharuskan  secepatnya  berhasil  dengan  satu  cara  atau  metode  saja,  namun  berbagai  cara  dapat  dilakukan  sesuai  objek  dakwah  dan  kemampuan  masing–  masing  pelaksanaan dakwah atau pimpinan dakwah.
Materi  dakwah  maupun  metodenya  yang  tidak  tepat,  sering  memberikan gambaran ( image ) dan persepsi  yang  keliru tentang  Islam.
Demikian  pula  kesalahpahaman  tentang  makna  dakwah,  menyebabkan  kesalahlangkahan  dalam  operasional  dakwah.  Sehingga  dakwah  sering  tidak membawa perubahan apa – apa, padahal tujuan dakwah adalah untuk  mengubah masyarakat sasaran dakwah ke  arah kehidupan yang lebih baik  dan lebih sejahtera, lahiriah maupun batiniah ( Hafiduddin, 1998 : 67 ).
Tambakaji  yang  termasuk  sebagai  daerah  swasembada  memiliki  penduduk  yang  mayoritas  beragama  Islam.  Meskipun  demikian  tidak  semua  masyarakat  Tambakaji  melaksanakan  semua  syariat  Islam  dengan  baik.  Kehidupan  masyarakat  Tambakaji  yang  didominasi  oleh  orang  tua  dan  remaja,  dari  kalangan  orang  tua  bapak-bapak  ataupun  ibu-ibu  masyarakat  Tambakaji  sudah  cukup  baik  dalam  melaksanakan  syariat  Islam. Dengan melaksanakan berbagai aktifitas-aktifitas Islami, salah satu  kegiatan  Islami  yang  sudah  dilaksanakan  oleh  bapak-bapak  maupun  ibuibu yaitu perkumpulan yasin tahlil rutin.
 Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, khususnya untuk  kalangan remaja di Tambakaji, masih jauh dari harapan umat Islam pada  umumnya  yang  dapat  melaksanakan  syariat  Islam  dengan  baik,  hal  ini  disebabkan  karena  dampak  arus  globalisasi  yang  pada  dasar  sasaranya  adalah  remaja.  Karena  suatu  keadaan  tentang  remaja  adalah  penuh  kegoncangan,  belum  mempunyai  prinsip  hidup  kuat.  Keadaan  seperti  itu  sangat  memerlukan  agama  dan  membutuhkan  suatu  pegangan  atau  kekuatan  luar  yang  dapat  membantu  mereka  dalam  mengatasi  dorongandorongan dan keinginan-keinginan baru yang belum pernah mereka kenal  sebelum itu (Daradjad, 1976: 13).
Melihat  perkembangan  zaman  yang  semakin  modern  dan  sasaran  dakwahnya  di  kalangan  remaja,  nampaknya  kurang  tepat  jika  dakwah  khususnya  dikalangan  remaja  perkotaan  menggunakan  dakwah  bil  lisan.
Hal  ini  mengingat  masyarakat  kota  khususnya  kalangan  remaja  tidak  terlalu  suka  untuk  digurui.  Masyarakat  kota  cenderung  percaya  dengan  hal-hal  yang  bersifat  rasional.  Tidak  semua  remaja  di  Tambakaji  terpengaruh oleh dampak globalisasi. Hal ini dibuktikan sebagian remaja  di  Tambakaji  ada  yang  sudah  melaksanakan  syariat  Islam,  dan  juga  membentuk  suatu  organisasi  dakwah,  yang  sasaran  utama  dakwahnya  adalah remaja.
Kondisi  semacam  ini  rupanya  memang   merupakan  problematika  utama  dakwah  di  masa  kini.  Dengan  kata  lain  bagaimana  agar  dakwah Islamiah khususnya di  kalangan remaja perkotaan yang selama ini bersifat   bil –  lisan dapat dilengkapi dengan dakwah Islamiah secara lebih lengkap,  luas  dan  menyeluruh.  Sehingga  nilai–nilai  Islam  benar–benar  dapat dipahami,  dihayati  serta  diamalkan  sepenuhnya  sehingga  agama  dapat  membawa umatnya ke  arah kemajuan dan kesejahteraan hidup.  Sedangkan  sementara  ini  kondisi  umat  boleh  dikatakan  masih  banyak  yang  hidup  dengan  pola  agraris  yang  disebut  dengan  peradaban  gelombang  pertama,  dan  baru  sedikit  yang  berpola  hidup  industry  sebagai  peradaban  gelombang  yang  kedua.  Ketertinggalan  umat  Islam  semacam  ini  jelas  terkait erat dengan pola dakwah yang berlangsung selama ini.
Di  samping  materi  juga  masalah  metode  dan  media  dakwah  khususnya  di  kalangan  remaja  perkotaan  dalam  menghadapi  perkembangan  zaman  perlu  adanya  optimalisasi  fungsi  dan  perkembangannya.  Sehingga  sudah  saatnya  untuk  mengadakan  evaluasi,  pembaharuan, dan pengembangan dakwah.
Dalam  melaksanakan  dakwah  itu  tidak  hanya  dilakukan  oleh  perorangan  saja,  akan  tetapi  dilaksanakan  secara  kerja  sama  atau  dengan  kata  lain  adalah  dengan  membentuk  organisasi  dakwah  Islam.
Pengorganisasian dapat dirumuskan sebagai rangkaian aktifitas menyusun  suatu kerangka yang menjadi wadah. Bagi segenap kegiatan usaha dakwah  organisasi inilah yang merupakan sesuatu kekuatan bagi umat  Islam yang  disusun dalam satu kesatuan baik material, spiritual, maupun fisik material  ( Saefudin, 1996 : 2 ).
 Menyadari  akan  kenyataan  ini,  maka  penulis  mencoba  mengkaji  atas  permasalahan–permasalahan  tersebut,  yang  sudah  dilakukan  oleh  forum  komunikasi  remaja  Romansa  di  Kel.  Tambakaji  Ngaliyan  Semarang,  dengan  bentuk  skripsi  yang  berjudul  “Metode  Dakwah  di  Kalangan  Remaja  Perkotaan  (Studi  Kasus  Aktifitas  Dakwah  Forum  Komunikasi  Remaja  “ROMANSA”  di  Kel.  Tambakaji  Ngaliyan  Semarang).


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi