Rabu, 27 Agustus 2014

Skripsi Syariah: ANALISIS PENGARUH BI – RATE DAN PEMBIAYAAN TERHADAP KUALITAS PEMBIAYAAN BANK SYARI’AH

BAB I.
PENDAHULUAN.
1.1  Latar Belakang.
Pada  tahun  1997  terjadi  krisis  moneter  yang  membuat  bank-bank  konvensional  mengalami  negative  spread  yang  berakibat  pada  likuidasi,  kecuali perbankan yang  menggunakan prinsip syari’ah karena Bank Syari’ah  tidak dibebani oleh nasabah membayar bunga simpanannya, melainkan Bank  Syari’ah  hanya  membayar  bagi  hasil  yang  jumlahnya sesuai dengan tingkat  keuntungan yang diperoleh dalam sistem pengelolaan perbankan S yari’ah.

 Saat  ini  perkembangan  perbankan  Syariah  di  Indonesia  dan  kinerjanya cukup menggembirakan. Di saat bank-bank konvensional diterpa  badai  krisis,  bahkan  puluhan  diantaranya  terpaksa  harus  dilikuidasi,  Bank  Syariah tetap tegak berdiri. Ini  menunjukkan  bahwa dengan sistem syariah,  dunia perbankan akan terhindar dari negative spread.
 Dalam  menghadapi  gejolak  moneter  yang  diwarnai  tingkat  suku  bunga  yang  tinggi,  perbankan  syariah  terbebas  dari  negatif  spread,  karena  perbankan syariah tidak berbasis pada bunga uang. Konsep syariah menjaga  keseimbangan  antara  sektor  riil  dengan  sektor  moneter,  sehingga   Dikatakan  Negative  spread  apabila  bunga  simpanan  lebih  tinggi  dari  bunga  pinjaman  Zainudin Ali, Hukum Perbankan Syari’ah, (Jakarta : Sinar Grafika, 2008), hlm.
 M.  Sholahuddin,  Lembaga  Ekonomi  Dan  Keuangan  Islam,  (Surakarta  :  Muhammadiyah University Press, 2006), hlm.11   pertumbuhan pembiayaannya tidak akan  lepas dari pertumbuhan  sektor riil,  bukan sebaliknya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1  Latar Belakang Pada  tahun  1997  terjadi  krisis  moneter  yang  membuat  bank-bank  konvensional  mengalami  negative  spread  yang  berakibat  pada  likuidasi,  kecuali perbankan yang  menggunakan prinsip syari’ah karena Bank Syari’ah  tidak dibebani oleh nasabah membayar bunga simpanannya, melainkan Bank  Syari’ah  hanya  membayar  bagi  hasil  yang  jumlahnya sesuai dengan tingkat  keuntungan yang diperoleh dalam sistem pengelolaan perbankan S yari’ah.
 Saat  ini  perkembangan  perbankan  Syariah  di  Indonesia  dan  kinerjanya cukup menggembirakan. Di saat bank-bank konvensional diterpa  badai  krisis,  bahkan  puluhan  diantaranya  terpaksa  harus  dilikuidasi,  Bank  Syariah tetap tegak berdiri. Ini  menunjukkan  bahwa dengan sistem syariah,  dunia perbankan akan terhindar dari negative spread.
 Dalam  menghadapi  gejolak  moneter  yang  diwarnai  tingkat  suku  bunga  yang  tinggi,  perbankan  syariah  terbebas  dari  negatif  spread,  karena  perbankan syariah tidak berbasis pada bunga uang. Konsep syariah menjaga  keseimbangan  antara  sektor  riil  dengan  sektor  moneter,  sehingga   Dikatakan  Negative  spread  apabila  bunga  simpanan  lebih  tinggi  dari  bunga  pinjaman  Zainudin Ali, Hukum Perbankan Syari’ah, (Jakarta : Sinar Grafika, 2008), hlm.
 M.  Sholahuddin,  Lembaga  Ekonomi  Dan  Keuangan  Islam,  (Surakarta  :  Muhammadiyah University Press, 2006), hlm.11   pertumbuhan pembiayaannya tidak akan  lepas dari pertumbuhan  sektor riil,  bukan sebaliknya.
BI-Rate  menjadi  acuan  dalam  menaikkan  atau  menurunkan  suku  bunga,  sehingga  jika  BI-Rate  mengalami  kenaikan,  maka  akan  mendorong kenaikan suku bunga perbankan dan  menjadi sentimen negatif untuk industri  perbankan sehingga kenaikan BI-Rate akan meningkatkan kredit bermasalah,  ini dikarenaka n pihak nasabah menanggung beban yang cukup tinggi. Selain  itu,  kemampuan  nasabah  dalam  membayarkan  kredit  akan  berkurang  dan  disini  kembali  berimbas  pada  sektor  riil  dimana  banyak  sektor  riil  yang  mengandalkan  peneriman  melalui  sektor  kredit.  Jika  pembayaran  piutang   http://www.bi.go.id/web/id/moneter/BI+Rate/data+BI+Rate/   mereka  mengalami  hambatan,  tentunya  akan  mendorong  pada  sulit  berkembangnya  sebuah  usaha.  Sehingga  potensi  NPL  /kredit  macet  akan  mengalami  peningkatan.  Tindakan  BI  meningkatkan  suku  bunga  BI-Rate  akan  berdampak  pada  kredit.  Bank  akan  menghitung  ulang  dan  penyaluran  kredit akan terhambat.
Pada akhir 2008, NPF  perbankan syariah mencapai 3,5%  –  4% dan  per  November  2009,  NPF  perbankan  syariah  mencapai  5,54%.  Kondisi  ini  harus  diwaspadai  perbankan  syariah  dalam  mengucurkan  kreditnya  karena  telah melampaui batas aman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu batas  maksimum NPF bagi bank yang sehat adalah  5%.
Kenaikan  suku  bunga  BI  (BI-Rate)  juga  menyebabkan  sejumlah  Bank Syariah ikut menaikkan margin pembiayaan mereka. Hal ini dilakukan  agar  perkembangan  Bank  Syariah  tetap  berjalan  baik  dan  menjaga  agar  return  simpanan  dan  deposito  yang  ditawarkan  kepada  nasabah  tetap  kompetitif.  Kenaikan  BI-Rate  juga  dapat  melakukan  pendorongan  nilai  rupiah  dan  agar  BI  merangsang  persaingan  yang  lebih  sehat.  Selain  itu,  peningkatan  margin  pembiayaan  memungkinkan  perbankan  syariah  memberikan  return  bersaing  dibandingkan  perbankan  konvensional  bagi  nasabah.
Dari  sisi  pembiayaan,  BI  rate  rendah  akan  memicu  penurunan  tingkat  suku  bunga,  sehingga  margin  Bank  Syariah  akan  semakin   kompetitif.
 Penurunan  BI-Rate  juga  menyebabkan  nisbah  bagi  hasil  Bank Syariah dapat bersaing dengan   Bank  Konvensional.  Dengan  BI-Rate  turun,  perbankan  konvensional  akan  menurunkan  suku  bunga.  Dengan  turunnya  suku  bunga  perbankan  konvensional,  nisbah  bagi  hasil  perbankan  syariah  semakin kompetitif.
Perbankan  syariah  akan  lebih  kompetitif  jika  penurunan  BI  –  Rate  didukung kondisi ekonomi yang baik. Dengan demikian, baik dari sisi  asset  maupun penyaluran kredit Bank Syariah akan menunjukkan kinerja  semakin  baik.  Selama  ini  kinerja  perbankan  Syariah  menunjukkan  prospek  yang  sangat  menjanjikan.
Pada tahun 2005, pembiayaan  Bank Syariah Rp.15,2 triliun. Namun  pada  akhir  April  2011  pembiayaan  Bank  Syariah  tumbuh  menjadi  Rp.75,7  triliun.  Pertumbuhan  pembiayaan  ini  sangat  strategis  karena  telah  menjadi  sumber  pendapatan  yang  utama  bagi  perbankan  syariah.  Dengan  demikian,  kemampuan  perbankan  syariah  dalam  memelihara  kualitas  pembiayaan  menjadi  tugas  yang  penting  untuk  menghindari  resiko  kredit  macet  dan  menjaga kelangsungan usaha sehingga dapat meminimalkan potensi kerugian  yang terjadi.
Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh  bank untuk bertahan  hidup  adalah  kinerja  (kondisi  keuangan  bank).   Kualitas  pembiayaan  merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengukur kinerja Bank  Syariah.  Kondisi  keuangan  dan  non  keuangan  bank  berdasarkan  prinsip  syariah  merupakan  kepentingan  semua  pihak  terkait,  baik  pemilik,  pengelola(manajemen)  bank,  masyarakat  pengguna  jasa  bank,  Bank  Indonesia selaku otoritas pengawasan bank maupun pihak lainnya.
 Kondisi  bank tersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak tersebut untuk mengevaluasi  kinerja bank  juga termasuk kualitas pembiayaan.  Kualitas pembiayaan  bank  syariah  inilah  yang  menjadi  perhatian  peneliti  dalam  penelitian  kali  ini,   Penjelasan  atas  peraturan  Bank  Indonesia  nomor:9/1/PBI/2007  tentang  Sistem  Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah   dimana peneliti bermaksud untuk mencari informasi dan mengumpulkan data  dalam  rangka  mengukur  seberapa  besar  pengaruh  BI-Rate  dan  pembiayaan  terhadap kualitas pembiayaan Bank Syariah.
Berdasarkan  latar  belakang  diatas,  penulis  tertarik  untuk  melihat  apakah  BI-Rate  dan  pembiayaan  mempunyai  pengaruh  terhadap  kualitas  pembiayaan  Bank  Syariah?
 Sehingga  penulis  tertarik  untuk  membahas  “Analisis  Pengaruh   BI-Rate    dan  Pembiayaan  Terhadap  Kualitas  Pembiayaan Bank Syariah”.
1.2  Perumusan Masalah.
Berdasarkan  identifikasi  masalah  tersebut,  maka  yang  menjadi  permasalahan dalam penelitian ini diantaranya : 1.   Apakah  BI-Rate  mempunyai  pengaruh  yang  signifikan  terhadap  kualitas  pembiayaan Bank Syariah?
2.   Apakah  pembiayaan  mempunyai  pengaruh  yang  signifikan  terhadap  kualitas pembiayaan  perbankan Syariah?
3.  Adakah  pengaruh  BI-Rate  dan  pembiayaan  secara  simultan  terhadap  kualitas pembiayaan Bank Sayariah?
1.3  Tujuan dan Manfaat Penelitian.
Berdasarkan  pada  rumusan  masalah  diatas,  maka  dapat  ditetapkan  tujuan dari penelitian ini adalah :   1.  Untuk mengetahui apakah  kualitas pembiayaan  Bank Syariah dipengaruhi  oleh BI-Rate.
2.  Untuk mengetahui apakah  kualitas pembiayaan  Bank Syariah dipengaruhi  oleh pembiayaan.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah : 1.  Bagi  peneliti,  untuk  menambah  pengetahuan  di  bidang  perbankan,  khususnya yang berkaitan dengan kualitas pembiayaan Bank Syariah.
2.  Dapat  menjadi  masukan  bagi  Bank  Syariah  dalam  rangka  meningkatkan  kinerja manajemen keuangannya.
3.  Bagi peneliti  lainnya dapat dijadikan referensi/bahan rujukan awal dalam  penelitian yang sejenis.



Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi