Rabu, 20 Agustus 2014

Skripsi Dakwah:MOTIVASI DALAM MENGIKUTI KEGIATAN ISTIGHATSAH KUBRO MALAM JUM’AT KLIWON DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEPRIBADIAN SANTRI PONDOK PESANTREN ATTUHIDIYYAH CIKURA-BOJONG-TEGAL


 1.1.  Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang berisi petunjuk-petunjuk agar manusia  secara individual menjadi manusia yang baik, beradab dan berkualitas, selalu  berbuat  baik  sehingga  mampu  membangun  sebuah  peradaban  yang  maju  sebuah  tatanan  kehidupan  yang  manusiawi  dalam  arti  kehidupan  yang  adil,  maju bebas dari berbagai ancaman, penindasan dan berbagai ke  khawatiran.
Agar  mencapai  yang  diinginkan  tersebut   diperlukan  apa  yang  dinamakan  sebagai dakwah (Aziz, 2004:1).
Hidup  di  era  yang  sekarang  ini  tidak  akan  terlepas  oleh  suatu  permasalahan, hal ini disebabkan  oleh  semakin  banyaknya  kebutuhan. Maka  seseorang  dipaksa  bagaimana  mencari  sumber  kehidupan  untuk  kebutuhan  sehari-harinya.
Problem  masyarakat  kontemporer  seperti  sekarang  ini  bukan  hanya  menyangkut  materi  saja,  akan  tetapi  juga  menyangkut  masalah-masalah  psikologi  (pscyologi  problems)  seperti  gelisah,  cemas,  depresi,  dan  sebagainya. Manusia tidak cukup hanya dengan pemenuhan sandang, pangan,  dan papan saja, tetapi juga pemenuhan kebutuhan akan rasa aman, tenang dan  terlindung  (security  feeling).  Dengan  kata  lain  ketenangan  jiwa  adalah   segalanya,  sebab  materi  keduniawian  yang  melimpah  ruah  belum  tentu  membuat  hati  seseorang  tenang,  bahkan  sebaliknya  bisa  membuat  dirinya  mengalami gangguan kejiwaan.

Menurut  pendapat  Maslow,  manusia  dapat  di  telaah  melalui  kecenderungannya  dalam  memenuhi  kebutuhan  hidup,  sehingga  bermakna  dan terpuaskan. Kebutuhan dasar tersebut disusun secara hirarkhis dalam lima  starata  yang  bersifat  relatif  yaitu:  kebutuhan  fisologis,  kebutuhan  akan  kesalamatan,  kebutuhan  akan  rasa  aman,  kabutuhan  akan  rasa  cinta  dan  memiliki, kebutuhan akan aktualisasi diri (Muhammad, 2002:70).
Setiap  gerakan  manusia  akhirnya  menimbulkan  suatu  perbuatan.
Perbuatan  yang  reflektif  merupakan  tindakan  yang  berjalan  dengan  sendirinya, tanpa disadari oleh individu yang bersangkutan . Namun demikian  perbutan yang semula tidak adanya motivasi itu dapat meningkatkan kepada  perbuatan yang bermotif (Walgito:1983).
Panduan  Islam  tentang  motivasi  menekankan  bahwa  perubahan  terhadap  diri  seseorang  atau  kaum  terletak  pada  adanya  keinginan  yang  berupa  dorongan  atau  motivasi  dalam  diri  manusia  atau  kaum  tersebut.  Hal  ini sesuai dengan firman Allah surat Ar-Ra’d ayat 11”Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga  mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Q.S.
Ar-Ra’d:11).
 Dari ayat di atas , jelas sekali bahwa perubahan dalam kehidupan dapat  terjadi  karena  adanya  keinginan  dan  dorongan  dari  dirinya  sendri.  Melihat  fenomena  di  atas,  maka  diperlukan  penanaman  nilai  ajaran  Islam  seperti  dzikir  atau  do’a  bagi  manusia.  Keberadaan  istighatsah  yang  merupakan  permohonan kepada Allah swt. agar segera terwujud apa yang menjadi citacita  atau  harapan.  Dalam  prakteknya,  istighatsah  itu  do’a  yang  dilakukan  secara bersama-sama.
Fenomena  istighatsah  semakin  yang  semarak  saat  ini,  tentu  saja memiliki  dampak  positif  bagi  kehidupan  masyarakat   yang  terkuasai  oleh  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  modern,  baik  dalam  kehidupan  santri  di  pesantren maupun dalam masyarakat umum dalam bertingkah laku.
Sementara  itu  ajaran  Islam  yang  terus  berjalan  secara  tradisional  seperti  istighatsah  merupakan  suatu   tindakan  yang  positif,  ini  merupakan  sebuah  wadah  untuk  membentuk  akhlak  dan  meningkatkan  ketauhidan  seseorang  yang  selama  ini  sudah  mengalami  kemerosotan  moral  yang  diderita  oleh  santri  khususnya  pada  masyarakat.  Berdasarkan  hal  itu,  Pengasuh  Pondok  Pesantren  Attauhidiyyah  Tegal,  Seykhuna  KH.Achmad  Sa’id bin KH. Sa’id dan Saudaranya KH. Muhammad Chasani bin KH. Sa’id  bin  KH.  Armia.  Memberikan  gemblengan  kepada  jama’ahnya  antara  lain  gambaran  umum  ilmu  ketauhidan  dan  wejangan  lain  yang  bersifat  bimbingan  moral  dan  agama,  dengan  tujuan  akhir   santri  dan  masyarakat  mendapat bekal dalam mengarungi hidup di luar Pondok Pesantren.
 Dalam mengikuti kegiatan  istighatsah  Kubro Malam Jumat Kliwon  di  Pondok  Pesantren  Attauhidiyyah  tersebut,  masyarakat  telah  menumbuhkan  kesadaran  bahwa  mereka  memandang  dirinya  merasa  hina,  merasa  tidak  mempunyai  amal  baik,  sehingga  mereka  benar-benar  menangis  (khusuk  dalam  berdo’a)  bertaubat  meminta  ampunan  kepada  Allah  swt.  Adapun  orang  yang  meminta  agar  kebutuhan  ekonominya  tercukupi,  rezekinya  di  tambah,  bagi  petani  dapat  meningkatkan  hasil  panennya,  dan  bahkan  ada  orang yang meminta dimudahkan jodohnya.
Bagi  masyarakat,  istighatsah  bukan  saja  sebagai  motivasi   untuk  meningkatkan  keimanan  dan  ketaqwaan,  akan  tetapi  istighatsah  sebagai  pemohon  ampun  dosa-dosa  yang  pernah  dilakukan  sehingga  dapat  selamat  dunia dan akherat.  Sosok karismatik seorang kyai sebagai figur yang turuntemurun  dari  keturunan  Waliyullah,  juga  Kyai  yang  ahli  kasyaf  yang mempunyai  karomah   luar  biasa  yang  do’anya  dikabulkan  oleh  Allah  swt.
sehingga masyarakat minta dido’akan.
Dari  fenomena  di  atas  menurut  hemat  penulis,  ada  sesuatu  yang  menarik  untuk  diteliti  lebih  lanjut.  Bertambahnya  santri  dan  jama’ah  yang  mengikuti  ta’liman  dan  kegiatan  istighatsah  di  Pondok  Pesantren  Attauhidiyyah  yang  di  asuh  oleh  KH.  Achmad  Sa’id   dan  Saudaranya  KH.
Muhammad  Chasani  terbukti  mengindikasikan  tentang  adanya  sebuah  dorongan  /  motif  tertentu  dalam  diri  santri  dan  masyarakat  sehingga  ribuan  orang  mengikuti  kegiatan  istighatsah  dan  aktif  menjadi  santrinya  dalam  rangka ngaji atau belajar ilmu agama.
 1.2. Rumusan Masalah Masalah  adalah  pertentangan  antara  realita  dengan  yang  seharusnya,  kesangsian  ataupun  kebingungan  terhadap  suatu  hal  atau  fenomena,  adanya  ambiguity (Nazir, 1988:35).
Dari latar  belakang diatas, ada  hal yang menjadi permasalahan sebagai  berikut: 1.  Bagaimanakah  motivasi  santri  mengikuti  kegiatan  istighatsah  kubro  malam jumat kliwon? 2.  Bagaimanakah  dampak  mengikuti  istighatsah  terhadap kepribadian santri  Pondok Pesantren Attauhidiyyah  Cikura-Bojong-Tegal? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian  1.3.1. Tujuan diadakan Penelitian Berdasarkan  permasalahan  diatas,  maka  tujuan  yang  hendak  dicapai dalam penelitian ini adalah : -  Untuk  mengetahui  variasi  motivasi  terhadap  kepribadian  santri  dalam mengikuti kegiatan  istighatsah  Kubro malam jum’at kliwon  di    Pondok  Pesantren Attauhidiyyah.
-  Untuk  mengetahui    dampak      istighatsah  terhadap kepribadian santri  di  Pondok Pesantren Attuhidiyyah Cikura-Bojong-Tegal.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi