Selasa, 26 Agustus 2014

Skripsi Syariah: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN PASIEN MEMILIH PELAYANAN KESEHATAN

BAB I.
PENDAHULUAN.
1.1  Latar Belakang Masalah.
Rumah  sakit  yang  semula  bertujuan  untuk  membantu  masyarakat  dan  berorientasi pada aspek sosial 1 , kini telah menjadi institusi yang menitikberatkan  pada profit oriented.Hal tersebut dapat dilihat banyaknya rumah sakit-rumah sakit  yang  lebih  mengutamakan  perkembangan  bangunannya  dari  pada  pelayanannya  dengan  maksud  untuk  menarik  perhatian  masyarakat.  Perbaikan  dibidang  pembangunan  memang  sangat  diperlukan  demi  kenyamanan  pasien  dan  pengunjung, seperti penyediaan kamar-kamar pavilium dengan tarif kamar hotel.

Akan  tetapi  jika  tidak  diimbangi  dengan  perkembangan  dan  perbaikan  dibidang  pelayanan hal tersebut tidaklah berarti. Pembuktian hal tersebut juga dapat dilihat  dari  adanya  sebagian  rumah  sakit  atau  instansi  kesehatan  yang  tidak  mau  memberikan pelayanan bagi warga miskin atau parahnya pasien yang tidak dapat  menyelesaikan  administrasi  pembayaran  maka  harus  ditahan  oleh  pihak  rumah  sakit  dan  baru  bisa  dibawa  pulang  jika  pembayaran  telah  lunas.  Beberapa  hal  tersebut  menunjukkan  rumah  sakit  melakukan  pemusatan  pada  keuntungan  (profit) dan mengkesampingkan aspek sosial.
1 Dalam  pasal 2  UU  No.  44  tahun  2009  ditegaskan  bahwa rumah  sakit  juga  memiliki  fungsi  sosial,  disamping  memberikan  perlindungan  dan  keselamatan  pasien.  Fungsi  sosial  ini  diwujudkan dengan memberikan pelayanan kepada fakir miskin dan orang tidakmampu. Namun  dalam  kenyataannya  banyak  kasus  yang  ditemukan  dimana  orang  miskin  sulit  memperoleh  pelayanan yang standar dari rumah sakit. Selengkapnya lihat  Undang-undang Kesehatan Rumah  Sakit  tahun  2009,  Yogyakarta:  Nuha  Medika,  2007.   Kritik  atas  realitas  ini  direspon  oleh  Eko  Prasetyo dengan judl (pemeo) bukunya “Orang Miskin Dilarang Sakit” pada tahun 2004. Sehingga  seakan-akan hanya orang kaya yang boleh sakit karena ia mampu membayar biaya rumah sakit.
2 Bergesernya  orientasi  rumah  sakit  diatas,  direspon oleh  sebagian  umat  Islam  dengan  mendirikan  rumah  sakit  Islam.  Rumah  sakit  ini  diharapkan  lebih  mengkedepankan aspek-aspek sosial yang digali dari nilai -nilai (value) al Qur’an,  dengan cara memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa adanya diskriminasi  antara pasien dari keluarga kaya atau miskin dan mengutamakan keselamatan jiwa  (hifd al nafs)  yang menjadi tujuan syari’ah  (maqashid al syari’ah).Kepedulian  umat Islam diwujudkan dengan mendirikan pusat-pusat layanan kesehatan, seperti  poliklinik dan rumah sakit-rumah sakit Islam.
Meskipun  rumah  sakit  Islam  mengklaim  mengkedepankan  aspek  sosial,  masih  banyak  dijumpai  Rumah  sakit  Islam  yang  mengfokuskan  pada  profit,  dengan  alasan  untuk  meningkatkan  sistem  pelayanan  kepuasan  pasien.  Hingga  pada  kenyataannya  masih  banyak  rumah  sakit  Islam  yang  tidak  mengindahkan  bagaimana etika berbisnis islami, tidak memberikan pelayanan yang memusakan  akan tetapi berusaha mengambil keuntungan sebesar mungkin. Hal ini sudah jelas  bertentangan dengan ajaran Islam sesuai dalil: Artinya:  “Dan  janganlah  sebagian  kamu  memakan  harta  sebagian  yang  lain  di  antara kamu dengan jalan yang bathil dan janganlah kamu membawa  urusan itu kapada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian dari  pada  harta  benda  orang  lain  itu  dengan  jalan  berbuat  dosa,  padahal  kamu mengetahui. (QS. Al Baqarah 188)  Namun  tanpa  dukungan  dana  (‘keuntungan’)  yang  memadai  rumah  sakit  sulit untuk meningkatkan layanan yang menyangkut sarana dan prasarana. Seiring  dengan tuntutan tersebut maka rumah sakit Islam dipandang sama seperti rumah  3 sakit umum yang berorientasi pada keuntungan semata.Sehingga tambahan kata  “Islam”  pada  rumah  sakit  kurang  mencerminkan  prinsip-prinsip  syari’ah  yang  digali  dari  al  Qur’an  dan  al  Hadist.  Dengan  demikian  maka  rumah  sakit  Islam  hanya  mencerminkan  rumah  sakit  yang  dimiliki  oleh  umat  Islam,  belum  mencerminkan  rumah  sakit  yang  menggunakan system  syari’ah. Oleh karenanya  simbol-simbol  ke’Islam’an  pada  rumah  sakit  Islam  diwujudkan  dengan  adanya  fasilitas-fasilitas  keagamaan,  seperti  tempat  sholat  (masjid/mushola),  pemisahan  rawat inap  berdasarkan  jenis kelamin,  menu  makanan  yang  halal,  busana Islami  para  pegawainya  dan  pemasangan  kaligrafi  arab  di  sudut-sudut  bangunan  dan  adanya  al  Qur’an  dalam  ruang  pasien.  Sementara  yang  terkait  dengan  sistem  pelayanan  yang  syari’ah  belum  memperoleh  perhatian  cukup,  seperti  pengadaan  bimbingan  rohani,  sebagai  contoh  bimbingan  sakaratul  maut,  kemudian  penanganan  pasien  perempuan  oleh  dokter  laki-laki  atau  pasien  laki -laki  oleh  dokter  perempuan.  Padahal  menurut  ajaran  agama  Islam  dijelaskan  bahwa  berobatlah kepada ahli/dokter yang sama jenis kelaminnya, kecuali alasan darurat.
Disamping  itu  masih  banyak  dokter-dokter  dan  perawat  laki-laki  yang  bekerja  pada bagian bersalin (ibu melahirkan).
Demikian  juga  pelayanan  kepada  orang-orang  miskin,  rumah  sakit  Islam  belum memberikan pelayanan secara maksimal, sebagaimana ditunjuk oleh pasal  2  Undang-undang  No.  44  tahun  2009  tentang  rumah  sakit  yang  menyatakan  bahwa  Rumah  Sakit  diselenggarakan  berasaskan  Pancasila  dan  didasarkan  kepada  nilai  kemanusiaan,  etika  dan  profesionalitas,  manfaat,  keadilan,  persamaan  hak  dan  anti  diskriminasi,  pemerataan,  perlindungan  dan  keselamatan  pasien,  serta  4 mempunyai  fungsi  sosial.  Fungsi  sosial  ini  kadang  diabaikan  oleh  rumah  sakit  sehingga  banyak  pasien  yang  berasal  dari  keluarga  miskin  (kurang  mampu)  kurang  memperoleh  perhatian.  Padahal  menurut  ajaran  Islam,  ketika  pasien  tidak  mampu  membayar biaya rumah sakit, maka pihak rumah sakit atau dokter harus menanggung  biaya  tersebut  (dibebaskan).
2 Oleh  karenannya  sangat  penting  untuk  dikaji  bagaimana  rumah  sakit-rumah  sakit  Islam  menerapkan  prinsip-prinsip  syari’ah  dalam  pelayanan  kesehatan  kepada  masyarakat,  bukan  hanya  sekedar  simbol simbol keislaman saja.
Pelayanan kesehatan kepada masyarakat oleh rumah sakit merupakan salah  satu  faktor  yang  menentukan  bagi  perkembangan  rumah  sakit  itu  sendiri.
Ramainya rumah sakit dengan dipadatinya ruang-ruang inap pasien dan keluarga  pasien menunjukkan bahwa trust  masyarakat kepada rumah sakit tersebut cukup  tinggi. Sebagai contoh adalah Rumah Sakit Islam (RSI) Pati yang pada saat-saat  tertentu  ruang  inapnya  selalu  padat  dan  menolak  pasien  karena  sudah  tidak  ada  tempat  lagi,  atau  jika  memungkinkan  booking  kamar dulu untuk penyakit  yang  tidak harus segera ditangani. Rumah Sakit Islam Pati 3 (selanjutnya di tulis RSIP)  ini  memiliki  tingkat  hunian  yang  cukup  padat  dibanding  dengan  rumah  sakit  Kristen  Tayu  yang  jaraknya  cukup  dekat  (+ 8  km).  Fenomena  ini  berbeda  juga  dengan rumah sakit-rumah sakit lainnya yang berada di wiliayah Pati, seperti RS  Umum Soewondo, RS Mitra Bangsa, dan RSKeluarga Sehat.
2 K.H.A.  Aziz  Masyhuri,  Masalah  Keagamaan  Hasil Muktamar  dan  Munas  Ulama  Nahdlatul Ulama (kesatu-1926 s/d kedua puluh Sembilan 1994), Surabaya: Dinamika Perss, 1997,  h.304 3 RSIP  berada  di  Desa  Waturoyo  Kecamatan  Margoyoso  Kabupaten  Pati.  RSIP  ini  berdiri sejak 9 September 1986.
5 Realita menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan masyarakat setempat  untuk  memilih  RSIP  sebagai  tempat  layanan  kesehatan.  Keputusan  pemilihan  RSIP  tersebut  secara  garis  besar  dipengaruhi oleh  beberapa  faktor  antara  lain,  pertama,  banyak  warga  yang  memeluk  agama  Islam  sehingga  menganut  ajaran  agama Islam dengan komitmen keagamaannya akan lebih nyaman memilih RSIP  dibanding  dengan  yang  lainnya.  Kedua,  RSIP  memberikan  layanan  Askes,  Jamsostek  dan  Jamkesmas  sehingga  masyarakat  merasa  lebih  mudah  dan  lebih  ringan dalam melakukan pembayaran, tentunya bagi warga yang kurang mampu..
Ketiga, fasilitas yang dimiliki RSIP cukup lengkap dan cukup berteknologi tinggi  sehingga  mampu  mengatasi segala keluhan  masyarakat dibanding dengan rumah  sakit  terdekat (RSK  Tayu)  sehingga  jika  memungkinkan  tidak  perlu  diadakan  rujukan ke rumah sakit yang lain dan lebih jauh.
Keputusan  pasien  atau  keluarga  pasien  untuk  memperoleh  layanan  kesehatan  yang  memadai di rumah  sakit  bukan pertimbangan praktis (kedekatan  lokasi),  namun  lebih  pada  aspek-aspek  lain,  seperti  penerapan  prinsip-prinsip  syari’ah. Berdasarkan uraian di atas, maka sangat penting penelitian ini dilakukan  untuk mengetahui dan sejauh mana pengaruh penerapan prinsip syari’ah terhadap  keputusan  konsumen  dalam memilih  layanan  kesehatan,  dalam  wujud  proposal  penelitian  skripsi  “PENGARUH  PENERAPAN  PRINSIP-PRINSIP  SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN PASIEN MEMILIH PELAYANAN  KESEHATAN (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Islam Pati).” 6 1.2  Rumusan Masalah.
Berdasarkan  latar  belakang  masalah  yang  diuraikan  di  atas,  maka  dapat  dirumuskan permasalahanyang dihadapi adalah sebagai berikut: 1.  Bagaimana  penerapan  prinsip-prinsip  syari’ah  yang  diterapkan  oleh  Rumah Sakit Islam Pati? 2.  Bagaimana  pengaruh  penerapan  prinsip-prinsip  syari’ah  terhadap  keputusan pasien dalam memilih layanan kesehatan di Rumah Sakit Islam  Pati?  1.3  Tujuan dan Manfaat Penelitian.
1.3.1  Tujuan Penelitian.
Setiap  kegiatan  yang  dilakukan  oleh  manusia  dengan  sebuah  perencanaan  kerja  sudah  dapat  dipastikan  memiliki  tujuan  sebagai  cita-cita  kegiatan tersebut, termasuk dalam penelitian karya ilmiah.
Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:.
1.  Untuk  mengetahui  bentuk  dari  penerapan  prinsip-prinsip  syari’ah  yang diterapkan di rumah sakit Islam.
2.  Untuk  mengukur  dan  menganalisis  pengaruh  penerapan  prinsipprinsip syari’ah terhadap keputusan pasien memilih layanan kesehatan  di rumah sakit Islam.



Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi