Rabu, 20 Agustus 2014

Skripsi Dakwah:PERAN LPP TVRI JAWA TENGAH DALAM MENYIARKAN AGAMA ISLAM


BAB I PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media elektronik yang dapat digunakan sebagai  media  informasi  bagi  manusia.  Saat  ini,  televisi  sudah  masuk  ke  seluruh  pelosok  Indonesia.  Hal  ini  merupakan  satu  indikasi  bahwa  masyarakat  Indonesia mulai mengikuti kemajuan teknologi.
Seiring dengan kemajuan tersebut, telah terjadi pergeseran nilai-nilai  moral dan etika masyarakat. Fenomena ini sudah dapat kita rasakan saat ini.
Televisi  tidak  hanya  menyajikan  informasi-informasi  aktual,  tet api  di  lain  pihak televisi juga menyajikan berbagai tayangan yang meruntuhkan moral  Bangsa.  Tidak  sedikit  tayangan  televisi  yang  mengajarkan  kepada  anak anak  yang  notabenenya sebagai generasi penerus tentang perilaku-perilaku  yang  asusila.  Sebagai  contoh,  tayangan  kartun  yang  salah  satu  tokoh  kecilnya membentak ibunya, kemudian  sinetron-sinetron yang di dalamnya  memamerkan  tubuh-tubuh  seksi  dan  sensual,  dan  berbagai  tayangan  kekerasan,  serta  masih  banyak  lagi  tayangan-tayangan  televisi  yang  dapat  mempengaruhi  mental  dan  spiritual  anak  yang  cenderung  melanggar  atau  bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam (Wawan Kuswandi, 1996: 29).

Perihal  lain  yang  perlu  diperhatikan  adalah  jam  tayang  acara  yang  dianggap  menarik  kebanyakan  audiens  ditayangkan  pada  waktu-waktu  shalat,  misalnya  untuk  film  anak-anak  ditayangkan  pada  waktu  ashar,  dan   untuk  remaja  serta  dewasa  ditayangkan  pada  waktu  maghrib  dan  isya’.
Tayangan-tayangan  tersebut  memang  sangat  menarik  sehingga  membuat  pemirsa  lebih  memilih  menonton  dari  pada  pergi  ke  masjid  untuk  shalat.
Sebagian  masyarakat  Indonesia  terlena  dibuatnya  tanpa  menyadari  bahwa  dirinya  telah  mengabaikan  panggilan  shalat,  sehingga  timbul  sifat  malas.
Dampak buruk ini sudah kian dirasakan tanpa merasa berdosa hingga ibadah  shalat  terabaikan.  Jika  kita  lihat  di  kehidupan  sehari-hari,  pengaruh  tayangan-tayangan  televisi  sudah  merebak  sampai  ke  pelosok -pelosok  pedesaan.  Sangat  sulit  berkelit  dari  bahan-bahan  beracun  yang  dikandung  acara-acara  televisi.  Hal  ini  karena  acara  di  stasiun  yang  satu  tak  jauh  berbeda dengan stasiun  lain. Mistik, erotisme, dan gosip sedang  melejit di  mana-mana.  Dengan  berbagai  acara  itu,  pemirsa  seperti  dicekoki  mentahmentah  tanpa  punya  saluran  untuk  menawarnya  (Kun  Sri  Budiasih,  2005:  70).  Untuk  itu,  semua  pihak  terutama  pengelola  pertelevisian  hendaknya  saling  membantu dalam  membangun akhlaq  bangsa  ini  ke arah  yang  lebih  baik,  jangan  sampai  keterpurukan  ini  terus  berlangsung  tanpa  ada  yang  menghentikannya.
Televisi bukan hanya dapat didengar melainkan juga dilihat. Sebagai  media  audio  visual,  televisi  memiliki  daya  tarik  yang  kuat  untuk  menyampaikan isi pesan kepada penonton. Karena itu televisi sangat efektif  dalam  menyampaikan  pesan.  Kehadiran  media  televisi  sebagai  media  komunikasi bisa membawa dampak positif maupun  negatif, tergantung pada  bagaimana memanfaatkan media tersebut (Samsul Munir Amin, 2009: 272).
 Banyak  jargon  iklan  yang  bahasanya  menjadi  trend  bahasa  sehari-hari,  menunjukkan bagaimana efektifnya hal yang disuguhkan televisi.  Berbagai  penelitian  telah  membuktikan  betapapun  efektifnya  media  audio  visual  untuk  menyampaikan  pesan  hingga  teori-teori  efek  komunikasi  bermunculan.  Mulai  dari  Defferences  Theory  Bullet  yang  dikenal  juga  dengan  Hypodemic  Needle  (jarum)  theory,  kemudian  Uses  and  Gratifications Theory hingga Mass Communication.
Pada  awalnya  masyarakat  mengkonsumsi  media  baik  itu  cetak  maupun  elektronik  hanya  untuk  mendapatkan  informasi.  Dalam  perkembangannya,  media  bukan  saja  menyuguhkan  informasi  atau  berita  aktual  saja  melainkan  juga  hiburan.  Ada  banyak  macam  program  hiburan  seperti drama, tari-tarian, musik show, sinetron dan masih banyak lagi yang  dikemas  dengan  sangat  menarik  sehingga  penonton  tidak  merasa  jenuh  ketika menikmati acara tersebut.
Televisi  merupakan  salah  satu  media  massa  yang  sangat  berperan  dalam masyarakat. Adapun fungsi media  massa dibagi menjadi dua bagian  yaitu  fungsi  media  massa  terhadap  individu  dan  fungsi  media  massa  terhadap  masyarakat.  Fungsi  media  massa  terhadap  individu   antara  lain,  pengawasan  atau  pencarian  informasi,  mengembangkan  konsep  diri,  fasilitasi  dalam  hubungan  sosial,  substitusi  dalam  hubungan  sosial,  membantu  melegakan  emosi,  sarana  pelarian  dari  ketegangan  dan  keterasingan, bagian dari kehidupan rutin dan ritualisasi. Sedangkan fungsi  media  massa  terhadap  masyarakat  antara  lain,  pengawasan  lingkungan,   korelasi  antar  bagian  di  dalam  masyarakat  untuk  menanggapi  lingkungannya, sosialisasi atau pewarisan nilai-nilai, dan hiburan.
Dengan munculnya televisi swasta  yang sebagian besar dari mereka  memprioritaskan  program  informasi  dan  pendidikan,  berarti  persaingan  siaran  televisi  akan  semakin  ketat  hingga  mengarah  kompetisi  persaingannya.  Persaingan  paket  acara  televisi  di  Indonesia  serta  beberapa  stasiun  televisi  asing   yang  hanya  bisa  ditangkap  oleh  parabola  semakin  tinggi.  Adapun  beberapa  paket  yang  akan  bersaing  merebut  perhatian  pemirsa,  diantaranya  adalah  paket  musik,  film  dan  sinetron  (Wawan  Kuswandi,  1996:  125).  Program-program  yang  semakin  berani  dalam  eksposisi  keindahan  aurat.  Ketatnya  kompetisi  ini  memicu  proses -proses  produksi yang kreatif dalam eksplorasi dan eksposisi aurat. Apalagi televisitelevisi  swasta  tersebut  menuntut  paket-paket  acara  yang  ber  rating  tinggi  dalam  menjalin  hubungan  kerjasama  dengan  rumah-rumah  produksi.
Karenanya,  persaingan  yang  terjadi  bukan  hanya  menyangkut  hasil  akhir  sebuah  produksi,  melainkan  juga  menyangkut  teknik  produksi  dan  manajemen  produksi  yang  baik.  Jadi  bagaimanapun  kompleksnya  proses  produksi  baik  secara  teknis  maupun  non  teknis,  yang  penting  semua  program, baik itu yang berformat pendidikan, berita ataupun hiburan, harus  bernilai seni dan bisa mempengaruhi imajinasi penonton dalam membentuk  pikiran  tertentu  serta  dalam  pembentukan  sikap,  kepribadian  dan  perilaku  hingga terjadi perubahan sosial.
 Televisi  Republik  Indonesia  atau  TVRI  merupakan  stasiun  televisi  milik Negara, yang bersifat publik. Artinya, pengelola penyiaran televisi itu  bukan bertanggung jawab kepada Pemerintah melainkan kepada publik.
Kegiatan  produksi  dan  siaran  TVRI  dalam  upaya  meningkatkan  mutu  siaran  mulai  tampak  setelah  munculnya  stasiun  televisi  swasta  yang  menjadikan  situs  simbolis  persaingan  yang  sehat  dalam  melayani  masyarakat di bidang hiburan, informasi dan pendidikan secara masal.
Setiap  isi  siaran  TVRI  harus  memenuhi  kepentingan  publik,  bukan  kepentingan  Pemerintah  atau  Penguasa.  Sebelum  lahirnya  Undang-undang  Penyiaran  tahun  2002,  TVRI  menjadi  corong  pemerintah  penguasa.  Tapi  sejak lahirnya  Undang-undang  Penyiaran  no 32 tahun 2002, TVRI berubah  menjadi televisi publik.
TVRI  stasiun  Semarang  pun  demikian.  Jika  sebelum  lahirnya  Undang-undang  Penyiaran  no  32  tahun  2002  lebih  banyak  menyiarkan  kepentingan  Pemerintah  pusat  dan  daerah,  maka  kini  mereka  harus  menyiarkan segala  macam kepentingan publik. Siaran  mereka  menjangkau  seluruh  wilayah  Jawa  Tengah  sehingga  kepentingan  publik  di  seluruh  wilayah tersebut harus terpenuhi.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi