Rabu, 27 Agustus 2014

Skripsi Syariah: STUDI ANALISIS PANDANGAN M. QURAISH SHIHAB TENTANG SISTEM EKONOMI ISLAM

BAB I .
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang Masalah.
Islam  berbeda  dari  agama-agama  lainnya,  karena  Islam  dilandasi  dengan iman dan ibadah. Dalam kehidupan sehari-hari, Islam secara bersamasama, dapat diterjemahkan ke dalam teori dan juga dapat diinterpretasikan ke  dalam praktek tentang bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain.

Dalam  ajaran  Islam,  perilaku  individu  dan  masyarakat  ditujukan  ke  arah  bagaimana  cara  pemenuhan  kebutuhan  mereka  dilaksanakan  dan  bagaimana  menggunakan sumber daya yang ada. Hal ini menjadi subyek yang dipelajari  dalam  ekonomi  Islam  sehingga  implikasi  ekonomi  yang  dapat  ditarik  dari  ajaran Islam berbeda dari ekonomi tradisional. Oleh sebab itu, dalam ekonomi  Islam,  hanya  pemeluk  Islam  yang  berimanlah  yang  dapat  mewakili  satuan  ekonomi Islam.
 Dewasa ini  ada dua sistem ekonomi yang dianut oleh umat manusia di dunia,  yakni  sistem  ekonomi  Kapitalis  dan  sistem  ekonomi  Sosialis.  Sistem  ekonomi  Kapitalis  banyak dianut oleh  negara-negara  yang  berada di  belahan  Benua Amerika, Eropa Barat,  dan beberapa negara di Benua Asia, sedangkan  sistem  ekonomi  Sosialis  banyak  dianut  oleh  negara-negara  yang  berada  di  belahan Eropa Timur dan beberapa negara Asia.  Menurut sebagian pengamat   Zainul  Arifin,  Dasar-Dasar  Manajemen  Bank  Syari'ah,  Jakarta:  Alvabet,  2003,  hlm. 12.   ekonomi,  khususnya  ekonom  muslim,  saat  ini  masyarakat  dunia  telah  mengalami  kejenuhan  dengan  kedua  sistem  ekonomi  tersebut.  Selain  itu, dengan  mengembangkan  kedua  sistem  ekonomi  itu  dunia  semakin  hari  semakin  tidak  teratur,  yang  pada  gilirannya  melahirkan  negara-negara  yang  semakin  hari  semakin  kaya  di  satu  sisi  dan  melahirkan  negara-negara  yang  semakin  miskin  di  sisi  lain.  Dengan  kata  lain,  dengan  menjalankan  kedua  sistem ekonomi tersebut melahirkan ketidakseimbangan dalam  perkembangan  ekonomi.
Dengan melihat kenyataan tersebut, maka kemudian  muncul pemikiran  baru  yang  menawarkan ajaran Islam tentang  ekonomi  sebagai  sebuah sistem  ekonomi  alternatif.
 Sistem  ekonomi  Islam  adalah  ilmu  ekonomi  yang  dilaksanakan  dalam  praktek  (penerapan  ilmu  ekonomi)  sehari-harinya  bagi  individu, keluarga, kelompok masyarakat maupun  pemerintah/penguasa dalam  rangka  mengorganisasi  faktor  produksi,  distribusi,  dan  pemanfaatan  barang  dan  jasa  yang  dihasilkan  tunduk  dalam  peraturan/perundang-undangan  Islam  (Sunnatullah).
 Sistem  ekonomi  Islam  adalah  suatu  sistem  ekonomi  yang  didasarkan  pada  ajaran  dan  nilai-nilai  Islam.  Sumber  dari  keseluruhan  nilai  tersebut sudah tentu Al-Qur'an, As-Sunnah, ijma dan  qiyas. Nilai-nilai sistem  ekonomi  Islam  ini  merupakan  bagian  integral  dari  keseluruhan  ajaran  Islam  yang  komprehensif  dan  telah  dinyatakan  Allah  SWT  sebagai  ajaran  yang  sempurna (QS. al -Ma'idah ayat 3).
 Djazuli  dan  Yadi  Janwari,  Lembaga-lembaga  Perekonomian  Umat  (Sebuah  Pengenalan) Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, hlm. 24.
 Suhrawardi K.Lubis,  Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2000, hlm.
14-  ăΌIJάąŦÈΩė   ĄΎʼn΅ IJΉ   ĄĦΣĘŶăŎăΛ   ΠĘĨăΐąẃ″Δ   ąΎʼn΅ ąΣIJΊăẂ   ĄĦąΐă ăΏ   ΠĘ₤   ĚŏʼnǼąŶė   ″ΒăΐIJ₤   ĜΕ ďΎΣĘķĚŎ   ďŎΜʼn℮IJỲ   ăΗℓΊΉė   Α″ĒIJ₤   Ύ▪ī″ĒΉ   ę‾ ″ΔĜăĴ ăĨĄΏ   ăŏąΣIJỲ ) ģŋĕĜė : 3 ( Artinya:   Pada  hari  ini  telah  Kusempurnakan  untuk  kamu  agamamu,  dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Kuridhai  Islam  itu  jadi  agama  bagimu.  Maka  barang  siapa  terpaksa   karena  kelaparan  tanpa  sengaja  berbuat  dosa,  sesungguhnya  Allah  Maha  Pengampun  lagi  Maha  Penyayang. (QS. al -Maidah: 3).
Karena didasarkan pada nilai-nilai Ilahiah, sistem ekonomi Islam  tentu  saja  akan  berbeda  dengan  sistem   ekonomi  kapitalis  yang  didasarkan  pada  ajaran  kapitalisme,  dan  juga  berbeda  dengan  sistem  ekonomi  sosialis  yang  didasarkan  pada  ajaran  sosialisme.  Memang,  dalam  beberapa  hal,  sistem  ekonomi  Islam  merupakan  kompromi  antara  kedua  sistem  tersebut,  namun  dalam  banyak  hal  sistem  ekonomi  Islam  berbeda  sama  sekali  dengan  kedua  sistem  tersebut.  Sistem  ekonomi  Islam  memiliki  sifat-sifat  baik  dari  kapitalisme dan sosialisme, namun terlepas dari sifat buruknya.
Para  pemikir  ekonomi  Islam  berbeda  pendapat  dalam  memberikan  kategorisasi  terhadap  prinsip-prinsip  ekonomi  Islam.  Khurshid  Ahmad  mengkategorisasi  prinsip-prinsip  ekonomi  Islam  pada:  Prinsip  tauhid,  rubbiyyah,  khilafah,  dan  tazkiyah.
 Mahmud  Muhammad  Bablily  menetapkan  lima prinsip yang berkaitan dengan  kegiatan ekonomi dalam Islam, yaitu:  alukhuwwa  (persaudaraan),  al-ihsan  (berbuat  baik),  al -nasihah  (memberi   Muslimin H. Kara, Bank Syariah Di Indonesia Analisis Terhadap Pemerintah Indonesia  Terhadap Perbankan Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2005, hlm 37-38   nasihat),  al-istiqamah  (teguh  pendirian),  dan  al-taqwa  (bersikap  takwa).
 Sedangkan  menurut  M.  Raihan  Sharif  dalam  Islamic  Social  Framework,  struktur  sistem ekonomi Islam didasarkan pada empat kaidah struktural, yaitu: (1) trusteeship of man  (perwalian manusia); (2) co-operation  (kerja  sama); (3)  limite  private  property  (pemilikan  pribadi  yang  terbatas);  dan  (4)  state  enterprise (perusahaan negara).45  Prinsip ekonomi Islam  juga dikemukakan Masudul Alam Choudhury,  dalam  bukunya,  Constributions to Islamic Economic Theory.  Ekonomi Islam menurutnya didasarkan pada tiga prinsip, yaitu:  (1)  the  principle  of  tawheed  and  brotherhood  (prinsip  tauhid  dan  persaudaraan),  (2)  the  principle  of  work  and  productivity  (prinsip  kerja dan produktifitas), dan (3) the principle of distributional equity  (prinsip pemerataan dalam distribusi).
 Menurut Adiwarman Karim, bangunan ekonomi Islam didasarkan atas  lima  nilai  universal,  yakni  tauhid,  keadilan,  kenabian,  khilafah,  dan  Ma'ad (hasil).
 Sehubungan dengan itu M. Quraish Shihab menyatakan bahwa  Tidak  semua  persoalan  ekonomi  dirinci  oleh  al-Qur’an,  karena  persoalan ini berkembang dari masa kemasa. Atas dasar itu, al-Qur’an  hanya  memberi  tuntunan  umum,  berupa  prinsip-prinsip  dasar  yang  dapat  dijabarkan  umat  sepanjang  masa  sesuai  dengan  kebutuhan,  kondisi  sosial,  dan  perkembanangan  masyarakat.  Kita  dapat  menyimpulkan  prinsip-prinsip  dasar  ajaran  Islam  pada  keyakinan  tauhid. Dari sinilah lahir prinsip-prinsip yang bukan saja dalam bidang  ekonomi,  tetapi  juga  menyangkut  segala  aspek  kehidupan  dunia  dan  akhirat.
  Mahmud Muhammad Bablily, Etika Bisnis: Studi Kajian Konsep Perekonomian  Menurut al-Qur'an dan as-Sunnah, terj. Rosihin A. Ghani, Solo: Ramadhani, 1990, hlm. 15   Muslim H.Kara, op. cit, hlm. 38   Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islami, Jakarta: III T Indonesia, 2002, hlm. 17   M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi: Al-Qur’an dan Dinamika Kehidupan  Masyarakat, Jakarta: Lentera Hati, 2011, hlm. 197.
Pada  buku  lainnya  M.  Quraish  Shihab  menyatakan  bahwa  secara  umum  prinsip  ekonomi  Islam  terangkum  dalam  empat  prinsip  pokok  yaitu  tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, dan tanggung jawab.
 Dari keterangan  M.  Quraish  Shihab  tersebut  masalah  yang  muncul  adalah  bagaimana  ia  menjabarkan keempat prinsip tersebut, dan apakah aktualisasinya pendapat M.
Quraish  Shihab  tentang  dasar  sistem  ekonomi  Islam  dengan  sistem  ekonomi  Indonesia saat ini.
Adapun  sebabnya  penulis  memilih  tokoh  tersebut  sebagai  berikut:  pertama,  M.   Quraish  Shihab  merupakan  ulama/cendekiawan  muslim  yang  sangat peduli terhadap masalah  ekonomi Islam  walapun beliau bukan dikenal  sebagai ekonom. Berbagai pemikirannya tersebar di berbagai karyanya sebagai  berikut:  Quraish  Shihab  (1.  Perempuan:  dari  Cinta  Sampai  Seks,  dari  Nikah  Mut'ah Sampai Nikah Sunnah, dari Bias Lama Sampai Bias Baru; 2.  Secercah  Cahaya Ilahi; 3. Wawasan al-Qur’an).
Kedua,  dengan  mengungkap  pemikiran  tokoh  tersebut  diharapkan  dapat memperkaya konsep-konsep  ekonomi Islam. M. Quraish Shihab: ditilik  dari segi sifat dan coraknya, pemikiran dan gagasannya tentang dasar sistem  ekonomi  Islam  bertolak  dari  keahliannya  dalam  bidang  tafsir  al-Quran  yang  berdasar  pada  perpaduan  pemikiran  masa  lalu  dengan  pemikiran  modern.  la  tampak  berpegang  pada  kaidah  yang  umumnya  dianut  ulama  yaitu:  almuhafazah  ala  al-qadim  al-shahih  wa  al-akhzu  bi  al-jadid  al-ashlah (Memelihara tradisi lama yang  masih relevan dan mengambil tradisi baru yang   . M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, Bandung: Mizan, 2011, hlm. 409.
lebih  baik).  Dengan  kata  lain,  M.  Quraish  Shihab  adalah  seorang  ahli  tafsir  yang  memiliki  pandangan  tentang  ekonomi  Islam.  Konsep  dan  gagasannya  tentang dasar sistem ekonomi Islam  sejalan dengan pandangan al-Qur'an yang  menjadi bidang keahliannya.
Pemikiran H.M.Quraish Shihab dalam bidang  ekonomi Islam  tersebut  tampak  sangat  dipengaruhi  oleh  keahliannya  dalam  bidang  tafsir  Al-Qur'an  yang  dipadukan  dengan  penguasaannya  yang  mendalam  terhadap  berbagai  ilmu lainnya baik ilmu-ilmu keislaman maupun ilmu pengetahuan umum serta  konteks  masyarakat  Indonesia.  Dengan  demikian,  ia  telah  berhasil  membumikan  gagasan  Al-Qur'an  tentang  dasar  sistem  ekonomi  Islam  dalam  arti  yang  sesungguhnya,  yakni  sesuai  dengan  alam  pikiran  masyarakat  Indonesia.
Pemikiran  dan  gagasan  H.M.  Quraish  Shihab  tersebut  telah  pula  menunjukkan dengan jelas bahwa di dalam Al-Qur'an terdapat ayat-ayat yang  memiliki  implikasi  terhadap  munculnya  konsep  dasar  sistem  ekonomi  Islam yang  pada  gilirannya  dapat  menjadi  salah  satu  bidang  kajian  yang  cukup  menarik.  Upaya  ini  perlu  dilakukan  mengingat  bahwa  di  dalam  pemikiran  H.M.  Quraish  Shihab  tersebut  mengisyaratkan  perlunya  melakukan  studi  secara  lebih  mendalam tentang  dasar sistem ekonomi Islam  dalam perspektif Al-Qur'an.  Dengan  demikian  penulis  melihat  tokoh  ini  layak  untuk  diteliti  karena paling tidak dapat dilihat dari tiga indikator: pertama, integritas tokoh  tersebut;  kedua,  karya-karyanya  yang  monumental;  ketiga,  kontribusi  (jasa)  atau pengaruhnya terlihat atau dirasakan secara nyata oleh masyarakat.    Berpijak  pada  pentingnya  masalah  di  atas,  maka  penulis  hendak  mengangkat  tema  ini  dengan  judul:  Studi  Analisis  Pandangan  M.  Quraish  Shihab tentang Sistem Ekonomi Islam  B.  Perumusan Masalah Permasalahan  merupakan  upaya  untuk  menyatakan  secara  tersurat  pertanyaan-pertanyaan  apa  saja  yang  ingin  dicarikan  jawabannya.
 Bertitik  tolak pada keterangan itu, maka yang menjadi pokok permasalahan: Bagaimana pendapat M. Quraish Shihab tentang dasar sistem ekonomi Islam?  C.  Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini sebagai  berikut:  Untuk mengetahui pendapat M. Quraish Shihab tentang dasar  sistem ekonomi Islam D.  Telaah Pustaka Penelitian  ini sangat berbeda dengan penelitian sebelumnya, terutama  tokoh yang dijadikan kajian. Beberapa penelitian sebelumnya antara lain:   Jujun S. Suriasumantri,  Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Cet. 7, Jakarta:  Pustaka Sinar Harapan, 1993, hlm. 312.
Skripsi  yang  berjudul  Hubungan  Sistem  Ekonomi  Islam  dengan Peranan  Bank  Sentral  dalam  Sistem  Moneter  Islam  Menurut  Muhamamd  Umer  Chapra,  disusun  oleh  Nur  Zaini  (NIM.  2196111).  Penulis  skripsi tersebut dalam temuannya  mengungkapkan  bahwa karena  bank sentral Islam  akan  menjadi  kemudi  dari  sebuah  sistem  yang  secara  keseluruhan  beda  dan  menantang,  ia tidak dapat menjadi penonton pasif atau pengikut jinak teknik  konvensional.  la  harus  memberikan  peran  keteladanan  dan  aktif  dalam  keseluruhan  proses  islamisasi  dan   evolusi  yang  berkelanjutan  sistem  perbankan,  paling  tidak  sampai  sistem  itu  menjadi  baik  dan  kuat.  Persis  seorang ibu, ia harus memahami, menyiapkan kelahiran, menyuapi, mendidik,  dan membantu sistem perbankan Islam berkembang.
Dari keterangan di atas menunjukkan bahwa penelitian terdahulu titik  berat  pembahasannya  tentang  peranan  bank  sentral,  dan  riba’ Sedangkan  penelitian  saat  ini  titik  berat  pembahasannya  tentang  dasar  sistem  ekonomi  Isl am.
Adapun beberapa buku yang telah diterbitkan dan berhubungan dengan  judul di atas dapat diketengahkan sebagai berikut: Lembaga-lembaga  Perekonomian  Umat  (Sebuah  Pengenalan),  yang  disusun oleh Djazuli dan Yadi Yanwari. Di dalam buku itu disebutkan bahwa dewasa ini ada dua sistem ekonomi yang dianut oleh umat manusia di dunia,  yakni sistem ekonomi Kapitalis dan sistem ekonomi Sosialis. Sistem ekonomi  Kapitalis  banyak  dianut  oleh  negara-negara  yang  berada  di  belahan  Benua  Amerika, Eropa Barat, dan beberapa  negara di Benua Asia. Sedangkan sistem  ekonomi  Sosialis  banyak  dianut  oleh  negara-negara  yang  berada  di  belahan  Eropa Timur dan beberapa negara Asia. Menurut sebagian pengamat ekonomi,  khususnya  ekonom  muslim,  saat  ini  masyarakat  dunia  telah  mengalami  kejenuhan  dengan  kedua  sistem  ekonomi  tersebut.  Selain  itu,  dengan  mengembangkan kedua sistem ekonomi itu dunia semakin hari semakin tidak  teratur,  yang  pada  gilirannya  melahirkan  negara-negara  yang  semakin  hari  semakin kaya di satu sisi dan melahirkan negara-negara yang semakin miskin  di  sisi  lain.  Dengan  kata  lain,  dengan  menjalankan  kedua  sistem  ekonomi  tersebut  melahirkan  ketidakseimbangan  dalam  perkembangan  ekonomi.
Dengan  melihat  kenyataan  tersebut,  maka  kemudian  muncul  pemikiran  baru  yang  menawarkan  ajaran  Islam  tentang  ekonomi  sebagai  sebuah  sistem  ekonomi  alternatif.
 Namun  persoalannya  sekarang,  apakah  ajaran  Islam  tentang  ekonomi  bisa  dikatakan  sebagai  sistem  ekonomi  Islam?  Uraian  di  bawah  ini  akan  mencoba  melukis-jelaskan  tentang  sistem  ekonomi  Islam.
Berkenaan  dengan  pertanyaan,  apakah  ajaran  Islam  tentang  ekonomi  bisa  dikatakan  sebagai  sistem  ekonomi  Islam?  telah  muncul  beberapa  pendapat,  yang  bila  dirangkum  terbagi  kepada  dua  pendapat.  Pendapat  yang  pertama  mengatakan  bahwa  ajaran  Islam  tentang  ekonomi  bisa  dinyatakan  sebagai  sebuah  sistem  ekonomi,  sedangkan  pendapat  lain  menyatakan  bukan  sistem  ekonomi  tetapi  hanya  berupa  norma  ekonomi.   Menurut  M.  A.  Mannan,  dikotomi  itu  lebih  pada,  apakah  ekonomi  Islam  itu  sebuah  "sistem"  atau  sebuah "ilmu".
 Sebelum memahami lebih jauh tentang sistem ekonomi Islam  akan  lebih  baik  bila  mendeskripsikan  terlebih  dahulu  tentang  makna  sistem  ekonomi  itu  sendiri.  Sistem  berarti  suatu  keseluruhan  yang  kompleks:  suatu  susunan hal atau bagian yang saling berhubungan.
 Dengan kata lain, sistem  berarti  sebuah  totalitas  terpadu  yang  terdiri  dari  unsur-unsur  yang  saling  berhubungan,  .saling  terkait,  saling  mempengaruhi,  dan  saling  tergantung  menuju  tujuan  bersama  tertentu.  Dengan  pengertian  sistem  ini,  maka  dapat  dipahami  bahwa  yang  dimaksud  dengan  sistem  ekonomi  adalah  susunan  organisasi  ekonomi  yang  mantap  dan  teratur.
 Dari  beberapa  pengertian  tersebut,  maka  dapat  dipahami  bahwa  ajaran  Islam  tentang  ekonomi  dapat  dikatakan  pula  sebagai  sebuah  sistem  ekonomi.  Hal  ini  disebabkan  karena   "Seorang  ekonom  berkebangsaan  Perancis,  Jacquen  Austry,  menyatakan  bahwa  jalan untuk menumbuhkan ekonomi tidak hanya terbatas pada dua sistem-Kapitalisme dan  Sosialisme, melainkan ada sistem ekonomi lain yang lebih kuat, yakni sistem ekonomi Islam.,  Sedangkan  Raymond  Charles,  seorang  orientalis  berkebangsaan  Perancis,  menyatakan  bahwa Islam telah menggariskan jalan kemajuan tersendiri”.
 Muhammad  Abdul  Mannan,  Ekonomi  Islam  Teori  dan  Praktek,  Jakarta:  PT  Intermasa, 1992, hlm. 15.
 Ibid.
 Anonimous.  Ekonomi  Pancasila  untuk  Mendukung  Tinggal  Landas  dan  Pembangunan Jangka Panjang Tahap II. Jakarta: Lemhannas, 1989, hlm. 8.
ajaran Islam tentang ekonomi adalah ajaran yang bersifat integral, yang tidak  terpisahkan  baik  dengan  ajaran  Islam  secara  keseluruhan  maupun  dengan  realitas  kehidupan.  Selain  itu,  unsur-unsur  yang  harus  ada  dalam  sebuah  sistem  ekonomi  telah  terpenuhi  dalam  ajaran  Islam.  Unsur-unsur  yang  harus  terpenuhi dalam sistem ekonomi Islam itu adalah: (1) sumber-sumber ekonomi  atau  faktor-faktor  produksi  yang  terdapat  dalam  perekonomian  tersebut;  (2)  motivasi dan perilaku pengambil keputusan atau pemain dalam sistem itu; (3)  proses  pengambilan  keputusan;  dan  (4)  lembaga-lembaga  yang  terdapat  di  dalamnya.
 Sistem  Ekonomi  Islam  Prinsip-prinsip  dan  Tujuan-tujuannya,  yang  dikarang  oleh  Ahmad  Muhammad  al-Assal  dan  Fathi  Ahmad  Abdul  Karim.
Dalam  temuannya,  penulis  buku  tersebut  menjelaskan,  tak  seorang  pun  menyangkal  tentang  pentingnya  studi  ekonomi  saat  kini.  Pertarungan  yang  terjadi  di  antara  kedua  blok  Timur  dan  Barat,  sebabnya  kembali  sebagian  besar kepada sebab-sebab ekonomis. Problema pokok yang  merepotkan kini,  adalah  apa  yang  diistilahkan  dengan  dunia  ketiga,  yang  terdiri  dari  negaranegara  Asia,  Afrika,  dan  Amerika  Latin,  yakni  problema  kemunduran  ekonomi dan perlunya  menumbuhkan ekonomi. Kalau ekonomi Islam  belum  berperan sampai kini, tidak  berarti kurang  pentingnya ekonomi Islam. Sebab  sebagaimana  diketahui  bahwa  jauhnya  ekonomi  Islam  dari  arena,  tidak  lain  karena  terpecahnya  dunia  Islam  dan  jatuhnya  sebagian  besar  dunia  Islam  ke  bawah  kekejaman  penjajahan,  yang  berusaha  sekuat  tenaga  menjauhkan  syariat  Islam,  termasuk  di  dalamnya  ekonomi  Islam,  dari  penerapannya  di  negeri-negeri Islam yang mereka duduki.
 Islam  dan  Pembangunan  Ekonomi,  karya  Umer  Chapra.  Dalam  buku  itu  dikemukakan  ada  lima  tindakan  kebijakan  yang  diajukan  bagi  pembangunan  yang  disertai  dengan  keadilan  dan  stabilitas.  Lima  kebijakan  tersebut  adalah:  (1)  memberikan  kenyamanan  kepada  faktor  manusia,   (2)  15Djazuli dan Yadi Janwari,  op. cit., hlm 24-26.
 Ahmad  Muhammad  al-Assal  dan  Fathi  Ahmad  Abdul  Karim,    Sistem  Ekonomi  Islam  Prinsip-prinsip  dan  Tujuan-tujuannya,  Terj.  Abu  Ahmadi  dan  Anshori  Umar  Sitanggal, Surabaya: PT Bina Ilmu Offset, 1980, hlm. 30.
mereduksi  konsentrasi  kekayaan,  (3)  melakukan  restrukturisasi  ekonomi,  (4)  melakukan restrukturisasi keuangan, dan (5) rencana kebijakan strategis.
Di antara tindakan-tindakan kebijakan ini mungkin sudah sangat akrab  bagi mereka yang sudah bergelut dalam literatur pembangunan. Akan tetapi,  apa  yang  lebih  penting  adalah  injeksi  dimensi  moral  ke  dalam  parameter  pembangunan material. Tanpa sebuah integrasi moral dan material seperti itu,  barangkali  tidak  mungkin  dapat  diwujudkan  adanya  efisiensi  atau  pemerataan.
 E.  Metode Penelitian Metode penelitian skripsi ini dapat dijelaskan sebagai berikut :  Jenis Penelitian Untuk  mendapatkan  data-data  yang  sebaik-baiknya,  kemudian  ditempuhlah  teknik-teknik  tertentu  di  antaranya  yang  paling  utama  ialah  research  yakni mengumpulkan bahan dengan membaca buku-buku jurnal  dan  bentuk-bentuk  bahan  lain  atau  yang  lazim  disebut  dengan  penyelidikan  kepustakaan  (library  research)  adalah  salah  satu  jenis  penelitian melalui perpustakaan.
 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik  pengumpulan  data  berupa  teknik  dokumentasi  atau  studi   Umer  Chapra,  Islam  dan  Pembangunan  Ekonomi,  terj.   Ikhwan  Abidin  Basri,  Jakarta: Gema Insani Press, 2000, hlm. 85.
 Menurut Hadari Nawawi, metode penelitian atau metodologi research adalah ilmu  yang  memperbincangkan  tentang  metode-metode  ilmiah  dalam  menggali  kebenaran  pengetahuan. Hadari Nawawi,  Metode Penelitian Bidang Sosial, Cet. 5, Yogyakarta: Gajah  Mada University Press, 1991, hlm. 24.
 Sutrisno Hadi, Metode Penelitian Research, Yogyakarta : Andi Offset, 1990, hlm. 42  dokumenter  yaitu  dengan  meneliti  sejumlah  kepustakaan  (library  research),  kemudian  memilah-milahnya  dengan  memprioritaskan  keunggulan pengarang.
3. Teknik Analisis Data.
Dalam  menganalisis  data,  peneliti  menggunakan  analisis  data  kualitatif,  yaitu  data  yang  tidak  bisa  diukur  atau  dinilai  dengan  angka  secara  langsung.
 Sebagai  pendekatannya,  digunakan  metode  deskriptif  analisis, yaitu cara penulisan dengan mengutamakan pengamatan terhadap  gejala, peristiwa dan kondisi aktual dimasa sekarang.



Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi