Rabu, 20 Agustus 2014

Skripsi Dakwah:PELAKSANAAN ADAT KALANG OBONG Di Desa Lumansari Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal (Perspektif Dakwah Lintas Budaya)


 BAB I PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang Sejak  awal  berdirinya  Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia  (NKRI),  setiap  pemimpin  bangsa  dan  seluruh  rakyat  rela  menanggung  konsekuensi  hidup  di  tengah-tengah  masyarakat  yang  majemuk  serta  plural.  Perbedaan  agama, ras, suku, etnis, serta budaya merupakan suatu keniscayaan yang harus  dihadapi  bangsa  Indonesia.  Untuk  itulah,  isu-isu  pluralisme  serta  kesatuan  bangsa  menjadi  penting,  sebagai  metode  dalam  meredam  kondisi  Indonesia yang sarat akan konflik.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk nomor empat terbesar setelah  Cina, India, Amerika serikat, Indonesia memiliki kurang lebih dari 1.072 etnis  dan  subetnis.  Ahli  greografi  sosial  mencoba  menganalisis  data  etnis  secara  langsung  melalui  medium  agama,  bahasa  dan  pendekatan  geografis  daerah  asal  atau  tempat  lahir.  Sebagian  kelompok  etnik  memiliki  anggota  dalam  jumlah kecil, hanya 15 kelompok yang memiliki anggota di  atas satu juta jiwa.
Etnis  Jawa  yang jumlahnya 83,8 juta jiwa mendominasi jumlah dan tersebar distribusinya. Etnis Sunda berjumlah 30,9 dikelompokkan tersendiri, demikian  juga  etnis  Betawi  dan  Banten.  Di  belakang  Etnis  Jawa  ada  etnis  Melayu,  Madura,  Batak,  Minangkabau,  Bugis,  Banjar,  dan  Bali  (Salim,  2006:  6).
Semakin  besar  suatu  masyarakat  berarti  semakin  banyak  manusia  yang  dicakup,  cenderung  akan  semakin  banyak  masalah  yang  timbul,  akibat  perbedaan-perbedaan  antar  manusia  yang  banyak  itu  dalam  pikirannya,   perasaannya,  kebutuhannya,  keinginannya,  sifatnya,  tabiatnya,  pandangan  hidupnya, kepercayaannya, aspirasinya,  dan lain sebagainya (Uchjana, 2003:  27).

Melihat  kenyataan  ini,  tantangan  yang  harus  dihadapi  agama-agama  adalah bagaimana merumuskan langkah konstruktif yang bersifat operasional  untuk  lebih  memahami  berbagai  pluralitas  keagamaan  yang  ada,  sehingga  dapat  meminimalisir  bahkan  meniadakan  sama  sekali  pertentangan pertentangan  bahkan  pertikaian  antar  manusia  yang  terjadi  dengan  dalih  mengatasnamakan Tuhan. Di samping untuk mempertegas dan memilah-milah  antara  urusan  agama  dan  kepentingan  duniawi  seperti  etnis,  politis,  dan  ekonomi.  Sehingga  suatu  hal  yang  sangat  wajar  manakala  dakwah  Islam menaruh  perhatian  serius  pada  realitas  sosial  karena  Islam  adalah  Ideologi  sosial (Kuntowijoyo, 1991: 337). Yang harus  direalisasikan  dalam kehidupan  manusia sesuai dengan tuntutan dan direalisasikan dalam kehidupan manusia  sesuai  dengan  tuntutan  dan  konteks  zamannya.  Apalagi  jika  perbedaan  itu  tidak  hanya  mencakup  masalah  ideologis  saja,  bahkan  merambah  pada  permasalahan etnis dan budaya. Dimana masalah etnis dan budaya juga sangat  memungkinkan dapat memicu perselisihan.       Perbedaan  agama,  budaya,  suku  bangsa,  adat  istiadat  yang  dimiliki  bangsa  Indonesia,  sesungguhnya  bisa  menjadi  potensi  disintegrasi  bangsa.
Manakala perbedaan itu dikelola dengan baik, dengan menganggap perbedaan  sebagai  kekayaan  khazanah  bangsa,  bisa  menjadi  potensi  integrasi  (Daulay, 2001: 35).     Orang  Kalang  merupakan  sekelompok  atau  segolongan  orang  yang  hidup di daerah tertentu, tersebar di Jawa Tengah, merupakan penduduk asli  Jawa.  Mereka  mempunyai  landasan  kepercayaan  keagamaan  yang  unik  walaupun  mereka  itu  pada  umumnya  beragama  Islam.  Namun,  pada  kenyataannya  mereka  masih  menghormati  roh-roh  halus  yang  dianggap  sebagai leluhurnya. Konsep leluhur ini selalu ada dalam pikiran mereka. Yang  dimaksud  leluhur  adalah  orang-orang  yang  memiliki  sifat-sifat  luhur  pada  masa  hidupnya  dan  setelah  meninggal  mereka  masih  senantiasa  dihubungi  oleh  orang-orang  yang  masih  hidup  dengan  cara  melakukan  ritual  adat (Sholeh, 2005:  V). Seperti halnya  yang terjadi pada orang-orang  Kalang  yang  ada  di  Desa  Lumansari  Kecamatan  Gemuh  Kabupaten  Kendal,  mereka  melakukan  ritual  adat  Kalang  Obong  sebagai  bentuk  pertanggungjawaban  sebagai bagian dari etnis Kalang. Ritual ini sangat penting karena menyangkut  sebagai  representasi  identitas  diri.  Namun,  karena  terjadinya  perubahan  zaman,  masuk  dan  berkembangnya  agama  Islam,  modernisasi,  pola  perkawinan  eksogami,  pendidikan,  transportasi  dan  komunikasi,  serta  globalisasi, terjadi pula perubahan sosial dan budaya masyarakat Kalang.
Masyarakat  Kalang  yang semula melakukan tata upacara yang sangat  ketat dengan prosedur dan mekanisme yang utuh dan  tidak bisa ditawar-tawar  lagi  dalam  perkembangan  selanjutnya  melakukan  reinterpretasi  dan  dekonstruksi  terhadap pola upacara ritualnya. Mereka melakukan pemaknaan  ulang  atas  apa  yang  sudah  dilakukan  selama  bertahun-tahun.  Kehidupan  masyarakat  Kalang  yang  tidak  terpisah  dengan  kelompok  masyarakat  lain   turut  memberi  corak  dan  warna  tersendiri  pada  sajian  ritual  yang  dilakukannya. Orang  Kalang  yang ada di  Desa  Lumansari Kecamatan  Gemuh  Kabupatan  Kendal  adalah  mereka  yang  secara  tradisi  adalah  bagian  dari  keturunan  Kalang  yang  sudah  tercatat  dalam  sejarah  Indonesia  sejak  zaman  Majapahit.  Oleh  karena  itu  berbicara  tentang  etnis  Kalang  ini  berarti  membicarakan salah satu adat istiadat yang ada di pulau Jawa ini.
1.2.  Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang  dikaji adalah: a.  Bagaimana pelaksanaan adat Kalang Obong mitung dino di Desa Lumansari  Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal? b.  Bagaimanakah  proses dakwah lintas budaya di  Desa  Lumansari terkait adat  Kalang yang berlangsung? 1.3.  Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.  Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan adat Kalang  Obong  mitung  dino  serta  bagaimana  proses  dakwah  lintas  budaya  yang  terjadi  di  Desa  Lumansari  Kecamatan  Gemuh  Kabupaten  Kendal  terkait  adanya adat Kalang bagi pengikutnya.
 2.  Manfaat Penelitian -  Memberi tambahan wacana dan pengetahuan kepada pembaca tentang  adanya  proses  dakwah  lintas  budaya  yang  berlangsung  di  Desa Lumansari Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal.
-  Memberi pemahaman kepada pembaca bahwa dakwah lintas budaya  sebagai alternatif dakwah Islam.
-  Menambah khasanah keilmuan di bidang ilmu komunikasi, khususnya  Komunikasi dan Penyiaran Islam.
1.4.  Tinjauan Pustaka Berdasarkan  penelusuran  penulis,  beberapa  penelitian  yang  mengkaji  tentang  dakwah  lintas  budaya  yang  ada,  namun  belum  ada  yang  mengkaji  tentang  strategi  dakwah  lintas  budaya.  Berikut  penulis  paparkan  beberapa  hasil penelitian yang berkaitan dengan tema penelitian ini.
Pertama, penelitian yang berjudul ”Dakwah Lintas Budaya (Studi Pola  Komunikasi  Etnis  Jawa  Muslim  dan  Cina  Muslim  Kabupaten  Kudus)’’  oleh  Muslimah  tahun  2005.  Penelitian  Muslimah  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  sejauhmana interaksi pembauran budaya etnik Jawa   muslim dan Cina muslim  dalam  perkembangan  dakwah  Islam  di  Kabupaten  Kudus  ditinjau  dari  pola  komunikasi lintas budaya. Dengan menggunakan pendekatan psikologis bisa  diterima  masyarakat  sebagai  Islam  yang  didakwahkan  bisa  menjadi  agama  rahmatan lil ’alamin. Muslimah mengemukakan bahwa dakwah lintas budaya  sebagai salah satu model pendekatan dan merupakan aktualisasi dari dakwah   Islam  dan realitas kebudayaan masyarakat  Indonesia  yang heterogen sebagai  umat dakwah.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi