BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan
bagian yang sangat
penting di dalam
Islam, karena berkembang
tidaknya ajaran agama
Islam dalam kehidupan masyarakat
merupakan aktifitas dari
berhasil tidaknya dakwah
yang dilaksanakan, sebagai ajaran
yang menuntut penyampaian dan penyebaran.
Setiap muslim
senantiasa berada dalam
kisaran fungsi dan
misi risalah melalui
media dakwah, baik ke
dalam maupun ke
luar lingkungan umat Islam,
dengan memperhatikan akidah, akhlak, dan ketentuan lainya yang intinya
sesuai dengan konsep Islam ( Saefudin, 1996 : 1 ).
Dakwah menurut istilah mengandung
beberapa arti yang beragam.
Banyak para ahli ilmu
dakwah memberikan definisi
menurut versi sudut pandang yang
berbeda. Meskipun demikian
akan lebih terasa
kalau semuanya itu saling
melengkapi. Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan diuraikan beberapa devinisi dakwah : Amrullah Ahmad
berpendapat sebagai berikut : “Dakwah Islam
merupakan aktualisasi imani
(teologis) yang dimanifestasikan dalam
suatu sistem kegiatan
manusia beriman dalam
bidang kemasyarakatan yang
dilaksanakan secara teratur utuk mempengaruhi cara merasa, berfikir,
bersikap, dan bertindak manusia pada
dataran kenyataan indifidual
dan sosio kultural dalam mengusahakan terwujudnya ajaran Islam
dalam semua segi kehidupan dengan
menggunakan cara tersebut
( amrullah, 1984: 2)”..
Dalam proses dakwah perlu
menggunakan metode, namun metode tersebut harus
disesuaikan dengan kondisi
yang dihadapi. Untuk
itu dipertimbangkan metode
yang akan digunakan
dan cara penerapannya, karena sukses dan tidaknya suatu program dakwah
sering dinilai dari segi metode yang
dipergunakan. Hal ini
disebabkan masalah yang
dihadapi oleh dakwah semakin
berkembang dan kompleks, sehingga metode
yang berhasil di
suatu tempat tidak
dapat dijadikan tolak
ukur daerah lain
( Abdullah, 1993 : 1 ).
Secara umum
Allah telah memberikan
pedoman tentang dasar metode
dakwah, sebagaimana tercantum dalam Al Qur‟an surat An
– Nahl ayat 125 “ Serulah
( manusia )
kepada jalan Tuhanmu
dengan hikmah dan
pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dia – lah yang lebih mengetahui tentang siapa tersesat dari jalan – Nya dan Dia
– lah yang lebih mengetahui
orang –
orang yang mendapat petunjuk
“ (Departemen Agama RI, 2005: 282).
Berdasarkan firman Allah SWT dalam Al Qur‟an surat An – Nahl ayat 125 maka
jelaslah bahwa dakwah
Islam tidak mengharuskan
secepatnya berhasil dengan
satu cara atau
metode saja, namun
berbagai cara dapat dilakukan sesuai
objek dakwah dan
kemampuan masing– masing pelaksanaan dakwah atau pimpinan dakwah.
Materi dakwah
maupun metodenya yang
tidak tepat, sering memberikan gambaran ( image ) dan
persepsi yang keliru tentang Islam.
Demikian pula
kesalahpahaman tentang makna
dakwah, menyebabkan kesalahlangkahan dalam
operasional dakwah. Sehingga
dakwah sering tidak membawa perubahan apa – apa, padahal
tujuan dakwah adalah untuk mengubah
masyarakat sasaran dakwah ke arah
kehidupan yang lebih baik dan lebih
sejahtera, lahiriah maupun batiniah ( Hafiduddin, 1998 : 67 ).
Tambakaji yang
termasuk sebagai daerah
swasembada memiliki penduduk
yang mayoritas beragama
Islam. Meskipun demikian
tidak semua masyarakat
Tambakaji melaksanakan semua
syariat Islam dengan baik.
Kehidupan masyarakat Tambakaji
yang didominasi oleh
orang tua dan
remaja, dari kalangan
orang tua bapak-bapak
ataupun ibu-ibu masyarakat
Tambakaji sudah cukup
baik dalam melaksanakan
syariat Islam. Dengan
melaksanakan berbagai aktifitas-aktifitas Islami, salah satu kegiatan
Islami yang sudah
dilaksanakan oleh bapak-bapak
maupun ibuibu yaitu perkumpulan
yasin tahlil rutin.
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan,
khususnya untuk kalangan remaja di
Tambakaji, masih jauh dari harapan umat Islam pada umumnya
yang dapat melaksanakan
syariat Islam dengan
baik, hal ini disebabkan karena
dampak arus globalisasi
yang pada dasar
sasaranya adalah remaja.
Karena suatu keadaan
tentang remaja adalah
penuh kegoncangan, belum
mempunyai prinsip hidup
kuat. Keadaan seperti
itu sangat memerlukan
agama dan membutuhkan
suatu pegangan atau kekuatan luar
yang dapat membantu
mereka dalam mengatasi
dorongandorongan dan keinginan-keinginan baru yang belum pernah mereka
kenal sebelum itu (Daradjad, 1976: 13).
Melihat perkembangan
zaman yang semakin
modern dan sasaran dakwahnya
di kalangan remaja,
nampaknya kurang tepat
jika dakwah khususnya
dikalangan remaja perkotaan
menggunakan dakwah bil
lisan.
Hal ini
mengingat masyarakat kota
khususnya kalangan remaja
tidak terlalu suka
untuk digurui. Masyarakat
kota cenderung percaya
dengan hal-hal yang
bersifat rasional. Tidak
semua remaja di
Tambakaji terpengaruh oleh dampak
globalisasi. Hal ini dibuktikan sebagian remaja di
Tambakaji ada yang
sudah melaksanakan syariat
Islam, dan juga membentuk suatu
organisasi dakwah, yang
sasaran utama dakwahnya adalah remaja.
Kondisi semacam
ini rupanya memang
merupakan problematika utama
dakwah di masa
kini. Dengan kata
lain bagaimana agar
dakwah Islamiah khususnya di
kalangan remaja perkotaan yang selama ini bersifat bil –
lisan dapat dilengkapi dengan dakwah Islamiah secara lebih lengkap, luas
dan menyeluruh. Sehingga
nilai–nilai Islam benar–benar
dapat dipahami, dihayati serta
diamalkan sepenuhnya sehingga
agama dapat membawa umatnya ke arah kemajuan dan kesejahteraan hidup. Sedangkan sementara
ini kondisi umat
boleh dikatakan masih
banyak yang hidup dengan pola
agraris yang disebut
dengan peradaban gelombang
pertama, dan baru
sedikit yang berpola
hidup industry sebagai
peradaban gelombang yang
kedua. Ketertinggalan umat
Islam semacam ini
jelas terkait erat dengan pola
dakwah yang berlangsung selama ini.
Di samping
materi juga masalah
metode dan media
dakwah khususnya di
kalangan remaja perkotaan
dalam menghadapi perkembangan
zaman perlu adanya
optimalisasi fungsi dan perkembangannya. Sehingga
sudah saatnya untuk
mengadakan evaluasi, pembaharuan, dan pengembangan dakwah.
Dalam melaksanakan
dakwah itu tidak
hanya dilakukan oleh perorangan saja,
akan tetapi dilaksanakan
secara kerja sama
atau dengan kata
lain adalah dengan
membentuk organisasi dakwah
Islam.
Pengorganisasian dapat dirumuskan
sebagai rangkaian aktifitas menyusun suatu
kerangka yang menjadi wadah. Bagi segenap kegiatan usaha dakwah organisasi inilah yang merupakan sesuatu
kekuatan bagi umat Islam yang disusun dalam satu kesatuan baik material,
spiritual, maupun fisik material (
Saefudin, 1996 : 2 ).
Menyadari
akan kenyataan ini,
maka penulis mencoba
mengkaji atas permasalahan–permasalahan tersebut,
yang sudah dilakukan
oleh forum komunikasi
remaja Romansa di
Kel. Tambakaji Ngaliyan Semarang,
dengan bentuk skripsi
yang berjudul “Metode
Dakwah di Kalangan
Remaja Perkotaan (Studi
Kasus Aktifitas Dakwah
Forum Komunikasi Remaja
“ROMANSA” di Kel.
Tambakaji Ngaliyan Semarang).
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi