Rabu, 20 Agustus 2014

Skripsi Dakwah:SEDEKAH DAN GERAKAN DAKWAH ISLAM (STUDI PEMIKIRAN YUSUF MANSUR)


 BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah Perjalanan  hidup  manusia  yang  semakin  komplek  membuat  manusia  harus  mampu  menyesuaikan  diri  dengan  perkembangan  yang  ada,  saling  bekerjasama  dalam  suatu tujuan  agar  hidup  bahagia  dunia  dan  akhirat  kelak.
Tujuan  itu  akan  mudah  tercapai  manakala  manusia  itu  punya  suatu  gerakan  sosial yang sesuai dengan syariat agama Islam. Begitu pula dalam berdakwah  Islam  tanpa  adanya  inovasi  suatu  gerakan  akan  terasa  su lit  untuk  mencapai  misi ajaran Islam. Misi ajaran Islam itu sendiri adalah sebagai pembawa rahmat  bagi seluruh alam (Abdulah, 2008;97).
Gerakan  sosial  sendiri  diartikan  sebagai  sebentuk  aksi  kolektif  dengan  orientasi  konfliktual  yang  jelas  terhadap  lawan  sosial  dan  politik  tertentu,  dilakukan dalam konteks jejaring lintas kelembagaan yang erat oleh aktor-aktor  yang  diikat  rasa  solidaritas  dan  identitas  kolektif  yang  kuat.  Secara  singkat  gerakan  sosial  berkaitan  dengan  aksi  organisasi  atau  kelompok  civil  society dalam  mendukung  atau  menentang  perubahan  sosial  (Triwibowo,  2006;xv).
Menurut Usman Sunyoto, gerakan sosial lazim dikonsepsikan sebagai kegiatan  kolektif yang dilakukan oleh sekelompok (orang) tertentu untuk menciptakan  kondisi yang sesuai dengan cita-cita kelompok tersebut (Usman, 2007;3)   Agama  Islam  dengan  gerakan  dakwahnya  dikenal  sejak  jaman  Nabi  Muhammad  SAW  di  angkat  menjadi  Rasul.  Berkat  gerakan  dakwah  yang  dipimpin beliau Islam tersebar keseluruh penjuru dunia bahkan sampai ke bumi  nusantara ini yang mayoritas penduduknya muslim pada zaman sekarang ini.
Gerakan  dakwah  mengalami  pasang  surut,  di  Indonesia  mulai  populer  khususnya  setelah  Kyai  H.Ahmad  Dahlan  mendirikan  lembaga  Muhammadiyah yang kemudian munculah gerakan Dakwah Modern.
Dakwah  Islamiyah  bagi  seorang  muslim  adalah  suatu  kewajiban  dalam  menegakkan  agama  Allah  SWT.  Gerakan  Islam  agar  tetap  berada  pada  garis  perjuangannya, diperlukan penegasan terhadap komitmen tauhid kemanusiaan.
Tauhid  merupakan  pondasi  utama  Islam,  karena  tauhid  yang  akan  mempersatukan sesama manusia dan mengikat manusia dengan Allah, dengan  pengokohan  tauhid  sebagai  dasar  gerakan,  maka  gerakan  Islam  akan  mampu  mencerahkan  umat  karena  langkahnya  disinari  oleh  cahaya  dan  bimbingan  Allah, memberdayakan umat karena setiap langkahnya tidak sia-sia, arah dan  tujuannya jelas sehingga mereka memiliki semangat berjuang (Mu’ti, 2004;33).
Dakwah sebagai gagasan maupun sebagai kegiatan sangat terkait dengan  ajaran amar maruf nahi mungkar (menyuruh untuk mengerjakan kebaikan dan  kebajikan  melarang  atau  mencegah  untuk  melakukan  keburukan)  dua  hal  ini  keburukan dan kebaikan, selalu ada dalam kehidupan kita dan tampil sebagai  suatu keadaan atau kekuatan yang berlawanan.
Pada  hakikatnya  dakwah  Islam  merupakan  aktualisasi  imani  yang  dimanifestasikan  dalam  suatu  wujud  kegiatan  manusia  yang  dilaksanakan   secara  teratur  untuk  mempengaruhi  cara  berfikir  dan  sikap  serta   tindakan  manusia lain pada dataran realitas masing-masing (personal) dan sosio-kultural  dalam  rangka  mengusahakan  terwujudnya  implementasi  ajaran  Islam  dari  semua  segi  kehidupan  dengan  mengunakan  cara  atau  metod e  dan  teknik  tertentu (Ahmad, 1985:3).
Gerakan  sosial  mempunyai  tujuan  untuk  merubah  keadaan  sosial  yang  lebih  baik.  Dalam  hal  ini  gerakan  dakwah  juga  mempunyai  tujuan  m engajak  manusia  kepada  kebaikan  dan  meningalkan  kejahatan,  sehingga  keduanya  mempunyai tujuan yang hampir sama.
Seperti  halnya  aktivitas  dakwah  dengan  strategi  gerakan  dakwah  yang  dilakukan  oleh   Yusuf  Mansur  dalam  berdakwah.  Melalui  lembaga  yang  dipimpin Yusuf Mansur seperti pondok pesantren Daarul Qur’an dan pengajian  Wisata Hati, yang sudah berkembang diberbagai kota diantaranya di Semarang.
Melalui strategi dakwah yang terkenal dengan gerakan  sedekah, sholat malam  dan sholat dhuha yang sering disampaikan.  Penulis  dalam penelitian ini  akan  lebih fokus membahas tentang salah satu strategi dakwah  Yusuf  Mansur yang  menekankan pada sedekah yang sering disampaikannya.
Yusuf  Mansur  lahir  di  Jakarta,  19  desember  1976,  memimpin  pondok  pesantren Tahfid  Quran-Daarul  Quran  di  kediamannya  dikampung  Ketapang,  Cipondoh,  Tangerang.  Beliau  juga  banyak  menulis  buku  diantaranya  ;  An  Introduction  To  The  Miracle  Of  Giving,  Wisata  Hati  Mencari  Tuhan  Yang  Hilang,  Kajian  Sufistik  Perjalanan  Lukman  Hakim  Menepis  Azab  Menuai  Rahmat,  Susah  itu  Mudah,  Kado  Panjang  Umur,  Kun  Fayakun,  Kaya  Lewat   Jalan  Tol,  Buat  Apa  Susah,  Kado  Ingat  Mati,  Membumikan  Rahmat  Allah,  Temukan  Penyebabnya  Temukan  Jawabannya,  Mencari  Tuhan  Yang  Hilang  dll,  (Mansur,  2008;61).  Penulis  sangat  tertarik  dengan  gerakan  dakwah  yang dikembangkan melalui sedekah yang sering Yusuf Mansur sampaikan. Melalui  Wisata Hati Yusuf Mansur menyediakan SMS Kun Fayakuun untuk menjawab  permasalahan  yang  ada,  Yusuf  Mansur  juga  menggagas  program  pembibitan  pengahafal  Al-Quran  (PPPA),  sebuah  program  unggulan  dan  menjadi  laboratorium  sedekah  bagi  seluruh  keluarga  besar  Wisata  Hati.  Donasi  dari  PPPA  digunakan  untuk  mencetak  pengahfal  Al  Quran  melalui  pendidikan  gratis bagi dhuafa Pondok Pesantren Daarul Qur’an Wisata Hati.
Lembaga  dakwah  adalah  semua  organisasi  yang  bergerak  dalam  usaha  menyampaikan dan melaksanakan ajaran Islam dalam masyarakat. Baik hal itu  sifatnya  organisasi  lokal  dan  sederhana  seperti  pengajian,  majlis  ta’lim,  organisasi-organisasi  yang  mempunyai  jangkauan  luas  dan  komplek  seperti  organisasi kemasjidan dan badan-badan dakwah pada umumnya.
Bermacam  cara  dan  teknik  yang  ditempuh  oleh  berbagai  lembaga  dakwah  untuk mencapai  keberhasilan  dakwah.  Realisasi  proses  dakwah  yang  ideal dalam kehidupan umat Islam perlu adanya sarana dan prasarana, strategi,  komunikasi,  media,  materi  dan  metode  dakwah  yang  mampu  menjawab  tantangan zaman yang mengacu pada konteks kekinian. Peran para pendakwah  agama  selaku  pewaris  dakwah  Rasulullah  SAW  khususnya  pemuka  agama,  yaitu Ulama’, Mubaligh, Da’i atau Kyai harus lebih kreatif dalam berdakwah.
Kegiatan  yang  dilakukan melalui  pengajian,  tabligh,  dakwah  baik  di  Rumah-  rumah, mushola, masjid maupun tempat-tempat lainnya. Selain dari itu pemuka  agama  juga  menyampaikan  masalah  kemasyarakatan  dan  memberikan  bimbingan  dalam  kehidupan  sehari-hari  sebagai  bentuk  amar  maruf  nahi  munkar. Seperti yang dilakukan Yusuf Mansur dalam berdakwah beliau selalu  meyakinkan  kepada  umat  agar  selalu  bersedekah,  sholat  dhuha  dan  sholat  malam  dan  meyakini  dengan  adanya  keajaiban  ibadah  tersebut  untuk  menjawab  permasalahan  yang  ada,  bahkan  menurutnya  ini  bisa  dijadikan  sebagai sebuah metode.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi