Rabu, 27 Agustus 2014

Skripsi Syariah: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA SPIN-OFF BERDASARKAN UU NO. 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH

BAB I .
PENDAHULUAN .
1.1  LATAR BELAKANG MASALAH .
Bank syariah adalah bank umum yang  melaksanakan kegiatan usaha  berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam  lalu lintas pembayaran. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan  hukum  Islam  antara  bank  dan  pihak  lain  untuk  penyimpanan  dana  dan  pembiayaan  kegiatan  usaha,  atau  kegiatan  lainnya  yang  sesuai  dengan  syariah. Dari waktu ke waktu jumlah bank umum syariah terus mengalami pertumbuhan.  Bank-bank  umum  syariah  tersebut  terbentuk  melalui  skema konversi, baik dari unit usaha syariah maupun bank umum konvensional.

Perkembangan  perbankan  syariah  di  Indonesia  telah  menjadi  tolak  ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Bank Muamalat sebagai bank  syariah pertama dan menjadi pioneer bagi bank syariah lainnya telah lebih  dahulu  menerapkan  sistem  ini  ditengah  menjamurnya  bank-bank  konvensional.  Krisis  moneter  yang  terjadi  pada  tahun  1998  telah  menenggelamkan  bank-bank  konvensional  dan  banyak  yang  dilikuidasi  karena kegagalan sistem bunganya. Sementara perbankan yang menerapkan  sistem syariah dapat tetap eksis dan mampu bertahan.
Tidak  hanya  itu,  di  tengah-tengah  krisis  keuangan  global  yang  melanda  dunia  pada  penghujung  akhir  tahun  2008,  lembaga  keuangan   Hermansah,  Bank  Didukung  Modal  yang  Kuat, 15  Januari  2011,  http://economy.okezone.com/read/2009/07/06/279/235885/279/bank-didukung-modal-yang-kuat    syariah kembali membuktikan daya tahannya dari terpaan krisis. Lembagalembaga  keuangan  syariah  tetap  stabil  dan  memberikan  keuntungan,  kenyamanan  serta  keamanan  bagi  para  pemegang  sahamnya,  pemegang  surat  berharga,  peminjam  dan  para  penyimpan  dana  di  bank-bank  syariah.
Langkah strategis pengembangan perbankan syariah yang telah di upayakan  adalah  pemberian  izin  kepada  bank  umum  konvensional  untuk  membuka  kantor  cabang  Unit  Usaha  Syariah  (UUS)  atau  konversi  sebuah  bank  konvensional menjadi bank syariah. Langkah strategis ini merupakan respon  dan inisiatif dari perubahan Undang – Undang perbankan no. 10 tahun 1998.
Undang-undang  pengganti  UU  no.7  tahun  1992  tersebut  mengatur  dengan  jelas  landasan  hukum  dan  jenis-jenis  usaha  yang  dapat  dioperasikan  dan  diimplementasikan oleh bank syariah.
Selain  itu,  lahir  juga  undang-undang  perbankan  syariah  di  Indonesia  pada tanggal 16 juli 2008 dengan sebutan Undang-Undang Nomor 21 Tahun  2008 tentang Perbankan Syariah yang menjelaskan pengertian bank syariah  pada pasal 1 angka (1) yaitu segala sesuatu yang menyangkut tentang bank  syariah  dan  unit  usaha  syariah,  mencakup  kelembagaan,  kegiatan  usaha,  serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Diundangkannya  Undang-Undang  Nomor  21  Tahun  2008  tentang  Perbankan  Syariah  mengatur  secara  khusus  mengenai  perbankan  syariah,  baik secara kelembagaan maupun kegiatan usaha. Beberapa lembaga hukum   E-syariah,  Perkembangan  Bank  Syariah  di  Indonesia, 19  Desember  2010  http://cintasyariah.wordpress.com/2010/02/25/perkembangan-bank-syariah-di-indonesia/  Lasmiatun, Perbankan Syariah, Cet. Ke 3, Semarang : LPSDM RA Kartini 2010, h. 17  baru  diperkenalkan  dalam  UU  No.  21  Tahun  2008  ini,  yakni  menyangkut  pemisahan (spin-off) UUS baik secara sukarela maupun wajib dan Komite  Perbankan Syariah.
Berdasarkan kalkulasi yang ada, pertumbuhan bank syariah ke depan  mempunyai  peluang  besar  untuk  lebih  cepat  tumbuh  dan  berkembang  meramaikan industri perbankan nasional Indonesia. Hal ini dapat mungkin  terjadi  dengan  dukungan  beberapa  faktor,  seperti  di  bawah  ini:  Pertama,  Ibid, h. 18  secara  yuridis  eksistensi  perbankan  syariah  semakin  kuat  setelah  disahkannya UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Operator  di  industri  perbankan  syariah  sudah  tidak  perlu  ragu  lagi  melangkah untuk mengembangkan perbankan syariah di Indonesia. Apalagi  dukungan  dari  Presiden  RI  Susilo  Bambang  Yudhoyono,  pada  saat  sambutannya  di  pembukaan  acara  Festival  Ekonomi  Syariah  II  2009  menegaskan adanya harapan besar bagi pelaku di industri perbankan syariah  untuk ikut serta mewarnai perkembangan industri perbankan nasional. Lebih  khusus lagi, Presiden berharap industri perbankan syariah dapat menyokong  pertumbuhan pembangunan ekonomi di Indonesia.
Kedua,  potensi  market  yang  sangat  besar.  Mayoritas  penduduk  Indonesia  yang  beragama  Islam  memiliki  kekuatan  tersendiri  untuk  membantu pengembangan perbankan syariah. Hingga kini, market sharedi  industri perbankan syariah masih kalah jauh dengan market sharedi industri  perbankan  konvensional.  Oleh  karenanya,  sangat  dimungkinkan  ke  depan,  baik  pelan  atau  cepat,  terjadi  perimbangan  market  share di  industri  perbankan syariah dan industri perbankan konvensional. Apalagi akhir-akhir  ini,  pemahaman  masyarakat  mengenai  bank  syariah  mulai  berkembang  pesat.
Ketiga,  menjalankan  kebijakan  spin-off dan  konversi.  Dalam  rangka  mempercepat  laju  pertumbuhan  bank  syariah,  BI  dapat  mendorong  Unit  M. Nadratuzzaman Hosen, & AM Hasan Ali , Menguak Pertumbuhan Bank Syariah, 15  Januari 2011 http://yarsi.ac.id/web-directory/kolom-dosen/70-fakultas-ekonomi/209-nadratuzzaman-hosen.html Ibid  Usaha Syariah untuk memisahkan dirinya (spin-off) dari bank induknya atau  konversi  dari  bank  konvensional  menjadi  bank  syariah.  Setelah  spin-off UUS  BRI  dan  mengonversi  Bank  Jasa  Arta  menjadi  BRI  Syariah,  serta  diikuti oleh konversinya Bank Bukopin menjadi Bank Bukopin Syariah, ke  depan langkah ini akan diikuti oleh UUS BNI.
Sesuai dengan amanah yang ada dalam UU No 21 tahun 2008 tentang  Perbankan  Syariah,  15  tahun  setelah  disahkannya  UU  Perbankan  Syariah  bank  konvensional  yang  mempunyai  UUS  harus  mengikhlaskan  untuk  di  spin-offdari induknya.
Keempat,  inovasi  produk  pada  industri  perbankan  syariah.  Jika  dibandingkan  dengan  produk  yang  dimiliki  oleh  industri  perbankan  konvensional,  perbankan  syariah  relatif  mempunyai  variasi  produk  yang  beraneka ragam. Dari sisi  financing, perbankan syariah dapat menginovasi  produk  yang  berdasarkan  pada  prinsip  jual-beli  (murabahah,  salam,  dan  istishna),  prinsip  bagi  hasil  (musyarakah  dan  mudharabah),  dan  prinsip  sewa  (ijarah  dan  ijarah  muntahiya  bit  tamlik).  Inovasi  produk  yang  dilakukan  oleh  perbankan  syariah  hendaknya  mengacu  pula  pada  prinsip  service  satisfaction,  sehingga  akan  memikat  nasabah  baru  untuk  bertransaksi di industri perbankan syariah.
Hal  itu  merupakan  salah  satu  dampak  dari  program  percepatan  pertumbuhan  bank  syariah  yang  dicanangkan  Bank  Indonesia  beberapa  tahun  lalu.  Banyaknya  bank  umum  syariah  akan  mempercepat  Ibid  Ibid  perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia. Sebab pengelolaan  bank  umum  syariah  lebih  fokus  dibandingkan  Unit  Usaha  Syariah  (UUS)  sehingga pertumbuhannya bisa lebih baik.
Pertumbuhan  bank  umum  syariah  akan  lebih  cepat  jika  didukung  manajemen dan permodalan yang kuat. BI menetapkan modal disetor untuk  mendirikan  BUS  paling  kurang  sebesar  Rp1  triliun.  Adapun  sumber  dana  yang  digunakan  dalam  rangka  kepemilikan  bank  dilarang  berasal  dari  pinjaman  atau  fasilitas  pembiayaan  dalam  bentuk  apapun  dari  bank  atau  pihak lain dan berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang.
Disamping  itu,  perkembangan  industri  perbankan,  terutama  produk  dan  jasa  yang  semakin  kompleks  dan  beragam  juga  akan  meningkatkan  eksposur risiko(munculnya risiko) yang dihadapi bank. Perubahan eksposur  risiko bank  dan  penerapan  manajemen  risiko  akan  mempengaruhi  profil  risiko  bank  yang  pada  gilirannya  berakibat  pada  kondisi  bank  secara  keseluruhan. Untuk itu penilaian kesehatan bank mutlak perlu dilakukan.
1Kondisi inilah yang menarik perhatian penulis untuk melakukan suatu  penelitian  dengan  rumusan  sebagai  berikut  :  ANALISIS  PERBANDINGAN TIGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH  SEBELUM  DAN  SESUDAH  ADANYA  SPIN-OFF BERDASARKAN  UU NO. 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH .
Hermansah, loc.cit.
1Taswan, “Manajemen Perbankan : Konsep , Teknik & Aplikasi”, Yogyakarta : UPP  STIM YKPN, 2006, h. 381  1.2  PERUMUSAN MASALAH .

Dari  latar  belakang  diatas  muncul  permasalahan  yang  perlu  diteliti yaitu  :  Sesuai  dengan  amanah  yang  ada  dalam  UU  No.  21  Tahun  2008  tentang  Perbankan  Syariah,  15  tahun  setelah  disahkannya  UU  perbankan  syariah   bank  konvensional  yang  mempunyai  UUS  harus  mengikhlaskan  untuk  di  spin-off dari  induknya,  dan  menjadi  BUS.  Bagaimana  kesehatan  bank umum syariah sebelum dan sesudah  spin-offberdasarkan UU No. 21  Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah? 

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi