Rabu, 20 Agustus 2014

Skripsi Dakwah:PELAKSANAAN BIMBINGAN ISLAM DALAM MENGATASI PERSOALAN KLENIK DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Wilayah RW 06 Desa Senenan Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara)


BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah Masa  remaja  (adolensi)  adalah  masa  peralihan  dari  masa  anak-anak  menuju  masa  dewasa,  anak-anak  mengalami  pertumbuhan  cepat  di  segala  bidang.  Mereka  bukan  lagi  anak-anak,  baik  bentuk  jasmani,  sikap,  cara  berfikir dan bertindak (Daradjat,1993: 101).
Remaja  pada  hakikatnya  sedang  berjuang  untuk  menemukan  dirinya  sendiri, jika dihadapkan pada keadaan luar atau lingkungan yang kurang serasi  penuh  kontradiksi  dan  labil,  maka  akan  mudahlah  mereka  jatuh  kepada  kesengsaraan batin, hidup penuh kecemasan, ketidakpastian dan kebimbangan.
Hal  seperti  ini  telah  menyebabkan  remaja-remaja  Indonesia  jatuh  pada  kelainan-kelainan  kelakuan  yang  membawa  bahaya  terhadap  dirinya  sendiri  baik sekarang, maupun di kemudian hari (Daradjat, 1973: 356).
Salah  satu  problem  dakwah  pada  saat  ini  adalah  merubah  praktek klenik  di  kalangan  remaja  yang  semakin  memprihatinkan,  jauh  dari  tatanan  norma  agama  yaitu  agama  Islam,  untuk  dikembalikan  kepada  ajaran  agama  Islam  yang  benar.  Dalam  lingkungan  masyarakat  banyak  hal-hal  yang  tidak  didapatkan  dalam  lingkungan  keluarga,  arus  budaya  yang  semakin  hari  bisa  membawa  perubahan  dalam  lingkungan  tersebut.  Budaya  yang  dulu  berkembang  pada  masa  nenek  moyang,  sekarang  muncul  lagi  budaya  yang  sering bertentangan dengan  akal  pikiran  manusia, masih mempercayai hal-hal  ghaib yang berbau mistik dan klenik.

1   Fenomena  di  kalangan  remaja,  khususnya  di  Wilayah  RW  06  Desa  Senenan  berprilaku  menyimpang  dari  ajaran  agama  dan  tatanan  masyarakat  setempat. Perilaku yang menyimpang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu,  faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal  yang terjadi pada remaja  Senenan  adalah  belum  atau  tidak  stabilnya  jiwa  dan  emosional  remaja  sehingga memungkinkan untuk berbuat tanpa dasar norma. Ini terbukti dengan  banyaknya  remaja  yang  berkeliaran  di  malam  hari,  minum-minuman  keras,  berjudi, dan perkelahian. Bahkan melakukan praktek perdukunan dengan ilmu  ghaib.  Sementara  faktor  eksternal  antara  lain  dipengaruhi  oleh  lemahnya  bimbingan agama di  keluarga, lingkungan pergaulan,  dan  pengangguran. Hal  tersebut  sangat  riskan  dan  mengganggu  ketentraman  masyarakat.  sehingga  membutuhkan  pencerahan  yang  lebih  intensif.  Namun  selama  ini  penekanan  dakwah dalam rangka pencerahan belum tertata dan mengena. Karena dakwah  yang disampaikan tidak menjelaskan tentang arti pentingnya remaja sehingga  mereka kurang memperhatikan.
Perilaku  bernuansa  klenik  masih  merajalela  di  zaman  yang  serba  modern  ini,  contohnya,  seperti  para  pengusaha  berbondong-bondong  mendatangi  orang  yang  menekuni  bidang  supranatural  yang  biasa  disebut  dengan  “dukun” atau “paranormal” dengan maksud agar usahanya lancar dan  bisa  mendatangkan  untung  yang  besar.  Melalui  televisi  sering  ditayangkan  berita  tentang  selebritis  yang  menggunakan  jasa  paranormal  untuk  meningkatkan  popularitasnya  sebagai  publik  figur  yang  seharusnya  menjadi   contoh  bagi  masyarakat,  bukan  malah  merusak  akidah  mereka  dengan  mempercayai dengan hal-hal yang semacam ini.
Sangat  disayangkan,  ternyata  remaja  juga  banyak  menggunakan  cara  ini untuk memperoleh sesuatu atau mencapai maksud tertentu, misalnya untuk  memudahkan lahan pekerjaan, dan tidak jarang pula mereka melakukan hal itu  untuk menaklukkan  lawan jenis, dengan menjalankan semua  persyaratan yang  dianjurkan oleh paranormal atau dukun tersebut. Padahal masa remaja adalah  masa  membekali  diri  dengan  hal-hal  yang  positif  untuk  menyongsong  masa  depan  yang  lebih  baik  bukan  terbawa  oleh  keimanan  yang  tidak  logis  dan  merusak keimanan.
Sebenarnya istilah “klenik”  itu ada sejak zaman nenek moyang, hanya  saja  sebutannya  yang  berbeda.  Ada  sebagian  orang  yang  mengenal  hal-hal  gaib atau ajaib dengan istilah “animisme” dan ”dinamisme”, tetapi ada juga  orang yang menyebutnya dengan istilah supranatural.
Dalam  “Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia”  animisme  berarti  “kepercayaan  kepada  roh-roh  yang  mendiami  sekalian  benda,  seperti  pohon,  batu,  sungai,  gunung,  dan  sebagainya”  (Depdikdud,  1989:40).  Sedangkan  dinamisme adalah “kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan  yang  dapat  mempengaruhi  keberhasilan  atau  kegagalan  usaha  manusia dalam mempertahankan hidup” (Depdikbud, 1989:206).
Bagi sebagian masyarakat, mempercayai mitos dan segala urusan yang  berbau  klenik  dengan  mendatangi  paranormal  atau  dukun  guna  memenuhi  hasrat dan keinginannya  adalah sebuah pilihan. Oleh karena itu, berdasarkan   asumsi tersebut tidak  salah    bila dikatakan bahwa sebagian masyarakat masih  “primitif”,  sebab  salah  satu  ciri  khas  masyarakat  primitif  adalah  percaya  kepada  paranormal  atau  dukun.  Dan  sudah  bisa  dipastikan  bahwa  hal  yang  berbau  klenik  itu  tidak  membuat  iman  bertambah,  tapi  justru  dapat  merusak  aqidah selaku umat yang percaya akan kekuasaan Allah SWT.
Atas  dasar  latar  belakang  itulah  maka  peneliti  mengkaji  secara  mendalam  serta  menuangkannya  dalam  sebuah  karya  tulis  ilmiah  berupa  skripsi yang berjudul  “PELAKSANAAN  BIMBINGAN  ISLAM  DALAM  MENGATASI  PERSOALAN  KLENIK  DI  KALANGAN  REMAJA  (Studi  Kasus  di Wilayah  RW  06  Desa  Senenan  Kecamatan  Tahunan  Kabupaten  Jepara)”.        B.  Perumusan Masalah Agar  penelitian  ini  lebih  terarah  maka  peneliti  membatasi  masalah  yang dibahas adalah tentang Pelaksanaan Bimbingan  Islam Dalam Mengatasi  Persoalan  klenik  di  Kalangan  Remaja  usia  17  tahun  sampai  21  tahun  yang berjumlah 123 remaja.
Berdasarkan  pembatasan  masalah  di  atas  maka  dapat  dirumuskan  masalah yang diteliti sebagai berikut: 1.  Bagaimana  pelaksanaan  bimbingan  Islam  dalam  menangani  persoalan  klenik  di  kalangan  remaja  di  wilayah  RW.  06  Desa  Senenan  Tahunan  Jepara?   2.  Apa saja  metode yang digunakan  dalam pelaksanaan bimbingan  Islam di  kalangan remaja, yang terjadi di wilayah RW. 06 Desa Senenan Tahunan  Jepara? C.  Tujuan Penelitian Dengan  mengacu  pada  batas  dan  rumusan  masalah  yang  telah  dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.  Untuk  mengetahui  pelaksanaan  bimbingan  Islam  dalam  mengatasi  persoalan klenik  di kalangan remaja, yang terjadi di wilayah RW. 06 Desa  Senenan Tahunan Jepara.
2.  Untuk mengetahui metode bimbingan Islam di kalangan remaja di wilayah  RW. 06 Desa Senenan Tahunan Jepara D.  Telaah Pustaka Untuk  mengetahui  relevansi  penelitian  yang  penulis  lakukan  dengan  tema berdasarkan hasil survey penulis adalah:    1.  Selama  ini  kekuatan  supranatural  lebih  dikaitkan  dengan  kekuatan  ilmu  hitam  (black  magic),  bahkan  cenderung  lebih  condong  terhadap perdukunan  yang  berbau  klenik  dan  tahayul.  Padahal  kekuatan  supranatural sudah ada sejak zaman nabi dan dimanfaatkan dalam hal-hal  yang  baik.  Untuk  menolong  sesama,  diantaranya  untuk  menolong  orang  yang  sakit  yang  sulit  diobati  tanpa  memerintahkan  meminum  obat  atau  mengoperasinya.  Dalam  hal  ini  dengan  penuh  ketegasan  Al-Qur’an menyebutkan  bahwa  beberapa  individu  yang  kesemuanya  mempunyai  kekuatan  ghaib  diantaranya  para  nabi  yang  mempunyai  supranatural   (ghaib)  ini  dapat  dilihat  dalam  bukunya  Fuad  Nashori  yang  berjudul  Potensi-Potensi Manusia: Seri Psikologi Islam.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi