BAB PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Islam adalah
agama yang berisi
tentang petunjuk-petunjuk agar manusia secara
individual menjadi manusia
yang baik, beradab, berkualitas,
dan selalu berbuat
baik, sehingga mampu
membangun peradaban yang maju,
suatu tatanan kehidupan yang manusiawi dalam arti kehidupan
yang adil. Islam
juga meyakinkan umat
manusia tentang kebenaran
dan menyeru agar
menjadi penganutnya, untuk
mencapai keinginan tersebut
diperlukan apa yang
dinamakan sebagai dakwah (Rofiah, 2010: 1).
Masdar Halimi (dalam Aziz, 2004:
6) mengatakan dakwah adalah mengajak manusia
agar mentaati ajaran-ajaran
Allah (Islam) untuk
bisa memperoleh kebahagiaan di
dunia dan akherat. Dakwah juga
merupakan komunikasi antara
manusia dengan pesan-pesan
ajaran Islam yang berwujud ajakan,
seruan untuk amar
ma’ruf nahi munkar.
Selain itu dakwah
mengandung upaya pembangunan
manusia seutuhnya lahir
dan batin sehingga
manusia akan memperoleh
kebahagiaan hidup (Sanwar, 1986:
4). Sedangkan Safrodin
Halimi (2008: 32)
mengartikan dakwah sebagai usaha mengajak manusia dengan cara
bijaksana kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Berkaitan dengan hal di atas Allah SWT berfirman dalam QS. AnNahl: 125 yang berbunyi
sebagai berikut:.
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu
dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah
mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk” (Q.S.
An-Nahl: 125). (Depag RI, 2005:
282).
Ayat di
atas memerintahkan kaum
muslim untuk berdakwah, sekaligus memberi tuntunan cara-cara penyampaiannya yakni
dengan cara yang baik
sesuai dengan petunjuk
agama. Islam sebagai
agama dakwah menuntut umatnya agar selalu menyampaikan dakwah, karena kegiatan ini merupakan aktivitas yang tidak pernah usai
selama kehidupan dunia masih berlangsung
dan terus akan melekat dalam situasi dan kondisi apapun.
Bagi seorang
muslim dakwah merupakan
kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar
lagi, dakwah melekat
erat bersamaan dengan pengakuan
dirinya sebagai seorang
yang mengidentifisir diri
sebagai seorang penganut
Islam. Orang yang
mengaku menjadi seorang
muslim maka secara otomatis pula
dia itu menjadi seorang juru dakwah (Tasmara, 1977: 32-33).
Menurut Hafidudin
(dalam Rofiah, 2010:
3) Islam selalu mendorong
pemeluknya untuk senantiasa
aktif melakukan kegiatan dakwah,
bahkan maju mundurnya
umat Islam sangat
bergantung dan berkaitan
erat dengan kegiatan
dakwah yang dilakukan.
Karena itu AlQur’an
menyebut kegiatan dakwah
dengan ahsan Qauula
(Q.S. Fussilat: 33).
Dengan kata lain
dakwah menempati posisi
yang tinggi dan
mulia dalam kemajuan agama Islam.
Perkembangan Islam
sampai saat ini
ditopang oleh gerakan dakwah
yang dilakukan oleh
umatnya. Dalam pelaksanaannya, tugas
ini merupakan kelanjutan
dari tugas kerasulan
Muhammad SAW, yang berusaha menyebarluaskan Islam
kepada seluruh umat
manusia (Pimay, 2005:
3). Dalam menyebarluaskan Islam
diperlukan adanya unsur-unsur yang
mendukung keberhasilan dakwah,
yaitu da’i atau
pelaku dakwah, matode
yang dipakai, media
yang digunakan, dan
materi yang disampaikan.
Materi dakwah
merupakan salah satu
dari unsur dakwah
yang mempunyai peran
sangat besar dalam
kegiatan dakwah, karena
pesanlah yang mempengaruhi
terjadinya perubahan pada
masyarakat tentang berfikir,
bersikap, dan tingkah
laku sesuai dengan
ajaran Islam. Materi dakwah adalah isi pesan yang disampaikan da’i kepada mad’u, dan yang menjadi materi
dakwah adalah ajaran
Islam itu sendiri
(Aziz, 2004: 94).
Sedangkan menurut
Sanwar (1986: 73)
materi dakwah yaitu
bahan atau sumber yang disampaikan oleh da’i kepada mad’u
dalam kegiatan dakwah untuk menuju
kepada tujuan dakwah.
Dakwah
sebagai manifestasi imani
harus dapat disosialisasikan dalam
berbagai cara, salah
satunya adalah melalui
kegiatan pengajian.
Kegiatan pengajian merupakan
kegiatan agama yang berfungsi antara lain, pertama, pengajian menjadi sarana atau alat
guna menyampaikan aktifitas dan pesan
keagamaan baik dalam hubungannya dengan Allah SWT (hablu minallah)
ataupun dengan sesama
manusia (hablu minannas).
Kedua, kesempatan bagi
jamaah bertukar pikiran,
berbagi pengalaman, menyampaikan
persepsi dalam masalah
keagamaan, dan menjalin
tali silaturrahmi antar jama’ah.
Melalui kegiatan pengajian tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran mad’u
akan pentingnya pengamalan keagamaan
dalam berbagai aspek
kehidupan, sehingga dapat melaksanakan apa
yang diperintahkan dan
meninggalkan apa yang dilarang
agama.
KH. Haris Shodaqoh termasuk salah seorang da’i yang melakukan dakwahnya lewat pengajian, pengajian yang
beliau dirikan terkenal dengan sebutan
pengajian Ahad pagi karena pengajian
tersebut dilaksanakan pada hari Ahad
pagi. Pada mula
berdirinya pengajian Ahad
pagi karena ada beberapa orang
yang bermukim disekitar
pondok pesantren mengikuti pengajian
kitab kuning dengan
para santri, kemudian
beliau berinisiatif memberikan
waktu khusus untuk
masyarakat, dan memilih
waktu pengajian pada
hari Ahad, sebab
pada hari tersebut
masyarakat mempunyai waktu
luang untuk mengaji
(Wawancara dengan KH.
Haris Shodaqoh, tanggal 7
Desember 2011).
Seruan
dakwah yang dilakukan
KH. Haris Shodaqoh
ternyata mendapat respon
baik dari masyarakat.
Pada mulanya pengajian
tersebut hanya diikuti sekitar 3 sampai 5 orang, kemudian lama-kelamaan banyak masyarakat
yang mendengar adanya
pengajian tersebut, sehingga
jumlah jama’ah semakin
bertambah banyak hingga
sekarang mencapai ± 1000
orang.
Menurut Bapak
Slamet Riyadi selaku
jama’ah pengajian mengatakan
bahwa Penyampaian materi
dalam pengajian Ahad
pagi disesuaikan dengan kadar kemampuan
jama’ah, sehingga jama’ah
mudah memahami materi yang
disampaikan oleh da’i.
Materi yang ringan
dan mudah difahami
menjadi daya tarik
tersendiri bagi jama’ah
untuk mengikuti pengajian, Berdasarkan
realita di atas
maka peneliti tertarik
untuk meneliti pengajian
Ahad pagi yang
dipimpin oleh KH.
Haris Shodaqoh. Oleh karena
itu, penelitian ini mengambil judul: ”Persepsi Jama’ah Terhadap Materi Dakwah KH. Haris Shodaqoh dalam
Pengajian Ahad Pagi di Pondok Pesantren
Al-Itqon Bugen Tlogosari Pedurungan Semarang”.
1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang
telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan permasalahan
yang menjadi pembahasan
dalam penelitian ini,
yaitu Bagaimana Persepsi
Jama’ah terhadap Materi
Dakwah KH. Haris Shodaqoh
dalam Pengajian Ahad
Pagi di Pondok
Pesantren Al-Itqon Bugen Tlogosari Pedurungan Semarang? 1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1
Tujuan Penelitian Berdasarkan
rumusan masalah di
atas, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui Persepsi Jama’ah terhadap Materi Dakwah
KH. Haris Shodaqoh
dalam pengajian ahad
pagi di Pondok
Pesantren Al-Itqon Bugen
Tlogosari Pedurungan Semarang.
1.3.2 Manfaat Penelitian a. Secara
teoritis penelitian ini
diharapkan mampu memberikan khasanah
keilmuan, utamanya di
bidang penelitian Ilmu Dakwah, secara
khusus di bidang
kajian Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
b. Manfaat
praktis diharapkan dapat
menjadi salah satu
bahan (referensi) bagi
para pecinta ilmu
pengetahuan khususnya dibidang
komunikasi dan penyiaran,
juga diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran demi kepentingan dakwah.
1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan
skripsi merupakan hal
yang penting karena mempunyai
fungsi untuk menyatakan
garis-garis besar dari
masingmasing bab yang saling berkaitan dan berurutan. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi
kekeliruan dalam penyusunannya, sehingga
terhindar dari kesalahan ketika penyajian pembahasan masalah.
Untuk mempermudah
dan mengetahui penulisan skripsi ini, maka penulis menyusun sistematikanya sebagai berikut
: Dimulai dengan bab
pertama yang memaparkan
latar belakang, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan Bab
kedua, dalam bab ini berisi
tentang penelusuran literatur yaitu tentang penelitian sejenis yang telah
dilakukan. Sedangkan landasan teori yang
terdiri atas teori
persepsi jama’ah dan
materi dakwah. Mulai
dari pengertian persepsi,
ciri-ciri umum dunia
persepsi, faktor-faktor yang berperan dalam
persepsi, faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi, proses terjadinya persepsi, pengertian jama’ah pengajian, dan dilanjutkan pengertian
materi dakwah, sumber
materi dakwah, garis
besar materi dakwah, dan macam-macam materi dakwah.
Bab ketiga,
berisi tentang jenis
penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, sumber dan jenis data,
teknik pengumpulan data dan teknis
analisis data Bab keempat berisi
tentang data dan
analisis persepsi jama’ah terhadap materi dakwah dalam pengajian ahad
pagi.
Bab kelima
merupakan bagian penutup
dari rangkaian penulisan skripsi
yang penulis buat,
yang meliputi kesimpulan,
saran-saran dan penutup.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi