Kamis, 21 Agustus 2014

Skripsi Siyasah:Pandangan Greg Barton tentang Islam Liberal dan Eksistensi Politik Islam di Indonesia (Studi Pemikiran Nurcholis Madjid dan Abdurrahman Wahid)


BAB I  PENDAHULUAN  
A. Latar Belakang Masalah  Islam liberal merupakan sebuah wacana yang menjadi debatable dikalangan  intelektual muslim hingga kini. Secara etimologis/dalam kamus bahasa Indonesia,  Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, berpedoman pada  kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT.
 Liberal  sendiri berarti bebas, dalam artian berfikir atau berpandangan (luas dan terbuka).
 Dapat diartikan bahwa Islam liberal adalahsuatu pemahaman terhadap Islam secara  bebas (luas dan terbuka).
Dalam artian secara literal, label Islam liberal dianggap sebagai suatu  pemikiran separatis terhadap Islam yang akan merubah paradigma yang ada bagi  kalangan Islam tradisionalis dan radikal khususnya.
 Pemikiran Islam yang diklaim  seperti tersebut sebelumnya itu didasarkan atas karya-karya yang dipublikasikan  oleh kalangan Islam liberal, berupa artikel, opini, argumentasi, dan karya tulis baik  dalam bentuk buku maupun karya-karya ilmiah lainnya. Sebagai contoh Jaringan  Islam Liberal (JIL) misalnya, sebuah komunitas yang tergabung dalam sebuah wadah  berisikan tokoh-tokoh intelektual dengan pemikiran liberalnya yang bernama   Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h 444.

Muhammad Asfar, Islam lunak dan Islam radikal, h. 74.
2  komunitas utan kayu (awalnya). Kemunculan JIL ini menambah sempit imagepublik  terhadap Islam liberal. Sebab, kebanyakan tokoh-tokoh yang ada di dalamnya,  banyak memugar pemahaman terhadap Islam dalam masyarakat yang telah menjadi  doktrin publik, bahwa Islam merupakan agama yang paling benar, namun JIL  berkata tidak. Maka dari itulah masyarakat mulai menyimpulkan Islam liberal  dengan simpul yang negatif, yang menganggapbahwa Islam liberal telah keluar dari  rel syari’at, meskipun tidak seluruhnya orang Islam mengatakan demikian. Adapun  berbagai opini dan pemahaman yang disuguhkan oleh tokoh-tokoh pemikir JIL  kepda masyarakat luas umumnya’ adalah seperti pendapat Ulil Abshar Abdallah  sebagai koordinator JIL “Tapi bagi saya, all scriptures are miracle, semua kitab suci  adalah mu’jizat.”  Kemudian Luthfi Assyaukanie;  Sebagian besar kaum muslim meyakini bahwa Al Qur’an dari halaman  pertama hingga terakhir merupakan kata-kata Allah yang diturunkan kepada Nabi  Muhammad SAW secara verbatim, baik kata-katanya (lafdza>n) maupun maknanya  (ma’na>n). Kaum muslim juga meyakini bahwa Al Qur’an yang mereka lihat dan baca  hari ini adalah sama persis seperti apa yang ada pada masa Nabi lebih dari seribu  empat ratus tahun silam. Keyakinan semacam itu sesungguhnya lebih merupakan  formulasi dan angan-angan teologis (al-kha>yal al-di>ni) yang dibuat oleh para ulama  sebagai bagian dari doktrin-doktrin Islam. Hakikat dan sejarah penulisan Al-Qur’an  sendiri sesungguhnya penuh dengan berbagai nuansa yang delicate (rumit), dan tidak  sunyi dari perdebatan, pertentangan, intrik (tipu daya), dan rekayasa.
 Dan masih begitu banyak statemen yang ditawarkan oleh JIL kepada masyarakat  umum, sehingga wajar jika publik banyak mengklaim JIL dengan hal-hal negatif.
 http://www.arrahmah.com/index.php/blog/read/1376/liberalisasi-Islam-di-Indonesia   Ibid.
3  Namun, dari berbagai sudut pandang tentang Islam liberal, ada sebuah pandangan  baru yang muncul dari seorang Greg Barton.
Dr. Greg Barton (selanjutnya disebut Dr. Greg) merupakan salah seorang  professor di Universitas Monash (Melbourne, Australia).
 Ia dikenal sebagai seorang  professor, dan pengajar yang ahli dalam bidang politik di Universitas Deakin  (Melbourne, Australia, 1993-2003).
 Ketertarikannya terhadap Islam di Indonesia  begitu kuat, sehingga Dr. Greg bersedia tinggal lebih lama di Indonesia untuk  melakukan risetnya terhadap Islam dan politik di Indonesia. Cukup lama ia tinggal  di Indonesia mulai tahun 1980-an hingga 1990-an bahkan lebih, hanya untuk  menuntaskan risetnya terhadap Islam diAsia, khususnya Indonesia, khususnya  tentang Islam liberal.
 Ia dijuluki seorang ahli politik Islam karena kurun waktu  tinggal yang cukup lama di Indonesia, untuk mempelajari perkembangan politik di  Indonesia, khususnya politik Islam.
Pandangan Dr. Greg tentang Islam liberal berbeda dengan pandangan  pengamat pada umumnya, kebanyakan pengamat lainnya memandang Islam liberal  dari sisi pemikiran an sich. Berbeda dengan Dr. Greg, pengamatannya terhadap  pemikiran Islam liberal di Indonesia tidak terbatas dari sudut pandang pemikiran  saja. Namun, juga membahas tentang implikasi pemikiran Islam liberal terhadap  politik Islam di Indonesia. Perbedaan sudut pandang ini terlihat dari penelitiannya   http://www.apcss.org/core/bios/barton/barton.htm   Ibid.
 Greg Barton, Biografi Gus Dur: The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid, h. x.
4  terhadap Islam di Asia, khususnya Indonesia dalam mengamati perkembangan  politik Islam. Tak heran jika oleh sebagian orang, ia dijuluki sebagai ahli politik  Islam, khususnya di Indonesia. Salah seorang tersebut adalah Wimar Witoelar, pada  saat itu Dr. Greg menghadiri acara talk show yang diadakan oleh Wimar, dalam  acara perspektif Wimar pada tanggal 22 mei 2008.
Seorang Wimar menyebut Dr. Greg sebagai ahli politik Islam, karena  pandangannya yang begitu berbeda dalam mengamati Islam dan politik Islam di  Indonesia.
 Dalam talk show itu Dr. Gregsempat mengatakan bahwa;  Indonesia adalah jendela yang bagus untuk melihat Islam secara utuh. Tapi  dalam konteks kekinian, Islam sering dipakai untuk komoditas politik karena  mayoritas banyak umat Islam yang miskin.
 Perhatian Dr. Greg terhadap politik Islam di Indonesia berawal dari ketertarikannya  terhadap sosok Gus Dur dan Cak Nur. Sehingga, ia melakukan riset yang  memfokuskan obyek kajiannya terhadap dua tokoh ini. Tidak hanya dua tokoh  tersebut, akan tetapi masih ada dua tokoh lainnya yang ia teliti dalam disertasi  doktoralnya yang berjudul “Gagasan Islam Liberal di Indonesia: Pemikiran NeoModernisme Nurcholis Madjid, Djohan Effendi, Ahmad Wahib, dan Abdurrahman  Wahid”judul disertasi tersebut merupakan terjemahan dari disertasi Greg yang telah  dibukukan, dengan judul asli “The Emergence of Neo-Modernism: Progessive,  Liberal, Movement of Islamic tought in Indonesia: A Textual Study Examining the   http://www.perspektif.net/article.php?article_id=885   Ibid.
5  Writing of Nurcholis Madjid, Djohan Effendi, Ahmad Wahib, dan Abdurrahman  Wahid.” Berangkat dari serangkaian realita yang telah dijelaskan di atas, penulis  berusaha ingin tahu lebih jauh tentang pandangan Dr. Greg terhadap Islam liberal.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi