BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Islam adalah agama dakwah, yang disebarluaskan dan diperkenalkan kepada
manusia melalui aktifitas
dakwah, tidak melalui
kekerasan, pemaksaan atau
kekuatan senjata. Islam
tidak membenarkan pemelukpemeluknya melakukan pemaksaan
terhadap umat manusia, agar mereka mau memeluk agama
Islam. Mengapa Islam
tidak membenarkan pemaksaan tersebut,
Islam adalah agama yang benar dan dapat diuji kebenarannya secara ilmiah,
masuknya iman ke
dalam kalbu setiap
manusia merupakan hidayah Allah SWT.
Al-Qur‟anul karim
adalah kitab Allah
yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad S.A.W.,
mengandumg hal-hal yang
berhubungan denganm keImanan,
ilmu pengetahuan, kisah-kisah,
filsafat, peraturan-peraturan yang mengatur tingkah
laku dan tata
cara hidup manusia,
baik sebagai makhluk individu ataupun sebagai makhluk sosial,
sehingga berbahagia hidup di dunia dan
di akhirat.
Al-qur‟anul karim
dalam menerangkan hal-hal
tersebut di atas,
ada yang dikemukakan
secara terperinci, seperti
yang berhubungan dengan hukum
perkawinan, hukum warisan
dan sebagainya, dan
ada pula yang dikemukakan
secara umum dan garis besarnya saja. Yang diterangkan secara umum
dan dan garis-garis
besarnya ini, ada
yang diperinci dan
dijelaskan hadits-hadits Nabi
Muhammad S.A.W., dan ada yang di arahkan pada kaum muslimin sendiri yang disebut ijtihad.
Begitu pula halnya tafsir
al-Qur‟an yang berkembang mengikuti irama perkembangan masa dan memenuhi kebutuhan
manusia dalam suatu generasi.
Tiap-tiap masa dan generasi
menghasilkan tafsir-tafsir al-Qur‟an yang sesuai dengan kebutuhan dan keperluan generasi itu
dengan tidak menyimpang dari hukum-hukum
agama.
Di Desa
Jatimulya telah banyak
dilakukan dakwah seperti
dalam bentuk pengajian-pengajian
diantaranya pengajian ibu-ibu, pengajian bapakbapak, pengajian
kultum setelah shalat
tarawih dan witir,
pengajian kuliah subuh ramadhan dan pengajian tafsir Al-Qur‟an.
Banyak problematika
dakwah di desa
Jatimulya salah satunya kegiatan dakwah pengajian tafsir al- Qur „an di mana masyarakat kurang bisa menerima
materi yang disampaikan
karena menurut jama‟ah
pengajian, kajian materi
yang disampaikan terkadang
menggunakan bahasa yang berbeda
dengan bahasa asli Tegal karena pengajarnya ada
yang berasal dari Rembang. Banyak
santri yang merasa
kesulitan dalam membacanya
karena memakai tafsir yang belum
ada harokatnya, materi yang diberikan mencakup hal-hal yang sangat luas. Dari semua materi
yang diberikan merupakan ajakan agar setiap
manusia menerima, memahami
dan juga mengikuti
ajaran tersebut. Pokok
dari materi yang
disampaikan dalam pengajian
ini adalah merupakan isi dari kandungan Al-Qur‟an. Faktor
umur pun menjadi pengaruh karena
kebanyakan orang tua dan rata-rata banyak yang lulusan SD dan ilmu tentang
agama pun sangat
kurang sehingga proses
dakwah kurang bisa berjalan dengan
efisien dan efektif.
Dengan problematika dakwah
tersebut jama‟ah kurang
berkembang dan sampai
sekarang masih berjalan
dengan baik, selain
itu da‟i kurang
bisa menerapkan metode
dakwah yang sesuai dengan kondisi masyarakat, karena bahasa yang berbeda. Selama
ini metode yang digunakan yaitu
ceramah dan tanya
jawab sedangkan pendekatan pada mad‟u sangat baik padahal dengan lingkungan
masyarakat pedesaan harusnya da‟i juga
menggunakan metode bil hal.
Penulis mengamati
adanya kegiatan pengajian
tersebut belum berfungsi
secara efisien dan efektif. Kurang
efisien dan efektifnya
dalam kegiatan pengajian karena
belum dimanfaatkan secara maksimal dan
banyak permasalahan yang
perlu dibenahi. Hal
ini juga disebabkan
karena dalam pelaksanaan
pengajian menurut pengamatan
penulis karena adanya
para subyek dakwah
yang baik memiliki
pengetahuan dan metodologi
dakwah yang mencukupi, dalam
mengisi pengajian kurang memahami permasalahan yang
sedang dihadapi oleh
objeknya, karena kebanyakan
masyarakatnya tertutup dalam
suatu permasalah. Materi Tafsir Al-Qur‟an dan metode
Tafsir Al-Qur‟annya juga kurang
mengena karena kurang efisien dan efektif
, atau terlalu tinggi dalam
menyampaikannya serta adanya
media dakwah yang belum
dimanfaatkan secara maksimal.
Adanya fenomena tersebut di atas menandakan adanya
problematika yang perlu
diteliti dan dicarikan
solusinya agar kegiatan
dakwah atau kegiatan pengajian dapat berfungsi sebagaimana
yang menjadi tujuan dalam kegiatan dakwah
atau kegiatan pengajian
tersebut. Maka dari
itu penulis tertarik
untuk meneliti dan
mencoba mencari jalan
keluarnya dari adanya problematika
kegiatan dakwah atau
pengajian di Desa
Jatimulya Kec.
Suradadi Kab.
Tegal dalam skripsi yang
berjudul Problematika Pengajian Tafsir Al-Qur‟an dan Upaya Pemecahaanya di Desa Jatimulya Kec. Suradadi Kab. Tegal.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar
belakang di atas,
maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut : 1. Bagaimana
kegiatan Pengajian Tafsir
Al-Qur‟an yang ada
di Desa Jatimulya Kec. Suradadi Kab. Tegal? 2. Bagaimana
problematika kegiatan Tafsir
Al-Qur‟an yang meliputi problematika
Da‟i, mad‟u, materi, metode
dan media Tafsir Al-Qur‟an di Desa
Jatimulya Kec. Suradadi Kab. Tegal? 3.
Bagaimana upaya pemecahan
terhadap problematika Tafsir
Al-Qur‟an di Desa Jatimulya Kec. Suradadi Kab. Tegal? 1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian
ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana kegiatan dakwah dan problematika dakwah yang meliputi
problematika subyek, objek, materi,
metode dan media dakwah.
Dalam konsep
pemikiran yang praktis,
Prof. Dr. H.
M. Amien Rais,MA.
dalam bukunya Moralitas
Politik Muhammadiyah, menawarkan lima
“Pekerjaan Rumah” yang perlu diselesaikan, agar dakwah Islam di era informasi sekarang tetap relevan, efektif, dan
produktif.
Pertama, perlu
ada pengkaderan yang
serius untuk memproduksi juru-juru
dakwah dengan pembagian
kerja yang rapi.
Ilmu tabligh belaka tidak
cukup untuk mendukung
proses dakwah, melainkan
diperlukan pula berbagai
penguasaan dalam ilmu-ilmu
teknologi informasi yang
paling mutakhir.
Kedua, setiap
organisasi Islam yang
berminat dalam tugas-tugas dakwah perlu membangun laboratorium dakwah. Dari hasil “Labda” ini
akan dapat diketahui
masalah-masalah riil di
lapangan, agar jelas
apa yang akan dilakukan.
Ketiga, proses
dakwah tidak boleh
lagi terbatas pada
dakwah billisan, tapi harus
diperluas dengan dakwah bil-hal, bil-kitaabah (lewat tulisan), bil-hikmah (dalam arti politik), bil
iqtishadiyah (ekonomi), dan sebagainya.
Keempat, media
massa cetak dan
terutama media elektronik
harus dipikirkan sekarang
juga. Media elektronik yang dapat
menjadi wahana atau sarana dakwah perlu
dimiliki oleh umat Islam. Bila udara
Indonesia di masa depan
dipenuhi oleh pesan-pesan
agama lain dan sepi dari
pesan-pesan Islami, maka
sudah tentu keadaan
seperti ini tidak
menguntungkan bagi peningkatan
dakwah Islam di tanah air.
Kelima, merebut remaja Indonesia
adalah tugas dakwah Islam jangka panjang. Anak-anak
dan para remaja
kita adalah aset
yang tak ternilai.
Mereka wajib
kita selamatkan dari
pengikisan aqidah yang
terjadi akibat “invasi”
nilai-nilai non Islami ke dalam jantung
berbagai komunitas Islam di Indonesia. Bila
anak-anak dan remaja
kita memiliki benteng
tangguh (alhususn al-hamidiyyah) dalam
era globalisasi dan
informasi sekarang ini, insya
Allah masa depan dakwah kita akan tetap ceria.
Mengingat potensi umat Islam yang
potensial masih sangat terbatas, sementara kita
harus mengakomodir segenap
permasalahan dan tantangan yang muncul, maka ada baiknya kita coba memilih dan memilah mana yang tepat
untuk diberikan skala
prioritas dalam penanganannya, sehingga
dana, tenaga, dan
fikiran dapat lebih
ter arah, efektif,
dan produktif dalam penggunaanya.
(http://eprints.umm.ac.id/972/) (12 Juli 2012).
Adapun penelitian ini dapat
bermanfaat untuk: 1. Secara teoritis,
diharapkan hasil penelitian
ini dapat menambah
khasanah dalam bidang dakwah
khususnya problematika dakwah pada saat ini.
2. Secara
praktis, hasil penelitian
ini diharapkan dapat
menjadi sumbangan bagi
para pelaku dakwah
(da’i) dan peneliti
lainya sehingga mampu menjadi panduan
penelitian dalam bentuk
skripsi untuk mencapai
hasil yang lebih baik.
1.4. Tinjauan Pustaka Untuk menghindari
kesamaan penulisan dan
plagiatisme, maka berikut
ini penulis sampaikan
beberapa hasil penelitian
sebelumnya yang memiliki relevansi dengan penelitian ini,
antara lain sebagai berikut; Pertama, Skripsi
yang disusun oleh
saudari Catur Styorini
(1996), “Problematika Dakwah
Islam di Kecamatan Selometro Kabupaten Wonosobo dan
Upaya Pemecahanya”. Problematika
dalam skripsi ini adalah tentang percampuran
antara nilai-nilai budaya
tradisional dan kebudayaan
barat.
Sehingga tampak
tradisi-tradisi yang melekat
pada masyarakat Islam pedesaan itu
bukan hanya tidak
memperlihatkan identitas Islam,
melainkan banyak yang kontradiksi
dengan ajaran Islam.
Metode yang
digunakan dalam penelitian
ini adalah jenis
penelitian kualitatif dengan
metode koperatif yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis, lisan dan
perilaku yang diamati,
sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan
sosiologis. dalam hal
ini perlu ditindak lanjuti dengan kegiatan-kegiatan
dakwah yang lebih luas cakupannya.
Pembahasan dalam
penelitian ini adalah
tentang percampuran antara budaya
tradisonal pedesaan dengan
budaya barat yang
mulai terpengaruh dengan
budaya barat dan
bagaimana untuk mengantisipasi hilangnya
nilainilai budaya tradisional
pedesaan supaya masih
dalam ajaran Islam
baik dalam perilaku maupun
perbuatan.
Kedua, Skripsi
yang disusun oleh
Ramadhono Widayat Raharjo (1997), “Problema Dakwah Islam di Kec.
Gajahmungkur Semarang”.
Problematika dakwahnya
belum menyentuh hati
masyarakat atau audiennya
(obyek). Adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan dakwahnya agar dapat menyelesaikan problem
dakwah di kec. Gajahmungkur perlu melibatkan
semua pihak yang
terkait. Keberlangsungan dakwah Islamiyah pada masyarakat Islam Kec.
Gajahmungkur ternyata lebih banyak bersifat lisan
dengan kata lain.
Metode yang digunakan
adalah metode analisis
kualitatif dengan pola
pikir induktif, yaitu
dengan mengemukakan hal-hal
atau pendapat-pendapat yang
bersifat khusus, kemudian
menarik generalisasi yang
bersifat umum.
Skripsi ini
menjelaskan tentang bagaimana
untuk mengatasi faktor penghambat kegiatan dakwah di Gajahmungkur
agar terus terjaga.
Ketiga, Skripsi
yang disusun oleh
Khusenul Kumaidah (1997), “Problematika Dakwah Di Masyarakat
Kec. Banyumanik Semarang”.
Problematika yang
muncul di daerah
Kec. Banyumanik menyangkut kuantitas
dan kualitas umat
Islam itu sendiri.
Dari segi kuantitas
di Kec.
Banyumanik masih jauh di bawah
jumlah rata-rata prosentase umat Islam di Indonesia
di mana hanya
mencapai 76%. Sedangkan
dari segi kualitas menyangkut pemerataan di segala bidang,
seperti pendidikan, keagamaan dan sosial budaya.
Demikian juga secara
Intern pelaksanaan dakwah
di Kec.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi