BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Peningkatan mutu
dan kualitas akhlak
siswa merupakan agenda yang
diberikan penekanan (stressing)
tersendiri dalam kerangka pembangunan nasional di bidang
pendidikan(Tilaar,1999:322). Sementara itu, kebijakan
pemerintah khususnya tentang
pendidikan menyatakan bahwa
pembangunan pendidikan diarahkan
untuk meningkatkan kualitas akhlak
siswa sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan
pembangunan yang berwawasan
budaya dan lingkungan
melalui penataan dan
pengelolaan evaluasi serta
pengawasan dan pengendaliannya pada
semua jalur, jenis, dan
jenjang pendidikan dengan
meningkatkan kualitas akhlak
siswa (Hadirja,1989:4).
Akhlaq bukanlah
merupakan barang mewah yang mungkin
tidak terlalu dibutuhkan,
tetapi akhlaq adalah
pokok -pokok kehidupan yang penting, agama
mengharuskan untuk menghormati
orang yang memilikinya
(Al Ghozali,1986:24).Akhlaq sebagai
pokok kehidupan dimana manusia pasti memiliki akhlaq, baik itu
akhlaq yang baik maupun buruk. Apabila
manusia memiliki akhlaq yang baik maka wajib bagi kita untuk menghormatinya.
Dalam hadits Rasulullah saw bersabda: “Bahwasanya
manusia yang berakhlaq
mulia, dapat mencapai derajat
yang tinggi dan
kedudukan yang mulia
di akhirat, dan sesungguhnya orang
yang lemah ibabahnya
dan jelek akhlaqnya akanmenjadi
orang yang rendah
derajatnya di tingkat
neraka jahannam.” (H.R.
Thabrani)(Al Ghozali,1986:29).
“ Sebaik-baiknya orang di antara
kalian, ialah orang yang akhlaqnya baik.”
( H.R. Bukhori)(Al Ghozali,1986:31).
Akhlaq yang
luhur merupakan jaminan yang
kekal untuk seluruh kebudayaan,
Bukan berarti agama
mengentengkan dan mengabaikan pembangunan masyarakat dan negara, tetapi ini
memberi petunjuk kepada nilai
pembangunan jiwa dalam rangka memelihara kehidupan manusia dan menjadikannya berbahagia (Al Ghozali,1986:38).
Sesungguhnya apabila
agama adalah akhlaq
yang baik untuk sesama manusia,
maka agama dalam
watak sesamanya adalah
hubungan baik antara
manusia dengan Tuhannya.
Dua hal ini
kembali pada satu kebenaran
(Al Ghozali,1986:28).
Pengertian akhlaq
menurut etimologi adalah
kata akhlaq berasal dari
bahasa Arab Akhlaq,
bentuk jama’ dari
mufrodnya khuluq yang berarti budi
pekerti. Menurut termonologi,
kata “ budi”
ialah yang ada pada manusia,
yang berhubngan dengan
kesadaran, yang di
dorong oleh pemikiran, yang disebut karakter. Kata
pekerti ialah apa yang terlihat pada manusia,
karena di dorong oleh perasaan hati, yang disebut behavior. Jadi budi
pekerti adalah merupakan
perpaduan dari hasil
ratio dan asa
yang bermanifestasi pada karsa
dan tingkah laku manusia (Daud Ali,2004:346).
Sebagaimana yang
telah diterangkan, perkembangan
akhlaq atau karakter
anak itu berawal
dari rumah.Mulai dari
usia dini kemudian berkembang
sedikit luas dunianya
di sekolah, lalu
berkembang lagi di dunia
luas pergaulannya, selain sekolah. Sekolah itu sebagai tangga atau jenjang
menuju pergaulan hidup
mengandung berbagai persoalan, percobaan,
dan kesukaran (Fananie,2011:25).Hal ini
bisa disebut dengan dakwah karena dakwah adalah usaha mengubah
situasi kepada yang lebih baik dan
sempurna, baik terhadap
individu maupun masyarakat.
Pengertian ini
menunjukan bahwa esensi
dakwah bukan hanya
terletak pada usaha mengajak
kepada keimanan dan ibadah saja, (Pimay,2006:5).
Melihat fenomena
diatas, dakwah tidak
bias dilakukan untuk sekedar trend.
Dakwah akan berjalan
secara efektif dan
efisien apabila menggunakan
ilmu manajemen. Manajemen
merupakan kemampuan dalam
mengidentifikasikan masalah, kemudian
menyusun rencana yang tepat, mengatur,
dan mengorganisasi par a
pelaksana dakwah dalam kesatuan tertentu,
selanjutnya menggerakkan dan
mengarahkannya pada sasaran
atau tujuan yang
dikehendaki. Begitu pula
kemampuan untuk mengevaluasi
atau mengendalikan tindakan-tindakan dakwah
(Shaleh, 1977: 14).
Manajemen
adalah ilmu dan
seni yang mengatur
proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan
sumber-sumber daya lainnya secara
efektif dan efisien
untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
(Hasibuan,2007:9).
Dalam pelaksanaan
kegiatan dakwah walaupunmaterinya sempurna,
bahannya lengkapserta aktualnya
isu-isu yang disajikan
tetapi bila disampaikan
dengan cara tidak
sistematis maka hasilnya
tidak akan obyektif.
Tetapi sebaliknya, walaupun
materi kurang sempurna,
bahan sederhana, isu-isu
yang menarik serta
menggugah, dan cara penyampaiannya
maksimal maka hasilnya bisa obyektif.
Untuk itu
dakwah harus dikemas
dengan manajemen yang
tepat.
Dakwah harus tampil secara
aktual, faktual dan kontekstual. Aktual dalam arti memecahkan masalah kekinian dan nyata,
serta kontekstual dalam arti relevan dan menyangkut problem yang sedang dihadapi oleh masyarakat (Hefni, 2003: xiii).
Pendiri yayasan
yang sebagian besar
adalah pemuka agama
di Rembang itu
sendiri sangat disegani
oleh masyarakat sekitar
dan siswa siswinya
juga sangat santun,
maka dari itu
banyak wali murid
yang menyekolahkan anaknya
di Mu’allimin Mu’allimat.Walaupun madrasah tersebut
bukan madrasah favorite
di Rembang namun
dalam kualitas akhlaqnya
lah yang dijadikan
unggulan karena hanya
di madrasah inilah antara
siswa laki-laki dan
perempuan dilarang berboncengan
atau bersalaman dengan yang bukan
muhrim.
Kondisi madrasah yang sepi, karena terletak di
pinggiran kota itu dimanfaatkan oleh
penduduk untuk menjadikan
pinggiran kota menjadi ramai dan mampu menghasilkan uang. Tiga ta hun
terahir ini sudah banyak warung kopi
yang memiliki pelayan yang semuanya perempuan berbusana ketat
dan memperlihatkan auratnya
itu berdiri di
depan madrasah Mu’allimin
Mu’allimat Rembang, maka
dari itu hal
seperti ini sangat meresahkan
guru dan wali
murid, dan menghawatirkan pengaruh pergaulan atau akhlaq anak- anak.
Setiap jam
istirahat murid-murid biasanya
berjama’ah di masjid madrasah
dimana letak masjid
berada di pinggir
jalan yang dekat
dengan warung kopi tersebut dan
membuat murid-murid tidak berjama’ah melainkan nongkrong
menggunakan almamater madrasah
di warung warung
kopi tersebut, hal
ini tanpa sepengetahuan
guru atau bisa
dikatakan pengawasan guru kurang pada jam istirahat.
Penelitian ini
menekankan pada siswanya,
bukan kepada masyarakat atau
lingkungan madrasah tetapi
lebih pada sikap
siswa yang tidak menjalankan dan
tidak menaati tata
tertib madrasah karena
pada jam – jam tertentu
guru tidak selalu
bisa mengawasi atau
memantau kegiatan siswa.
Kegiatan siswa
banyak mangandung unsur
keagamaan, setiap satu
bulan sekali siswa
mengadakan pengajian dimana
semua acara dijalankan
oleh siswa, mulai
dari pembawa acara
sampai dengan mauidhotul
khasanah dan do’a. Kegiatan ini sangat bermanfaat sekali
karena melatih siswa menjalankan kegiatan yang
akan bergelut dengan
masyarakat secara langsung.
Kegiatan semacam ini
dilaksanakan satu bulan
sekali untuk mempraktekkan
mata pelajaran Ilmu pendidikan
yang terdiri dari pendidikan belajar mengajar yang nantinya
siswa dituntut untuk
praktek mengajar dengan
kepada temannya sendiri, kemudian praktek tahlil dan pengajian
seperti yang sudah dijelaskan diatas
bahwasaanya peserta, pembawa acara sampai mauidhotul khasanah dan do’a dilakukan oleh siswa.
Setelah melihat berbagai pokok
pikiran di atas, penulis merasa tergugah untuk
meneliti dan mengangkat
topik penelitian yang
berjudul: “Peningkatankualitas Akhlak
Siswadi Madrasah Aliyah
Mu’allimi Mu’allimat Rembang
(Perspektif Manajemen Dakwah
periode 2011-2-12).” B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang penulis
kemukakan di atas, permasalahan yang
hendak dijawab dengan
penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut: 1.
Bagaimana kondisi kualitas
akhlak siswa di
Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Rembang? 2. Bagaimana
sistem manajemen dakwah
di Madrasah Mu’allimin Mu’alillamat Rembang? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan : 1. Untuk mengetahui kondisi kualitas akhlaq
siswa di Madrasah Aliyah Mu’alliman Mu’allimat
Rembang (M3R), serta
manajemen dakwahnya dan segenap
komponen yang ada di dalamnya.
2. Untuk
mengidentifikasi sejauh mana
implementasi manajemen dakwah di Madrasah Aliyah Mu’alliman
Mu’allimat Rembang (M3R).
Sedangkan Manfaat dari penelitian
ini adalah: 1. Sebagai bahan pemikiran
bagi lembaga / instansi terkait dalam hal ini untuk
selalu mengawasi pelaksanaan
kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan madrasah
dalam Meningkatkan Kualitas
Akhlak Siswa di Madrasah Aliyah
Mu’allimin Mu’allimat Rembang (M3R).
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi