BAB I.
PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang Masalah.
Perkembangan zaman
terus melangkah maju
dan banyak menyumbangkan
perubahan-perubahan,
membangun tatanan dan peradaban
baru,
seperti ideology-ideologi kemanusiaan,
life style, dan
sebagainya.
Perilaku budaya dan sosial
masyarakat telah banyak mengabaikan moralitas, nilai-nilai, persahabatan yang manusiawi,
bahkan lebih condong pada materi, kekuasaan, kehormatan,
kesenangan duniawi, dan
lebih mementingkan dunianya
sendiri.
Hal
ini karena orientasi
hidup manusia diarahkan
hanya untuk “menguasai”, meskipun
pada hakekatnya manusia tidak sadar bahwa ia dikuasai oleh emosi dan nafsunya. Spinoza
dalam karyanya yang disadur oleh Erich Fromm
membenarkan adanya gejala
atau kecenderungan yang sama
antara
zaman modern dan
zaman beberapa ratus
tahun silam mengenai kecenderungan
manusia yang rakus
dan ambisius, yang
memikirkan nama harum dirinya.
Dalam
era industrialisasi yang
semakin kompetitif, setiap
pelaku bisnis yang
ingin memenangkan kompetisi
dalam dunia industri
akan memberikan perhatian
penuh pada kualitas.
Perhatian penuh pada
kualitas akan memberikan
dampak positif kepada
bisnis melalui dua
cara, yaitu : dampak
terhadap biaya produksi dan dampak terhadap pendapatan.
H. Undang Ahmad Kamaludin dan Muhammad Alfan,
Etika Manajemen Islam, Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2010, hlm 21.
ibid, hlm 22 Demi
memperoleh kebahagiaan di
dunia dan akhirat
agama Islam mengajarkan agar umatnya melakukan kerja keras
baik dalam bentuk ibadah maupun amal
saleh. Ibadah merupakan
perintah-perintah yang harus dilakukan
oleh umat Islam yang berkaitan langsung dengan Allah SWT dan telah
ditentukan secara terperinci tentang
tatacara pelaksanaannya.
Sedangkan amal saleh adalah
perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh umat Islam, dimana perbuatan-perbuatan
tersebut berdampak positif bagi diri yang
bersangkutan, bagi masyarakat, bagi bangsa dan negara serta bagi umat Islam itu sendiri.
Bidang
perhotelan merupakan bidang
dimana yang membutuhkan manajemen
bagus dan terorganisir
untuk memberikan pengaruh
kinerja karyawan yang
dimana akan berdampak
pada kemajuan bisnis
perhotelan tersebut.
Hotel merupakan
salah satu bisnis
yang bergerak pada
sektor jasa khususnya
akomodasi, segmen pasarnya
adalah tamu yang
datang untuk tujuan
istirahat atau urusan
bisnis. Oleh karena
itu, tempat yang
bersih, nyaman, dan
aman adalah menjadi
hal yang dibutuhkan
oleh konsumen.
Adalah menjadi hal wajib bagi
pihak hotel untuk memberikan pelayanan yang maksimal
kepada setiap konsumennya.
Karena setiap konsumen
pastinya menginginkan yang
terbaik dalam setiap
jasa yang ia
beli. Dalam dunia bisnis, suatu
manajemen perusahaan adalah
menjadi salah satu
yang H. Buchari Alma dan Donni
Juni Priansa, Manajemen bisnis syariah, Bandung: alfabeta, 2009, hlm 157 diutamakan, karena hal itulah yang akan menentukan
berhasil atau gagalnya suatu usaha
perhotelan.
Seiring dengan
semakin berkembangnya ekonomi
syari‟ah di Indonesia, saat ini sektor bisnis di bidang
perhotelan mulai banyak dibidik oleh para
pengusaha dengan menerapkan
manajemen islam. Alhasil,
tidak sedikit hotel
yang mulai menerapkan
prinsip-prinsip syari‟ah dalam menjalankan
kegiatan operasional serta dalam menerpakan manajeman islam dalam bisnisnya.
Elemen terpenting
lainnya dalam keterlibatan
terpadu adalah : pemberdayaan karyawan. Oleh karena itu
karyawan perlu mendapat perhatian khusus
dari manajemen, yaitu dengan cara memberdayakannya kearah yang lebih baik Bekerja adalah suatu bentuk ibadah
yang dilakukan di dunia. Bekerja dengan
etika kerja yang benar sesuai ajaran islam merupakan syarat mutlak untuk
dapat mencapai kebahagiaan
di dunia dan
akhirat. Sebab dengan manajemen yang baik dapat meningkatkan
semangat kerja yang berpengaruh dalam meningkatkan
produktivitas. Hal ini
dikarenakan nilai etik,
moral, susila atau akhlaq adalah
nilai-nilai yang mendorong manusia menjadi pribadi yang
utuh sperti kejujuran,
kebenaran, keadilan, kemerdekaan,
kebahagiaan dan cinta
kasih. Apabila nilai
etik ini dilaksanakan
akan menyempurnakan hakikat
manusia seutuhnya. Setiap
orang boleh punya
seperangkat pengetahuan tentang
mengarahkan dan
mengendalikan perilaku orang
islam hanya ada
dua yaitu Al-Qur‟an
dan Hadist sebagai
sumber segala nilai
dan pedoman dalam setiap sendi
kehidupan, termasuk dalam bisnis.
Dalam pandangan Islam,
segala sesuatu harus
dilakukan secara rapi, benar,
tertib dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak
boleh dilakukan secara
asal -asalan. Hal ini
merupakan prinsip utama dalam ajaran
Islam. Rasulullah Saw.
Bersabda dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan
Imam Thabrani, ”Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan,
dilakukan secara itqan (tepat waktu, terarah,
jelas dan tuntas). Arah pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap, dan
cara mendapatkannya yang
transparan merupakan amal
perbuatan yang dicintai oleh Allah Swt. Sebenarnya, manajemen
dalam arti mengatur segala sesuatu agar
dilakukan dengan baik,
cepat, dan tuntas
merupakan hal yang disyariatkan
dalam ajaran Islam.
Dalam konsep
manajemen syariah yang
dirumuskan oleh Dr. KH.
Didin Hafidhuddin, M.Sc. dan
Hendri Tanjung, S.Si., MM. Dalam bukunya berjudul ”Manajemen Syariah
dalam Praktik”, manajemen
syariah adalah perilaku
yang terkait dengan
nilai-nilai keimanan dan
ketauhidan. Setiap perilaku
orang yang terlibat
dalam sebuah kegiatan
dilandasi dengan nilai tauhid, maka
diharapkan perilakunya akan
terkendali dan tidak
terjadi perilaku KKN
(korupsi, kolusi, dan
nepotisme) karena menyadari
adanya pengawasan dari
yang Mahatinggi, yaitu
Allah Swt. yang
akan mencatat setiap amal perbuatan yang baik maupun yang
buruk. Hal ini berbeda dengan Ali
Hasan, Manajemen Bisnis Syari’ah, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009, hal. 172 perilaku
dalam manajemen konvensional
yang sama sekali
tidak terkait bahkan
terlepas dari nilai-nilai
tauhid. Orang-orang yang
menerapkan manajemen konvensional
tidak merasa adanya
pengawasan yang melekat, kecuali semata-mata pengawasan dari pemimpin
atau atasan. Setiap kegiatan dalam manajemen
syariah, diupayakan menjadi
amal saleh yang
bernilai abadi.
Dalam
memperoleh kebahagiaan di
dunia dan akhirat
agama islam mengajarkan agar umatnya melakukan kerja keras
baik dalam bentuk ibadah atau amal
sholeh. Ibadah adalah
merupakan perintah-perintah yang
harus dilakukan oleh
umat Islam yang
berkaitan langsung dengan
ALLAH SWT dan
telah ditentukan secara
terperinci tentang tata
cara pelaksanaanya.
Sedangkan amal sholeh adalah
perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh umat Islam, dimana perbuatan-perbuatan
tersebut berdampak positif bagi diri yang
bersangkutan, bagi masyarakat, bagi bangsa dan negara serta bagi umat Islam itu sendiri.
Islam juga menekankan pentingnya unsur
kejujuran dan kepercayaan dalam
manajemen. Kejujuran sangatlah penting dalam suatu manajemen yang tidak
boleh diabaikan karena
dengan kejujuran tersebut
maka akan melahirkan
kepercayaan bawahan kepada
atasan. Nabi Muhammad
saw adalah seorang
yang sangat terpercaya
dalam menjalankan manajemen bisnisnya.
Manajemen yang dicontohkan
Nabi Muhammad saw http://www.edosegara.com/2011/09/nilai-nilai-manajemen-syariah-dalam.html.
dibrowsing pada tanggal 22 Maret
20 H.
Buchari Alma dan
Donni Juni Priansa,
Manajemen Bisnis Syari;ah,
bandung: Alfabeta, 2009, hlm .
157 menempatkan manusia
sebagai postulatnya atau
sebagai fokusnya, bukan hanya
sebagai faktor produksi yang semata diperas tenaganya untuk mengejar target
produksi. Nabi Muhammad
saw mengelola (manage)
dan mempertahankan (mantain)
kerjasama dengan stafnya
dalam waktu yang lama dan
bukan hanya hubungan
sesaat. Salah satu
kebiasaan Nabi adalah memberikan
reward atas kreativitas
dan prestasi yang
ditunjukkan stafnya.
Manajemen Islam pun tak mengenal
perbedaan perlakuan (diskriminasi).
Ciri lain manajemen islam yang
membedakannya dari manajemen ala Barat
adalah seorang pimpinan
dalam manajemen islami
harus bersikap lemah
lembut terhadap bawahan.
Seperti halnya menerapakan
kelembutan dalam hubungan kerja
adalah memberikan senyum ketika berpapasan dengan karyawan dan mengucapkan terima kasih ketika
pekerjaannya sudah selesai.
Bukankah memberikan
senyum merupakan salah
satu bentuk ibadah
dalam Islam. Namun, kelembutan
tersebut tak lantas menghilangkan ketegasan dan disiplin.
Jika karyawan tersebut
melakukan kesalahan, tegakkan
aturan.
Penegakkan aturan
harus konsisten dan
tak pilih kasih.
Untuk aspek keadilannya,
Islam menekankan pentingnya
manajemen islami dalam
suatu hubungan kerja.
Dari pemaparan
ini didapatkan untuk meningkatkan kinerja karyawan dengan
menerapkan manajemen Islam
yang tinggi. Setiap
pimpinan pasti selalu
menginginkan karyawannya untuk
bekerja secara maksimal
agar kinerja karyawan
selalu meningkat. Akan
tetapi menuntut terus
menerus http://jpmi.or.id/2011/05/30/pilar-etika-manajemen-bisnis-menurut-islam/.
Dibrowsing pada tanggal 22 Maret
2012 karyawan tanpa melihat kondisi
mereka bukanlah hal yang bijaksana dalam penerapan
manajemen Islam, malah
dapat membuat karyawan
patah semangat atau kondisi
fisiknya menurun.
Hotel Grasia Semarang memiliki
keunikan yang membedakan dengan hotel-hotel lain.
Hotel Grasia Semarang
adalah perusahaan dibidang perhotelan
yang menerapkan system
manajemen Islami. Hal
yang membedakan manajemen
Hotel Grasia Semarang
dengan hotel lain
adalah penerapan system
manajemen Islami. Sebagai
contoh sederhana, semua karyawan hotel
diberikan kegiatan rutin
di setiap hari
sabtu yakni sebuah siraman
rohani atau pengajian.
Serta dalam system
penggajiannya, setiap karyawan
telah langsung dipotong
untuk zakat dan
shodaqoh yang dialokasikan kepada yang berhak menerima dan
manajemen selalu transparan dalam
memberikan penjelasan.
Perkembangan hotel
di Semarang khususnya
hotel berbintang sangatlah
pesat dan merupakan
hotel bisnis yang
kebanyakan digunakan sebagai
tempat transit dengan
potensi pasar usahawan.
Hotel merupakan perusahaan
yang menyediakan jasa-jasa
(service) dalam bentuk
penginapan (akomodasi) serta
fasilitas lainnya yang
dibutuhkan wisatawan. Dalam memilih strategi
pemasaran pariwisata harus
memperhatikan syarat -syarat hotel yang baik untuk meningkatkan kinerja
karyawan hotel Grasia Semarang mempengaruhi pengambilan
keputusan konsumen untuk
menginap di hotel tersebut
Persaingan hotel di Kota Semarang
nampak semakin ketat. Beberapa Hotel mulai
memperjelas segmentasi. Salah
satu hote di
kota Semarang memposisikan diri sebagai pusat kegiatan
entertainment (hiburan), sementara Hotel
Grasia menerapkan manajemen-nya dengan sistem Syariah.
Hotel grasia
semarang yang berlokasi
di Jalan S.
Parman No. 29, Semarang.
Merupakan salah satu hotel yang Menerapkan sistem manajemen bebasis Syariah. Meskipun secara bergening tak
nampak label syariah, namun hotel Grasia
Semarang telah mampu dan berhasil dalam menerapkan dengan sistem syariah dalam sisi manajemannya.
Kepada seluruh
karyawan dan jajaran
manajemen serta semua stakeholder (pihak yang berkepentingan), Hotel Grasia
Semarang daftar hotel bintang 3
senantiasa berusaha melaksanakan
komitmen untuk menjadi CLEAN HOTEL dengan harga menarik : - No Alcohol -
No Prostitute - No Mark-Up Bagi Hotel
Grasia Semarang, terhadap
komitmen ini memang
agak berat untuk
dilaksanakan, namun ada
keyakinan bahwa Hotel
Grasia daftar bintang 3 ingin memberikan layanan yang tulus
kepada semua tamu dengan harga
kompetitif, berusaha menciptakan atmosfer yang bersih dan positif.
Hotel
Grasia mempunya visi
yang sangat mendukung
atas sistem manajemen
syari‟ah yaitu menjadikan
Grasia sebagai hotel
pilihan utama dalam pelayanan dan produk sesuai syari‟ah.
Sebagai bagian dari manajemen Hotel Grasia
daftar bintang 3, yakin bahwa tamu akan
merasa betah bermalam di tempat yang aman dan nyaman tanpa
gangguan, sesuai dengan
harga kompetitif, demikian
juga keluarga tamu
yang ditinggal akan
merasa aman jika
keluarganya tinggal di
Hotel Grasia Semarang daftar
bintang 3. Karena tidak ada Pub ataupun ruang disco, maka kami sediakan hiburan berupa LIVE MUSIC
dan JAVANESE MUSIC yang tampil beberapa
kali dalam setiap minggunya.
Mengingat
keunikan dari manajemen
Hotel Grasia Semarang
yang berani memposisikan
diri sebagai penyedia
jasa akomodasi yang
berdasar pada prinsip-prinsip syari‟ah
dan juga begitu
pentingnya variabel-variabel yang
dapat mempengaruhi kinerja
karyawan, maka penulis
tertarik untuk meneliti
lebih lanjut tentang
variabel-variabel yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan
dengan mengambil judul
: “Pengaruh Manajemen Syari’ah Terhadap Kinerja Karyawan di Hotel
Grasia Semarang” Wawancara dengan Ibu
Ima selaku HRD Hotel Grasia, pada tanggal 30 Mei 20 http://hotelgrasia.blogspot.com/2008/01/company-profile-2008.html.
Dibrowsing pada tanggal 23 Maret 2012 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian
pada latar belakang
masalah maka dapat dirumuskan permasalahan
yang hendak diteliti,
yaitu bagaimana pengaruh manajemen Islam terhadap kinerja karyawan
(Hotel Grasia Semarang)? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian: 1.3.1.1
Mengidentifikasi variable manajemen
Islam dan kinerja karyawan. (Hotel Grasia Semarang).
1.3.1.2 Untuk
mengukur dan menganalisis
pengaruh Manajemen Islam dan kinerja karyawan (Hotel Grasia
Semarang) 1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 Sebagai
bahan evaluasi kinerja
manejemen Hotel Grasia Semarang dalam rangka meningkatkan kinerja
karyawan.
1.3.2.2 Diharapkan
bermanfaat secara teori
dan aplikasi terhadap pengembangan khazanah ilmu ekonomi islam.
1.3.2.3 Sebagai bahan informasi penelitian
selanjutnya.
Download lengkap Versi PDF
asslamualaikum
BalasHapuskenapa yaa tak bisa d download skripsinya? padahal aku pengen liat buat referensi :(