Rabu, 20 Agustus 2014

Skripsi Dakwah:STRATEGI DAKWAH H. DASUKI DALAM MEMBANGUN WIRAUSAHA MUSLIM DI WILAYAH CAKUNG JAKARTA TIMUR



BAB I PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang  Dalam situasi dan kondisi masyarakat yang masih dilanda krisis dalam  berbagai  bidang,  seperti  ekonomi  secara  faktual  semakin  menambah  jumlah  angka  kemiskinan.  Untuk  mengatasi  kemiskinan,  dakwah  setidaknya  bisa  ditempuh  melalui  berbagai  jalan.  Pertama,  memberi  motivasi  kepada  kaum  muslimin  yang  mampu  untuk  menumbuhkan  solidaritas  sosial.  Kedua,  yang  paling mendasar dan mendesak adalah dakwah dalam bentuk aksi-aksi nyata  dan program-program yang langsung menyentuh kebutuhan.
Usaha  menyebarluaskan  Islam  di  tengah-tengah  kehidupan  umat  manusia merupakan usaha dakwah yang harus dilaksanakan oleh umat Islam,  baik  secara  individu  maupun  kelompok.  Landasan  perintah  itu  telah  ditegaskan dalam Q.S Ali Imron ayat 104 “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru  kepada  kebajikan,  menyuruh  kepada  yang  ma’ruf  dan  mencegah  dari  yang  mungkar,  merekalah  orang-orang  yang  beruntung”  (Depag R.I, 1993: 93).
Berpijak  dari  landasan  di  atas,  serta  mengingat  kondisi  masyarakat  yang semakin maju dan plural, maka upaya penyebaran Islam membutuhkan  inovasi-inovasi  dan  strategi  baru  dalam  berdakwah.  Strategi  penyebarluasan   Islam  telah  ditunjukkan  oleh  Nabi  Muhammad  SAW,  sehingga  Islam  dapat  diterima dan tersebar di belahan dunia. Dakwah dapat berjalan secara efektif,  apabila  para  penyelenggara  dakwah  terlebih  dahulu  mengidentifikasi,  mengantisipasi  masalah-masalah  yang  muncul  dan  akan  muncul  serta  dilengkapi  dengan  pengenalan  obyek  secara  tepat.  Dengan  dasar  tersebut  disusunlah suatu rancangan ke depan yang ditunjang oleh pelaksana dakwah  yang berkemampuan tinggi, teratur dalam satuan organisasi, digerakkan dan  diarahkan pada sasaran dakwah (Mahmudin, 2004: 7).

Perkembangan  dakwah  dari  waktu  ke  waktu  mengalami  perubahan  yang  signifikan.  Karena  permasalahan  yang  kompleks  dan  karakteristik  masyarakat yang berbeda, apalagi pada era globalisasi yang ditandai dengan  revolusi  dibidang  kewirausahaan  teknologi  dan  industri.  Maka  jika  saja  itu  bisa di kembangkan dengan baik kesadaran historik yang di miliki, maka akan  bertemu dengan kenyataan bahwa  Nabi Muhammad SAW menekuni aktifitas  hidupnya secara serius sebagai pedagang yang ulet, baik bersama pamannya  Abu Thalib, maupun bersama Siti Khadijah, yang kemudian menjadi istrinya.
Kenyataan ini tentulah bukan tanpa makna, melainkan memiliki makna yang  sangat  dalam  untuk  ditauladani  oleh  segenap  umat  manusia,  terutama  umat  Islam.
Bekerja  dan  berusaha,  termasuk  berwirausaha  boleh  dikatakan  merupakan  bagian  tak  terpisahkan  dari  kehidupan  manusia  karena   keberadaannya  sebagai  khalifah  fil-ardh  dimaksudkan  untuk  memakmurkan  bumi dan membawanya ke arah  yang lebih baik  seperti yang terdapat dalam  Al-Qur’an Surat As-Saff ayat 10-11”wahai  orang-orang  yang  beriman!  Maukah  kamu  aku  tunjukkan  suatu  perdagangan  yang  dapat  menyelamatkan  kamu  dari  azab  yang pedih (yaitu) kamu  beriman kepada Allah dan Rasul-nya dan berjihad di  jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi  kamu jika kamu mengetahui (QS. As-Saff : 10-11)”
Dalam  kamus  Bahasa  Indonesia,  wirausaha  diidentikkan  dengan  wiraswasta,  sehingga  wirausahawan  dapat  disebutkan  sebagai  orang  yang  pandai atau berbakat mengenal produk baru, menentukan cara produksi baru,  dan  menyusun  pedoman  operasi  untuk  pengadaan  produk  baru,  memasarkannya,  serta  mengatur  permodalan  operasinya  (Suryanto,  1977:  601)  Akan  tetapi  adalah  suatu  kenyataan  bahwa  aktifitas  berwirausaha  merupakan bidang kehidupan yang kurang berkembang secara memuaskan di  kalangan masyarakat pribumi atau masyarakat muslim Indonesia.    H. Dasuki adalah seorang tokoh masyarakat yang rajin dan ulet dalam  menekuni  pekerjaannya,  beliau  merupakan  seorang  tokoh  masyarakat  yang  sukses di wilayah  Cakung Jakarta Timur. Bagi H. Dasuki suasana sulit tidak  menghambatnya untuk terus bersungguh-sungguh dalam mencari rezeki untuk  meningkatkan kualitas hidupnya, keluarga dan masyarakat disekitarnya. Sejak  kecil beliau dan saudara sekandungnya yang lain sudah di didik untuk mandiri  dan  bekerja  keras  oleh  orang  tuanya,  bahkan  beliau  pernah  di  didik  dalam  lingkungan  pondok  pesantren  di  Jawa  Timur.  Bekerja  dan  terus  berusaha  sudah  beliau  tekuni  sejak  kecil,  dari  mulai  berdagang  kecil-kecilan  bersama  orang tuanya maupun ketika beliau mempunyai keluarga sendiri yang sukses  dan berhasil seperti sekarang.
Dakwah  merupakan  kewajiban  yang  tidak  bisa  di  tawar-tawar  lagi,  kewajiban  dakwah  merupakan  suatu  keharusan  yang  tidak  mungkin  dihindarkan  dari  kehidupannya,  karena  melekat  erat  kebersamaan  dengan  pengakuan  diri  sebagai  penganut  Islam  (muslim).  Sebagaimana  yang  beliau  ketahui, senjata untuk menjatuhkan ummat Islam salah satunya adalah faktor  ekonomi. Pasalnya, jika dilihat secara umum, yang menguasai perekonomian  di  Indonesia  bukan  orang  pribumi,  dan  bahkasn  mereka  non  muslim.
Akibatnya  hal  itu  menjadi  bumerang  bagi  ummat  Islam  sendiri,  sebagai  mayoritas penduduk di Indonesia.
 Untuk  itu,  perlu  adanya  perbaikan  ekonomi  dan  saling  kepedulian  sesama  muslim  untuk  meningkatkan  ukhuwah,  salah  satu  faktor  yang  menyebabkan  jebloknya  ekonomi  ummat.  Berangkat  dari  situlah  H.  Dasuki  sebagai  seorang  tokoh  wirausaha  muslim  menyadari  bahwa  dalam  setiap  usaha kita terdapat campur tangan  Sang  Kholiq. Untuk itu perlu menjunjung  nilai-nilai  agama  dan  mengimplementasikan  kedalam  sebuah  kehidupan  seorang wirausaha.
Berdasarkan  latar  belakang  diatas  penulis  tertarik  untuk  lebih  jauh  meneliti  tentang  strategi  dakwah  H.  Dasuki  dalam  membangun  wirausaha  muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur. Sehingga diharapkan nantinya akan  menjadi strategi dakwah alternatif di Indonesia.
Paling  tidak  ada  dua  alasan  mengapa  kewirausahaan  perlu  dikembangkan  di  Indonesia,  dengan  penduduk  yang  mayoritas  muslim  ini.
Pertama,  kenyataan  dari  sejumlah  angkatan  kerja  yang  ada,  masih  sangat  sedikit yang tertampung dalam lapangan kerja, sehingga pembukaan lapangan  kerja  baru  menjadi  suatu  keniscayaan  dalam  pemberdayaan  masyarakat  Indonesia.  Kedua,  Nabi  Muhammad  SAW  yang  merupakan  ikutan  dan  teladan  bagi  ummat  Islam,  komunitas  terbanyak  negeri  ini,  adalah  seorang  pedagang  yang  sangat  ulet  dan  profesional,  jujur,  memegang  amanah,  dan  terpecaya.  Bahkan  kredibilitas  dan  integritas  pribadinya  sebagai  pedagang  mendapat  pengakuan,  bukan  hannya  dari  kaum  muslimin,  tetapi  juga  orang   Yahudi dan Nasrani, dikarenakan Nabi menjalankan usahanya dengan sangat  prefesional,  Semua  sejarah  Nabi  Muhammad  membuktikan  hal  ini  (Giri,  2003: 11).
Kitab  suci  Al-qur’an  memberi  isyarat  mengenai  kaitan  antara  kehidupan dengan bekerja keras, termasuk berwirausaha misalnya “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah di muka bumi.
Dan  carilah  karunia  Allah,  dan  ingatlah  Allah  banyak-banyak  supaya kamu beruntung” (Q.S. Al-Jumuah: 10).
1.2.   Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka rumusan masalah  dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana  pelaksanaan  dakwah  H.  Dasuki  dalam  membangun  wirausaha  muslim di  wilayah Cakung Jakarta Timur ? 2.  Bagaimana  strategi  dakwah  H.  Dasuki  dalam  membangun  wirausaha  muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur ? 1.3.   Tujuan dan Manfaat Penelitian a.  Tujuan Penelitian  Dari  rumusan  masalah  di  atas,  penelitian  ini  mempunyai  tujuan  dan manfaat yang hendak dicapai yakni sebagai berikut :  1)  Untuk  mengetahui  bagaimana  pelaksanaan  dakwah  H.  Dasuki  dalam  membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur.

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi