Rabu, 27 Agustus 2014

Skripsi Syariah: PENGARUH MANAJEMEN RISIKO DAN EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ) TERHADAP KINERJA PEMBIAYAAN MUDHARABAH TANPA JAMINAN

BAB I.
PENDAHULUAN.
1.1.  LATAR BELAKANG.
Perkembangan  dunia  dewasa  ini  mengharuskan  lembaga  keuangan  untuk  senantiasa  meningkatkan  kewaspadaannya  dalam  menyalurkan  dana  masyarakat.  Lembaga  keuangan  wajib  menerapkan  prinsip  kehati-hatian  dalam  menentukan  tingkat  kelayakan  usaha  yang  akan  dibiayai,  untuk  itu  lembaga  memerlukan  suatu  sistem  penilaian  yang  dapat  mempermudah  sekaligus  dapat  dipertanggungjawabkan  secara  kuantitatif  dalam  menentukan kelayakan usaha calon nasabah.

Kredit  atau  pembiayaan  dapat  berupa  uang  atau  tagihan  yang  nilainya  diukur  dengan  uang.  Yang  menjadi  perbedaan  antara  kredit  yang  diberikan  oleh  bank  berdasarkan  konvensional  dengan  pembiayaan  yang  diberikan  oleh  bank  berdasarkan  prinsip  syariah  adalah  terletak  pada  keuntungan  yang  diharapkan.  Bagi  bank  konvensional,  keuntungan  yang  diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi bank syariah berupa imbalan atau  bagi hasil.
 Pembiayaan  tanpa  jaminan  sangat  membahayakan  posisi  bank,  mengingat  jika  konsumen  mengalami  suatu  kemacetan  maka  akan  sulit  untuk menutupi kerugian terhadap pembiayaan yang disalurkan. Sebaliknya  1 Kasmir, Manajemen Perbankan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm. 73.
 dengan  jaminan  pembiayaan  relatif  aman  mengingat  setiap  pembiayaan  macet akan dapat ditutupi oleh jaminan tersebut.
Pembiayaan  tanpa  jaminan  maksudnya  pembiayaan  yang  diberikan  tanpa  jaminan  barang  /  orang  tertentu.  Pembiayaan  jenis  ini  diberikan  dengan melihat prospek usaha,  karakter, serta loyalitas calon debitur selama  berhubungan dengan bank yang bersangkutan.
 Di tahun 2003 media masa negara kita dibanjiri kasus pembobolan  bank-bank negara, hal ini terjadi karena lemahnya  atau tidak berfungsinya  manajemen  risiko.  Ironisnya  kasus  ini  bertepatan  dengan  dikeluarkannya  peraturan  Bank  Indonesia  mengenai  kewajiban  bagi  semua  bank  untuk  menerapkan manajemen risiko, hal ini memberikan pelajaran yang berharga  bahwa  manajemen  risiko  memiliki  manfaat  yang  besar  dan  sangat  perlu  diterapkan  secara  konsekuen  dan  konsisten  oleh  semua  lembaga  keuangan  yang beroperasi di Indonesia.
Manajemen resiko bersifat dinamis dan berkembang, untuk itu kita  harus  mampu  mengkaji  ulang  baik  dari  perencanaan,  strategi,  struktur  organisasi,  job  diskripsi,  kebijakan  dan  prosedur,  ketentuan  perundangundangan,  teknologi  informasi,  sumber  daya  manusia  produk  dan  jasa  pengendalian  intern  dan  audit  intern  karena  kita  harus  tau  apa  yang  kita  butuhkan.
Sebagai  umat  muslim  kesuksesan  dunia  harus  diimbangi  dengan  nilai-nilai kesuksesan dimana dalam bekerja lebih mengandalkan pada rasio,  2 Ibid,hlm. 79.
 maka  dalam  jangka  panjang  perlu  beberapa  hal  seperti  sumber  daya  alam  dan sebagainya. Justru keberhasilan dan keberuntungan itu akan datang pada  mereka  yang  memiliki  kecerdasan  emosional  (EQ)  yaitu  mereka  yang  mampu  mengenali  dan  memahami  lingkungan  untuk  dijadikan  sebagai  peluang. Kemampuan seorang untuk memakai apa yang dia perbuat atau di  lakukan karena pengaruh dari Tuhan.
Program  penanggulangan  kemiskinan  yang  dimulai  sejak  Pelita  pertama  sudah  menjangkau  seluruh  pelosok  tanah  air,  upaya  itu  telah  menghasilkan  perkembangan  yang  positif,  namun  demikian  krisis  moneter  dan ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 telah mengecilkan  arti  berbagai  pencapaian  pembangunan  krisis  tersebut  pada  satu  sisi  telah  menimbulkan  lonjakan  pengangguran  dan  dengan  cepat  meningkatkan  kemiskinan di pedesaan dan perkotaan.
Adanya  lembaga  keuangan  mikro  syari’ah  yang  menyediakan  produk pembiayaan tanpa jaminan akan memberikan titik terang bagi UKM  yang  ingin  berkembang.  Model  penyerahan  modal  dan  kemitraan  inilah  yang akan terbina kerjasama untuk menciptakan kegiatan usaha yang saling  menguntungkan  dengan  memperhatikan  prinsip  kehati-hatian  dan  saling  berusaha untuk memperkecil tingkat resiko kegagalan usaha.
Manajemen  resiko  dan  pendekatan  spiritual  quotient  akan  mampu  mengikat  nasabah  secara  personal,  sehingga  mampu  menjalin  ikatan  yang  kuat  antara  keduanya,  dengan  pendekatan  ini  perusahaan  atau  manajemen  benar-benar  tahu  apa  yang  diharapkan  nasabah  dan  bagaimana  cara   menyentuh hati nasabah agar tetap loyal pada perusahaan dengan peraturan  yang  baku  tetapi  terasa  ringan  dan  tanpa  terbebani  dalam  memenuhi  kewajibannya.
Penelitian  dengan  topik  pengaruh  manajemen  risiko  dan  ESQ  terhadap  pemberian  pembiayaan  tanpa  jaminan  ini  dimaksudkan  untuk  memberikan  pengetahuan  yang  lebih  detail  dan  petunjuk  bagi  penyaluran  dan nasabah khususnya pada perusahaan lembaga keuangan mikro syari’ah  (LKMS/BMT) di Purworejo.
Kegiatan  usaha  BMT  di  Kabupaten  Purworejo  antara  lain  memberikan  bantuan  pinjaman  berupa  pembiayaan  modal  usaha  untuk  pedagang  dan  pengusaha  kecil  menengah  dan  menyelenggarakan  jasa  simpanan  bagi  nasabahnya  dengan  sistem  bagi  hasil  berdasarkan  ekonomi  syariah.  Produk  usaha  yang  ditawarkan  BMT  di  Kabupaten  Purworejo  antara  lain  berupa  pembiayaan  produk  (pembiayaan  mudharabah,  murabahah,  musyarakah  dan  lain-lain)  serta  simpanan-simpanan  yang  ditentukan  oleh  masing-masing  BMT.  Sebagai  sebuah  lembaga  keuangan  mikro yang bertujuan melakukan pemberdayaan ekonomi untuk masyarakat,  BMT  di  Kabupaten  Purworejo  cukup  gencar  dalam  mengembangkan  usahanya. Jumlah nasabah yang bergabung terus meningkat. Selain itu BMT  di  Kabupaten  Purworejo  umumnya  juga  menjalin  kerjasama  dengan  berbagai lembaga keuangan lain untuk lebih meningkatkan usahanya.
Berdasarkan  uraian  yang  telah  disebutkan  diatas  maka  usaha  mengandung  risiko  itu  harus  segera  ditangani  salah  satu  caranya  adalah   dengan  cara  manajemen  risiko  dan  ESQ.  Oleh  karena  itu,  penulis  mengambil  judul  “Pengaruh  manajemen  resiko  dan  Emotion  Spritual  Quotient  Terhadap  Pemberian  Pembiayaan  Mudharabah  Tanpa  Jaminan”.
(Survei BMT di Kabupaten Purworejo).
1.2.  Perumusan Masalah.
Berdasarkan  uraian  latar  belakang  masalah,  maka  penulis  merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.  Apakah  ada  pengaruh  manajemen  risiko  terhadap  pembiayaan  mudharabah  tanpa  jaminan  di  lembaga  keuangan  mikro  syari’ah  (LKMS/BMT) di Purworejo?
2.  Apakah  ada  pengaruh  ESQ  (Emotional  Spiritual  Quotient)  terhadap  pembiayaan  mudharabah  tanpa  jaminan  di  lembaga  keuangan  mikro  syari’ah (LKMS/BMT) di Purworejo?
3.  Apakah ada pengaruh manajemen risiko dan ESQ secara bersama-sama  terhadap pembiayaan mudharabah tanpa jaminan?



Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi