BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perjalanan hidup
manusia yang semakin
komplek membuat manusia harus
mampu menyesuaikan diri
dengan perkembangan yang
ada, saling bekerjasama
dalam suatu tujuan agar
hidup bahagia dunia
dan akhirat kelak.
Tujuan itu
akan mudah tercapai
manakala manusia itu
punya suatu gerakan sosial yang sesuai dengan syariat agama Islam.
Begitu pula dalam berdakwah Islam tanpa
adanya inovasi suatu
gerakan akan terasa
su lit untuk mencapai misi ajaran Islam. Misi ajaran Islam itu
sendiri adalah sebagai pembawa rahmat bagi
seluruh alam (Abdulah, 2008;97).
Gerakan sosial
sendiri diartikan sebagai
sebentuk aksi kolektif
dengan orientasi konfliktual
yang jelas terhadap
lawan sosial dan
politik tertentu, dilakukan dalam konteks jejaring lintas
kelembagaan yang erat oleh aktor-aktor yang diikat
rasa solidaritas dan
identitas kolektif yang
kuat. Secara singkat gerakan
sosial berkaitan dengan
aksi organisasi atau
kelompok civil society dalam
mendukung atau menentang
perubahan sosial (Triwibowo,
2006;xv).
Menurut Usman Sunyoto, gerakan
sosial lazim dikonsepsikan sebagai kegiatan kolektif yang dilakukan oleh sekelompok
(orang) tertentu untuk menciptakan kondisi
yang sesuai dengan cita-cita kelompok tersebut (Usman, 2007;3) Agama
Islam dengan gerakan
dakwahnya dikenal sejak
jaman Nabi Muhammad
SAW di angkat
menjadi Rasul. Berkat
gerakan dakwah yang dipimpin
beliau Islam tersebar keseluruh penjuru dunia bahkan sampai ke bumi nusantara ini yang mayoritas penduduknya
muslim pada zaman sekarang ini.
Gerakan dakwah
mengalami pasang surut,
di Indonesia mulai
populer khususnya setelah
Kyai H.Ahmad Dahlan
mendirikan lembaga Muhammadiyah yang kemudian munculah gerakan
Dakwah Modern.
Dakwah Islamiyah
bagi seorang muslim
adalah suatu kewajiban
dalam menegakkan agama
Allah SWT. Gerakan
Islam agar tetap
berada pada garis perjuangannya,
diperlukan penegasan terhadap komitmen tauhid kemanusiaan.
Tauhid merupakan
pondasi utama Islam,
karena tauhid yang
akan mempersatukan sesama manusia
dan mengikat manusia dengan Allah, dengan pengokohan
tauhid sebagai dasar
gerakan, maka gerakan
Islam akan mampu mencerahkan umat
karena langkahnya disinari
oleh cahaya dan
bimbingan Allah, memberdayakan
umat karena setiap langkahnya tidak sia-sia, arah dan tujuannya jelas sehingga mereka memiliki
semangat berjuang (Mu’ti, 2004;33).
Dakwah sebagai gagasan maupun
sebagai kegiatan sangat terkait dengan ajaran
amar ma‟ruf nahi mungkar (menyuruh untuk mengerjakan kebaikan dan kebajikan
melarang atau mencegah
untuk melakukan keburukan)
dua hal ini keburukan
dan kebaikan, selalu ada dalam kehidupan kita dan tampil sebagai suatu keadaan atau kekuatan yang berlawanan.
Pada hakikatnya
dakwah Islam merupakan
aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam
suatu wujud kegiatan
manusia yang dilaksanakan secara
teratur untuk mempengaruhi
cara berfikir dan
sikap serta tindakan manusia lain pada dataran realitas
masing-masing (personal) dan sosio-kultural dalam
rangka mengusahakan terwujudnya
implementasi ajaran Islam
dari semua segi
kehidupan dengan mengunakan
cara atau metod e
dan teknik tertentu (Ahmad, 1985:3).
Gerakan sosial
mempunyai tujuan untuk
merubah keadaan sosial
yang lebih baik.
Dalam hal ini
gerakan dakwah juga
mempunyai tujuan m engajak manusia
kepada kebaikan dan
meningalkan kejahatan, sehingga
keduanya mempunyai tujuan yang
hampir sama.
Seperti halnya
aktivitas dakwah dengan
strategi gerakan dakwah
yang dilakukan oleh
Yusuf Mansur dalam
berdakwah. Melalui lembaga
yang dipimpin Yusuf Mansur
seperti pondok pesantren Daarul Qur’an dan pengajian Wisata Hati, yang sudah berkembang diberbagai
kota diantaranya di Semarang.
Melalui strategi dakwah yang
terkenal dengan gerakan sedekah, sholat
malam dan sholat dhuha yang sering
disampaikan. Penulis dalam penelitian ini akan lebih
fokus membahas tentang salah satu strategi dakwah Yusuf
Mansur yang menekankan pada
sedekah yang sering disampaikannya.
Yusuf Mansur
lahir di Jakarta,
19 desember 1976,
memimpin pondok pesantren Tahfid Quran-Daarul
Quran di kediamannya
dikampung Ketapang, Cipondoh,
Tangerang. Beliau juga
banyak menulis buku
diantaranya ; An Introduction To
The Miracle Of
Giving, Wisata Hati
Mencari Tuhan Yang Hilang, Kajian
Sufistik Perjalanan Lukman
Hakim Menepis Azab
Menuai Rahmat, Susah
itu Mudah, Kado
Panjang Umur, Kun
Fayakun, Kaya Lewat Jalan
Tol, Buat Apa
Susah, Kado Ingat
Mati, Membumikan Rahmat
Allah, Temukan Penyebabnya
Temukan Jawabannya, Mencari
Tuhan Yang Hilang dll,
(Mansur, 2008;61). Penulis
sangat tertarik dengan
gerakan dakwah yang dikembangkan melalui sedekah yang sering
Yusuf Mansur sampaikan. Melalui Wisata
Hati Yusuf Mansur menyediakan SMS Kun Fayakuun untuk menjawab permasalahan
yang ada, Yusuf
Mansur juga menggagas
program pembibitan pengahafal
Al-Quran (PPPA), sebuah
program unggulan dan
menjadi laboratorium sedekah
bagi seluruh keluarga
besar Wisata Hati.
Donasi dari PPPA
digunakan untuk mencetak
pengahfal Al Quran
melalui pendidikan gratis bagi dhuafa Pondok Pesantren Daarul
Qur’an Wisata Hati.
Lembaga dakwah
adalah semua organisasi
yang bergerak dalam
usaha menyampaikan dan
melaksanakan ajaran Islam dalam masyarakat. Baik hal itu sifatnya
organisasi lokal dan
sederhana seperti pengajian,
majlis ta’lim, organisasi-organisasi yang
mempunyai jangkauan luas
dan komplek seperti organisasi kemasjidan dan badan-badan dakwah
pada umumnya.
Bermacam cara
dan teknik yang
ditempuh oleh berbagai
lembaga dakwah untuk mencapai keberhasilan
dakwah. Realisasi proses
dakwah yang ideal dalam kehidupan umat Islam perlu adanya
sarana dan prasarana, strategi, komunikasi, media,
materi dan metode
dakwah yang mampu
menjawab tantangan zaman yang
mengacu pada konteks kekinian. Peran para pendakwah agama
selaku pewaris dakwah
Rasulullah SAW khususnya
pemuka agama, yaitu Ulama’, Mubaligh, Da’i atau Kyai harus
lebih kreatif dalam berdakwah.
Kegiatan yang
dilakukan melalui pengajian, tabligh,
dakwah baik di
Rumah- rumah, mushola, masjid
maupun tempat-tempat lainnya. Selain dari itu pemuka agama
juga menyampaikan masalah
kemasyarakatan dan memberikan bimbingan
dalam kehidupan sehari-hari
sebagai bentuk amar
ma‟ruf nahi munkar. Seperti yang dilakukan Yusuf Mansur
dalam berdakwah beliau selalu meyakinkan kepada
umat agar selalu
bersedekah, sholat dhuha
dan sholat malam
dan meyakini dengan
adanya keajaiban ibadah
tersebut untuk menjawab
permasalahan yang ada,
bahkan menurutnya ini
bisa dijadikan sebagai sebuah metode.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi