BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dewasa
ini perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya
teknologi informasi dan
komunikasi telah berkembang
dengan sedemikian pesat.
Hal ini tentunya
membawa begitu banyak
perubahan dalam kehidupan
bermasyarakat. Perkembangan teknologi media informasi khususnya televisi, membuat ujung-ujung
belahan dunia semakin dekat dan menyatu. Perkembangan
teknologi tersebut tidaklah
bisa dielakkan karena perubahan
zaman yang sangat
dinamis saat ini
(http://www.masbied.com diakses 13 September 2011 pukul 22.20).
Perkembangan yang
kian tidak terkendali
berpengaruh ke dalam segala
aspek kehidupan dan sangat dirasakan khususnya oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Perkembangan
pertelevisian di Indonesia semakin marak,
semula TVRI merupakan
pilihan satu-satunya bagi khalayak penonton.
Seiring perkembangan teknologi
komunikasi, dalam waktu relatif singkat berdiri beberapa stasiun
televisi swasta nasional yang bersifat
komersial di Indonesia, didahului Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI)
kemudian diikuti sejumlah
televisi swasta nasional
lainnya (Darwanto, 2005: 86).
Sekarang ini acara yang
ditampilkan televisi sangat beragam, mulai dari
menyajikan program acara
yang monoton hingga
pada saat ini
telah muncul banyak program
siaran. Program siaran di Televisi Indonesia antara lain,
sinetron, film, drama,
lawakan, berita, infotainment,
musik dan program
siraman rohani. Pada
satu sisi masyarakat
telah dipuaskan oleh kehadiran berbagai
stasiun televisi yang
menayangkan hiburan dan memberikan informasi.
Akan tetapi di sisi lain
acara televisi tidak
jarang menuai kecaman
dari masyarakat karena
tayangan-tayangan yang kurang bisa
diterima oleh masyarakat
(http://edukasi.kompasiana.com,
diakses 28 Oktober 2011 pukul 12.15).
Sebagai contoh
program siaran yang
tidak sesuai dengan
syariat Islam yaitu
program Infotainment, program
yang menyiarkan seluk
beluk orang-orang terkenal mulai
dari sisi baik sampai sisi buruk atau aib orang tersebut. Program seperti ini tentu saja telah
melenceng dari ajaran Islam, di mana dalam
Islam mengajarkan untuk
tidak membicarakan aib
seseorang.
Contoh lainnya
adalah film sinetron yang
para aktornya memakai
pakaian yang cenderung
ke arah pornoaksi
dan pornografi. Kenyataan
seperti ini menunjukkan bahwa pertelevisian Indonesia
seakan dipenuhi program yang berbau sex
dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Dengan adanya siaran-siaran
seperti ini, betapa akan rusaknya jiwa generasi muda
di Indonesia baik
itu anak-anak maupun
anak muda oleh siaran televisi
yang semakin menggila.
Melihat hal semacam
itu, para produsen program acara diberbagai siaran TV
menangkap peluang, bahwa pencegahan
pornoaksi dan pornografi
tidak hanya dilakukan
pada perubahan fisik
pertelevisian, tetapi juga
harus dilakukan pada
segi “psikologis khalayak” yang
menikmati program siaran-siaran di Televisi.
Bentuk peluang
dan peran produsen
program dapat dilihat
dengan maraknya program siaran
yang bernuansa dakwah (Islami). Langkah seperti ini
diharapkan mampu memberi
pencerahan kepada khalayak
untuk lebih meningkatkan
iman dan takwanya
kepada Allah SWT (http://www.masbied.com,
diakses 13 September 2011 pukul 22.20).
Dakwah merupakan
bagian dari ajaran
Islam yang wajib dilaksanakan
oleh setiap muslim. Kewajiban ini tercermin dari konsep amar ma’ruf dan
nahi munkar yakni, perintah
untuk mengajak masyarakat melakukan perilaku positif sekaligus mengajak
mereka untuk meninggalkan dan menjauhkan
diri dari perilaku negatif (Awaludin Pimay, 2005: 1). Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT (Q.S Ali
Imron: 104).
“ Dan
hendaklah ada diantara
kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf
dan mencegah dari yang munkar, merekalah
orang-orang yang beruntung.” (Departemen Agama RI, 2005: 50).
Dakwah dalam
arti amar ma’ruf nahi
munkar merupakan syarat mutlak
bagi kesempurnaan dan
keselamatan hidup manusia,
ini adalah kewajiban manusia yang memiliki pembawaan
fitrah sebagai mahluk sosial.
Di samping
itu, dakwah merupakan
komunikasi antar umat
manusia yang berisi
pesan-pesan ajaran Islam
yang berisi ajakan,
seruan, dan nasehat kepada yang ma’rufdan menjauhi yang munkar,
sehingga seorang da’iatau komunikator
untuk mencapai hasil
yang sesuai dengan
apa yang direncanakan perlu dilandasi pengetahuan
komunikasi (Sanwar, 1985: 4).
Sebagai kegiatan
komunikasi, dakwah tidak
lepas dari unsur-unsur yang
mendukung keberhasilan dakwah,
yaitu da’i, materi
yang disampaikan, metode
yang dipakai, mad’u sebagai
obyek dakwah, dan media
yang digunakan (Wahyu, 2010: 14). Untuk mencapai hasil maksimal, maka
diperlukan media yang
tepat sebagai sarana
penunjang proses komuniksi tersebut.
Media secara umum sering
didefinisikan sebagai alat penyebarluasan peristiwa
(berita), opini atau
pandangan (view) kepada
masyarakat luas.
Bertolak dari
pengertian ini, media
Islam dapat dimaknai
sebagai suatu proses meliputi
mengolah dan menyebarluaskan berbagai peristiwa dengan muatan nilai-nilai Islam kepada khalayak,
serta berbagai pandangan dengan perspektif
ajaran Islam (Kasman, 2004: 4).
Media televisi
merupakan salah satu
media elektronik yang
umum digunakan umat Islam sebagai
media dakwah masa sekarang. Melalui media televisi
pesan dakwah dapat
disampaikan secara luas,
dalam bentuk bermacam-macam sesuai program acara yang
disajikan oleh masing-masing stasiun televisi
dan tentunya disesuaikan
pula dengan selera
pemirsanya (Bahri Ghazali, 1997:
33). Televisi sebagai
bagian dari kebudayaan merupakan medium yang paling berpengaruh dalam
membentuk sikap dan kepribadian masyarakat
secara luas. Hal
ini disebabkan oleh
satelit dan pesatnya
perkembangan jaringan televisi
yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil (Muhammad Arifin,
2006: 77).
Dakwah melalui
televisi dinilai efektif
karena televisi dipandang sebagai
media strategis untuk
penyampaian dakwah kepada
masyarakat secara menyeluruh.
Hal ini mendorong
adanya dakwahtainment sebagai program
televisi yang menggabungkan
antara dakwah dan
hiburan.
Sehingga dakwahtainment dapat menjadi
peluang dan tantangan
bagi sarjana-sarjana dakwah.
Mereka diharapkan mampu
memasuki bidang pertelevisian
dalam berbagai aspek
(http://www.umy.ac.id, diakses September
2011 pukul 22.20).
Melalui perpaduan kecanggihan
teknologi audio-visual, pengetahuan dan informasi
yang diberikan, Trans
TV hadir sebagai
acara yang mempunyai daya
tarik tesendiri bagi
pemirsanya. Acara “Islam
Itu Indah” merupakan
salah satu tayangan
talk show yang disiarkan
di Trans TV, tayangan
yang berdurasi satu jam itu telah mengudara pada setiap hari Senin sampai
Minggu pukul 05.30 WIB.
Acara “Islam Itu
Indah” menyuguhkan beragam perbincangan seputar Islam.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi