Rabu, 20 Agustus 2014

Skripsi Dakwah:PENGARUH MENONTON PROGRAM “ISLAM ITU INDAH” DI TRANS TV TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN KEAGAMAAN MASYARAKAT DI DESA GONDOHARUM KEC. PAGERUYUNG KAB. KENDAL


BAB I  PENDAHULUAN  
1.1.  Latar Belakang  Dewasa  ini  perkembangan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  khususnya  teknologi  informasi  dan  komunikasi  telah  berkembang  dengan  sedemikian  pesat.  Hal  ini  tentunya  membawa  begitu  banyak  perubahan  dalam kehidupan bermasyarakat. Perkembangan teknologi media informasi  khususnya televisi, membuat ujung-ujung belahan dunia semakin dekat dan  menyatu.  Perkembangan  teknologi  tersebut  tidaklah  bisa  dielakkan  karena  perubahan  zaman  yang  sangat  dinamis  saat  ini  (http://www.masbied.com diakses 13 September 2011 pukul 22.20).
Perkembangan  yang  kian  tidak  terkendali  berpengaruh  ke  dalam  segala aspek kehidupan dan sangat dirasakan khususnya oleh negara-negara  berkembang, termasuk Indonesia. Perkembangan pertelevisian di Indonesia  semakin  marak,  semula  TVRI  merupakan  pilihan  satu-satunya  bagi  khalayak  penonton.  Seiring  perkembangan  teknologi  komunikasi,  dalam  waktu relatif singkat berdiri beberapa stasiun televisi swasta nasional yang  bersifat komersial di Indonesia, didahului Rajawali Citra Televisi Indonesia  (RCTI)  kemudian  diikuti  sejumlah  televisi  swasta  nasional  lainnya  (Darwanto, 2005: 86).

Sekarang ini acara yang ditampilkan televisi sangat beragam, mulai  dari  menyajikan  program  acara  yang  monoton  hingga  pada  saat  ini  telah   muncul banyak program siaran. Program siaran di Televisi Indonesia antara  lain,  sinetron,  film,  drama,  lawakan,  berita,  infotainment,  musik  dan  program  siraman  rohani.  Pada  satu  sisi  masyarakat  telah  dipuaskan  oleh  kehadiran  berbagai  stasiun  televisi  yang  menayangkan  hiburan  dan  memberikan  informasi.  Akan  tetapi  di  sisi  lain  acara  televisi  tidak  jarang  menuai  kecaman  dari  masyarakat  karena  tayangan-tayangan  yang  kurang  bisa  diterima  oleh  masyarakat  (http://edukasi.kompasiana.com,  diakses  28  Oktober 2011 pukul 12.15).
Sebagai  contoh  program  siaran  yang  tidak  sesuai  dengan  syariat  Islam  yaitu  program  Infotainment,  program  yang  menyiarkan  seluk  beluk  orang-orang terkenal mulai dari sisi baik sampai sisi buruk atau aib orang  tersebut. Program seperti ini tentu saja telah melenceng dari ajaran Islam, di  mana  dalam  Islam  mengajarkan  untuk  tidak  membicarakan  aib  seseorang.
Contoh  lainnya  adalah film  sinetron  yang  para  aktornya  memakai  pakaian  yang  cenderung  ke  arah  pornoaksi  dan  pornografi.  Kenyataan  seperti  ini  menunjukkan bahwa pertelevisian Indonesia seakan dipenuhi program yang  berbau sex dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Dengan adanya siaran-siaran seperti ini, betapa akan rusaknya jiwa  generasi  muda  di  Indonesia  baik  itu  anak-anak  maupun  anak  muda  oleh  siaran  televisi  yang  semakin  menggila.  Melihat  hal  semacam  itu,  para  produsen program acara diberbagai siaran TV menangkap  peluang, bahwa  pencegahan  pornoaksi  dan  pornografi  tidak  hanya  dilakukan  pada   perubahan  fisik  pertelevisian,  tetapi  juga  harus  dilakukan  pada  segi  “psikologis khalayak” yang menikmati program siaran-siaran di Televisi.
Bentuk  peluang  dan  peran  produsen  program  dapat  dilihat  dengan  maraknya program siaran yang bernuansa dakwah (Islami). Langkah seperti  ini  diharapkan  mampu  memberi  pencerahan  kepada  khalayak  untuk  lebih  meningkatkan  iman  dan  takwanya  kepada  Allah  SWT  (http://www.masbied.com, diakses 13 September 2011 pukul 22.20).
Dakwah  merupakan  bagian  dari  ajaran  Islam  yang  wajib  dilaksanakan oleh setiap muslim. Kewajiban ini tercermin dari konsep amar  ma’ruf dan  nahi  munkar yakni,  perintah  untuk  mengajak  masyarakat  melakukan perilaku positif sekaligus mengajak mereka untuk meninggalkan  dan menjauhkan diri dari perilaku negatif (Awaludin Pimay, 2005: 1). Hal  ini sesuai dengan firman Allah SWT (Q.S Ali Imron: 104).
“  Dan  hendaklah  ada  diantara  kamu  segolongan  umat  yang  menyeru  kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari  yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (Departemen  Agama RI, 2005: 50).
Dakwah  dalam  arti  amar  ma’ruf  nahi  munkar merupakan  syarat  mutlak  bagi  kesempurnaan  dan  keselamatan  hidup  manusia,  ini  adalah  kewajiban manusia yang memiliki pembawaan fitrah sebagai mahluk sosial.
Di  samping  itu,  dakwah  merupakan  komunikasi  antar  umat  manusia  yang  berisi  pesan-pesan  ajaran  Islam  yang  berisi  ajakan,  seruan,  dan  nasehat  kepada yang ma’rufdan menjauhi yang munkar, sehingga seorang  da’iatau   komunikator  untuk  mencapai  hasil  yang  sesuai  dengan  apa  yang  direncanakan perlu dilandasi pengetahuan komunikasi (Sanwar, 1985: 4).
Sebagai  kegiatan  komunikasi,  dakwah  tidak  lepas  dari  unsur-unsur  yang  mendukung  keberhasilan  dakwah,  yaitu  da’i,  materi  yang  disampaikan,  metode  yang  dipakai,  mad’u sebagai  obyek  dakwah,  dan  media yang digunakan (Wahyu, 2010: 14). Untuk mencapai hasil maksimal,  maka  diperlukan  media  yang  tepat  sebagai  sarana  penunjang  proses  komuniksi tersebut.
Media secara umum sering didefinisikan sebagai alat penyebarluasan  peristiwa  (berita),  opini  atau  pandangan  (view)  kepada  masyarakat  luas.
Bertolak  dari  pengertian  ini,  media  Islam  dapat  dimaknai  sebagai suatu  proses meliputi mengolah dan menyebarluaskan berbagai peristiwa dengan  muatan nilai-nilai Islam kepada khalayak, serta berbagai pandangan dengan  perspektif ajaran Islam (Kasman, 2004: 4).
Media  televisi  merupakan  salah  satu  media  elektronik  yang  umum  digunakan umat Islam sebagai media dakwah masa sekarang. Melalui media  televisi  pesan  dakwah  dapat  disampaikan  secara  luas,  dalam  bentuk  bermacam-macam sesuai program acara yang disajikan oleh masing-masing  stasiun  televisi  dan  tentunya  disesuaikan  pula  dengan  selera  pemirsanya (Bahri  Ghazali,  1997:  33).  Televisi  sebagai  bagian  dari  kebudayaan  merupakan medium yang paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan  kepribadian  masyarakat  secara  luas.  Hal  ini  disebabkan  oleh  satelit  dan   pesatnya  perkembangan  jaringan  televisi  yang  menjangkau  masyarakat  hingga ke wilayah terpencil (Muhammad Arifin, 2006: 77).
Dakwah  melalui  televisi  dinilai  efektif  karena  televisi  dipandang  sebagai  media  strategis  untuk  penyampaian  dakwah  kepada  masyarakat  secara  menyeluruh.  Hal  ini  mendorong  adanya  dakwahtainment sebagai  program  televisi  yang  menggabungkan  antara  dakwah  dan  hiburan.
Sehingga  dakwahtainment dapat  menjadi  peluang  dan  tantangan  bagi  sarjana-sarjana  dakwah.  Mereka  diharapkan  mampu  memasuki  bidang  pertelevisian  dalam  berbagai  aspek  (http://www.umy.ac.id,  diakses   September 2011 pukul 22.20).
Melalui perpaduan kecanggihan teknologi audio-visual, pengetahuan  dan  informasi  yang  diberikan,  Trans  TV  hadir  sebagai  acara  yang  mempunyai  daya  tarik  tesendiri  bagi  pemirsanya.  Acara  “Islam  Itu  Indah”  merupakan  salah  satu  tayangan  talk  show yang  disiarkan  di  Trans  TV,  tayangan yang berdurasi satu jam itu telah mengudara pada setiap hari Senin  sampai  Minggu  pukul  05.30  WIB.  Acara  “Islam  Itu  Indah”  menyuguhkan  beragam perbincangan seputar Islam.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi