Selasa, 19 Agustus 2014

Skripsi Dakwah:PESAN DAKWAH USTADZ JEFRI AL-BUCKHARI TENTANG GENERASI RABBANI DI TVONE

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Dalam pengertian yang integralistik, dakwah merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah  sasaran  dakwah  agar  bersedia  masuk  ke  jalan  Allah,  dan  secara bertahap  menuju  peri  kehidupan  yang  Islami. Suatu  proses  yang berkesinambungan adalah suatu proses yang bukan insidental atau kebetulan, melainkan  benar-benar  direncanakan,  dilaksanakan,  dan  dievaluasi  secara terus menerus oleh para pengemban dakwah sesuai dengan tujuan -tujuan yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, sudah bukan waktunya lagi bahwa dakwah dilakukan  asal  jalan,  tanpa  sebuah  perencanaan  yang  matang,  baik menyangkut  materinya,  tenaga  pelaksananya,  ataupun  metode  yang digunakan.
Berkaitan  dengan keterangan  tersebut, perlu dakwah  Islam  dengan jalan  menciptakan  sebanyak  mungkin  sarana  yang ada,  disesuaikan  dengan situasi dan kondisi zaman serta perubahan sosial yang terjadi, baik dalam pola pikir  maupun  pola  kerja  agar  Islam  tetap  berkesan utuh,  lengkap,  dan harmonis. Oleh karena itu sarana yang ada haruslah dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan sebagai sarana dakwah (Ahmad, 1985: 194).

Dakwah seyogyanya melihat apa yang menjadi kebutuhan umat Islam.
Dakwah di tengah masyarakat intelektual dalam arti tingkat SDM nya cukup   tinggi maka dakwah harus bersifat rasional terlebih lagi bila mad'unya berdiri  di  atas  paham  yang  serba  sekuler.  Demikian  pula  dakwah  di  tengah perkotaan akan berbeda dengan dakwah di kampung-kampung yang kebetulan mad'unya kakek-kakek  dan nenek dengan  SDM  yang  lemah  maka  dakwah sepantasnya tidak terlalu mengandalkan logika dan filosofis. Di tengah-tengah masyarakat  yang  terbilang  awam  tentunya  akan  tepat  jika  dakwah  berupa kisah-kisah  yang  menarik  dan  tidak  banyak  membutuhkan  rasio  dalam mencerna isi dakwah.
Pada  dasarnya  dakwah  merupakan  seruan  agama,  seruan  tersebut mempunyai maksud  dan tujuan  yaitu  untuk  mengubah  masyarakat  sasaran dakwah ke arah lebih baik dan lebih sejahtera, lahiriah maupun batiniah baik secara individu maupun  kelompok.  Agar  tujuan  tersebut  tercapai  secara efektif, maka para penggerak dakwah harus mengorganisir segala komponen dakwah secara tepat dan salah satu komponen itu adalah dari unsur medianya (Syukir, 1983: 163).
Dalam memahami esensi dari makna dakwah, kegiatan dakwah sering dipahami  sebagai  upaya  memberikan  pemecahan  masalah  dan penyelesaiannya.  Masalah  tersebut  mencakup  seluruh  aspek  meliputi: ekonomi,  politik,  sosial,  budaya,  hukum,  sains,  dan  teknologi.  Untuk itu dakwah  harus  dikemas  dengan  cara  atau  metode  yang  pas,  atau  meminjam istilah dari Yunan Yusuf bahwa dakwah harus dilakukan secara aktual, faktual dan kontekstual. Aktual dalam arti memecahkan masalah yang kekinian yang hangat  di  tengah  masyarakat,  faktual  dalam  arti  konkrit  yang  nyata,  serta  kontekstual dalam arti relevan dan menyangkut problem yang sedang dihadapi oleh masyarakat. (Suparta (Ed), 2003: xiii).
Sampai  sekarang media dakwah  terus  mengalami  perkembangan, sejalan  dengan  teknologi  yang  semakin  pesat,  seperti  munculnya  internet, televisi, vcd, mp3, selluler, radio, majalah, dan sebagainya, yang memberikan kemudahan untuk menyampaikan sesuatu informasi dalam waktu yang singkat dan jangkauannya yang luas, sehingga efektif dan efisien.
Hal inilah yang sekarang banyak dimanfaatkan oleh para ulama untuk dijadikan sebagai media dakwah; dengan bertumpu pada azas efektifitas dan efisiensi,  di  mana di  dalam suatu aktivitas  dakwah  harus  berusaha menseimbangkan antara biaya waktu maupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya, bahkan kalau bisa waktu biaya dan tenaga sedikit dapat memperoleh hasil yang semaksimal mungkin. (Sukir, 1983: 33).
Islam  adalah  agama  yang rahmatan  li al-‘alamin yang  berpedoman pada  Al  Qur’an  dan  Hadits.  Untuk  menyampaikannya  ada  beberapa  macam metode  di  antaranya bil hal dan bil  lisan. Bil  hal menitikberatkan  pada keteladanan  dan  tindakan,  sedangakan bil  lisan menitikberatkan  pada pengajaran, pendidikan melalui ucapan, baik lisan maupun tulisan; yang salah satu bentuknya adalah metode ceramah.
Secara  historis, dakwah sudah  ada  sejak  zaman  Nabi  Muhammad SAW,  setelah  diturunkannya  wahyu  yang  memerintahkan  untuk  berdakwah secara  terang-terangan.  Di  mana  pada  mulanya  dakwah  secara  sembunyisembunyi hanya ditujukan untuk keluarga terdekatnya saja, lalu turun perintah  supaya  dakwah  dilakukan  secara  terang-terangan,  hal  ini  terjadi  tepatnya setelah turun wahyu pada tahun ketiga kerasulannya. Al-Qur’an surat al-Hijr (15) ayat 94 berbunyi: ﴿ 94 Artinya: Maka  sampaikanlah  olehmu  secara  terang-terangan  segala apa  yang   diperintahkan   dan  berpalinglah  dari  orang-orang yang musyrik (Depag RI, 1986).
Periode dakwah dalam masa Rasulullah Saw. dibagi ke dalam Zaman Makkah  dan  Zaman  Madinah.  Zaman  Makkah disebut  juga  "periode pembinaan  Kerajaan  Allah  Swt. dalam hati  manusia,"  sementara  Zaman Madinah disebut "periode pembinaan Kerajaan Allah Swt. dalam masyarakat manusia” (Saputra, 2011: 13) Dakwah  Islamiyah pada Zaman  Madinah  disebut  juga  periode pembinaan  Kerajaan  Allah Swt.  dalam  masyarakat  manusia.  Dakwah Islamiyah  dalam zaman  Madinah  telah  membuat  sejarah  yang  tersendiri, sebagai lanjutan  dari  zaman  Makkah.  Dalam  zaman  Madinah  ini, dakwah Islamiyah  telah  membentuk  dirinya  menjadi  satu  kekuatan  nyata  yang  hebat sekali,  di  mana  kaum  Muslimin  di  bawah pimpinan  juru  dakwah  agung Muhammad  merupakan  Ansarullah,  tentara  Allah  Swt.,  yang  melaksanakan dakwah Islamiyah dalam arti seluas kata (Saputra, 2011: 18) Dewasa ini ada seorang  pemuda  yang  telah malang  melintang  dalam kehidupan  gemerlap, glamour dan  sempat  ketergantungan  dengan  barang terlarang  (narkotika)  yaitu  Jefri  al-Bukhori  merupakan  salah  satu  da’i/mubaligh yang  menggunakan  aktivitas  hidupnya  untuk  berdakwah.  Ia seorang da’i yang mendapat penilaian publik sebagai da'i "gaul" yang mampu membaca  situasi  dan  kondisi  mad'u. Dakwahnya dapat  disimak di  beberapa tempat di Jakarta, Masjid Istiqlal, Masjid al-Ikhlas (Rawamangun), Masjid atTaqwa  (Grogol), Masjid an-Nuur  (Proyek  Senen),  Masjid  as-Syifa  (Jalan Rumah  Sakit  Fatmawati), dan  sering  medapat  undangan  untuk  memberikan ceramah pada pengajian umum. Di samping itu, ia juga memberikan ceramah yang  ditayangkan  oleh  berbagai  statsiun  televisi  seperti  TV  One,  RCTI, SCTV, Indosiar dan TPI.
Di  antara  sekian  banyak  pesan  dakwahnya,  maka  pesan  dakwah tentang generasi rabbani menjadi obyek penelitian ini. Adapun alasan peneliti memilih permasalahan ini adalah karena secara khusus, peneliti belum mampu menjadi generasi rabbani, dan umumnya masih banyak kaum muslimin yang belum masuk katagori generasi rabbani.

Dari  latar  belakang  di  atas,  penulis  tertarik  untuk  mengadakan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul "Pesan Dakwah Ustadz Jefri alBukhari tentang Generasi Rabbani” 1.2. Perumusan Masalah Bertitik tolak pada latar belakang dan formulsi-formulasi di atas, maka fokus  permasalahan  dalam  studi  ini  adalah  apakah  isi pesan  dakwah  Ustadz Jefri al-Bukhari tentang generasi rabbani?  1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1.3.1. Untuk mengetahui isi pesan  dakwah  Ustadz  Jefri  al-Bukhari  tentang generasi rabbani di TV One 1.3.2. Sedangkan  manfaat  yang  dapat  diambil  dari  penelitian  ini  adalah secara  teoritis  berguna  menambah  khasanah  keilmuan,  utamanya dibidang  penelitian  ilmu  dakwah,  secara  khusus  dibidang  kajian Komunikasi  dan  Penyiaran  Islam.  Secara  praktis  diharapkan  penulis mampu  memberikan  gambaran  mengenai tentang pesan  dakwah Ustadz Jefri al-Bukhari tentang generasi rabbani di TV One 1.4. Tinjauan Pustaka Dengan  melihat  beberapa  literatur  yang  ada  di  Fakultas  dakwah, beberapa di antaranya terdapat kaitanya dengan skripsi yang penulis angkat, yaitu: 1. Selamet  Riyadi (NIM 1199071)  tahun  2001  dengan  judul: Aktivitas  Dakwah  Muhammad  Yunan  Nasution  Terhadap  Perilaku Munkarât.  Permasalahannya  yaitu  bagaimana aktivitas  dakwah Muhammad  Yunan  Nasution  terhadap  perilaku munkarât.  Metode penelitian  ini  menggunakan  semiotika.  Hasil  penelitian  menunjukkan bahwa Islam  adalah  satu  agama  yang  mengandung  ajaran-ajaran kemasyarakatan,  yang  mengatur  hubungan  antara  manusia  dengan manusia  laksana  "satu  tubuh,  jika  sebagiannya  menderita  sakit,  maka seluruh tubuh akan merasakannya". Tidak cukup seorang Muslim menjadi  seorang  yang  baik  saja,  yang  hanya  hidup  untuk  kebahagiaan  dan kemanfaatan  dirinya.  Tapi,  disamping  itu  ia  harus  memberikan kebahagiaan  dan  manfaat  kepada  manusia  yang  lain,  dengan  jalan menyuruh orang berbuat baik seperti kebaikan yang diperbuatnya sendiri untuk  dirinya.  Tidak  cukup  seorang  Muslim  sekedar  mencegah  dirinya sendiri tidak berbuat jahat, tapi dia harus pula melarang manusia yang lain supaya  jangan  melakukan  kejahatan.  Inilah  yang  dimaksudkan  dengan keistimewaan  doktrin  Islam.  Justru  karena  keistimewaan  ajarannya  yang demikian,  maka  kaum  Muslimin  dikaruniakan  oleh  Tuhan  kedudukan yang paling baik di antara ummat-ummat dalam sejarah dari abad ke abad 2. Kasmiyati, program strata 1 Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang tahun 1996 yang berjudul “Pemikiran Dakwah Susuhunan Paku Buwono IV (Studi Analisis Materi dan Metode Dakwah)” . Permasalahannya yaitu bagaimana pemikiran  dakwah  susuhunan  Paku  Buwono  IV  ditinjau  dari analisis  materi  dan  metode  dakwah.  Metode  penelitian  skripsi  ini menggunakan  analisis  isi.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa dakwah yang  dilakukan  oleh  Susuhunan  Paku  Buwono  IV  terbagi  menjadi  dua besar permasalahan yaitu jalinan hubungan dengan Allah SWT dan jalinan antara  sesama  manusia  yang  tercakup  dalam  materi-materi  dakwah tentang aspek keimanan, ibadah dan akhlaqul karimah. Sedangkan dalam penerapan  dakwahnya  Susuhunan  Paku  Buwono  IV  menggunakan  tiga metode  yaitu  metode  nasehat,  metode  keteladanan,  metode  persuasif (Kasmiati, 1996: 72)  3. Sururi,  program  strata  1  Fakultas  dakwah  IAIN  Walisongo  Semarang tahun  1999  yang  berjudul “Studi  Pemikiran  Dakwah  Syafi’i Ma’arif”.

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi