Rabu, 20 Agustus 2014

Skripsi Dakwah:PERAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM DALAM PENYELESAIAN MASALAH GELANDANGAN (STUDI KASUS DI FORUM KOMUNIKASI PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT (FKPSM) KOTA SEMARANG)


 BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar belakang Agama  Islam  dalam  menyerukan  atau  menugaskan  pada  umatnya  untuk menyebar dan menyiarkan  Islam  kepada seluruh umat manusia sebagai  Rahmatan Lil  Alamin, maka kemudian disebut sebagai agama dakwah.  Islam dapat  menjamin  terwujudnya  kebahagian  dan  kesejahteraan,  manakala  ajarannya  dijadikan  sebagai  pedoman  hidup  dan  dilaksanakan  secara  konsekuen (Siti Muriah, 2000:12).
Dalam  upaya  merealisasikan  tugas  penyebaran  dan  pengembangan  dakwah  ini  secara  makro  dapat  dilihat  bahwa  eksistensi  dakwah  pada  kenyataanya selalu bersentuhan dengan realitas sosial yang mengitarinya. Hal  ini secara historis dapat dibuktikan dengan pergumulan antara dakwah  Islam dengan realitas sosio-kultural. Dari situ dimungkinkan dakwah  Islam  mampu  memberikan output  berupa hasil dan pengaruh terhadap lingkungan, sehingga  Islam  dapat  memberi  dasar  filosofi,  arah  dan  perubahan  masyarakat  sampai  terbentuknya  realitas  sosial  yang  bisa  menjalani  hidup  bahagia  dunia  dan  akhirat (Amrullah Ahmad, 1982:2).

Namun  dalam  realitasnya  belum  semua  manusia  bisa  menjalani  kebahagian  lahir  batin,  ini  terbukti  masih  banyaknya  penyandang  masalah  kesejataran  sosial  (PMKS).  Salah  satunya  adalah  gelandangan  atau  disebut  juga  tuna  wisma,  tuna  karya  dalam  arti  tidak  mempunyai  pekerjaan,  buruh,   tukang / kuli,  yaitu orang-orang  yang hidupnya dalam keadaaan tidak sesuai  dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta tidak  mempuyai  pencaharian  dan  tempat  tinggal  yang  tetap  serta  hidup  menggembara  di  tempat  umum  (Dinas  Sosial  Pemerintah  Propinsi  Jawa  Tengah, 2008: 18).
Gelandangan hampir terdapat di semua kota besar,  dengan jumlah yang  relatif tinggi, hal ini diperoleh dari data Dinas Kesejahteraan Sosial pada tabel 1  berikut: Tabel 1  Jumlah Gelandangan di Kota Semarang  No   Tahun   Jumlah  1  2  3  4  5  2006  2007  2008  2009  2010  191  237  264  326  443  Pada umumnya masalah gelandangan disebabkan oleh banyak faktor.
Salah  satunya  adalah  proses  urbanisasi  terlalu  tinggi,  di  mana  banyaknya  masyarakat  desa  yang  datang  ke  kota  terlalu  banyak  sehingga  tidak  tertampung.  Keinginan  masyarakat  desa  datang  ke  kota  untuk  memperolah  penghidupan  yang  layak  ternyata  tidak  seperti  yang  diharapkan.  Proses  urbanisasi tersebut membawa dampak sosial baik bagi penduduk kota maupun  bagi pendatang. Pekerjaan sangat sulit di dapat  sehingga  para pendatang tidak  sedikit  yang  akhirnya  menjadi  pengangguran  di  kota.  Desakan  penghidupan   yang  memerlukan  biaya  untuk  kelangsungan  hidup,  maka  di  antara  para  pengangguran tersebut ada yang sebagian akhirnya menjadi gelandangan.
Masalah-masalah sosial tersebut merupakan bentuk tingkah laku yang  melanggar adat istiadat masyarakat. Masalah sosial disebut juga dengan situasi  sosial  yang  dianggap  oleh  sebagian  besar  masyarakat  sebagai  pengganggu,  tidak dikehendaki, berbahaya dan merugikan banyak orang (Kartini Kartono,  2005: 6).
Gelandangan tidak hanya dianggap sebagai penyakit masyarakat, tetapi  juga merupakan suatu masalah yang  memerlukan penanganan dan pembinaan  yang  cukup  serius.  Karena  merupakan  salah  satu  penyebab  terganggunya  pembangunan  nasional,  ketertiban  dan  keamanan.  Gangguan  ketertiban  dan  keamanan  itu  yang  kemudian  mengganggu  stabilitas  kota  pa da  khususnya,  serta  kenyamanan  masyarakat  pada  umumnya,  sebagai  contohnya,  gelandangan yang meminta-minta di area lalu lintas dari pengendara  sehingga  mengakibatkan  ketidaknyamanan  terhadap  pengendara  dan  merusak  keindahan  kota.  Dan  yang  penting  lagi,  berkaitan  dengan  kriminalitas.
Berkembangnya gelandangan membuka banyak peluang munculnya gangguan  keamanan.  Maka  butuh  penanganan  yang  intensif,  tidak  hanya  penanganan  diranah hukum.
Dalam  kerangka  tersebut  melalui  peran bimbingan  penyuluhan  Islam harus dilakukan untuk bisa membantu menyelesaikan permasalahan yang ada berupa  pembinaan  mental,  sikap  dan  prilaku  manusia  yang  positif  sehingga  diharapkan para gelandangan bisa lebih baik dalam kehidupan sehari -hari dan   membangkitkan niat berusaha dan  membantu  mengatasi masalah sosial yang  dihadapi,  serta  membangkitkan  potensi,  minat,  kesedian  dan  tekat  dalam  mengatasi  masalah  dan  pemenuhan  kebutuhan  sesuai  dengan  harkat  dan  martabat kemanusiaan.
Dalam  penanganan  masalah  gelandangan,  Forum  Komunikasi  Pekerja  Sosial Masyarakat (FKPSM) Kota Semarang bekerja sama dengan Dinas Sosial  beserta satuan polisi Pamong Praja yaitu dengan melakukan razia, kemudian yang  tertangkap  dilakukan  pembinaan  serta  pelatihan  ketrampila n  dan  dikirim  ke  tempat  asal  mereka.  (Direktorat  Pemberdayaan  Kelembagaan  Masyarakat,  Deroktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial, 2010:2).
Di  dalam  Islam  dalam  membina  perilaku  seseorang  berdasarkan  spritualitas  ajaran  Islam  berarti membentuk  perilaku  seseorang  yang  secara  optimistis menjadikan agama sebagai pedoman dan pengendali tingkah laku,  sikap dan gerak-gerik dalam kehidupanya. Apabila ajaran Islam telah masuk  kedalam  diri  seseorang  dan  menjadi  bagian  dari  perilaku  ataupun  mental  seseorang  yang  terbina  tersebut,  maka  dengan  sendirinya  akan  menjauhi  segala  larangan  Tuhan  dan  mengerjakan  segala  perintahnya.  Bukan  karena  pandangan  dari  luar,  tetapi  karena  hatinya  merasa  lega  dalam  mematuhi  segala perintah Allah yang selanjutnya akan terlihat bahwa nilai -nilai ajaran  agama  akan  tampak  tercermin  dalam  perkataan,  perbuatan  dan  sikap  mentalnya  (Daradjat,  1983:  68).  Karena  pada  dasarnya  bimbingan  penyuluhan  Islam  secara  garis  besar  tujuan  akhirnya  adalah  membantu  individu  atau  kelompok  dalam  menyelesaikan  masalah  dengan  petunjuk   Allah sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup  dunia  dan akhirat (Aunur  Rahim, 2001: 4).
Dengan  keyakinan  bahwa  ketentuan  dan  petunjuk  Allah  pasti  akan  membawa manusia bahagia, individu yang berbahagia tentulah individu yang  mampu  selaras  dengan  ketentuan  Allah  dan  petunjuk  Allah  SWT  tersebut,  termasuk  dalam  usahanya  memenuhi  kebutuhan  jasmaniah.  Tetapi,  tidak  samua  manusia  mampu  hidup  dan  memenuhi  kebutuhan  jasmaninya,  baik  karena faktor intern (dari dalam diri individu itu sendiri) maupun akibat dari  faktor eksternal atau lingkungan sekitarnya. Seperti firman Allah dalam QS.
Al-Baqarah ayat 155-156  “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit  ketakutan,  kelaparan,  kekurangan  harta,  jiwa  dan  buah-buahan.
dan  berikanlah  berita  gembira  kepada  orang-orang  yang  sabar.
(yaitu)  orang-orang  yang  apabila  ditimpa  musibah,  mereka  mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (Depag RI,  1982: 26) Berdasarkan  latar  belakang  di  atas,  maka  penulis  bermaksud  untuk  melaksanakan  penelitian  terkait  dengan  peran  bimbingan  penyuluhan  Islam   Forum  Komunikasi  Pekerja  Sosial  Masyarakat  (FKPSM)  Kota  Semarang.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi