Rabu, 27 Agustus 2014

Skripsi Syariah: POLA DISTRIBUSI DANA ZAKAT LEMBAGA AMIL ZAKAT INFAQ DAN SHODAQOH (LAZISMA) MASJID AGUNG JAWA TENGAH

BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang Masalah.
Zakat termasuk salah satu rukun  Islam  yang ketiga dari rukun  Islam yang  utama,  dipujinya  orang  yang  melaksanakan  dan  diancam  orang  yang  tidak  melaksanakannya  dengan  berbagai  cara  dan  upaya.
Zakat  merupakan  manifestasi  dari  kegotongroyongan  antara  orang  kaya  dengan  fakir  miskin.

Pemberdayaan  Zakat  merupakan  perlindungan  bagi  masyarakat,  bencana  kemasyarakatan,  yaitu  kemiskinan,  kelemahan  baik  fisik  maupun  mental.
Lembaga  Zakat  merupakan  sarana  distribusi  kekayaan  didalam  ajaran  Islam yang  merupakan  kewajiban  kolektif  perekonomian  umat  Islam.  Zakat merupakan  komitmen  seorang  muslim  dalam  bidang  sosial  ekonomi  yang  tidak terhindarkan untuk memenuhi kebutuhan pokok bagi  semua orang, tanpa  harus meletakkan beban pada kas negara semata.
Zakat pertama-tama diberikan kepada orang-orang miskin. Pada beberapa  kesempatan  Rasulullah  SAW.  Menyebutkan  bahwa  mereka  yang  berhak  menerima Zakat  hanyalah orang-orang miskin karena tujuan utamanya adalah  menghapuskan  kemiskinan.  Ketika  mengutus  Mu’adz  ke  yaman,  Rasulullah  memerintahkannya  untuk  mengambil  sebagian  harta  orang-orang  kaya  di  Yusuf Qardhawi, Fiqih Zakat Edisi Indonesia Hukum Zakat, diterjemahkan oleh Salman  Harun Didin Hafidhuddin, dan Hasanudin, Cet. Ke-6,    Jakarta: PT Pustaka Litera Antarnusa,  2002, hlm. 73.
Departemen  Agama  RI,  Petunjuk  Pelaksanaan  Pemberdayaan  Zakat,  Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat  Islam, 2007. hlm.
2.
negeri  itu  lalu  memberikannya  kepada  kaum  fakir  dikalangan  mereka  juga.
Abu Hanifah dan para sahabatnya pun berpendapat bahwa  Zakat  tidak boleh  diberikan selain kepada orang-orang miskin.
Zakat,  infak  dan  shodaqoh  memerlukan  peraturan  dan  pembenahan  secara profesional yang sampai saat ini belum terkelola dengan baik. Apabila  dana ZIS tersebut dapat berjalan dan dikelola dengan baik secara profesional  dengan  manajemen  yang  baik  pula,  maka  dana  ZIS  akan  mampu  dan  dapat  menopang  pembangunan  dan  meningkatkan  taraf  hidup  masyarakat  pada  umumnya dan kaum dhuafa pada khususnya.
Zakat  merupakan  alat  bantu  sosial  mandiri  yang  menjadi  kewajiban  moral bagi orang kaya untuk membantu mereka yang miskin dan terabaikan  yang  tak  mampu  menolong  dirinya  sendiri  meskipun  dengan  semua  skema  jaminan  sosial  yang  ada,  sehingga  kemelaratan  dan  kemiskinan  dapat  terhapuskan  dari  masyarakat  muslim.  Zakat  tidak  menghilangkan  kewajiban  pemerintah  untuk  menciptakan  kesejahteraan,  melainkan  hanya  membantu  menggeser  sebagian  tanggung  jawab  pemerintah  ini  kepada  masyarakat,  khususnya  kerabat  dekat  dan  tetangga  dari  individu-individu  yang  terkait,  sehingga  mengurangi  beban  pemerintah.  Tidaklah  realistis  mengharapkan  pemerintah  untuk memikul  seluruh  beban  kesejahteraan ini. Jika  hasil  Zakat ini  tidak  mencukupi,  fuqaha  berpendapat  bahwa  masyarakat  muslim  harus  memikul beban ini dan berusaha menemukan cara-cara dan alat-alat lain untuk  Yusuf  Qardhawi,  Kiat  Islam  Mengentaskan Kemiskinan,  Cet. 1,  Jakarta: Gema Insani  Press, 1995, hlm. 87.
www.indoskripsi@gmail.com, 7 Maret 2009.
mencapai tujuan ekonomi.
Salah  satu  tujuan  nasional  negara  Indonesia  yang  merdeka  adalah  memajukan  kesejahteraan  umum  demi  terciptanya  masyarakat  adil  dan  makmur.  Dengan  kata  lain,  negara  Indonesia  yang  merdeka  bertujuan  memajukan  kesejahteraan  keseluruhan  warganya  bukan  kesejahteraan  sebagian orang atau sebagian kelompok masyarakat. Oleh karena itu, adalah  sangat  ironis  bilamana  fakta  menunjukan  bahwa  masih  terjadi  kesenjangan  sosial dan ekonomi yang sangat tajam dalam  masyarakat Indonesia. Sangatlah  memprihatinkan bahwa sementara negara Indonesia menghendaki terciptanya  masyarakat  adil  dan  makmur,  fakta  menunjukan  bahwa  sekelompok  masyarakat  hidup  mewah  di  tengah  kemelaratan  sebagian  besar  masyarakat  lainnya.
Melalui  syariat  Zakat,  kehidupan  orang-orang  fakir,  miskin,  dan  orangorang  menderita  lainnya  akan  terperhatikan  dengan  baik.  Rasulullah  merupakan  orang  yang  selalu  mengutamakan  Zakat,  sedekah,  dan  paling  banyak sedekahnya, paling peduli terhadap orang  lain, serta gemar menolong  orang-orang yang membutuhkan, terutama fakir miskin dan anak-anak yatim.
Dengan terus menerus berzakat  dan berinfaq, krisis kelaparan yang berakibat  pada krisis kemanusiaan dapat diatasi dengan sebaik baiknya.
Dengan pengelolaan  yang baik,  Zakat  merupakan sumberdana potensial  yang  dimanfaatkan  untuk  memajukan  kesejahteraan  umum  bagi  seluruh  Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, Yogyakarta: Graham Ilmu, 2005,  hlm. 34.
Departemen  Agama  RI,  Zakat  Ketentuan  Dan  Permasalahanya,  Jakarta:  Direktorat  Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2008. hlm. 89.
Didin  Hafidhuddin,  et  al.  Kaya Karena Berzakat,  Jakarta: Raih Asa Sukses, 2008,  hlm.
66.   masyarakat. Agar menjadi sumberdana yang dimanfaatkan bagi kesejahteraan  masyarakat  terutama  untuk  mengentaskan  masyarakat  dari  kemiskinan  dan  menghilangkan  kesenjangan  sosial,  perlu  adanya  pegelolaan  Zakat  secara  profesional dan bertanggung  jawab yang dilakukan oleh masyarakat bersama  pemerintah.
Berdasarkan  UU  No:  38  Tahun  1999  tentang  pengelolaan  Zakat  bahwa  organisasi yang berhak mengelola  Zakat  terbagi menjadi dua yaitu: organisasi  yang dibentuk oleh pemerintah yang disebut dengan Badan Amil  Zakat (BAZ)  dan Organisasi yang dibentuk atas prakarsa masyarakat yang disebut Lembaga  Amil  Zakat  (LAZ).
Atas  dasar  hal  tersebut  maka  ijtihad  dilakukan  pada  pengelolaan  dana  Zakat.  Ajaran  Islam  yang  belum  ditangani  secara  serius  adalah  penanggulangan  kemiskinan  dengan  cara  mengoptimalkan  pendistribusian dana Zakat.
Salah  satu  LAZ  yang  melakukan  usaha  pemberdayaan  Zakat  adalah  LAZISMA  Masjid  Agung  Jawa  Tengah  yang  terletak  di  Jalan  Gajah  Raya  Semarang. Lembaga Amil  Zakat (LAZ) Masjid Agung Jawa Tengah sengaja  memfokuskan  pola  distribusi  dana  Zakat,  Infaq,  Shodaqoh  (ZIS)  yang  dihimpun  melalui  berbagai  program  pemberdayaan  ekonomi  konsumtif  dan  produktif.  Program itu sengaja didesain bagi masyarakat kurang mampu yang  termasuk Mustahik (Penerima Zakat).
1Oleh sebab itu, dan dengan berdasarkan penjelasan latar belakang di atas,  Departemen Agama RI, Op. cit., hlm. 90.
UU NO 38 Tahun 1999, Tentang Pengelolaan Zakat, pasal 6 dan 7.
1Melalui  Ekonomi  Produktif,  Mustahik  Bisa Jadi  Muzakki, Jurnal2  Zakat/LAZ  Masjid  Agung.htm.   penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan  Zakat  di LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah, beserta program-program yang ada  di dalamnya serta berbagai permasalahan mengenai Zakat yang muncul baik  permasalahan  intern  maupun  ekstern  akan  memberikan  dampak  tersendiri  dalam  hal  penyaluran  dana  Zakat  yang  kurang  optimal,  maka  peneliti  kemudian tertarik untuk melakukan penelitian tentang  ”POLA DISTRIBUSI  DANA ZAKAT LAZISMA MASJID AGUNG JAWA TENGAH”.
B.  Perumusan Masalah.
Berdasarkan  uraian  pada  latar belakang masalah maka dapat dirumuskan  permasalahan yang hendak diteliti, yaitu:  1.  Bagaimana  Distribusi  Dana  Zakat  Pada  LAZISMA  Masjid  Agung  Jawa  Tengah? 2.  Bagaimana Pandangan Hukum Islam Tentang Distribusi Dana Zakat Pada  LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah? C.  Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian.
Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah:.
1.  Tujuan Penelitian.
a)  Untuk Mengetahui Pola Distribusi Dana Zakat pada LAZISMA Masjid  Agung Jawa Tengah.
b)  Untuk  Mengetahui  Pandangan Hukum Islam Tentang Distribusi  Dana  Zakat Pada LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah.
2.  Manfaat Hasil Penelitian.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi: a)  Bagi Penulis.
Hasil  penelitian  ini  diharapkan  mampu  menambah  wawasan  dan  pengetahuan penulis mengenai pendistribusian dana Zakat.
b)  Bagi Akademisi.
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran  dan  pengetahuan  bagi  akademisi  mengenai  pendistribusian  dana  Zakat.  Sehingga  mampu  memberikan  kontribusi  positif  bagi  perkembangan praktek pendistribusian secara benar dan baik.
c)  Bagi Praktisi.
Hasil  penelitian  ini  diharapkan  juga  dapat  bermanfaat  bagi  LAZISMA  Masjid  Agung  Jawa  Tengah,  yakni  menjadi  bahan  masukan berupa informasi tentang pendistribusian yang efektif sesuai  dengan  ajaran  Islam  sehingga  dapat  menentukan  kebijakan  bagi  LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah.
d)  Pihak Lain .
Manfaat  penelitian  ini  bagi  pihak  lain  adalah  untuk  memberi  informasi atau pengetahuan tentang Distribusi dana Zakat, serta dapa t  memberi  masukan  dan  referensi  untuk  mengambil  keputusan  mengenai  Penyaluran  bagi  orang  yang  mau  menyalurkan  dana  Zakatnya.
e)  Sebagai bahan informasi penelitian selanjutnya.



Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi