Rabu, 20 Agustus 2014

Skripsi Dakwah:PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG SIARAN DAKWAH TELETILAWAH DI TVRI (STUDI KASUS DI KELURAHAN GENUKSARI KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG)


 BAB I PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang Dakwah merupakan aktivitas yang sangat penting dalam Islam. Dengan  dakwah  Islam  dapat  tersebar  dan  diterima  oleh  manusia.  Sebaliknya  tanpa  dakwah Islam akan semakin jauh dari masyarakat dan selanjutnya akan lenyap  dari permukaan bumi. Dalam kehidupan masyarakat,  dakwah berfungsi menata  kehidupan  yang  agamis  menuju  terwujudnya  masyarakat  yang  harmonis  dan  bahagia. Ajaran Islam disiarkan melalui dakwah dapat menyelamatkan manusia  pada  umumnya  dari  hal-hal  yang  dapat  membawa  pada  kehancuran  (Aziz,  2004:37).
Dakwah  adalah  salah  satu  tugas  yang  harus  (wajib)  dilaksanakan  umat  Islam  kapan  saja  dalam  keadaan  apapun  sesuai  dengan  perkembangan  zaman.
Hal  ini  sesuai  dengan  tujuan  dakwah  untuk  menumbuhkan  pengertian,  kesadaran,  penghayatan  dan  pengamalan  ajaran  agama  yang  dibawakan  oleh  para  da’i  (Saleh, 1977:1). Dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam Surat Ali  Imran ayat 104 : ْ “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru  kepada  kebajikan,  menyuruh  kepada  yang  maruf  dan  mencegah  dari  yang  munkar,  merekalah  orang-orang  yang  beruntung”.
(Departemen Agama RI, 1995 :93).

1    Dakwah  antara  da’i  dengan  mad’u  tidak  hanya  pertemuan-pertemuan  langsung  antara  da’i  dengan  mad’u  akan  tetapi  dibutuhkan  inovasi  dengan  menggunakan  media  lain  yang  lebih  modern,  seperti  :  media  cetak  dan  elektronik.  Media-media  tersebut  harus  diupayakan  penggunaannya  untuk  kepentingan dakwah Islam secara luas.
Dalam  hal  ini  Allah  SWT  berfirman  Surat  An-Nahl  ayat  125  yang  berbunyi: ُ “Serulah (manusia) kepada jalan TuhanMu dengan  hikmah pelajaran  yang  baik  dan  bantahlah  mereka  dengan  cara  yang  baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa  yang tersesat dari jalannya dan Dialah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk”. (Departemen Agama, 1995:421) Dari  ayat  di  atas,  maka  dakwah  Islam  dengan  metode  bil  hikmah,  mauidhah hasanah  dan metode  mujadalah  tidak harus disampaikan dengan cara  tatap muka antara  da’i  dengan  mad’u  tapi dengan kecanggihan teknologi, maka  dakwah  Islam  pun  dapat  disampaikan  melalui  media  yang  modern  misalnya  televisi.
Para  pengemban  dakwah  yang  melaksanakan  dakwahnya  melalui  pemanfaatan  teknologi  komunikasi  yang  berbentuk  koran,  disusul  munculnya  radio  dan  televisi  hingga  marakya  internet.  Media-media  komunikasi  ini  bisa  dijadikan  sebagai  media  dakwah.  Media  dakwah  merupakan  salah  satu  unsur    dalam  proses  strategi  yang  tepat  dalam  dakwah.  Semua  itu  penting  dipahami  guna  menyukseskan  serta  mengupayakan  solusi  terbaik  dalam  mengatasi  berbagai masalah yang dapat menggagalkan proses dakwah.
Zaman  modern  sekarang  ini,  televisi  merupakan  salah  satu  media  elektronik yang digunakan umat Islam sebagai media dakwah. Melalui televisi,  pesan  dakwah  dapat  disampaikan  dalam  bentuk  bermacam-macam  sesuai  program acara yang disajikan oleh masing-masing stasiun televisi, dan tentunya  disesuaikan pula dengan selera penontonnya. Namun munculnya televisi ini akan  membawa  pengaruh  pada  perkembangan  masyarakat  Indonesia.  Salah  satu  diantaranya menurut Budiman (2002) menyatakan bahwa menonton televisi bisa  menjadi sebuah dalih untuk memutuskan kontak dengan orang lain, melepaskan  diri dari pembicaraan tentang topik-topik tertentu (Budiman, 2002:72).
Melalui  televisi,  masyarakat  dapat  memilih  berbagai  acara  yang  diperlukan  oleh  mereka.  Acara-acara  dapat  berbentuk  berita,  hiburan  hingga  informasi pendidikan. Ketika media didominasi tayangan yang bersifat hura-hura  atau  penuh  kemewahan,  atau  menayangkan  gaya  hidup  anak  muda  perkotaan  yang penuh glamour, TVRI sebagai salah satu stasiun televisi yang dikelola oleh  pemerintah  sekaligus  stasiun  televisi  tertua  justru  menawarkan  alternatif  yang  berbeda,  yaitu  dengan  menyuguhkan  acara  “Teletilawah”  yang  dipandu  Anisa  Rosali dan Rachmaji Asmuri dan dua dewan hakim ustad H. Abdul Sattar Gani  MA,  dan  H.  Syahdi  SAS  dan  musafir  Prof.  H.  Said  Agil  Husain  Munawar.
Teletilawah acara maqro membaca Al-Quran by Phone yang     ditayangkan  setiap  hari  Senin–Jumat  pukul  04.00–04.30  WIB.  Acara  “teletilawah”  bersifat  interaktif  antara  penyiar  dengan  penonton  yang  membacakan  ayat  Al-Quran.  Format  itu  sendiri  secara  live  (langsung)  dan  bukan recording (rekaman).
(http://arumsekartaji.wordpress.com/20011/01/03/interaktif-penyiar-danpenonton televisi).
Acara  ini  hadir  untuk  menyampaikan  ajaran  Islam  terutama  Al-Quran  (sebagai  sumber  ajaran  Islam)  walau  hanya  satu  ayat  termasuk  dakwah  dalam  pengertian  kedua  yaitu  segala  usaha  dan  upaya  untuk  merealisir  ajaran  Islam  yang terdapat dalam Al-Qur'an pada semua aspek kehidupan manusia.
Al-Qur'an  adalah  kitab  suci  Islam  yang  merupakan  kumpulan  firmanfirman  Allah  yang  diturunkan  kepada  nabi  Muhammad  SAW.  Diantara  tujuan  utama  diturunkannya  Al-Qur'an  adalah  untuk  menjadi  pedoman  dalam  menata  kehidupan  manusia  agar  memperoleh  kebahagiaan  di  dunia  dan  akhirat.  Agar  tujuan  itu  dapat  direalisasikan  oleh  manusia,  maka  Al -Qur'an  datang  dengan  petunjuk-petunjuk,  keterangan-keterangan,  aturan-aturan,  prinsip-prinsip  dan  konsep-konsep,  baik  yang  bersifat  global  maupun  yang  terinci,  yang  eksplisit  maupun yang implisit dalam berbagai persoalan dan bidang kehidupan.
Al-Quran  memberikan  petunjuk  dalam  persoalan-persoalan  akidah,  syariah  dan  akhlak,dengan  jalan  meletakkan  dasar-dasar  prinsip  mengenai  persoalan-persoalan  tersebut,  dan  Allah  SWT  menugaskan  Rasul  SAW  untuk  memberikan  keterangan  yang  lengkap  mengenai  dasar-dasar  itu  :  “Kami  telah  turunkan  kepadamu  Al-Dzkir  (Al-Quran)  untuk  kamu  terangkan  kepada    manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka agar mereka berpikir.  (Q.S. 16  :  44).  Al-Quran  adalah  kitab  petunjuk,  demikian  kecil  yang  kita  peroleh  dari  mempelajari sejarah turunnya.
Untuk  memahami  ajaran  Islam  secara  sempurna  (kaffah)  maka  langkah  pertama  yang  harus  dilakukan  adalah  memahami  kandungan  isi  Al-Qur'an  dan  mengamalkannya  dalam  kehidupan  sehari-hari  secara  sungguh-sungguh  dan  konsisten.  Hal  ini  dapat  terlaksana  bila  telah  melakukan  proses  membaca  dan  mengamalkan Al-Qur'an (Shihab, 2006:33).
Kegiatan dakwah dapat dimulai dari membaca seperti yang tersirat dalam  hadits  Nabi  SAW  yang  berbunyi  Rasulullah  bersabda:  “Sampaikanlah  dariku  walaupun satu ayat.” Hadits  di  atas  menandakan  bahwa  umat  Islam  siapapun  dia  tidak  memandang latar belakang dan asal-usul, nasab/keturunan, pendidikan dan lainlain, bisa “mampu” membaca sekaligus memahami yang terkandung dalam AlQur'an walaupun hanya satu ayat. Hal ini bertujuan tidak lain agar umat Islam  mengamalkan  hukum  dari  Al-Qur'an  dalam  kehidupan  sehari-hari  walaupun  hanya dari satu ayat.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi