BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Islam liberal merupakan sebuah wacana yang
menjadi debatable dikalangan intelektual
muslim hingga kini. Secara etimologis/dalam kamus bahasa Indonesia, Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad SAW, berpedoman pada kitab suci
Al-Qur’an yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT.
Liberal sendiri berarti bebas, dalam artian berfikir
atau berpandangan (luas dan terbuka).
Dapat diartikan bahwa Islam liberal
adalahsuatu pemahaman terhadap Islam secara bebas (luas dan terbuka).
Dalam artian secara literal,
label Islam liberal dianggap sebagai suatu pemikiran separatis terhadap Islam yang akan
merubah paradigma yang ada bagi kalangan
Islam tradisionalis dan radikal khususnya.
Pemikiran Islam yang diklaim seperti tersebut sebelumnya itu didasarkan
atas karya-karya yang dipublikasikan oleh
kalangan Islam liberal, berupa artikel, opini, argumentasi, dan karya tulis
baik dalam bentuk buku maupun
karya-karya ilmiah lainnya. Sebagai contoh Jaringan Islam Liberal (JIL) misalnya, sebuah komunitas
yang tergabung dalam sebuah wadah berisikan
tokoh-tokoh intelektual dengan pemikiran liberalnya yang bernama Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, h 444.
Muhammad Asfar, Islam lunak dan Islam radikal,
h. 74.
2 komunitas utan kayu (awalnya). Kemunculan JIL
ini menambah sempit imagepublik terhadap
Islam liberal. Sebab, kebanyakan tokoh-tokoh yang ada di dalamnya, banyak memugar pemahaman terhadap Islam dalam
masyarakat yang telah menjadi doktrin
publik, bahwa Islam merupakan agama yang paling benar, namun JIL berkata tidak. Maka dari itulah masyarakat
mulai menyimpulkan Islam liberal dengan
simpul yang negatif, yang menganggapbahwa Islam liberal telah keluar dari rel syari’at, meskipun tidak seluruhnya orang
Islam mengatakan demikian. Adapun berbagai
opini dan pemahaman yang disuguhkan oleh tokoh-tokoh pemikir JIL kepda masyarakat luas umumnya’ adalah seperti pendapat
Ulil Abshar Abdallah sebagai koordinator
JIL “Tapi bagi saya, all scriptures are miracle, semua kitab suci adalah mu’jizat.” Kemudian Luthfi Assyaukanie; Sebagian besar kaum muslim meyakini bahwa Al
Qur’an dari halaman pertama hingga
terakhir merupakan kata-kata Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara verbatim, baik
kata-katanya (lafdza>n) maupun maknanya (ma’na>n). Kaum muslim juga meyakini bahwa
Al Qur’an yang mereka lihat dan baca hari
ini adalah sama persis seperti apa yang ada pada masa Nabi lebih dari seribu empat ratus tahun silam. Keyakinan semacam itu
sesungguhnya lebih merupakan formulasi
dan angan-angan teologis (al-kha>yal al-di>ni) yang dibuat oleh para
ulama sebagai bagian dari
doktrin-doktrin Islam. Hakikat dan sejarah penulisan Al-Qur’an sendiri sesungguhnya penuh dengan berbagai
nuansa yang delicate (rumit), dan tidak sunyi
dari perdebatan, pertentangan, intrik (tipu daya), dan rekayasa.
Dan masih begitu banyak statemen yang
ditawarkan oleh JIL kepada masyarakat umum,
sehingga wajar jika publik banyak mengklaim JIL dengan hal-hal negatif.
http://www.arrahmah.com/index.php/blog/read/1376/liberalisasi-Islam-di-Indonesia
Ibid.
3 Namun, dari berbagai sudut pandang tentang
Islam liberal, ada sebuah pandangan baru
yang muncul dari seorang Greg Barton.
Dr. Greg Barton (selanjutnya
disebut Dr. Greg) merupakan salah seorang professor di Universitas Monash (Melbourne,
Australia).
Ia dikenal sebagai seorang professor, dan pengajar yang ahli dalam bidang
politik di Universitas Deakin (Melbourne,
Australia, 1993-2003).
Ketertarikannya terhadap Islam di Indonesia begitu kuat, sehingga Dr. Greg bersedia
tinggal lebih lama di Indonesia untuk melakukan
risetnya terhadap Islam dan politik di Indonesia. Cukup lama ia tinggal di Indonesia mulai tahun 1980-an hingga
1990-an bahkan lebih, hanya untuk menuntaskan
risetnya terhadap Islam diAsia, khususnya Indonesia, khususnya tentang Islam liberal.
Ia dijuluki seorang ahli politik Islam karena
kurun waktu tinggal yang cukup lama di
Indonesia, untuk mempelajari perkembangan politik di Indonesia, khususnya politik Islam.
Pandangan Dr. Greg tentang Islam
liberal berbeda dengan pandangan pengamat
pada umumnya, kebanyakan pengamat lainnya memandang Islam liberal dari sisi pemikiran an sich. Berbeda dengan
Dr. Greg, pengamatannya terhadap pemikiran
Islam liberal di Indonesia tidak terbatas dari sudut pandang pemikiran saja. Namun, juga membahas tentang implikasi
pemikiran Islam liberal terhadap politik
Islam di Indonesia. Perbedaan sudut pandang ini terlihat dari penelitiannya http://www.apcss.org/core/bios/barton/barton.htm
Ibid.
Greg Barton, Biografi Gus Dur: The Authorized
Biography of Abdurrahman Wahid, h. x.
4 terhadap Islam di Asia, khususnya Indonesia
dalam mengamati perkembangan politik
Islam. Tak heran jika oleh sebagian orang, ia dijuluki sebagai ahli politik Islam, khususnya di Indonesia. Salah seorang
tersebut adalah Wimar Witoelar, pada saat
itu Dr. Greg menghadiri acara talk show yang diadakan oleh Wimar, dalam acara perspektif Wimar pada tanggal 22 mei
2008.
Seorang Wimar menyebut Dr. Greg
sebagai ahli politik Islam, karena pandangannya
yang begitu berbeda dalam mengamati Islam dan politik Islam di Indonesia.
Dalam talk show itu Dr. Gregsempat mengatakan
bahwa; Indonesia adalah jendela yang
bagus untuk melihat Islam secara utuh. Tapi dalam konteks kekinian, Islam sering dipakai
untuk komoditas politik karena mayoritas
banyak umat Islam yang miskin.
Perhatian Dr. Greg terhadap politik Islam di
Indonesia berawal dari ketertarikannya terhadap
sosok Gus Dur dan Cak Nur. Sehingga, ia melakukan riset yang memfokuskan obyek kajiannya terhadap dua tokoh
ini. Tidak hanya dua tokoh tersebut,
akan tetapi masih ada dua tokoh lainnya yang ia teliti dalam disertasi doktoralnya yang berjudul “Gagasan Islam
Liberal di Indonesia: Pemikiran NeoModernisme Nurcholis Madjid, Djohan Effendi,
Ahmad Wahib, dan Abdurrahman Wahid”judul
disertasi tersebut merupakan terjemahan dari disertasi Greg yang telah dibukukan, dengan judul asli “The Emergence of
Neo-Modernism: Progessive, Liberal,
Movement of Islamic tought in Indonesia: A Textual Study Examining the http://www.perspektif.net/article.php?article_id=885
Ibid.
5 Writing of Nurcholis Madjid, Djohan Effendi,
Ahmad Wahib, dan Abdurrahman Wahid.” Berangkat
dari serangkaian realita yang telah dijelaskan di atas, penulis berusaha ingin tahu lebih jauh tentang
pandangan Dr. Greg terhadap Islam liberal.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi