Selasa, 19 Agustus 2014

Skripsi Dakwah:STRATEGI SIE KEROHANIAN ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER KEPEMIMPINAN PADA SISWA TAHUN 2011/2012


BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah Khatib Pahlawan Kayo (2005: 7) menyebutkan bahwa kepemimpinan  dalam  pengertian  umum  adalah  suatu  proses  ketika  seorang  memimpin  (directs),  membimbing  (guides),  mempengaruhi  (influences)atau  mengontrol  (controls) pikiran, perasaan, atau tingkah laku orang lain. Dari definisi diatas  dapat  dipahami  bahwa  kepemimpinan  merupakan  tindakan  mempengaruhi orang  lain  untuk  melakukan  sesuatu  demi  tercapainya  tujuan  tertentu.
 Sedangkan  pemimpin  adalah  seseorang  yang  mampu  mempengaruhi  orang  lain  melalui  kewibawaan  dan  komunikasi  untuk  mencapai  tujuan.  Dalam  Islam istilah pemimpin diartikan dalam hadist sebagai berikut: ُ ( Artinya : Abdullah  bin  umar  berkata,  aku  mendengar  Rasulullah  Saw.
 Bersabda:  ”Masing-masing  kamu  adalah  pemimpin,  dan  masing-masing  kamu  bertanggung  jawab  terhadap  yang  dipimpin,  seorang  imam  adalah  pemimpin  dan  bertanggung  jawab  atas  yang  dipimpin.  Seorang  laki-laki  adalah  pemimpin  didalam  keluarganya  dan bertanggung jawab atasnya dan  seorang  perempuan  adalah  pemimpin  dirumah  suaminya  dan  bertanggung jawab    atasnya dan seorang pembantu adalah  pemimpin  atas  harta tuannya,  dan  bertanggung jawab atasnya” (H.R Bukhori  Muslim)  (Faizah dkk, 2006:  169)  Hadist diatas menjelaskan bahwa yang disebut pemimpin adalah setiap  individu,  tanpa  terkecuali  apakah  dia  laki-laki  ataupun  perempuan  asal  dia  sudah  mukallaf,  semuanya  adalah  pemimpin  dan  kepadanya  akan  dimintai  pertanggungjawaban  dari  hasil  kepemimpinannya  selama  di  dunia.  Perkara  pertanggungjawaban  itu  tentu  disesuaikan  dengan  tugas  pokok  dan  fungsi  serta wewenang yang telah diberikan kepadanya (Kayo, 2005: 74).

 Sikap  kepemimpinan  adalah  suatu  sikap  pribadi  yang  mampu  mengembangkan potensi diri, mampu menempatkan diri serta mampu berfikir  terbuka dan positif terhadap diri dan lingkungan. Adapun sikap kepemimpinan  ini tidak hadir dengan sendirinya melainkan dibangun dan dibentuk oleh pilarpilar pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
 Masalah  kepemimpinan  agaknya  merupakan  pokok  pangkal  terlahirkannya berbagai problematika dalam masyarakat. Hal ini menyangkut  kualitas  sang  pemimpin  dalam  menangani  dan  mengayomi  masyarakatnya.
 Secara  pasti,  di  Indonesia  pemimpin  yang  berkualitas  dalam  pemahaman  keislaman amatlah sedikit, malahan pada pucuk pimpinan negara terasa sekali  kekurangan  itu.  Sementara  dalam  satu  sisi,  Indonesia  adalah  bagian  dari  entitas dunia internasional yang baru saja tumbuh yang sungguh amat menarik  untuk menjadi incaran pihak-pihak adijaya dan kelompok-kelompok penentu  lain dalam upaya memainkan perananya di sini. Salah satunya, sebagaimana  diungkap  oleh  syekh  Al-ghozali  dalam  bukunya  “Harakatut  tabsyir  fi  junub  Syarqi Asia  (Gerakan Kristenisasi di Asia Tenggara )”, (1990) menyebutkan,  Indonesia merupakan negara yang paling subur bagi gerakan kristenisasi bila   dibandingkan  negara-negara  asean  lainnya.  Pernyataan  ghozali  itu  menjadi  kenyataan  bagi  umat  Islam  dewasa  ini.  Betapa  pemilu  dianggap  menjadi  penyelaras  masalah  kebangsaan/keumatan  justru  menjadi  penyelesaian  pahit  yang dihadapi umat (Sunet, 2000: 23).
 Generasi  muda  merupakan  pemangku  estafet  kepemimpinan  suatu  negara.  Kejayaan  negara  yang  akan  datang  tergantung  dari  bagaimana  generasi  mudanya  saat  ini.  peranan  generasi  muda  sangatlah  besar.  Oleh  karena  itu  perlu  adanya  pembinaan  yang  baik  agar  dapat  terbentuk  karakter  generasi muda yang baik pula.
 Siswa  SMA  termasuk  dalam  masa  perkembangan  yang  disebut  masa  remaja atau pubertas. Masa remaja adalah masa yang khusus, penuh gejolak  karena  pada  pertumbuhan  fisik  terjadi  ketidakseimbangan.  Hal  ini  akan  mempengaruhi  perkembangan  berfikir,  bahasa,  emosi,  dan  sosial  anak  (Sunarto  dkk,  2002:  75).  Pada  masa  ini  individu  mengalami  berbagai  perubahan baik fisik maupun psikis.
 Masa  remaja  berbeda  dengan  masa  anak-anak.  Pada  masa  remaja,  mereka  berusaha  melepaskan  diri  dari  orang  tua  dengan  maksud  untuk  menemukan  dirinya (Haditono, 2006:  279). Selain itu, mereka lebih tertutup  dan  tidak  lagi  mudah  terpengaruh  oleh  siapapun.  Sekalipun  terpengaruh,  pengaruh  itu  tidak  diterimanya  begitu  saja,  melainkan  dipilih  dan  diseleksi.
 Mereka juga sudah mulai bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya  (Sujanto, 1982:  188). Keinginan untuk membentuk kelompok-kelompok pun  terjadi  pada  masa  ini,  sehingga  tidak  jarang  ditemukan  kelompok  remaja   dalam berbagai jenis organisasi. Organisasi sangat penting bagi mereka untuk  mengembangkan  potensi  yang  dimilikinya,  organisasi  yang  mereka  ikuti  bermanfaat  untuk  memberikan  sumbangan  dalam  pembangunan  negaranya,  dan  juga  berfungsi  sebagai  pengembangan  sikap  sosial  remaja  (Haditono,  2006: 286 ).
 Era  globalisasi  menjadi  tantangan  bagi  generasi  muda  dalam  pembentukan  karakter  diri.  Maraknya  pergaulan  bebas,  narkoba,  budaya  hedonisme,  budaya  konsumerisme,  dan  tawuran  dikalangan  remaja  menjadikan  semakin  rusaknya  moral,  intelektual  dan  fisik  mereka.  Berbagai  keluhan  dan  kerisauan  kemudian  muncul  dari  orang  tua  dan  masyarakat  mengenai kehidupan anak-anak mereka dimasa sekarang maupun dimasa yang  akan  datang  akibat  maraknya  budaya  pop,  glamor,  santai  serta  krisis  moral  yang  melanda  masyarakat  modern.  Jauhnya  kehidupan  anak-anak  dari  nilai  agama  merupakan  salah  satu  dampak  nyata  perkembangan  dan  ekses  global  yang demikian deras tanpa adanya filter yang dapat menjadi perekat identitas  yang cukup kuat. Hal ini mencerminkan tantangan masa kini dan masa depan, terutama  yang  menyangkut  kebutuhan  hidup  secara  moril-agamis  maupun  materiil  dan berbagai faktor yang mempengaruhinya, telah menduduki tempat  teratas dalam kehidupan masyarakat.
 Kepemimpinan siswa merupakan salah satu upaya untuk memberikan  pemahaman  serta  membangun  karakter  kepemimpinan  siswa  agar  menjadi  siswa teladan, bertanggungjawab sehingga tidak terjerumus dengan pergaulan  bebas  yang  dapat  merusak  moral  dan  intelektual  mereka.  Karakter   kepemimpinan  pada  siswa  dapat  terbentuk  dengan  keikutsertaan  mereka  dalam  kegiatan-kegiatan  terkait  kepemimpinan  seperti  Latihan  Dasar  kepemimpinan, Outbond, dan Organisasi siswa (Osis, Pramuka, dan lain-lain).
 Selain  itu  karakter  kepemimpinan  juga  dapat  terbentuk  dalam  proses  pembelajaran  kegiatan  belajar  kelompok,  diskusi  serta  pembuatan  karya.
 Karakter tersebut dapat membantu mereka dalam mengatasi berbagai masalah  mereka  sendiri  serta  menjadikan  mereka  siswa  yang  cerdas,  bertanggung  jawab  dan  kreatif  serta  mampu  menjadi  “Agent  of  change”  di  masyarakat  (http://masnurulIslamnida.wordpress.com/artikel-ku/).
 Sie  Kerohanian  Islam  (ROHIS)  di  SMA  Negeri  3  Semarang  dalam  struktur  organisasi  merupakan  sub  bagian  dalam  kepengurusan  OSIS  seksi  satu (seksi keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa). ROHIS  merupakan organisasi yang berbasis agama Islam. Berbeda dengan ROHIS di  SMA  lain,  selain  kegiatan  keagamaan,  Organisasi  ini  juga  mempunyai  beberapa kegiatan pendukung diantaranya  yaitu latihan kepemimpinan siswa  muslim  (LKSM),  Latihan  Dasar  Kepemimpinan  (LDK)  dan  I-fest  (Islamic  Festival). ROHIS SMA Negeri 3 Semarang merupakan pelopor kegiatan I-fest  pertamakali dikota Semarang.
 Strategi  merupakan  hal  yang  sangat  penting  bagi  sebuah  organisasi  dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. ROHIS sebagai organisasi  mempunyai  berbagai  strategi  dalam  pembentukan  karakter  kepemimpinan  pada  siswa.  Strategi  tesebut  dirancang  dengan  memperhatikan  beberapa  hal  yang terkait dengan faktor internal (faktor yang berasal dari dalam organisasi   ROHIS)  dan  faktor  eksternal  (  faktor  yang  berasal  dari  luar  organisasi  ROHIS).  Strategi  ROHIS  SMA  Negeri  3  Semarang  mempunyai  keunggulan  dibandingkan  dengan  ROHIS  di  SMA  lain.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari  banyaknya  kegiatan-kegiatan  yang  sukses  diadakan  oleh  ROHIS.  kegiatan  tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan sukses tanpa adanya strategi-strategi  yang tepat.
 ROHIS  dalam  menyusun  strategi  pembentukan  karakter  kepemimpinan siswa menemui beberapa hambatan dan tantangan. Hal tersebut  dapat menjadi penghalang dalam pencapaian tujuan. Oleh karena itu hambatan  dan  tantangan  perlu  mendapat  perhatian  dalam  penyusunan  strategi  tersebut.
 Selain  itu,  dukungan  sekolah  juga  mempunyai  peran  yang  besar  dalam  pelaksanaan  strategi  ROHIS.  Hal  tersebut  dikarenakan  ROHIS  adalah  organisasi  yang  terikat  dengan  sekolah.  Oleh  karena  itu,  Harapan  penulis  dengan  mengetahui  hambatan  dan  tantangan  serta  cara  ROHIS  dalam  menyikapi  hal  tersebut,  dan  dukungan  sekolah  terhadap   ROHIS  dapat  menjadi pengetahuan bagi penulis serta ROHIS di SMA lain.
 Berdasarkan  latar  belakang  diatas  penulis  tertarik  membahas  tentang  beberapa permasalah yang terkait dengan strategi ROHIS dalam pembentukan  karakter kepemimpinan pada siswa. Oleh karena itu penulis akan meneliti  dan  mengangkat  judul  “Strategi  Sie  Kerohanian  Islam  dalam  Pembentukan  Karakter Kepemimpinan Pada Siswa Tahun 2011/2012 (Studi kasus ROHIS di  SMA Negeri 3 Semarang)”.
  B.  Rumusan Masalah Berdasarkan  latar  belakang  tersebut,  maka  yang  menjadi  pokok  permasalahan skripsi adalah:  1.  Bagaimanakah  Strategi  Sie  Kerohanian  Islam  dalam  Pembentukan  Karakter Kepemimpinan Pada Siswa di SMA Negeri 3 Semarang? 2.  Apa  Hambatan dan Tantangan Sie Kerohanian Islam dalam Pembentukan  Karakter Kepemimpinan Pada Siswa di SMA Negeri 3 Semarang? 3.  Bagaimanakah  Dukungan  Sekolah  terhadap  Sie  Kerohanian  Islam  dalam  Pembentukan  Karakter  Kepemimpinan  Pada  Siswa  di  SMA  Negeri  3  Semarang?  C.  Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.  Tujuan Penelitian Berdasarkan  permasalahan  di  atas,  maka  tujuan  yang  hendak  dicapai  dalam penelitian ini adalah: a.  Untuk  mengetahui  strategi  Sie  Kerohanian  Islam  dalam  pembentukan  karakter kepemimpinan pada siswa di SMA Negeri 3 Semarang b.  Untuk  mengetahui  hambatan  dan  tantangan  Sie  Kerohanian  Islam  dalam  pembentukan  karakter  kepemimpinan  pada  siswa  di  SMA  Negeri  3  Semarang.
 c.   Untuk  mengetahui  dukungan  sekolah  terhadap  Sie  Kerohanian  Islam  dalam pembentukan karakter kepemimpinan pada siswa di SMA Negeri 3  Semarang.
  2.  Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:  a.  Secara  teoritik,  penelitian  ini  diharapkan  dapat  menambah  wawasan  pemikiran  dan  pengetahuan  dalam  bidang  ilmu  dakwah  bagi  penyusun  khususnya dan dunia keilmuan dakwah umumnya.
 b.   Secara  praktis,  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  sumbangan  pemikiran  terhadap  Sie  Kerohanian  Islam  di  SMA  lain  dalam  pengembangan  dakwah  terutama  dalam  pembentukan  karakter  kepemimpinan.
 D.  Tinjauan Pustaka Dalam  tinjauan  pustaka  ini  penulis  akan  mendiskripsikan  beberapa  karya  yang  relevan  dengan  judul  yang  penulis  buat.  Tujuannya  agar  menghindari  terjadinya  kesamaan  penulisan,  selain  itu  dari  beberapa  karya  yang  relevan  ini,  penulis  dapat  membandingkan  berbagai  masalah  sehingga  penulis dapat memperoleh hasil penemuan yang baru dan betul-betul otentik.
 Karya yang relevan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: Pertama,  Skripsi  yang  berjudul  “Pembinaan  Sikap  Keberagamaan  Siswa Melalui Program Mentoring Ekstrakurikuler Rohani Islam (ROHIS) di  SMA N Unggulan 57 Jakarta”  ditulis oleh M. Ridwansyah Fakultas Tarbiyah  UIN  Syarif  Hidayatullah  Jakarta  tahun  2008.  Dalam  skripsinya  disimpulkan  bahwa program mentoring dapat menjadi wadah serta kontribusi positif dalam  pembinaan sikap keberagamaan siswa.
  Kedua, skripsi yang berjudul  “Peran Kegiatan Sie Kerohanian Islam  (ROHIS) dalam Upaya Meningkatkan Perilaku Keberagamaan Siswa di SMA  Negeri  1  Sidoarjo”  ditulis  oleh  Afdiah  Fidianti  Fakultas  Tarbiah  UIN  Maulana Malik Ibrahim Malang tahun 2009. Pokok bahasan pada skripsi ini  adalah  peranan  Sie  Kerohanian  Islam  dalam  meningkatkan  perilaku keberagamaan  siswa  SMA  Negeri  1  Sidoarjo.  Berdasarkan  hasil  penelitian,  peranan  sie.  Kerohanian  sangat  besar  dalam  meningkatkan  perilaku  keberagamaan, hal ini dapat dilihat dengan adanya berbagai macam kegiatan  sehingga  terbina  perilaku  siswa  yang  baik  terbukti  dengan  kesadaran  siswa  untuk  beribadah  dan  berakhlak  mulia  terhadap  Allah  SWT,  orang  tua,  guru,  sesama teman dan lingkungan sekitarnya.
 Ketiga,  skripsi  yang  berjudul  “Manajemen  Internalisasi  Nilai-Nilai  Keagamaan  Melalui  Kegiatan  Ekstrakurikuler  Sie  Kerohanian  Islam  Untuk  Pembentukan  Karakter  Siswa  SMA  Negeri  1  Malang”  ditulis  oleh  I’anatut  Thoifah  , Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tahun 2011.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi