BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Indonesia
dapat dikatakan hampir lebih dari dua pertiganya bermukim dan mendapatkan
nafkah di pedesaannya. Lebih dari itu bahwa desa di Indonesia merupakan titik
sentral kehidupan rakyat dan negara (Marbuan, 1977 : 29).
Pondok Pesantren Al-Mubarok Demak
adalah salah satu sosok pesantren salafyang berada di tengah-tengah masyarakat
modern.
Keberadaan pesantren ini
diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan bangsa.
Pesantren pada hakekatnya adalah
sebuah “kawah candradimuka” untuk mencetak kader-kader bangsa yang berbudi
luhur dan bermoral, serta senantiasa taat pada perintah Allah swt, sehingga
para santri diharapkan akan senantiasa mempertimbangkan baik buruknya satu
perbuatan yang akan dilakukan. Sebuah pesantren pada dasarnya adalah sebuah
asrama pendidikan Islam tradisional dimana para siswanya tinggal bersama dan
belajar dibawah bimbingan seorang (atau lebih) guru yang lebih dikenal dengan
sebutan kyai.
Pondok, masjid, santri, pengajaran
kitab-kitab Islam klasik dan kyai merupakan lima elemen dasar dari tradisi
pesantren (Dhofir, 1982: 44).
Dalam realitas hubungan sosial,
pesantren senantiasa menjadi kekuatan yang amat penting yaitu sebagai pilar
sosial yang berbasis nilai keagamaan, Nilai keagamaan ini menjadi basis
kedekatan pesantren dengan masyarakat.
Hubungan kedekatan pesantren dan masyarakat dibangun melalui kerekatan
psikologis dan ideologis.
Sistem pendidikan pesantren
didasari, digerakkan dan diarahkan oleh nilai-nilai kehidupan yang bersumber
pada ajaran dasar Islam. Pesantren memenuhi kriteria yang disebut dalam konsep
pembangunan, yaitu membangun kemandirian, mentalitas, kelestarian, kelembagaan
dan etika.
Pesantren seperti sebuah “ruang
bebas pendidikan” yang mempunyai karakter nilai, yaitu nilai keagamaan,
sedangkan batasan norma yang dimiliki yaitu norma masyarakat serta berciri
mandiri yaitu tanpa uluran tangan lembaga luar (Rofiq, 2005:3).
Pesantren terdiri dari pengasuh
(kyai) santri (murid) dan pengurus (santri yang ikut membantu kyai dalam
mengajar atau biasa dikatakan badal).
Biasanya ketiga unsur tersebut
erat sekali hubunganya, sehingga akan memperlancar aktifitas yang ada di
pesantren itu, akibatnya seorang santri akan dapat belajar agama dengan baik
dan teratur sesuai dengan aturanaturan yang ada. Juga para pengurus disamping
ikut belajar dan memperlancar ilmunya juga ikut membantu mengajar sebagai
manifestasi dari bagian ilmu yang ia terima dari seorang kyai.
Pondok pesantren sebagai sebuah
lembaga dakwah juga membutuhkan strategi dakwah yang jitu untuk mencapai sebuah
tujuan dakwah. Adapun tujuan pesantren secara umum yaitu membina warga negara agar
lebih memiliki kepribadian muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam,
menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua segi kehidupannya serta menjadikannya sebagai orang yang
berguna untuk agama, masyarakat dan negara (Mujamil, 2002: 6). Pesantren pada
umumnya sering juga disebut dengan pendidikan Islam tradisional di mana seluruh
santrinya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang kyai (Haedari,
2004: 31) Melihat fenomena pesantren tentang pengajaran dan aktifitas yang ada
maka dapat disimpulkan ada persesuaian dengan kaidah-kaidah Islam seperti
firman Allah swt : Tolong menolonglah kamu dalam hal kebaikan dan ketaqwaan dan
janganlah kamu sekalian tolong menolong dalam urusan kejelekan dan kemungkaran´
(QS. Al-Maidah : 2) Masyarakat Sayung dan sekitarnya sebagian besar beragama
Islam.
Sedang mata pencaharian
masyarakatnya 90% bergelut sebagai petani, nelayan, maupun pedagang. Pada sisi
lain pola kebersamaan, kesetiakawanan, kegotongroyongan, dan tolong-menolong di
antara sesama warga masyarakat betul-betul dijunjung tinggi bahkan dalam hal
keagamaan sekalipun, meskipun demikian pada kenyataannya masih ada dari
oknumoknum masyarakat Sayung Demak yang melakukan perbuatan-perbuatan maksiat
seperti judi, minum minuman keras dan lain-lain, juga masih minimnya pengamalan
keagamaan pada masyarakat sayung bahkan seringkali mereka lalai dalam
melaksanakan kewajibannya sebagai muslim dikarenakan kesibukan mereka dalam
mencari nafkah serta masih minimnya da¶idan da¶iyah. Pembinaan pada masyarakat
Sayung Demak yang dilakukan oleh pondok
pesantren Al-Mubarok merupakan sebuah keniscayaan yang benar-benar harus
dilakukan. Hasil itu dilakukan guna memenuhi tujuan pesantren dan sekaligus
tanggung jawab dan kewajiban dakwah Pondok pesantren Al-Mubarok sebagai sebuah
lembaga dakwah yang ada di Sayung Demak mencoba memberikan pembinaan keagamaan
pada masyarakat sekitarnya dan tentu untuk mencapai tujuan tersebut merupakan pondok
pesantren yang khas dan penting untuk diteliti.
Dari uraian di atas penulis
tertarik lebih jauh untuk meneliti strategi dakwah apa yang dipakai oleh pondok
pesantren Al-Mubarok Sayung Demak dalam upaya pembinaan keagamaan pada
masyarakat Sayung Demak dengan judul “STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN
AL-MUBAROK DALAM UPAYA PEMBINAAN KEAGAMAAN MASAYARAKAT SAYUNG DEMAK” 1.2.
Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah
berdasarkan latar belakang
masalah, maka ada permasalahan yang ingin ditekankan dalam penelitian ini,
yaitu: a. Bagaimana strategi dakwah
Pondok Pesantren Al-Mubarok dalam upaya pembinaan keagamaan masyarakat
Sayung Demak? b. Bagaimana bentuk pembinaan yang dilakukan pondok pesantren
AlMubarok terhadap masyarakat Sayung Demak?
1.3. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian a) Tujuan Penelitian 1.
Mengetahui bagaimana Strategi Pondok Pesantren Al-Mubarok dalam upaya pembinaan
keagamaan Masyarakat Sayung Demak.
2. Mengetahui bentuk pembinaan
yang dilakukan Pondok Pesantren Al-Mubarok terhadap masyarakat Sayung Demak.
b) Manfaat Penelitian 1. Manfaat
Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi suri tauladan dimasa depan dan
mendapatkan wawasan seputar Strategi Dakwah Pondok Pesantren Al-Mubarok dalam
Upaya Pembinaan Keagamaan masyarakat Sayung Demak.
2. Manfaat Praktis Sebagai
pedoman alternatif dan nantinya berguna bagi Pondok Pesantren Al-Mubarok dalam
Upaya Pembinaan Keagamaan Masyarakat Sayung Demak.
1.4. Tinjauan Pustaka Untuk menghindari kesamaan
penulisan maka penulis menentukan beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya
dengan rencana penelitian penulis.
Pertama skripsi yang berjudul ´
Strategi Dakwah Muslimat Nahdlatul Ulama¶dalam Memberdaykan Perempuan di
Kabupaten Tegal Tahun 2005-2008“ Ditulis oleh Mifrohatun (2008).
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan dakwah
Muslimat Nahdlatul Ulama’ dalam memberdayakan perempuan di Kabupaten Tegal
adalah untuk membangun kemandirian dan keberanian dalam melahirkan aksi-aksi
strategi bagi pemberdayaan perempuan, terutama dalam melawan berbagai bentuk diskriminasi
yang belakangan ini masih terus mencuat.
Kedua, skripsi yang berjudul
”Strategi dan Metode Dakwah Yusuf Mansyur di Media Televisi di tulis oleh Bagas
Pratiwi (2008)´. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif,
dimana dalam kesimpulanya manunjukkan bahwa strtegi dakwah ustad yusuf mansyur
di media televisi adalah dakwah dengan cara halaqoh atau kelembagaan, yang ia
kembangkan melalui lembaga dakwah wisata hati dan Pondok Pesantren Daarul
Qur’an.
Sedangkan metode dakwah yang
digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, debat (mujadalah)dan cerita yang
dikemas dalam sinetron dalam televisi.
Ketigaskripsi yang berjudul ”Perang Badar
Sebagai Metode dan Strategi Dakwah Nabi Muhammad”, ditulis oleh Arsam (2005).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menjelaskan tentang metode dan strategi
dakwah rosulullah SAW perlu di teliti untuk menambah khasanah keilmuan dakwah
di masa kini maupun di masa mendatang.
Keempatskripsi yang berjudul
”Telaah Pemikiran Ahmad Hasan Tentang Problema Sosial Keagamaan dalam Buku
Islam dan Kebangsaan (Ditinjau dari Pesan Dakwah)´ditulis oleh Dewi Noviana
(2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemikiran dakwah Ahmad Hasan tentang
problem sosial keagamaan yang meliputi persoalan 1. kemerdekaan beragama dalam
menegakkan rukun Islam 2. makna kebangsaan 3. ajaran islam sebagai dasar
kehidupan.
Kelimaskripsi yang berjudul
”Strategi Dakwah Masyumi Tahun 1945-1960(Studi Tentang Dakwah Melalui Media
Organisasi Politik)”, ditulis oleh Istiqomah (2000). Dimana dalam skripsi
tersebut menjelaskan tentang dakwah masyumi syarat dengan elemen keagamaan dan
kebangsaan sekaligus nation state. Islam akan dijadikan sebagah dasar pembinaan
kehidupan bernegara, melalui proses ijtihat untuk menerapkan prinsip-prinsip yang
di kandungnya untuk memenuhi kebutukan zaman suatu negara.
Dari kelima kajian penelitian
tersebut diatas, terdapat perbedaan dengan penelitan yang sedang penulis
lakukan. Perbedaannya meliputi obyek penelitian, dalam skripsi ini akan di
fokuskan pada pembahasan mengenai Strategi
Dakwah Pondok Pesantren Al-Mubarok dalam Upaya Pembinaan Masyarakat Al-Mubarok Sayung
Demak).
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi