Rabu, 27 Agustus 2014

Skripsi Syariah:STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN


 BAB I PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang Munculnya era globalisasi dan pasar bebas merupakan sunatullah dan  wujud  dinamika  zaman  yaitu  masa  yang  pasti  terjadi  pada  dunia  yang  semakin  maju.  Dengan  ciri  transparasi  di  berbagai  bidang  kehidupan  tanpa  mengenal  batas  teritorial  suatu  negara  dan  bangsa.  Bagi  negara  maju  telah  mempersiapkan  diri  sejak  lama  dengan  berbagai  kemampuan  agar  masyarakatnya mampu menghadapi masa yang penuh kompetitif, tetapi bagi  negara berkembang seakan sulit mengejar ketertinggalannya, terutama dalam  segi perekonomian.
Berkembangnya  Bank-Bank  Syariah  dinegara-negara  Islam  berpengaruh  besar  terhadap  negara  Indonesia.  Pada  awal  periode  1980-an  diskusi mengenai Bank Syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan.
Para  tokoh  yang  terlibat  dalam  kajian  tersebut  adalah  Karnaen  A  Penuata  Atmaja, M.Dawam Raharjo, M.Amien Rais dan lain-lain. Beberapa uji coba  pada sekala yang relatif terbatas telah diwujudkan.
Akan  tetapi  prakasa  lebih  khusus  untuk  mendirikan  Bank  Islam  di  Indonesia baru dilakukan pada tahun 1990. Majelis Ulama Indonesia (MUI)  pada tanggal 18-20 Agustus 1990 di Cisana Bogor Jawa Barat, berdasarkan  amanat  Munas  IV  MUI  dibentuk  kelommpok  kerja  untuk  mendirikan  Bank   Islam  di  Indonesia.  Dan  Bank  Islam  yang  pertama  didirikan  di  Indonesia  Bank Muamalat Indonesia.

 Setelah  berdirinya  Bank  Muamalat  Indonesia  (BMI)  timbul  peluang  untuk mendirikan Bank-Bank yang berprinsip Syariah. Operasianalisasi BMI  kurang  menjangkau  usaha  masyarakat  kecil  dan  menengah  maka  muncul  usaha  untuk  mendirikan  Bank  dan  lembaga  keuangan  mikro  seperti  BPR  Syariah dan BMT yang bertujuan untuk mengatasi hambatan operasionalisasi  BMI  tersebut.
 Disamping  itu  di  tengah-tengah  kehidupan  masyarakat  yang  hidup  serba  kecukupan  muncul  kekhawatiran  akan  timbulnya  pengikisan  akidah. Pengikisan ini bukan hanya dipengaruhi dari aspek syiar Islam tetapi  juga  dipengaruhi  oleh  lemahnya  ekonomi  masyarakat.  Sebagaimana  diriwayatkan  Rasulullah  SAW  “  kekafiran  itu  mendekati  kekufuran”  maka  keberadaan  BMT  diharapkan  mampu  mengatasi  masalah  ini  lewat  pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ekonomi masyarakat.
 Sebagai  lembaga  keuangan,  BMT  tentu  menjalankan  fungsi  menghimpun  dana  dan  menyalurkan  dananya.
 Namun  dalam  penyaluran  dana harus mempertimbangkan secara matang jumlah pembiayaan yang  akan  diberikan  kepada  nasabah  serta  memilih-milih  nasabah  yang  benar-benar  layak  untuk  diberi  pembiayaan  agar  tidak  menimbulkan  pembiayaan  bermasalah. Pembiayaan bermasalah diartikan suatu kondisi dimana terdapat   Muhammad, Syafi’i Antonio. Bank Syari’ah dari Tori ke Praktek. Cet Ke – 1, Jakarta :  Gema Insani. hlm   Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Depkripsi dan Ilustrasi, Cet  Ke-1  jakarta :Ekomosia, hlm 85   Ibid, hlm   Andri Soemitra, M.A, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, cet. Ke-1 Jakarta :  Kencana, 2009, hlm 457    suatu  penyimpangan  utama  dalam  pembayaran  kembali  pembiayaan  yang  berakibat  terjadi  kelambatan  dalam  pengembalian  atau  diperlukan  tindakan  yuridis  dalam  pengembalian  atau  kemungkinan  terjadinya  kerugian  bagi  lembaga.
 Apabila  pembiayaan  yang  diberikan  bermasalah,  maka  dilakukan  penanggulangan  pembiayaan  bermasalah  demi  menyelamatkan  pembiayaan  yang diberikan kepada anggota.
Pada  BMT  Bahtera  Pekalongan  pada  tahun  2011  terhitung  kurang  lebih  2,59% yang mengalami pembiayaan bermasalah  maka salah satu untuk  mengatasi  pembiayaan-pembiayaan  bermasalah  perlu  dilakukannya  strategi  untuk penanganan pembiayaan bermasalah dengan salah satu penangulangan  pembiayaan  bermasalah  adalah   dengan  melakukan  perhitungan  NPF  (Non  Performing Finance).   Pada  akad  murabahah  BMT  Bahtera  menggunakan  sistem  jual  beli,  dimana  penjualan barang kepada  anggota/calon anggota  dilakukan atas dasar  cost-plus profit. Dalam akad murabahah pihak BMT Bahtera selaku penjual  menyebutkan harga pembelian barang kepada anggota  sebagai pihak pembeli  yang  kemudian  mensyaratkan  atas  laba  dalam  jumlah  tertentu  sesuai  kesepakatan bersama.
 Dari  uraian  diatas,  peneliti  tertarik  pada  produk  pembiayaan  dengan  akad murabahah yang ada di  KJKS  BMT BAHTERA Pekalongan, sehingga  penulis  mengambil  judul  tentang  “STRATEGI  PENANGANAN   Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah no.
35.2/Per/M.KUKM/  Wiroso, SE, MBA, Jual Beli Murabahah,Yogyakarta:UII Press, 2005, Hal. 24   PEBIAYAAN  BERMASALAH  PADA  PRODUK  PEMBIAYAAN  MURABAHAH DI KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN” 1.2.Rumusan masalah Berdasarkan  uraian  latar  belakang  di  atas  maka  permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut : 1.  Bagaimana  strategi  penanganan  pembiayaan  bermasalah  pada  produk  pembiayaan murabahah di KJKS BMT BAHTERA Pekalongan? 2.  Sejauhmana upaya pihak BMT untuk mengantisipasi nasabah supaya tidak  bermasalah dalam melakukan pembiayaan? 1.3. Tujuan 1.  Untuk  mengetahui  bagaimana  strategi  penanganan  pembiayaan  bermasalah di KJKS BMT  BAHTERA Pekalongan 2.  Untuk  mengetahui  sistem  yang  diterapkan  BMT  untuk  mengantisipasi  nasabah agar tidak bermasalah dalam melakukan pembiyaan 1.4. Manfaat Dengan  mengadakan  praktek  lapangan  (Magang)  di  KJKS  BMT  BAHTERA Pekalongan, manfaat yang hendak diambil oleh penulis adalah : 1.  Manfaat Praktis   Secara  praktis  penulis  ini  mempunyai  manfaat  besar  dalam  rangka  mengetahui  strategi  yang  ditarapkan  untuk  penaganan  pembiayaan  bermasalah di KJKS BMT Bahtera Pekalongan.
Harapan  penulis  hasil  penelitian  ini  menjadi  bahan  masukan  bagi  KJKS  BMT Bahtera Pekalongagn dan lembaga keuangan Syari’ah lainnya.
2.  Manfaat Teoritis a.  Pelaksanaan penelitian ini diharapkan mampu memberi masukan bagi  lembaga keuangan Syari’ah khususnya para praktisi-praktisi perbankan  untuk meningkatkan kualitas profesionalnya.
b.  Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  menjadi  bahan  kajian  dalam  pengembangan  teori  untuk  mendalami  konsep  prinsip-prinsip  perbankan.
c.  Sebagai bahan masukan untuk lembaga yang bersangkutan agar dapat  mengoreksi dan mengevaluasi kembali apa yang penulis teliti.
1.5. Metodologi Penelitian  Metode penelitian adalah : rumusan tata cara tertentu secara sistematis  untuk membahas sesuatu yang dimaksudkan agar kerja tersebut bisa di capai  sesuai apa yang di harapkan dan benar.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi