Selasa, 26 Agustus 2014

Skripsi Syariah: PERANAN BPRS BEN SALAMAH ABADI TERHADAP PEMBERDAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DI KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

BAB I .
PENDAHULUAN .
A.  Latar Belakang Masalah .
Sistem  dan  praktik  ekonomi  syariah  yang  mulai  berkembang,  khususnya  di  negara-negara  teluk  sejak  setengah  abad  yang  lalu,  mulai  terlihat  marak  perkembangannya di tanah air sejak lebih kurang dekade terakhir. Perkembangan ini  tidak terlepas dari alasan pokok keberadaan sistem  ekonomi syariah, yaitu keinginan  dari masyarakat muslim untuk kaffah  (menyeluruh)  dalam menjalankan ajaran Islam  dengan  menjalankan  aktivitas  dan  transaksi  ekonominya  sesuai  dengan  ketentuan  syariah.  Kita  menyadari  bahwa  Islam  adalah  agama  yang  komprehensif,  yang  memberikan  tuntutan  hampir  seluruh  aspek  kehidupan  manusia,  termasuk  tuntutan  dalam transaksi dan kegiatan ekonomi yang menjadi bagian penting dari kehidupan.

Keberhasilan  perbankan  syariah  di  Tanah  Air  tidak  bisa  di  lepaskan  dari  peran  Lembaga  Keuangan  Mikro  Syariah  (Koperasi  Syariah,  BMT,  LKS  sejenis).
Kedudukan  LKSM  yang  antara  lain  dipresentasikan  oleh  Bank  Perkreditan  Rakyat  Syariah (BPRS) dan lembaga non bank lainnya sepertiBMT dan Koperasi Pesantren  sangat vital dalam menjangkau transaksi syariah di  daerah yang tidak bisa dilayani  oleh bank umum maupun bank yang membuka unit usaha syariah.
Keberadaan BPRS misalnya, banyak membantu masyarakat kecil dan usaha  kecil menengah (UKM). Selama ini ada tiga sumber dana yang selalu menjadi acuan  BPRS  untuk  mendapatkan  dana  yang  seterusnya  disalurkan  sebagai  pembiyaan.
M. Lutfi Hamidi, Jejak-jejak Ekonomi Syariah, Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003, hlm. 1  Ibid  hlm. 79  Pertama,  dari modal BPRS sendiri.  Kedua,  dari dana masyarakat.  Ketiga,  pinjaman  antar bank.
Pernyataan di atas ini dapat dilihat pada sebuah kutipan, NTT Olnine - Bank  Indonesia  memfasilitasi  penandatanganan  pemberitahuan  persetujuan  pemberian  kredit  (SP3K)  antara  bank  umum  dengan  BPR  syariah.  Total  plafon  penyaluran  kredit  terkait  linkage  program  ini  mencapai  Rp  6,4  triliun.  Linkage  program  merupakan salah satu cara yang efektif untuk menjangkau sektor mikro kecil. Dalam  Surat  Pemberitahuan  Persetujuan  Pemberian  Kredit  (SP3K)  antara  Bank  Umum  dengan BPRS, Koperasi, dan BMT dalam rangka LinkageProgram.
Bank  Indonesia  memfasilitasi  penandatanganan  SP3K  yang  akan  dilakukan  19 bank umum, enam di antaranya berupa BPD dengan lebih 500 BPR atau BPRS,  koperasi,  dan  baitul  mal  tanwil  yang  diwakili  55  BPR,  koperasi  dan  BMT  dengan  total plafon kredit  yang  disalurkan selama periode  Juli 2008 sampai  Februari 2009  sebesar  Rp  1,5  triliun.  Penyaluran  kredit  dalam  rangka  linkage  program  terus  meningkat dari Rp 2,8 triliun pada akhir tahun 2005, menjadi Rp 6 triliun pada akhir  tahun  2008.  Angka  itu  terus  meningkat  menjadi  Rp  6,4  triliun  per  Februari  2009.
Linkage  program  yang  dicanangkan  Bank  Indonesia  (BI)  semenjak  tahun  2002,  merupakan  kerja  sama  antara  bank  umum  dan  BPR/BPR  Syariah  yang  bertujuan  untuk  meningkatkan  kapasitas  penyaluran  kredit  untuk   pembiayaan  Usaha  Mikro  dan Kecil (UMK).
Jika  pada  tahun  1998  hanya  ada  satu  Bank  Umum  Syariah  dan  76  Bank  Perkreditan Rakyat Syariah, maka pada Desember 2009(berdasarkan data Statistik  Perbankan  Syariah  yang  dipublikasikan  oleh  Bank  Indonesia)  jumlah  bank  syariah  Ibid,  hlm. 81  telah mencapai 31 unit yang terdiri atas 6 Bank Umum Syariah dan 25 Unit Usaha  Syariah. Selain itu, jumlah Bank Perkreditan RakyatSyariah (BPRS) telah mencapai  139 unit pada periode yang sama.
Pemerintah  telah  cukup  lama  menggulirkan  kebijakan  kredit  usaha  mikro  dalam  rangka  penanggulangan  kemiskinan  yang  telah  lama  merugikan  sebagian  besar  rakyat  Indonesia.  Ada  satu  hal  yang  menarik  untuk  dicermati  terkait  dengan  kebijakan  pemerintah.  Yaitu  upaya-upaya  penanggulangan  kemiskinan  yang  telah  dikaitkan dengan pengembangan usaha  mikro. Namun demikian,  krisis  ekonomi di  Indonesia tidak berdampak langsung terhadap kelompok usaha kecil dan menengah  (UKM).  Sektor  ini  ternyata  lebih  resisten  tehadap  krisis,  karena  hampir  sebagian  besar  menggunakan  bahan  baku  dalam  negeri  sehingga  tidak  terkena  dampak  merosotnya  nilai  tukar  rupiah.  Namun  demikian,  apabila  dibiarkan  maka  sektor  UKM pun akan terkena dampak tidak langsung krisis ekonomi karena pangsa pasar  sektor Usaha Kecil dan Menengah biasanya adalah pengusaha sekala besar.
Para  pedagang  kecil  yang  tinggal  di  Desa  dan  tergolong  ekonomi  lemah,  seperti  di  Kecamatan  Godong  yang  berkutat  di  sektor UKM  dan  non  formal.
Kehadiran  BPRS  sangat  diharapkan  untuk  kebutuhan  ekonomi  dan  pengembangan  usahanya.
 Selain  itu,  sektor  UKM  akan  membawa  dua  implikasi  signifikan  yang  berdampak  langsung  bagi  tersedaianya  lapangan  pekerjaan  yaitu  mengatasi  pengangguran dan kemiskinan.
Atas dasar dorongan kebutuhan masyarakat terhadap layanan jasa perbankan  syariah. BPRS Ben Salamah Abadi adalah salah satu bank syariah yang pertama kali  http://www.bi.go.iddidownload pada tanggal 20 April 2011  http://id.wikipedia.org/wiki/UKMdi download pada tanggal 17 Maret 2011  Wawancara Saudara Anang Arif. S selaku Direksi BPRS BSA pada tgl 8 Oktober 2011  berdiri  di  Kab.  Grobogan  pada  April  2004.  Semenjak  itu,  BPRS  BSA  mulai  komitmen  untuk  mengembangkan  usaha  syariah,  dengan  strategi  pengembangan  bertahap dan berkesinambungan yang sesuai dengan prinsip syariah.
Pada awal berdirinya bertujuan untuk membantu mengembangkan usaha kecil  serta  melayani  kebutuhan  perbankan  bagi  golongan  ekonomi  lemah  yang  tidak  terjangkau oleh bank umum yaitu menjadi lembaga yang akan memberikan layanan  perbankan  syariah  kepada  masyarakat  dan  memberi  solusi  permodalan  bagi  sektor  riil,  yaitu  bagi  usaha  kecil  dan  menengah  (pedagang),  petani,  pegawai  dan  rekanrekan  koperasi  dan  juga  menjadi  perantara  dan  kerjasama  antara  aghniya (pemilik  harta)  dengan  mudhorib (pelaksana  usaha)  secara  konsisten  berperan  aktif  dalam  pembangunan nasional.
Kondisi  obyektif  UKM  yang  ada  di  Kecamatan  Godong  sebelum  adanya  BPRS sudah baik, karena banyak lembaga keuangan  yang berdiri sebelumnya. Hal  ini berdasarkan laporan komposisi pembiayaan UKM diKecamatan Godong sebelum  BPRS berdiri yaitu 17.670 dan setelah BPRS BSA berdiri UKM yang terdata 26.400  maka  menjadi  lebih  baik,  karena  semakin  banyak  pilihan  lembaga  keuangan  yang  diminati  oleh  masyarakat.  Saat  ini  dana  yang  disalurkan  oleh  BPRS  Ben  Salamah  Abadi untuk plafon pemberdayaan UKM melalui pembiayaan Usaha Kecil mencapai  Rp  2.000.000.000,  dengan  perkembangan  mulai  tahun  2008  –  2010  mencapai  kenaikan 50%. Nominal pinjaman dana yang diberikan untuk pembiayaan UKM dari  Rp  1000.000  –  Rp  150.000.000  dilihat  dari  hasil  survei  lapangan  dan  jenis  usaha  yang dimiliki nasabah.
Sumber dokumentasi BPRS Ben Salamah Abadi Purwodadi Wawancara dengan Saudara Ana CZ selaku bagian acconting tgl 11Oktober 2011  Eksistensi BPRS Ben Salamah Abadi semakin mantap dalam hal pembiayaan  khususnya modal kerja dan investasi di sektor riil  bagi nasabah (agen of economic  development).  Dengan  demikian,  fungsi  utama  BPRS  Ben  Salamah  Abadi  dalam  pembiayaan  modal  kerja  memang  diarahkan  dalam  konteks  how  to  make  money  effective  and  efficient  to  increase  economic  value.  Sedangkan  kegiatan  invenstasi  yang  dapat  dikembangkan  di  BPRS  Ben  Salamah  Abadi  yaitu  menumbuhkan  kegiatan  produksi  massal  berskala  kecil  dan  menengah  khususnya  di  sektor  agro  industri  melalui  skema  pembiayaan  lunak  seperti  kemitraan,  dalam  kegiatan  komersial,  BPRS  Ben  Salamah  Abadi  dapat  mengambil  posisi  dalam  kegiatan  seperti:  a.  Mendukung pengadaan faktor-faktor produksi  b.  Mendukung perdagangan antar daerah  c.  Mendukung penjualan hasil-hasil produk kepada masyarakat.
Pengembangan BPRS Ben Salamah Abadi diarahkan untukmeningkatkan  kompetensi usaha yang sejajar dengan sistem dan dilakukan secara komprehensif  dengan  mengacu  pada  analisis  kekuatan  dan  kelemahan BPRS  Ben  Salamah  Abadi.
1Berdadasarkan latar belakang diatas, maka penulis bermaksud mengadakan  penelitian  yang  membahas  tentang  “Peranan  BPRS  BEN  SALAMAH  ABADI  terhadap Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kecamatan  Godong Kabupaten Grobogan.”  1Sumber dokumen BPRS BSA Purwodadi .
 B. Rumusan Masalah .
Dari  latar  belakang  diatas,  maka  dapat  disimpulkan  rumusan  masalah  sebagai berikut: .
1.  Bagaimanakah  sesungguhnya  peranan  BPRS  Ben  Salamah  Abadi  terhadap  pemberdayaan UKM di Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan?  
C.  Tujuan dan Manfaat Penelitian .
Tujuan Penelitian adalah:  Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:  
1.  Mengetahui  sesungguhnya  peranan  BPRS  Ben  Salamah  Abadi  terhadap  pemberdayaan UKM di Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.
Manfaat Penelitian adalah : 
 1.  Sebagai tambahan informasi untuk pengembangan Bank  Syariah ke depan dalam  menghadapi kompetisi dalam dunia perbankan nasional
 2.  Temuan  yang  didapatkan  dalam  penelitian  ini  diharapkan  dapat  menambah  khasanah  ilmu  pengetahuan  dibidang  teoritis  maupun  praktis  yang  berkaitan  dengan perkembangan dunia perbankan syariah Indonesia
   3.  Sebagai  sarana  untuk  mengaplikasikan  berbagai  teori yang  diperoleh  selama  dibangku kuliah.
4.  Sebagai  sarana  untuk  menambah  wawasan  peneliti  terutama  yang  berhubungan  dengan bidang kajian yang ditekuni dan bahan penelitian lebih lanjut.



Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi