Rabu, 20 Agustus 2014

Skripsi Dakwah:Pemikiran Dr. Ibrahim Elfiky tentang Positive Thinking dan Implikasinya Terhadap Kesehatan Mental dalam Buku Terapi Positive Thinking


 BAB I  PENDAHULUAN  
A.  Latar Belakang Masalah  Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,  umat  manusia  secara  beramai-ramai  memburu  kemewahan hidup.  Semakin  modern kehidupan manusia, maka semakin kompleks tatanan kehidupan yang  harus dihadapi manusia. Kompleksitas kehidupan ini  bisa membuat manusia  mengalami  konflik-konflik  batin  yang  serius  dan  kekalutan  mental  (mental  disorder) (Kartono, 1989: 30), yang pada akhirnya bisa menjadikannya hidup  tidak  selaras  dengan  ketentuan  dan  petunjuk  Allah  SWT  (Musnamar,  1992: 17).
Realitas di masyarakat Indonesia sekarang ini bisa  dilihat dari tayangan  TV maupun media cetak. Sudah tidak asing lagi dan menjadi konsumsi seharihari informasi yang disampaikan tentang perbuatan kriminal, seperti pencurian  sepeda  motor,  perampokan,  penganiayaan,  pembunuhan  terhadap  istri  atau  suami  sendiri,  bahkan  anak  kandungnya  sendiri  dijual,  sampai  yang  paling  tragis  adalah  mati  bunuh  diri.  Semua  itu  salah  satunya  disebabkan  tertekan  jiwanya  memikirkan  kebutuhan  hidup,  tidak  terkendali  jiwanya  dan  tidak  sanggup  menghadapi  kenyataan  hidup  sehingga  tidak  mampu  lagi  untuk  berpikir jernih.

 Jika tekanan-tekanan batin dan konflik-konflik pribadi tersebut selalu ada  pada diri seseorang, maka akibatnya sangat menggangu ketenangan hidupnya  dan kerapkali menjadi pusat pengganggu (storings centrum) bagi ketenangan  hidup  (Kartono,  1989:  4).  Diperlukan  pikiran  yang  jernih  dan  positif  dalam  menyikapi setiap problematika yang ada. Karena kalau kita tidak tenang dalam  menghadapi situasi yang kompleks ini dikhawatirkan dapat menimbulkan stres  yang berbahaya untuk kejiwaan seseorang. Pikiran memegang peranan sentral  disini, ketika kita mampu mengendalikan (manage) pikiran kita dari beragam  masalah yang ada dapat dipastikan jiwa kita tidak akan terganggu.
Kata  berpikir  dalam  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  (2005:  872)  mempunyai  arti:  menggunakan  akal  budi  untuk  mempertimbangkan  dan  memutuskan sesuatu. Pikiran merupakan pelopor awal,dimana prinsip-prinsip  dasar yang kita pegang pun pada awalnya dianalisa dan dicerna oleh pikiran.
Sehingga  kita  bisa  mengerti  baik-buruk,  tepat-tidak tepat,  benar-salah.  Perlu  diingat bahwa segala tindakan yang dilakukan pun diawali oleh pikiran. Nah,  kita  bisa  pahami  begitu  diperlukannya  positive  thinking dalam  kehidupan  sehari-hari sehingga positive thinkingini pun bisa menjadi bagian alam bawah  sadar kita dalam berpikir dan bertindak.
Viera  Biffer  memberikan  definisi  Positive  Thinking adalah  mengambil  manfaat  dengan  menggunakan  akal  kesadaran  dengan  penuh  kerelaan  dalam  bentuk  yang  positif  (Said,  2010:  18).  Artinya  melihat  suatu  peristiwa  secara  positif, menerima atas apa yang telah menimpanya, meyakini bahwa di balik  suatu  peristiwa  pasti  ada  hikmahnya.  Dengan  begitu  jiwa  akan  tenang  dan   dapat  melakukan  fungsi-fungsinya  dengan  baik.  Jelas bahwa  segala  masalah  semua berada di alam pikiran kita, apakah kita mampu untuk menyelesaikan  masalah  itu  atau  malah  larut  di  dalamnya.  Kemampuan berpikir  ini  akan  berimplikasi terhadap kesehatan mental kita. The state of the mind importantly  determines pleasure and displeasure (Khavari, 2000: 81).
Kesehatan  mental  sebagaimana  yang  dikatakan  Darajat (1984:  3-4)  adalah  keharmonisan  yang  sungguh-sungguh  antara  fungsi-fungsi  jiwa,  serta  mempunyai  kesanggupan  untuk  menghadapi  problema-problema  yang  biasa  terjadi,  serta  terhindar  dari  kegelisahan  dan  konflik  batin.  Definisi  ini  menunjukkan  bahwa  fungsi-fungsi  jiwa  seperti  pikiran,  perasaan,  sikap,  pandangan dan keyakinan harus saling menunjang dan bekerja sama sehingga  menciptakan keharmonisan hidup, yang menjauhkan orang dari sifat ragu-ragu  dan bimbang, serta terhindar dari rasa gelisah dan konflik batin.
Pribadi  yang  mempunyai  mental  yang  sehat  secara  relatif  dekat  sekali  dengan integritas jasmaniah-rohaniah yang ideal. Kehidupan psikisnya stabil,  tidak  banyak  memendam  konflik  internal.  Suasana  hatinya  tenang,  imbang,  dan  jasmaninya  selalu  sehat  (Kartono,  1989:  7).  Namun  sebaliknya,  pribadi  yang tidak sehat mentalnya tentu dalam dirinya akanselalu diliputi perasaan  yang  tidak  tenang,  cemas,  bimbang,  sehingga  menimbulkan  stres.  In  the  mental health field, there are times when we need to act immediately. There’s  no question of waiting things out. We must do something and quickly! If we  don’t,  a  mental  health  emergency  may  well  turn  into a  disaster  (Wicks,  1979: 133).
 Apabila seseorang tidak  memiliki daya tahan mental  dan spiritual  yang  tangguh maka akan mudah muncul keadaan stres dan depresi. Keimanan yang  lemah sangat rentan dan mudah tertimpa dua keadaan  tersebut, maka dari itu  kekuatan iman dan ketaqwaanlah yang akan menghasilkan daya tahan mental  yang kokoh dan kuat dalam menghadapi berbagai persoalan dalam kehidupan  (Adz-Dzaky,  2004:  2).  Dari  sinilah  perlunya  manusia merubah  jiwa  yang  penuh ketidakstabilan menjadi jiwa yang tenang dan  jiwa yang damai, yakni  dengan  berpikir  positif  (khusnudzon)  atas  berbagai  dinamika  hidup  yang  terjadi.
Allah  Azza Wajallajuga telah memperingatkan kita untuk berprasangka  baik  kepada-Nya.  Dari  Abu  Hurairah  r.a.  dari  Nabi  SAW,  bahwa  sesungguhnya beliau bersabda : Allah Ta’ala berfirman :  :ِ< ى ِ>?َA BCَD َ>EِA FَGَا Artinya  :  Aku  menurut  (mengikuti)  persangkaan  hamba-Ku  terhadap-Ku  (Hasyim, 1993: 238).
Maksudnya  yakni  apabila  dia  (manusia)  berprasangka  baik  terhadap-Nya,  maka begitulah yang berlaku baginya, begitu pula jika dia berprasangka buruk  terhadap-Nya,  maka  begitulah  yang  berlaku  baginya.  Jadi,  positive  thinking lah  dalam  menjalani  hidup  ini.  Guna  mendapatkan  hasil  yang  terbaik  serta  mendapatkan  ridho-Nya.  William  shakespeare  mengatakan  bahwa,  baik  buruknya  kesehatan  bergantung  pada  pikiran.  Pikiran yang  negatif  akan  memberikan  stimulus  penyakit  pada  tubuh  manusia,  begitu  juga  sebaliknya,  pola pikir yang positif akan memberikan stimulus sehat pada tubuh, sehingga  kita tidak lagi mengenal istilah stres (Mulyana, 2009: xiii).
 Stres  merupakan  salah  satu  dampak  atau  perwujudan  dari  mental  yang  tidak sehat. Kata stres sangat populer di era modern dewasa ini. Bahkan dapat  dikatakan  bahwa  di  jaman  modern  ini  hidup  tanpa  stres  seperti  sayur  tanpa  garam. Adapun stres menjadi begitu populer di negeri kita ini terutama setelah  bangsa ini terperosok ke dalam krisis multi dimensi. Sesungguhnya, fenomena  stres itu sendiri berakar dari gaya hidup yang dipilih oleh masyarakat sendiri.
Gaya  hidup  yang  hanya  mementingkan  materi  dengan  mengabaikan  aspek  rohani  telah  melahirkan  berbagai  macam  situasi  yang penuh  dengan  ketidakseimbangan.  Semua  stres  dimulai  dengan  satu  pikiran  negatif.  Satu  pikiran  yang  muncul  tanpa  terawasi,  kemudian  datang lebih  banyak  pikiran  negatif,  sampai  stres  mewujud.  Efeknya  adalah  stres,  tetapi  penyebabnya  adalah pemikiran negatif, dan semuanya dimulai dengan satu pikiran negatif  yang  kecil.  Terlepas  dari  apa  pun  yang  sudah  mewujud.  Anda  dapat  mengubahnya  dengan  satu  pikiran  positif  yang  kecil, yang  kemudian  berkembang biak (Byrne, 2007: 149-150).
Stres yang dibiarkan berlarut membebani pikiran dandapat mengganggu  sistem kekebalan tubuh. Apabila kita berada dalam emosi yang negatif seperti  rasa  sedih,  benci,  iri,  putus  asa,  kecemasan  dan  kurang  bersyukur  dengan  nikmat  yang  ada,  maka  sistem  kekebalan  kita  menjadi melemah  (Lubis,  2009:  1).  Stress  can  appear  in  the  form  of  headache,  cold,  or back  problem, or a number of other physical symptoms(Wicks, 1979: 129).


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi