Selasa, 19 Agustus 2014

Skripsi Dakwah:PENGARUH ANTARA BIMBINGAN ISLAM DAN PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP KEPRIBADIAN ANAK-ANAK DI PANTI ASUHAN DARUL HADLONAH KABUPATEN KENDAL


BAB I  PENDAHULUAN  
A.  Latar Belakang Masalah  Bimbingan  Islam terhadap anak sangat diperlukan sebab anak adalah  penerus perjuangan bangsa, yang menentukan nasib bangsa di masa yang akan  datang,  maju  mundurnya  suatu  bangsa  sangat  bergantung  bagaimana  bangsa  itu  memperlakukan  dan  mendidik  anak-anaknya.  Sebagaimana  diketahui  keluarga  merupakan  pendidikan  pertama  yang  sangat  menentukan  baik  buruknya kepribadian seseorang. Pola-pola pendidikan keluarga yang negatif  bisa menjadi latar belakang dan penyebab timbulnya  gejala tidak percaya diri.
(Hakim, 2005: 122).
Permasalahan anak masih banyak terjadi, lebih lagi  dalam masa sulit  saat  ini,  dimana  bangsa  Indonesia  sedang  dilanda  krisis  dalam  berbagai  bidang.  Selain  itu   masyarakat  yang  makin  kompleks  telah  memberikan  pengaruh  buruk  terhadap  pengasuhan  dan  perawatan  anak.  Antara  lain,  eksploitasi  anak  secara  ekonomi,  kekerasan,  penelantaran  anak,  dan  bentukbentuk  pelanggaran  lainnya,  baik  jumlah  maupun  kualitasnya  semakin  meningkat.  Walaupun  berbagai  upaya  telah  dilakukan  tetapi  hak-hak  anak  masih belum dapat terpenuhi secara optimal. (Depsos, RI, 1999:2)  Setiap anak yang lahir di dunia menginginkan tumbuhdan berkembang  dalam  suatu  keluarga  yang  bahagia  dan  harmonis,  lingkungan  yang  penuh  dengan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya, namun sayangnya  tidak  semua  anak  bisa  merasakan  kebahagiaan  yang  demikian,  artinya  tidak  semua  anak  dapat  merasakan  kebahagiaan  karena  mendapat  belaian  kasih  sayang yang utuh dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian  dan anak yang ditinggal mati oleh orang tuanya atauyang biasa disebut anak  yatim. (Qoimi, 2003: 204).

Sebagai mahluk sosial  yang memiliki kecenderungan untuk berteman  dan  bergaul  dengan  sesama  manusia,  anak-anak  yatim  juga  membutuhkan  pergaulan  dengan  orang  lain  terutama  yang  sebaya.  Pergaulan  dan  interaksi  sosial  merupakan  kebutuhan  fitrah  insan,  apalagi  anak-anak  yang  jiwa  dan  raga mereka tengah tumbuh berkembang. (Muhsin, 2003: 96).
Namun,  kebanyakan  anak-anak  yatim  karena  telah  kehilangan  perhatian  dan  kasih  sayang  orang  tua,  telah  kehilangan  kepercayaan  dan  menjadi rendah diri (inferior) dalam pergaulan, terutama mereka yang berasal  dari  diri  dan  mudah  tersinggung.  Bahkan,  ada  yang  menjauhkan  diri  dari  pergaulan dengan sesama anak-anak sebaya mereka. Hal ini mungkin terjadi  karena  beban  psikologis  yang  sedemikian  berat,  sementara  mereka  belum  sanggup  memikulnya  sebaliknya,  adapula  anak  yatim  yang  hidupnya  bebas  dan memiliki keberanian dalam menantang hidup (superior), karena tidak ada  lagi  orang  yang  bisa  mencegah,  mengendalikan,  dan  memperdulikan  diri  mereka,  oleh  karena  itu  usaha  meringankan  beban  psikologi,  menyenangkan  hati,  dan  memperbaiki  kemelut  pikiran  mereka  menjadi  sangat  penting.
(Muhsin, 2003: 97)  Menurut ajaran Islam, manusia diberi kebebasan untuk sadar dan aktif  melakukan  beberapa  upaya  untuk  meningkatkan  diri.  Menurut  al-Ghazali  peningkatan diri pada hakekatnya adalah perbaikan akhlak, dalam menumbuh  kembangkan sifat-sifat terpuji dan sekaligus menghilangkan sifat-sifat tercela  pada diri seseorang (Bastaman, 1995: 85). Atau  sering disebut dengan  amar  ma’ruf nahi mungkar.
Selain  itu  perilaku  anak  harus  berdasarkan  pada  nilai-nilai  agama.
Seseorang  dikatakan  memiliki  perilaku  keagamaan  yang  baik  apabila  ia  mampu sungguh-sungguh melaksanakan perintah-Nya danmenjauhi laranganNya  perlu  ditanamkan  melalaui  proses  pembelajaran  dan  pengemdalian  gejolak jiwanya.
Apabila dalam masa ini, anak tidak berhasil mengatasi situasi-situasi  kritis dan terlalu mengikuti gejolak emosinya, makabesar kemungkinannya ia  akan terperangkap ke jalan yang salah. Kasus-kasus penyalahgunaan obat atau  penyalagunaan  seks  atau  kenakalan  anak  yang  lain,  sering  kali  disebabkan  oleh  kurang  adanya  kemampuan  anak  untuk  mengarahkan emosinya  secara  positif  (Daradjat,  1992:  84-85).  Karenanya  anak  hendaknya  dapat  mengarahkan emosinya agar perilaku-perilaku anti sosial dalam masa ini dapat  diminimalisir.  Hal  ini  mengingat  emosi  adalah  dorongan  untuk  bertindak  (Goleman,  1996:  7).   Selain  itu,  dalam  perilaku individu,  emosi  mempunyai  beberapa  peran,  diantaranya  adalah  memperkuat  semangat,  melemahkan  semangat,  menghambat  atau  mengganggu  konsentrasi  belajar,  terganggunya  penyesuaian  sosial,  bahkan  suasana  emosional  yang  diterima  dan  dialami  individu  semasa  kecilnya  akan  mempengaruhi  sikapnya dikemudian  hari  (Yusuf. 2000: 115).
Kecerdasan  emosi  yang  merujuk  pada  kecerdasan  emosional  adalah  sebuah  kemampuan  untuk  mendengarkan  bisikan  emosi  dan  menjadikannya  sebagai  sumber  informasi  maha  penting  untuk  memahami  diri  sendiri  dan  orang  lain  demi  mencapai  sebuah  tujuan  (Ginanjar,  2003  :  62).  Emosi  yang  lepas  kendali  dapat  merubah  orang  pandai  menjadi  bodoh,  tanpa  kecerdasan  emosi  orang  tidak  akan  mampu  menggunakan  kemampuan  kognitif  mereka  sesuai dengan potensinya secara maksimum (Ginanjar,2003 : 36).
Kecerdasan emosi bekerja secara sinergis dengan ketrampilan kognitif.
Orang-orang  yang  berprestasi  tinggi  memiliki  keduanya,  makin  kompleks  pekerjaan,  Makin  penting  kecerdasan  emosi.  Kekurangan  kecerdasan  emosi  dapat menyebabkan orang terganggu dalam menggunakankeahlian teknis atau  keenceran otak yang dimilikinya.
Anak  yang  hidup  di  panti  asuhan  cenderung  mengalami kemunduran  dan  menghadapi  sejumlah  kendala  dalam  proses  pertumbuhan  jiwanya,  seorang  pakar  psikologi  anak  menyatakan  bahwa  seratus  persen  dari  anakanak yang pada tahun-tahun pertama usianya hidup dipanti asuhan mengalami  kelambanan dalam pertumbuhan jiwanya. Bahkan sampaimasa baliq, mereka  tetap  tak  mampu  bergaul  secara  normal  dengan  masyarakat  umum.   Oleh  karena  itu  anak  panti  asuhan  membutuhkan  bimbingan  Islam  karena  merupakan  proses  mengarahkan  anak  yatim  piatu   dalam  hidupnya  akan  berperilaku  yang  tidak  keluar  dari  ketentuan  dan  petunjuk  Allah,  sehingga  akan tercapai kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat. (Faqih, 2001: 4).
Selain dibekali bimbingan agama anak panti asuhan juga perlu dibekali  kecerdasan  emosional  karena  menjadikan  anak  mempunyai  kemampuan  mengenali  perasaan  diri  sendiri  dan  orang  lain,  kemampuan  memotivasi  diri  sendiri  dan  kemampuan  mengelola  emosi  dengan  baik  pada  diri  sendiri  dan  dalam pengaruhnnya dengan orang lain (Goleman, 2005: 512).
Dari apa yang telah dipaparkan tersebut, peneliti sangat tertarik untuk  mengkaji lebih lanjut tentang bimbingan Islam dan pengembangan kecerdasan  emosi  terhadap  kepribadian  anak-anak  di  Panti  Asuhan  Darul  Hadlonah  Kabupaten Kendal.
B.  Perumusan Masalah  Berdasarkan uraian sebelumnya, ada permasalahan yang akan dibahas  dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:  1.  Adakah pengaruh antara bimbingan Islam terhadap kepribadian anak-anak  di panti asuhan Darul Hadlonah Kabupaten Kendal?  2.  Adakah  pengaruh  pengembangan  kecerdasan  emosi  anak  terhadap  kepribadian  anak-anak  di  panti  asuhan  Darul  Hadlonah  Kabupaten  Kendal?  3.  Adakah pengaruh bimbingan Islam dan pengembangan kecerdasan emosi  terhadap   kepribadian  anak-anak  di  panti  asuhan  Darul  Hadlonah  Kabupaten Kendal?  C.  Tujuan Penelitian  Sesuai  dengan  rumusan  masalah  di  atas,  maka  tujuan  penelitian  ini  adalah:  1.  Untuk  menguji  pengaruh  antara  bimbingan  Islam  terhadap   kepribadian  anak-anak di panti asuhan Darul Hadlonah Kabupaten Kendal  2.  Untuk  menguji  pengaruh  pengembangan  kecerdasan  emosi  anak  terhadap  kepribadian anak-anak di panti asuhan Darul Hadlonah Kabupaten Kendal.
3.  Untuk  menguji  pengaruh  bimbingan  Islam  dan  pengembangan  kecerdasan  emosi  terhadap   kepribadian  anak-anak  di  panti  asuhan  Darul  Hadlonah  Kabupaten Kendal.
D.  Signifikansi  Berdasarkan tujuan penelitian di atas, signifikansipenelitian ini adalah  sebagai berikut:  1.  Secara Teoritis  a.  Penelitian  ini  dapat  menambah  wawasan,  khazanah  dan ilmu  pengetahuan,  baik  dalam  kajian  Dakwah  Islam  pada  khususnya  dan  Ilmu Agama Islam pada umumnya.
b.  Dapat  menambah  khazanah  keilmuan  dakwah  Islam  dalam  memberikan  pemahaman  terhadap  bimbingan  Islam  dan  pengembangan kecerdasan emosi bagi kepribadian anakpanti asuhan.
2.  Secara Praktis  a.  Diharapkan penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi pengelola panti  asuhan Darul Hadlonah Kabupaten Kendal.
b.  Diharapkan  penelitian  ini  memberikan  motivasi  dalam pengelolaan  kepribadian  anak  di  panti  asuhan  Darul  Hadlonah  Kabupaten  Kendal  yang lebih baik.
E.  Tinjauan Pustaka  Untuk lebih memperjelas mengenai permasalahan, peneliti akan  menguraikan beberapa kepustakaan yang relevan mengenai pembahasan yang  akan dibicarakan dalam tesis ini antara lain:  1.  Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Ema  Hidayanti  dalam  tesisnya  (2005)  berjudul  Pengaruh  Kecerdasan  Emosional  Dan  Konsep  Diri  Terhadap  Efektivitas Komunikasi Interpersonal Perawat RSUD Tugurejo Semarang.
Hasil  penelitian  menunjukkan  Kecerdasan  emosional  berpengaruh  signifikan  terhadap  efektivitas  komunikasi  interpersonal  perawat  RSUD  Tugurejo Semarang, pengaruhnya sebesar 14,2%. Konsep diri berpengaruh  signifikan  terhadap  efektivitas  komunikasi  interpersonal  perawat  RSUD  Tugurejo  Semarang,  pengaruhnya  sebesar  23,2%  dan  Kecerdasan  emosional  dan  konsep  diri  berpengaruh  signifikan  terhadap  efektivitas  komunikasi  interpersonal  perawat  RSUD  Tugurejo  Semarang,  pengaruhnya sebesar 50,8%.
2.  Penelitian  M.Tohirin  (2005)  Pengaruh  Motivasi  Kerja  Dan  Kepuasan  Kerja  Terhadap  Pembayaran  Zakat  Profesi(  Studi  terhadap  Pegawai  universitas  Muhammadiyah  magelang).  hasil  penelitian  menunjukkan  motivasi  kerja  pegawai  adalah  baik(rata-rata  =  78,67%);  kepuasan  kerja  pegawai  adalah  memuaskan  (rata-rata  =  72%)  hasil  analisiskorelasional  parsial  menunjukkan  bahwa   tingkat  pengaruh  antara  variabel  motivasi  kerja  terhadap  pembayaran  zakat  profesi  sebesar  sebesar  0,039  secara  kualitatif dapat dinyatakan sangat rendah.
3.  Penelitian Totok Jumantoro dalam tesisnya (2004) yang berjudul Pengaruh  Dzikir  dan  Kesembuhan  Gangguan  Mental  Psikosomatis (Studi  Kasus  di  PP  Suryalaya  Tasikmalaya  Jawa  Barat),  hasil  penelitian  menunjukkan  menunjukkan  tingkaat  kesembuhan  93,3%,  yang  sangat  jauh  jika  dibandingkan  dengan  terapi  yang  dilaksanakan  didunia  kedokteran  jiwa  hanya mampu mencapai tingkat kesembuhan 64,4%  F.  Sistematika Penelitian Sistematika pembahasan  penelitian ini  dibagi dalam  lima  bab.  Bab  pertama  atau  bagian  awal  berisi  tentang  pendahuluan,  yang  berisi   tentang  latar  belakang  penelitian  yaitu  pentingnya  bimbingan  Islam  dan  pengembangan kecerdasan emosi bagi kepribadian anak-anak di panti asuhan.
Pendahuluan  juga  memuat  rumusan  tujuan  penelitian,  signifikansi,  studi  pustaka dan sistematika pembahasan.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi