BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bimbingan
Islam terhadap anak sangat diperlukan sebab anak adalah penerus perjuangan bangsa, yang menentukan
nasib bangsa di masa yang akan datang, maju
mundurnya suatu bangsa
sangat bergantung bagaimana
bangsa itu memperlakukan
dan mendidik anak-anaknya.
Sebagaimana diketahui keluarga
merupakan pendidikan pertama
yang sangat menentukan
baik buruknya kepribadian seseorang.
Pola-pola pendidikan keluarga yang negatif bisa menjadi latar belakang dan penyebab
timbulnya gejala tidak percaya diri.
(Hakim, 2005: 122).
Permasalahan anak masih banyak
terjadi, lebih lagi dalam masa sulit saat
ini, dimana bangsa
Indonesia sedang dilanda
krisis dalam berbagai bidang.
Selain itu masyarakat
yang makin kompleks
telah memberikan pengaruh
buruk terhadap pengasuhan
dan perawatan anak.
Antara lain, eksploitasi
anak secara ekonomi,
kekerasan, penelantaran anak,
dan bentukbentuk pelanggaran
lainnya, baik jumlah
maupun kualitasnya semakin meningkat.
Walaupun berbagai upaya
telah dilakukan tetapi
hak-hak anak masih belum dapat terpenuhi secara optimal.
(Depsos, RI, 1999:2) Setiap anak yang
lahir di dunia menginginkan tumbuhdan berkembang dalam
suatu keluarga yang
bahagia dan harmonis,
lingkungan yang penuh dengan
kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya, namun sayangnya tidak
semua anak bisa
merasakan kebahagiaan yang
demikian, artinya tidak semua anak
dapat merasakan kebahagiaan
karena mendapat belaian
kasih sayang yang utuh dari
keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan anak yang ditinggal mati oleh orang tuanya
atauyang biasa disebut anak yatim.
(Qoimi, 2003: 204).
Sebagai mahluk sosial yang memiliki kecenderungan untuk berteman dan
bergaul dengan sesama
manusia, anak-anak yatim
juga membutuhkan pergaulan
dengan orang lain
terutama yang sebaya.
Pergaulan dan interaksi sosial
merupakan kebutuhan fitrah
insan, apalagi anak-anak
yang jiwa dan raga
mereka tengah tumbuh berkembang. (Muhsin, 2003: 96).
Namun, kebanyakan
anak-anak yatim karena
telah kehilangan perhatian
dan kasih sayang
orang tua, telah
kehilangan kepercayaan dan menjadi
rendah diri (inferior) dalam pergaulan, terutama mereka yang berasal dari
diri dan mudah
tersinggung. Bahkan, ada
yang menjauhkan diri
dari pergaulan dengan sesama
anak-anak sebaya mereka. Hal ini mungkin terjadi karena
beban psikologis yang
sedemikian berat, sementara
mereka belum sanggup
memikulnya sebaliknya, adapula
anak yatim yang
hidupnya bebas dan memiliki keberanian dalam menantang hidup
(superior), karena tidak ada lagi orang
yang bisa mencegah,
mengendalikan, dan memperdulikan
diri mereka, oleh
karena itu usaha
meringankan beban psikologi,
menyenangkan hati, dan
memperbaiki kemelut pikiran
mereka menjadi sangat
penting.
(Muhsin, 2003: 97) Menurut ajaran Islam, manusia diberi kebebasan
untuk sadar dan aktif melakukan beberapa
upaya untuk meningkatkan
diri. Menurut al-Ghazali peningkatan diri pada hakekatnya adalah
perbaikan akhlak, dalam menumbuh kembangkan
sifat-sifat terpuji dan sekaligus menghilangkan sifat-sifat tercela pada diri seseorang (Bastaman, 1995: 85).
Atau sering disebut dengan amar ma’ruf
nahi mungkar.
Selain itu
perilaku anak harus
berdasarkan pada nilai-nilai
agama.
Seseorang dikatakan
memiliki perilaku keagamaan
yang baik apabila
ia mampu sungguh-sungguh
melaksanakan perintah-Nya danmenjauhi laranganNya perlu
ditanamkan melalaui proses
pembelajaran dan pengemdalian gejolak jiwanya.
Apabila dalam masa ini, anak
tidak berhasil mengatasi situasi-situasi kritis dan terlalu mengikuti gejolak emosinya,
makabesar kemungkinannya ia akan
terperangkap ke jalan yang salah. Kasus-kasus penyalahgunaan obat atau penyalagunaan
seks atau kenakalan
anak yang lain,
sering kali disebabkan oleh
kurang adanya kemampuan
anak untuk mengarahkan emosinya secara positif
(Daradjat, 1992: 84-85).
Karenanya anak hendaknya
dapat mengarahkan emosinya agar
perilaku-perilaku anti sosial dalam masa ini dapat diminimalisir.
Hal ini mengingat
emosi adalah dorongan
untuk bertindak (Goleman,
1996: 7). Selain
itu, dalam perilaku individu, emosi
mempunyai beberapa peran,
diantaranya adalah memperkuat
semangat, melemahkan semangat,
menghambat atau mengganggu
konsentrasi belajar, terganggunya penyesuaian
sosial, bahkan suasana
emosional yang diterima
dan dialami individu
semasa kecilnya akan
mempengaruhi sikapnya
dikemudian hari (Yusuf. 2000: 115).
Kecerdasan emosi
yang merujuk pada
kecerdasan emosional adalah sebuah
kemampuan untuk mendengarkan
bisikan emosi dan
menjadikannya sebagai sumber
informasi maha penting
untuk memahami diri
sendiri dan orang
lain demi mencapai
sebuah tujuan (Ginanjar,
2003 : 62).
Emosi yang lepas
kendali dapat merubah
orang pandai menjadi
bodoh, tanpa kecerdasan emosi
orang tidak akan
mampu menggunakan kemampuan
kognitif mereka sesuai dengan potensinya secara maksimum
(Ginanjar,2003 : 36).
Kecerdasan emosi bekerja secara
sinergis dengan ketrampilan kognitif.
Orang-orang yang
berprestasi tinggi memiliki
keduanya, makin kompleks pekerjaan,
Makin penting kecerdasan
emosi. Kekurangan kecerdasan
emosi dapat menyebabkan orang
terganggu dalam menggunakankeahlian teknis atau keenceran otak yang dimilikinya.
Anak yang
hidup di panti
asuhan cenderung mengalami kemunduran dan
menghadapi sejumlah kendala
dalam proses pertumbuhan
jiwanya, seorang pakar
psikologi anak menyatakan
bahwa seratus persen
dari anakanak yang pada
tahun-tahun pertama usianya hidup dipanti asuhan mengalami kelambanan dalam pertumbuhan jiwanya. Bahkan
sampaimasa baliq, mereka tetap tak
mampu bergaul secara
normal dengan masyarakat
umum. Oleh karena
itu anak panti
asuhan membutuhkan bimbingan
Islam karena merupakan
proses mengarahkan anak
yatim piatu dalam
hidupnya akan berperilaku yang
tidak keluar dari
ketentuan dan petunjuk
Allah, sehingga akan tercapai kehidupan yang bahagia dunia dan
akhirat. (Faqih, 2001: 4).
Selain dibekali bimbingan agama
anak panti asuhan juga perlu dibekali kecerdasan emosional
karena menjadikan anak
mempunyai kemampuan mengenali
perasaan diri sendiri
dan orang lain,
kemampuan memotivasi diri sendiri dan
kemampuan mengelola emosi
dengan baik pada
diri sendiri dan dalam
pengaruhnnya dengan orang lain (Goleman, 2005: 512).
Dari apa yang telah dipaparkan
tersebut, peneliti sangat tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang bimbingan Islam
dan pengembangan kecerdasan emosi terhadap
kepribadian anak-anak di
Panti Asuhan Darul Hadlonah
Kabupaten Kendal.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian sebelumnya, ada
permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh antara bimbingan Islam
terhadap kepribadian anak-anak di panti
asuhan Darul Hadlonah Kabupaten Kendal? 2. Adakah
pengaruh pengembangan kecerdasan
emosi anak terhadap kepribadian
anak-anak di panti
asuhan Darul Hadlonah
Kabupaten Kendal? 3.
Adakah pengaruh bimbingan Islam dan pengembangan kecerdasan emosi terhadap
kepribadian anak-anak di
panti asuhan Darul
Hadlonah Kabupaten Kendal? C.
Tujuan Penelitian Sesuai dengan
rumusan masalah di
atas, maka tujuan
penelitian ini adalah: 1.
Untuk menguji pengaruh
antara bimbingan Islam
terhadap kepribadian anak-anak di panti asuhan Darul Hadlonah
Kabupaten Kendal 2. Untuk
menguji pengaruh pengembangan
kecerdasan emosi anak
terhadap kepribadian anak-anak di
panti asuhan Darul Hadlonah Kabupaten Kendal.
3. Untuk
menguji pengaruh bimbingan
Islam dan pengembangan
kecerdasan emosi terhadap
kepribadian anak-anak di
panti asuhan Darul
Hadlonah Kabupaten Kendal.
D. Signifikansi Berdasarkan tujuan penelitian di atas,
signifikansipenelitian ini adalah sebagai
berikut: 1. Secara Teoritis a.
Penelitian ini dapat
menambah wawasan, khazanah
dan ilmu pengetahuan, baik
dalam kajian Dakwah
Islam pada khususnya
dan Ilmu Agama Islam pada umumnya.
b. Dapat
menambah khazanah keilmuan
dakwah Islam dalam memberikan pemahaman
terhadap bimbingan Islam
dan pengembangan kecerdasan emosi
bagi kepribadian anakpanti asuhan.
2. Secara Praktis a.
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi pengelola panti asuhan Darul Hadlonah Kabupaten Kendal.
b. Diharapkan
penelitian ini memberikan
motivasi dalam pengelolaan kepribadian
anak di panti
asuhan Darul Hadlonah
Kabupaten Kendal yang lebih baik.
E. Tinjauan Pustaka Untuk lebih memperjelas mengenai permasalahan,
peneliti akan menguraikan beberapa
kepustakaan yang relevan mengenai pembahasan yang akan dibicarakan dalam tesis ini antara lain: 1.
Penelitian yang dilakukan
oleh Ema Hidayanti
dalam tesisnya (2005) berjudul
Pengaruh Kecerdasan Emosional
Dan Konsep Diri
Terhadap Efektivitas Komunikasi
Interpersonal Perawat RSUD Tugurejo Semarang.
Hasil penelitian
menunjukkan Kecerdasan emosional
berpengaruh signifikan terhadap
efektivitas komunikasi interpersonal
perawat RSUD Tugurejo Semarang, pengaruhnya sebesar 14,2%.
Konsep diri berpengaruh signifikan terhadap
efektivitas komunikasi interpersonal
perawat RSUD Tugurejo
Semarang, pengaruhnya sebesar
23,2% dan Kecerdasan emosional
dan konsep diri
berpengaruh signifikan terhadap
efektivitas komunikasi interpersonal
perawat RSUD Tugurejo
Semarang, pengaruhnya sebesar
50,8%.
2. Penelitian
M.Tohirin (2005) Pengaruh
Motivasi Kerja Dan
Kepuasan Kerja Terhadap
Pembayaran Zakat Profesi(
Studi terhadap Pegawai universitas
Muhammadiyah magelang). hasil
penelitian menunjukkan motivasi
kerja pegawai adalah
baik(rata-rata = 78,67%);
kepuasan kerja pegawai
adalah memuaskan (rata-rata
= 72%) hasil
analisiskorelasional parsial menunjukkan
bahwa tingkat pengaruh
antara variabel motivasi kerja
terhadap pembayaran zakat
profesi sebesar sebesar
0,039 secara kualitatif dapat dinyatakan sangat rendah.
3. Penelitian Totok Jumantoro dalam tesisnya
(2004) yang berjudul Pengaruh Dzikir dan
Kesembuhan Gangguan Mental
Psikosomatis (Studi Kasus di PP Suryalaya
Tasikmalaya Jawa Barat),
hasil penelitian menunjukkan menunjukkan
tingkaat kesembuhan 93,3%,
yang sangat jauh
jika dibandingkan dengan
terapi yang dilaksanakan
didunia kedokteran jiwa hanya
mampu mencapai tingkat kesembuhan 64,4% F. Sistematika Penelitian Sistematika
pembahasan penelitian ini dibagi dalam
lima bab. Bab pertama atau bagian awal
berisi tentang pendahuluan,
yang berisi tentang latar
belakang penelitian yaitu
pentingnya bimbingan Islam
dan pengembangan kecerdasan emosi
bagi kepribadian anak-anak di panti asuhan.
Pendahuluan juga
memuat rumusan tujuan
penelitian, signifikansi, studi pustaka
dan sistematika pembahasan.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi