Rabu, 20 Agustus 2014

Skripsi Dakwah:PERSEPSI REMAJA SEMARANG TENTANG FILM KONTROVERSI “PAKU KUNTILANAK”


BAB I  PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang  Salah  satu  kebutuhan  manusia  yang  paling  mendasar  dan  bersifat  esensial adalah kebutuhan akan informasi. Informasiini memberikan banyak  makna bagi manusia, selain dapat mengikuti peristiwa-peristiwa yang terjadi  disekitarnya,  juga  dapat  mencerdaskan  kehidupan,  memperluas  cakrawala  pandangan dan dapat meningkatkan kedudukannya ditengah masyarakat.
Globalisasi  media  massa  berawal  pada  kemajuan  teknologi  komunikasi  dan  informasi  semenjak  1970-an.  Dalam  pengertian  itulah  kita  bertemu  dengan  beberapa  istilah  populer  seperti  banjir  komunikasi,  era  informasi, masyarakat informasi atau era satelit. Kemajuan ilmu pengetahuan  dan  teknologi  ternyata  membawa  dampak  yang  tidak  kecil  bagi  masyarakat  dunia. Dampak tersebut bukan hanya melanda negara dunia ketiga, tetapi juga  negara-negara  yang  telah  maju  dalam  perkembangan  peradaban  dan  teknologinya (Kuswandi, 1996: 2).
Revolusi informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban baru,  sehingga  mempermudah  manusia  untuk  saling  berhubungan  serta  meningkatkan mobilitas sosial. Di samping itu, kemajuan teknologi informasi  dan komunikasi pun mampu mengatasi jarak ruang dan waktu.
Dalam  globalisasi  media  massa  dan  informasi,  dunia  menyaksikan  peranan  telekomunikasi  serta  media  elektronik  yang  luar  biasa.  Dunia   menjadi semakin kosmopolitan dan manusia saling mempengaruhi dalam hal  perilaku.  Arus  globalisasi  itu  tidak  berdiri  sendiri,  melainkan  ditemani  oleh  perdagangan  (globalisasi  pasar)  serta  perjalanan  jauh  dengan  transportasi  udara secara cepat.

Industri  komunikasi  pun  kini  berkembang  dengan  pesatnya,  masyarakat  sulit  untuk  mengantisipasi  dampak  yang  terjadi,  baik  di  kota  maupun di desa yang tersentuh arus perkembangan tersebut. Dengan hadirnya  media masa, baik cetak (surat kabar, majalah) maupun elektronik (radio, TV,  film) dalam berbagai sajian isi atau pada acaranya,otomatis menghembuskan  era baru yang secara perlahan memasuki dan merambahtata nilai dan norma  masyarakat  perkotaan  sekaligus  pedesaan  yang  terpencil  sekalipun.
Berdasarkan  hal  itu  maka  kita  perlu  memikirkan  intensitas  pengaruh  media  massa sebagai konsekuensi logis dari wujud pembangunan Indonesia di masa  datang.
Aktualisasi  peran  dakwah  setiap  muslim  menjadi  terbuka,  yaitu  dengan  memanfaatkan  multimedia  sebagai  wahana  dakwah.  Kesibukan  dan  mobilitas  yang  tinggi  serta  perubahan  dan  pergeseran  sosial  yang  ada  tidak  memungkinkan dakwah konvensional mampu menjangkau masyarakat secara  efektif. Dakwah dengan  menggunakan multimedia merupakan jawaban bagi  masyarakat dengan kondisi dan tatanan seperti sekarang.
Dakwah  multimedia  merupakan  terobosan  baru  bagi  para  mubaligh untuk  dapat  melakukan  aktifitas  dakwah  di  beberapa  media,  mengingat  selama  ini  para  mubaligh dalam  melakukan  dakwahnya  hanya  sebatas  di   mimbar saja. Dan kalau ada yang melakukan dakwah dimedia elektronik atau  media cetak, itupun hanya sebagian kecil saja (Arifin, 2006: 54).
Banyak media  yang dapat dijadikan sebagai lahan untuk berdakwah,  dan  salah  satu  media  dakwah  yang  dinilai  efektif  adalah  film.  Karena  film  diproduksi  untuk  memberikan  hiburan  kepada  pemirsa  namun  dalam  film  dapat terkandung fungsi informatif, edukatif dan persuasif.
Yang dimaksud informatif disini adalah, agar pesan yang disampaikan  kepada  seseorang  atau  sejumlah  orang  tentang  hal-hal  baru  yang  diketahuinya. Sedangkan yang dimaksud edukatif yaitu sebuah film haruslah  bersifat  mendidik  atau  berpendidikan.  Dan  yang  terakhir  adalah  persuasif  yaitu proses mempengaruhi sikap, pandangan, atau perilaku seseorang dalam  bentuk  kegiatan  membujuk,  mengajak  sehingga  ia  melakukan  dengan  kesadaran sendiri.
Sekarang  ini  juga  banyak  sekali  film-film  yang  muncul  di  bioskopbioskop, mulai dari film percintaan, religi, sampaifilm yang bergenre horor  komedi.  Diantara  film-film  sekarang  ini  juga  banyak film  yang  menuai  kontroversi dari masyarakat maupun dari kalangan para ulama, dan yang lagi  fenomenal yaitu film-film horor komedi namun di dalamnya banyak terdapat  adegan  yang  seronok  dari  para  artis  pemainnya.  Film porno  akhir-akhir  ini  menjadi  masalah,  menyusul  produksi  film  nasional,  seperti  gairah  malam,  ranjang pemikat, akibat hamil muda, kenikmatan tabu, selir, cinta dan nafsu,  atau  setetes  noda  manis,  atau  serial  film-film  Dono-Kasino,  memasuki  pasaran dan tidak sedikit meraih penonton terutama dari kalangan remaja. Di   samping  suksesnya  film-film  diatas  meraih  penonton, diluar  gedung  orang  kemudian  membincangkan  fenomena  seks  dan  pornografi yang  saat  ini  bagaikan”paradigma”dalam film nasional kita (Bungin, 2003: 115).
Dan  salah  satu  film  porno  bergenre  horor  yang  menuai  kontroversi  yaitu  film  “Paku  Kuntilanak”  yang  disutradarai  oleh Findo  Purwono  H.W.
dan  dibintangi  oleh  Dewi  Persik.  Film  yang  diproduksi  oleh  Ady  Mulyana  Hidayat ini sebenarnya bergenre horor komedi, namunsetelah melihat adegan  per adegan, sejumlah pihak mengatakan film ini sebagai film semi BF  (Blue  Film).  Pasalnya  selain  banyak  adegan  ranjang,  film  yang  berdurasi  1½  jam  tersebut memang dipenuhi adegan panas dan busana seksi, maka dari itu film  “Paku Kuntilanak” ini ditentang oleh masyarakat danpada ulama  Indonesia  yang tergabung dalam Majelis Ulama Indonesia (MUI),MUI juga melarang  film  ini  ditayangkan  di  bioskop  dan  meminta  pihak  yang  berwenang  untuk  menarik  film  ini  dari  peredaran,  karena  selain  membuat  resah  masyarakat  dengan  adegan  panasnya,  film  ini  juga  bisa  merusak  moral  anak  bangsa  (http://clubbing.kapanlagi.com/showthead.php?p. 31 Agustus 2010).
Adegan  yang  paling  menuai  kontroversi  dikalangan  para  ulama  atau  masyarakat  di  film  ini  adalah  pada  saat  Dewi  Persik beradegan  setengah  telanjang pada saat mandi di bak kamar mandi denganlawan mainnya yaitu  Keith Foo bintang luar negeri. Pasalnya pada saat itu tubuh Dewi Persik dan  Keith Foo hanya dibalut busa, Dewi persik telanjangdan bersetubuh dengan  Keith  Foo  layaknya  suami  istri.  Adegan  tersebut  berdurasi  cukup  lama  sehingga  membuat  keduanya  larut  dalam  percintaan,  selain  itu  juga  masih   banyak lagi adegan ciuman Dewi Persik dengan lawan  mainnya. Dan dalam  hal  ini  dampaknya  sudah  pasti  masalah  moral  bangsa. Mau  dibawa  kemana  bangsa  ini  kalau  disuguhkan  hal-hal  seperti  itu?  Hal-hal  yang  berbau  pornografi.
Dengan  penduduk  Indonesia  yang  mayoritas  muslim,  seharusnya  dalam pembuatan film-film haruslah mempertimbangkanapakah film tersebut  layak  atau  tidak  ditayangkan,  karena  masih  banyak  film  yang  layak  dibuat  seperti  halnya  film-film  yang  berbau  religius  seperti;  Ayat-Ayat  Cinta,  atau  Ketika  Cinta  Bertasbih yang  berhasil  menyedot  penonton   jutaan  orang.
Tetapi  ada  juga  film-film  yang  diklaim  religius,  yang  masih  berhubungan  dengan agama hanya judul filmnya saja, seperti hidayah, jalan ilahi, rahasia  ilahi  dan  lain-lain.  Isi  filmya  malah  bertentangan  dengan  agama  seperti  kemusyrikan atau adegan yang cenderung porno.
n st� | ' s 8ӽ (�� n:yes'>  adalah  muslim,  atau  sekitar  2,4  juta  orang  adalah  kaum  muslim  (http:  //  sosbud.kompasiana.com/  2010/0208/  fundraising-untuk-muslim-tunanetra).  Hal  ini  harus  menjadi  perhatian pemerintah Indonesia dalam menangani kaum tunanetra di Indonesia.
 Yayasan Sahabat Mata adalah salah satu lembaga yang berperan aktif  dalam  memperhatikan  kehidupan  beragama  dan  sekaligus  aspek  kehidupan  sosial  bagi  penyandang  tunanetra  di  wilayah  Semarang  dan  sekitarnya.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi