Selasa, 19 Agustus 2014

Skripsi Dakwah:PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR’AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB I PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang  Islam adalah agama dakwah,  yang disebarluaskan dan diperkenalkan  kepada  manusia  melalui  aktifitas  dakwah,  tidak  melalui  kekerasan,  pemaksaan  atau  kekuatan  senjata.  Islam  tidak  membenarkan  pemelukpemeluknya melakukan pemaksaan terhadap umat manusia, agar mereka mau  memeluk  agama  Islam.  Mengapa  Islam  tidak  membenarkan  pemaksaan  tersebut,  Islam adalah agama yang benar dan dapat diuji kebenarannya secara  ilmiah,  masuknya  iman  ke  dalam  kalbu  setiap  manusia  merupakan  hidayah  Allah SWT.
Al-Qur‟anul  karim  adalah  kitab  Allah  yang  diturunkan  kepada  Nabi  Muhammad  S.A.W.,  mengandumg  hal-hal  yang  berhubungan  denganm  keImanan,  ilmu  pengetahuan,  kisah-kisah,  filsafat,  peraturan-peraturan  yang  mengatur  tingkah  laku  dan  tata  cara  hidup  manusia,  baik  sebagai  makhluk  individu ataupun sebagai makhluk sosial, sehingga berbahagia hidup di dunia  dan di akhirat.
Al-qur‟anul  karim  dalam  menerangkan  hal-hal  tersebut  di  atas,  ada  yang  dikemukakan  secara  terperinci,  seperti  yang  berhubungan  dengan  hukum  perkawinan,  hukum  warisan  dan  sebagainya,   dan  ada  pula  yang  dikemukakan secara umum dan garis besarnya saja. Yang diterangkan secara  umum  dan  dan  garis-garis  besarnya  ini,  ada  yang  diperinci  dan  dijelaskan   hadits-hadits Nabi Muhammad S.A.W., dan ada yang di arahkan pada kaum  muslimin sendiri yang disebut ijtihad.

Begitu pula halnya tafsir al-Qur‟an yang berkembang mengikuti irama  perkembangan masa dan memenuhi kebutuhan manusia dalam suatu generasi.
Tiap-tiap masa dan generasi menghasilkan tafsir-tafsir al-Qur‟an yang sesuai  dengan kebutuhan dan keperluan generasi itu dengan tidak menyimpang dari  hukum-hukum agama.
Di  Desa  Jatimulya  telah  banyak  dilakukan  dakwah  seperti  dalam  bentuk pengajian-pengajian diantaranya pengajian ibu-ibu, pengajian bapakbapak,  pengajian  kultum  setelah  shalat  tarawih  dan  witir,  pengajian  kuliah  subuh ramadhan dan pengajian tafsir Al-Qur‟an.
Banyak  problematika  dakwah  di  desa  Jatimulya  salah  satunya  kegiatan dakwah pengajian tafsir al-  Qur „an di mana masyarakat kurang bisa  menerima  materi  yang  disampaikan  karena  menurut  jama‟ah  pengajian,  kajian  materi  yang  disampaikan  terkadang  menggunakan  bahasa  yang  berbeda dengan bahasa asli Tegal karena pengajarnya ada  yang berasal dari  Rembang.  Banyak  santri  yang  merasa  kesulitan  dalam  membacanya  karena  memakai tafsir yang belum ada harokatnya, materi yang diberikan mencakup  hal-hal yang sangat luas. Dari semua materi yang diberikan merupakan ajakan  agar  setiap  manusia  menerima,  memahami  dan  juga  mengikuti  ajaran  tersebut.  Pokok  dari  materi  yang  disampaikan  dalam  pengajian  ini  adalah  merupakan isi dari kandungan Al-Qur‟an. Faktor umur pun menjadi pengaruh  karena kebanyakan orang tua dan rata-rata banyak yang lulusan SD dan ilmu   tentang  agama  pun  sangat  kurang  sehingga  proses  dakwah  kurang  bisa  berjalan  dengan  efisien  dan  efektif.  Dengan  problematika  dakwah  tersebut  jama‟ah  kurang  berkembang  dan  sampai  sekarang  masih  berjalan  dengan  baik,  selain  itu  da‟i  kurang  bisa  menerapkan  metode  dakwah  yang  sesuai  dengan kondisi masyarakat,  karena bahasa yang berbeda.  Selama  ini metode  yang digunakan yaitu ceramah  dan  tanya  jawab  sedangkan pendekatan pada  mad‟u sangat baik padahal dengan lingkungan masyarakat pedesaan harusnya  da‟i juga menggunakan metode bil hal.
Penulis  mengamati  adanya  kegiatan  pengajian  tersebut  belum  berfungsi  secara  efisien  dan  efektif.  Kurang  efisien  dan  efektifnya  dalam  kegiatan pengajian karena belum dimanfaatkan  secara maksimal dan banyak  permasalahan  yang  perlu  dibenahi.  Hal  ini  juga  disebabkan  karena  dalam  pelaksanaan  pengajian  menurut  pengamatan  penulis  karena  adanya  para  subyek  dakwah  yang  baik  memiliki  pengetahuan  dan  metodologi  dakwah  yang mencukupi,  dalam  mengisi pengajian kurang memahami permasalahan  yang  sedang  dihadapi  oleh  objeknya,  karena  kebanyakan  masyarakatnya  tertutup dalam suatu  permasalah.  Materi Tafsir Al-Qur‟an  dan metode  Tafsir  Al-Qur‟annya juga kurang mengena karena kurang efisien dan efektif  , atau terlalu  tinggi  dalam  menyampaikannya  serta  adanya  media  dakwah  yang  belum dimanfaatkan secara maksimal.
Adanya  fenomena tersebut di atas menandakan adanya problematika  yang  perlu  diteliti  dan  dicarikan  solusinya  agar  kegiatan  dakwah  atau  kegiatan pengajian dapat berfungsi sebagaimana yang menjadi tujuan dalam   kegiatan  dakwah  atau  kegiatan  pengajian  tersebut.  Maka  dari  itu  penulis  tertarik  untuk  meneliti  dan  mencoba  mencari  jalan  keluarnya  dari  adanya  problematika  kegiatan  dakwah  atau  pengajian  di  Desa  Jatimulya  Kec.
Suradadi  Kab.  Tegal  dalam  skripsi  yang  berjudul  Problematika  Pengajian  Tafsir Al-Qur‟an  dan Upaya Pemecahaanya  di Desa Jatimulya Kec. Suradadi  Kab. Tegal.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan  latar  belakang  di  atas,  maka  rumusan  masalah  dalam  penelitian ini adalah sebagai berikut :  1.  Bagaimana  kegiatan  Pengajian  Tafsir  Al-Qur‟an  yang  ada  di  Desa  Jatimulya Kec. Suradadi Kab. Tegal? 2.  Bagaimana  problematika  kegiatan  Tafsir  Al-Qur‟an  yang  meliputi  problematika  Da‟i,  mad‟u, materi, metode dan  media  Tafsir Al-Qur‟an  di  Desa Jatimulya Kec. Suradadi Kab. Tegal? 3.  Bagaimana  upaya  pemecahan  terhadap  problematika  Tafsir  Al-Qur‟an  di  Desa Jatimulya Kec. Suradadi Kab. Tegal? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  bagaimana  kegiatan  dakwah dan problematika dakwah yang meliputi problematika subyek, objek,  materi, metode dan media dakwah.
Dalam  konsep  pemikiran  yang  praktis,  Prof.  Dr.  H.  M.  Amien  Rais,MA.  dalam  bukunya  Moralitas  Politik  Muhammadiyah,  menawarkan   lima  “Pekerjaan Rumah”  yang perlu  diselesaikan, agar dakwah  Islam di era  informasi sekarang tetap relevan, efektif, dan produktif.
Pertama,  perlu  ada  pengkaderan  yang  serius  untuk  memproduksi  juru-juru  dakwah  dengan  pembagian  kerja  yang  rapi.  Ilmu  tabligh  belaka  tidak  cukup  untuk  mendukung  proses  dakwah,  melainkan  diperlukan  pula  berbagai  penguasaan  dalam  ilmu-ilmu  teknologi  informasi  yang  paling  mutakhir.
Kedua,  setiap  organisasi  Islam  yang  berminat  dalam  tugas-tugas  dakwah perlu membangun  laboratorium dakwah. Dari hasil “Labda” ini akan  dapat  diketahui  masalah-masalah  riil  di  lapangan,  agar  jelas  apa  yang  akan  dilakukan.
Ketiga,  proses  dakwah  tidak  boleh  lagi  terbatas  pada  dakwah  billisan, tapi harus diperluas dengan dakwah bil-hal, bil-kitaabah (lewat tulisan),  bil-hikmah (dalam arti politik), bil iqtishadiyah (ekonomi), dan sebagainya.
Keempat,  media  massa  cetak  dan  terutama  media  elektronik  harus  dipikirkan sekarang juga.  Media elektronik yang dapat menjadi wahana atau  sarana dakwah perlu dimiliki oleh umat  Islam. Bila udara Indonesia  di masa  depan  dipenuhi  oleh  pesan-pesan  agama  lain  dan  sepi  dari  pesan-pesan  Islami,  maka  sudah  tentu  keadaan  seperti  ini  tidak  menguntungkan  bagi peningkatan dakwah Islam di tanah air.
Kelima, merebut remaja Indonesia adalah tugas dakwah Islam jangka  panjang.  Anak-anak  dan  para  remaja  kita  adalah  aset  yang  tak  ternilai.
Mereka  wajib  kita  selamatkan  dari  pengikisan  aqidah  yang  terjadi  akibat   “invasi”  nilai-nilai non Islami ke dalam jantung  berbagai komunitas Islam di  Indonesia.  Bila  anak-anak  dan  remaja  kita  memiliki  benteng  tangguh  (alhususn  al-hamidiyyah)  dalam  era  globalisasi  dan  informasi  sekarang  ini,  insya Allah masa depan dakwah kita akan tetap ceria.
Mengingat potensi umat Islam yang potensial masih sangat terbatas,  sementara  kita  harus  mengakomodir  segenap  permasalahan  dan  tantangan  yang muncul, maka ada baiknya  kita coba memilih dan memilah mana yang  tepat  untuk  diberikan  skala  prioritas  dalam  penanganannya,  sehingga  dana,  tenaga,  dan  fikiran  dapat  lebih  ter  arah,  efektif,  dan  produktif  dalam  penggunaanya. (http://eprints.umm.ac.id/972/) (12 Juli 2012).
Adapun penelitian ini dapat bermanfaat untuk: 1.  Secara  teoritis,  diharapkan  hasil  penelitian  ini  dapat  menambah  khasanah  dalam bidang dakwah khususnya problematika dakwah pada saat ini.
2.  Secara  praktis,  hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  menjadi  sumbangan  bagi  para  pelaku  dakwah  (da’i)  dan  peneliti  lainya  sehingga  mampu  menjadi  panduan  penelitian  dalam  bentuk  skripsi  untuk  mencapai  hasil  yang lebih baik.
1.4. Tinjauan Pustaka Untuk  menghindari  kesamaan  penulisan  dan  plagiatisme,  maka  berikut  ini  penulis  sampaikan  beberapa  hasil  penelitian  sebelumnya  yang  memiliki relevansi dengan penelitian ini, antara lain sebagai berikut;   Pertama,  Skripsi  yang  disusun  oleh  saudari  Catur  Styorini  (1996),  “Problematika Dakwah Islam di Kecamatan Selometro Kabupaten Wonosobo  dan  Upaya  Pemecahanya”.  Problematika  dalam  skripsi  ini  adalah  tentang  percampuran  antara  nilai-nilai  budaya  tradisional  dan  kebudayaan  barat.
Sehingga  tampak  tradisi-tradisi  yang  melekat  pada  masyarakat  Islam  pedesaan  itu  bukan  hanya  tidak  memperlihatkan  identitas  Islam,  melainkan  banyak yang kontradiksi dengan ajaran Islam.
Metode  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  jenis  penelitian  kualitatif dengan metode koperatif yang menghasilkan data deskriptif berupa  kata-kata  tertulis,  lisan  dan  perilaku  yang  diamati,  sedangkan  pendekatan  yang  digunakan  adalah  pendekatan  sosiologis.  dalam  hal  ini  perlu  ditindak lanjuti dengan kegiatan-kegiatan dakwah yang lebih luas cakupannya.
Pembahasan  dalam  penelitian  ini  adalah  tentang  percampuran  antara  budaya  tradisonal  pedesaan  dengan  budaya  barat  yang  mulai  terpengaruh  dengan  budaya  barat  dan  bagaimana  untuk  mengantisipasi  hilangnya  nilainilai  budaya  tradisional  pedesaan  supaya  masih  dalam  ajaran  Islam  baik  dalam perilaku maupun perbuatan.
Kedua,  Skripsi  yang  disusun  oleh  Ramadhono  Widayat  Raharjo  (1997), “Problema Dakwah Islam di Kec. Gajahmungkur Semarang”.
Problematika  dakwahnya  belum  menyentuh  hati  masyarakat  atau  audiennya  (obyek).  Adanya  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  pelaksanaan  dakwahnya agar dapat menyelesaikan problem dakwah di kec. Gajahmungkur  perlu  melibatkan  semua  pihak  yang  terkait.  Keberlangsungan  dakwah   Islamiyah pada masyarakat Islam Kec. Gajahmungkur ternyata lebih banyak  bersifat  lisan  dengan  kata  lain.    Metode  yang  digunakan  adalah  metode  analisis  kualitatif  dengan  pola  pikir  induktif,  yaitu  dengan  mengemukakan  hal-hal  atau  pendapat-pendapat  yang  bersifat  khusus,  kemudian  menarik  generalisasi yang bersifat umum.
Skripsi  ini  menjelaskan  tentang  bagaimana  untuk  mengatasi  faktor  penghambat kegiatan dakwah di Gajahmungkur agar terus terjaga.
Ketiga,  Skripsi  yang  disusun  oleh  Khusenul  Kumaidah  (1997), “Problematika Dakwah Di Masyarakat Kec. Banyumanik Semarang”.
Problematika  yang  muncul  di  daerah  Kec.  Banyumanik  menyangkut  kuantitas  dan  kualitas  umat  Islam  itu  sendiri.  Dari  segi  kuantitas  di  Kec.

Banyumanik masih jauh di bawah jumlah rata-rata prosentase umat Islam di  Indonesia  di  mana  hanya  mencapai  76%.  Sedangkan  dari  segi  kualitas  menyangkut pemerataan di segala bidang, seperti pendidikan, keagamaan dan  sosial  budaya.  Demikian  juga  secara  Intern  pelaksanaan  dakwah  di  Kec.

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi