Selasa, 19 Agustus 2014

Skripsi Dakwah:PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP KONSEP DIRI REMAJA DI PANTI ASUHAN DARUL HADLONAH SEMARANG


BAB  PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang Masalah Manusia  adalah  makhluk  yang  tidak  bisa  hidup  tanpa  manusia  lain  dan  senantiasa  berusaha  untuk  menjalin  hubungan  dengan  orang  lain.  Hubungan  antar  manusia  merupakan  fenomena  yang  menjadi  perwujudan  dari  pemenuhan  kebutuhan   individu  terhadap  manusia  lain  untuk  mengemban gkan  dan  mempertahankan  hidup  (Sumardjono,  1992:   43).  Pandangan   dan  pengalaman  hidup  menunjukkan   bahwa   keberhasilan   hidup   manusia   banyak  ditentukan   oleh  kemampuannya  mengelola  diri  dan  kemampuan  mengelola  hubungan  dengan  orang  lain.  Manusia  sebagai  makhluk  individu  sekaligus  makhluk  sosial  dalam  bersikap  dan  berperilaku  tidak  akan  lepas  dari  konsep  diri  yang  dimilikinya.  Individu  akan  berkembang  dan  mengalami  perubahan-perubahan  baik  secara  fisik  maupun psikis sesuai dengan konsep dirinya (Sarwono, 2006: 20).
Sejak  kecil  individu  telah  dipengaruhi  dan  dibentuk  oleh  berbagai  pengalaman  yang  dijumpai  dalam  hubungannya  dengan  individu lain, terutama orang terdekat, maupun yang dijumpai dalam  peristiwa kehidupan. Sejarah hidup individu dari masa lalu membuat  dirinya  lebih  baik  atau  lebih  buruk  dari  kenyataan  yang  sebenarnya.

 Cara  pandang  individu  terhadap  dirinya  akan  membentuk  suatu  konsep  dirinya  sendiri.  Konsep  tentang  diri  merupakan  hal  yang  penting  bagi  kehidupan  individu  karena  konsep  diri  menentukan  bagaimana  individu  bertindak  dalam  berbagai  situasi  (Sobur,  2003: 510) Namun  perjalanan hidup seseorang  tidak selamanya berjalan  dengan  mulus.  Beberapa  anak  dihadapkan  pada  pilihan  yang  sulit  bahwa  individu  harus  berpisah  dari  keluarga  karena  suatu  alasan,  menjadi yatim, piatu atau yatim  piatu bahkan mungkin menjadi anak  terlantar.  Kondisi  ini  menyebabkan  kegelisahan  didalam  suatu  keluarga.  Pada  kenyataanya  hilangnya  salah  satu  anggota  keluarga  secara  fisik  tidak  mungkin  lagi  dapat  digantikan ,  tetapi  secara  psikologis dapat dilakukan dengan diciptakannya situasi kekeluargaan (Jeanette, 2005: 165).
Usia  remaja  memiliki  keinginan  yang  kuat  untuk  mulai  mandiri,  tidak  terikat  pada  orang  tua,  tetapi  dia  juga  masih  merasa  bingung  dalam  menghadapi  dunia  barunya.  Erikson  berpendapat  bahwa  isu  yang  paling  penting  dan  kritis  pada  masa  remaja  a dalah  pencarian  konsep diri  (Jeanette,  2005:  168).  Konsep Diri merupakan  penilaian  seseorang  terhadap  dirinya   sendiri  (Farozin,  2004:  17).
Konsep  diri  mempunyai  peranan  penting  dalam menentukan  tingkah  laku  seseorang  memandang  dirinya  yang  tercermin  dari  keseluruhan   perilakunya,  artinya  perilaku  individu  akan  selaras  dengan  cara  individu memandang dirinya sendiri (Muntholiah, 2002: 42).
Menurut Hurlock masa remaja dikatakan  sebagai bagian dari  generasi  penerus  yang  menjadi  tonggak  sebagai  individu  yang  bermakna pada hari kemudian diharapkan juga memiliki pemahaman  tentang  diri  yang  benar,  hal  tersebut  sangat  diperlukan  bagi  setiap  orang  dalam  menjalani  kehidupannya,  sehingga  diperoleh  suatu  gambaran  yang  jelas  tentang  dirinya  dan  supaya  remaja  bi sa menjalankan  apa  yang  sudah  didapatkannya  (Hurlock,  1980:  213).
Remaja  menurut  Zakiah  Darajat  adalah  usia  transisi  antara  masa  kanak-kanak dan masa dewasa dalam usia 13 tahun sampai 21 tahun  (Darajat, 1976: 11).
Remaja merupakan pribadi yang sedang berkembang menuju  kematangan diri dan kedewasaan. Untuk itu remaja perlu membekali  dirinya dengan pandangan yang benar tentang konsep dirinya. Remaja  perlu menjaga diri secara efektif agar dapat mempengaruhi orang lain  untuk   memiliki  konsep  diri  yang  postif.  Remaja  perlu  menjadi  diri  yang mampu menciptakan interaksi sosial yang saling terbuka, saling  memperhatikan  kebutuhan  teman  dan  saling  mendukung.  Setiap  individu  mungkin  sering  menilai  diri  sendiri  apa,  siapa,  dan  bagaimana diri saya ini sering terbesit di dalam hati pertanyaan seperti  itu merupakan suatu bentuk konsep diri (Wanei, 2006: 32).    Setiap  orang  pasti  mempunyai  konsep  diri  tertentu  terhadap  dirinya  sendiri.  Ada  yang  mempunyai  konsep  diri  yang  negatif  dan  ada pula yang mempunyai konsep diri positif. Konsep diri yang positif  ataupun negatif dapat terbentuk oleh beberapa hal. Konsep diri positif  dapat  terbentuk  melalui  penanaman  nilai-nilai  agama  yang  kuat,  kepercyaan  diri,  menerima  diri  sendiri.  Untuk  konsep  diri  negatif  dapat  terbentuk  oleh  kurangnya  perhatian  kasih  sayang,  kurangnya  penanaman  nilai-nilai  agama,  kurangnya  kepercayaan  diri  dan  tidak mampu menerima diri apa adanya.  Namun satu hal yang menentukan  adalah cara pandang diri kita sendiri. Semakin seseorang berpendapat  negatif  maka  semakin  sering  muncul  konsep-konsep  negatif  tentang  dirinya  sendiri. Sebaliknya semakin seseorang  mempunyai pandangan  yang  positif  terhadap  dirinya  sendiri  maka  semakin  positif  pula  konsep yang ia miliki (Murdoko, 2004: 84).
Berdasarkan  pengamatan  peneliti,  remaja  di  Panti  tersebut  sebagian  besar  memiliki  konsep  diri  negatif  misalnya  saja  bersikap  pesimis,  meragukan  kemampuannya  sendiri,  menganggap  orang  tuanya tidak mencintai dirinya, dan tidak percaya diri.  Salah satu cara  yang ditempuh untuk mengetahui dan memperbaiki konsep diri remaja  di  Panti  Asuhan Darul Hadlonah  Semarang  adalah  dengan melakukan  penelitian  di  Panti  tersebut  dan  melakukan  proses  konseling  kelompok.  Konseling  kelompok  pada  dasarnya  merupakan  metode  dakwah  dengan  layanan  konseling  perorangan  dilaksanakan  dalam   suasana kelompok, terdapat konselor (dai) yang jumlahnya lebih dari  seorang  dan  ada  klien  (madu),  klien  yaitu  para  anggota  kelompok  yang jumlahnya biasaya lebih dari dua orang (Prayitno, 1999: 315).
Melalui layanan konseling kelompok diharapkan para remaja  di  Panti  Asuhan  Darul  Hadlonah  Semarang  mampu  mengarahkan  konsep  dirinya  dengan  positif.  Tujuan  yang  ingin  dicapai  dalam  konseling  kelompok  yaitu  pengembangan  pribadi,  pembahasan  dan  pemecahan masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota  kelompok,  dan  masalah  terselesaikan  dengan  cepat  melalui  bantuan  anggota  lain,  khusunya  untuk  mengarahkan   remaja  di  Panti  agar  memiliki  konsep  diri  yang  positif.   Untuk  manfaat  dari  konseling  kelompok  adalah  dapat  melatih  remaja  untuk  dapat  hidup  secara  berkelompok  dan  menumbuhkan  kerjasama  antar  anggota  dalam  mengatasi  masalah,  melatih  setiap  anggota  untuk  mengemukakan  pendapat  dan  menghargai  pendapat  orang  lain  serta  dapat  meningkatkan kemampuan remaja  untuk dapat menilai dirinya sendiri  (blogspot.com/2012/05/03/kegunaanmanfaatkonselingkelompok.html pukul 14.00 WIB).
Dalam  penelitian  ini,  peneliti  memfokuskan  penelitiannnya  pada  remaja  baik  laki-laki  maupun  perempuan  yang  berusia  13-21  tahun  yang  berada  di  Panti  Asuhan  Darul  Hadlonah  Semarang.
Pelaksanaan  konseling  kelompok  di  Panti  Asuhan  tersebut  belum  efektif.  Padahal  dalam  kenyataannya  remaja  yang  tinggal  di  Panti   senantiasa  menghadapi  problem  kehidupan  yang  perlu  dipecahkan.
Memperhatikan permasalahan sebagaimana diungkapkan, maka judul  skripsi  “Pengaruh  Konseling  Kelompok  Terhadap  Konsep  Diri  Remaja di Panti Asuhan Darul  Hadlonah Semarang” sangat menarik  untuk ditindak lanjuti.
1.2.  Rumusan Masalah Berdasarkan  latar  belakang  masalah  sebagaimana  telah  dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah  1.  Adakah  perbedaan  Konsep  Diri  sebelum  dan  sesudah  diberikan  konseling kelompok pada Remaja di Panti  Asuhan Darul Hadlonah  Semarang? 2.  Adakah  perbedaan  Konsep  Diri  antara  kelompok  eksperimen  dan  kelompok  kontrol  pada  remaja  di  Panti  Asuhan  Darul  Hadlonah  Semarang? 1.3.  Tujuan dan Manfaat Penelitian Untuk mendiskripsikan, menganalisa, dan menguji secara  empiris  tentang  perbedaan  Konsep  Diri  sebelum  dan  sesudah  diberikan  konseling  kelompok  pada  Remaja  di  Panti  Asuhan  Darul  Hadlonah  Semarang  dan  untuk  mengetahui  Konsep  Diri  antara kelompok  eksperimen  dan  kelompok  kontrol  pada  remaja  di  Panti  Asuhan Darul Hadlonah   Semarang   Adapun manfaat penelitian dapat ditinjau dari 2 aspek : 1.  Secara Teoritis yaitu : Penelitian  ini  diharapkan  dapat  bermanfaat  dalam  mengembangkan  khazanah  ilmu  pengetahuan  dalam  dunia  Bimbingan dan Penyuluhan Islam khususnya  Konseling Kelompok  dan Konsep Diri.
2.  Secara praktis yaitu : a.  Bagi  Remaja  Panti  Asuhan  Darul  Hadlonah  diharapkan  bisa  mempunyai  konsep  diri  yang  positif  bahkan  semakin  meningkat  konsep diri positif yang dimiliki melalui konseling kelompok.
b.  Bagi  Pengasuh  Panti  Asuhan  Darul  Hadlonah  dapat  dijadikan  rujukan  dalam  mengembangkan  konsep  diri  remaja  melalui  konseling kelompok.
1.4.  Tinjauan Pustaka Berdasarkan  penelitian  di  perpustakaan  ditemukan  adanya  beberapa skripsi  dan buku  yang judulnya hampir sama. Skripsi yang  dimaksud adalah: Skripsi  dengan  judul  “Pengaruh  Konsep  Diri  Terhadap  Perilaku  Keagamaan  Anak  di  Panti  Asuhan  Pamardi  Putra  Mandiri  (PPM)  Semarang”  oleh  Halimi  (2005).  Penelitian  tersebut menjelaskan  tentang  bagaimana  konsep  diri  berpengaruh  terhadap  perilaku  keagamaan  anak  di  PPM  Semarang.  Perbedaan  pada  penelitian  yang  peneliti  lakukan  adalah  terletak  pada  objek  dan   pembahasannya.  Penelitian  di  atas  menjelaskan  tentang  bagaimana  konsep  diri  mempengaruhi  perilaku  keagamaan  pada  anak  di  Panti  PPM  semarang.  Berbeda  dengan  penelitian  ini  lebih  menjelaskan  tentang  perbedaan  Konsep  Diri  sebelum  dan  sesudah  diberikan  konseling  kelompok  pada  Remaja  di  Panti  Asuhan  Darul  Hadlonah  Semarang  dan  untuk  mengetahui  Konsep  Diri  antara  kelompok  eksperimen dan kelompok kontrol  pada remaja  di Panti Asuhan Darul  Hadlonah Semarang.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi