Kamis, 28 Agustus 2014

Skripsi Syariah:AKURASI ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA JAWA TIMUR


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan Masjid Agung Sunan Ampel merupakan masjid bersejarah yang terletak satu komplek dengan makam Sunan Ampel. Arah kiblat masjid ini dilakukan oleh Mbah Shonhaji. Mbah Shonhaji adalah murid Sunan Ampel yang terkenal dengan keistimewaannya menentukan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel dengan menunjuk jari tangannya ke arah barat, kemudian masyarakat Ampel melihat bangunan Ka’bah di tembok yang dilubangi oleh Mbah Shonhaji sebagai bukti arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel benar.
 Penulis mengambil judul skripsi ³akurasi arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel´karena ingin mengecek kembali arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel. Masjid ini tergolong masjid kuno dan cara penentuan arah kiblatnya juga unik hanya dengan melubangi tembok. Tulisan Totok Roesmanto di kolom “KALANG” Suara Merdeka tanggal 1 Juni 2003 juga menjadi inspirasi penulis dalam mengambil tema dan isi dari tulisannya adalah : “Keberadaan bangunan masjid di sebelah barat alun-alun menyebabkan sumbu bangunannya sering dikaitkan dengan arah timur-barat. Bangunan masjid kuno di anggap menghadap ke timur.
Lajur-lajur shalat telah disesuaikan dengan arah kiblat sehingga tidak lagi tegak lurus pada sumbu bangunan. Sebenarnya, sumbu bangunan masjid juga tidak mengarah timur-barat.

Ada baiknya data beberapa masjid kuno di bawah ini di simak, Masjid Menara atau Masjidil Aqsa, Kudus, yang di bangun tahun 1549 memiliki sumbu bangunan bergeser 25 derajat ke arah utara dari sumbu bumi timurbarat.
 Dachlan Abd. Qohar, Wali Songo (Terjemahan Dari Kitab Kanzul Ulum Ibnu Bathuthoh) Sebagai Kenang  ±Kenangan Haul Agung Sunan Ampel Ke 544, Surabaya : Panitia Haul Masjid Agung Sunan Ampel, halm. 27.
 Masjid Kotagede yang menempati lahan bekas Dalem Ki Ageng Pemanahan, 1550, bergeser 19 derajat. Masjid Mantingan di sebelah timur bangunan cungkup makam Ratu Kalinyamat, 1559, bergeser hampir  derajat.
Masjid Agung Jepara yang atap aslinya bersusun lima di bangun tahun 1700 bergeser 15 derajat, Masjid Tembayat, Klaten, 1700, bergeser  derajat, dan Masjid Agung Surakarta, 1757, bergeser 10 derajat´.
 Sunan Ampel merupakan tokoh masyarakat penyebar agama Islam di daerah Ampel Surabaya. Masyarakat banyak berziarah di makam Sunan Ampel untuk mendo’akan agar mendapatkan berkah karena telah mendo’akan orang shaleh. Haul Agung Sunan Ampel pertama terjadi pada tahun 1972 dan diisi dengan acara pengajian khusus Muslimat, khataman al-qur’an dengan cara hafalan, ziarah diikuti oleh para ulama’ dan pejabat, pengajian umum, khitanan, dan hadrah. Kawasan makam Sunan Ampel tidak hanya menjadi tempat ziarah akan tetapi juga menjadi lembaga pengajaran bahasa arab sekolah tinggi ilmu tarbiyah dan ilmu al-qur’an.
 Penjelasan di atas menggambarkan masyarakat menghormati Sunan Ampel sebagai tokoh penyebar agama Islam di Jawa terutama di daerah Ampel, Surabaya dan penghomatan ini bukan hanya dilakukan oleh orang sekitar Ampel bahkan orang dan ulama’ dari berbagai berbagai penjuru Indonesia. Penulis ingin wawancara terhadap masyarakat Ampel untuk mengetahui respon mereka terhadap pengecekan arah kiblat yang dilakukan penulis.
 Lihat Totok Roesmanto tentang “Kiblat´ dalam Kolom “KALANG´ Suara Merdeka, Minggu, tanggal 01 Juni 2003.
 Dachlan Abd. Qohar, Op. Cit. , halm. 49-54.
 B. Pokok Permasalahan Merujuk dari latar belakang permasalah yang telah dipaparkan di atas maka dapat dikemukakan pokok-pokok permasalahan yang akan penulis bahas dalam skripsi ini.
Pokok-pokok permasalahan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah akurasi arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel saat ini? 2. Bagaimanakah respon masyarakat Ampel terhadap pengecekan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel saat ini? C. Tujuan Penelitian Dalam hal ini tujuan penelitian antara lain : 1. Untuk mengetahui akurasi arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel saat ini.
2. Untuk mengetahui respon masyarakat Ampel terhadap pengecekan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel saat ini.
D. Telaah Pustaka Penelusuran penulis belum menemukan tulisan secara spesifik dan mendetail membahas tentang arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel, namun demikian ada beberapa tulisan/penelitian yang berhubungan dengan masjid Agung Sunan Ampel dan tentang arah kiblat secara umum.
 Di antara penelitian tersebut antara lain : Skripsi Ismail Khudhori  tahun 2005, S.I Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, Semarang berjudul “Studi Tentang Pengecekan Arah Kiblat Masjid Agung Surakarta”, secara garis besar melakukan pengecekan arah kiblat masjid Agung Surakarta dengan metode azimuth kiblat dan metode rashdul kiblat karena dua metode ini dianggap sesuai dengan perkembangan ilmu teknologi. Skripsi ini tidak membahas bagaimana metode arah kiblat yang digunakan pada waktu itu.
Skripsi Iwan Kuswidi  tahun 2003, S.I Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta berjudul “ Aplikasi Trigonometri dalam Penentuan Arah Kiblat´.Skripsi ini menjelaskan perhitungan arah kiblat dilakukan di atas muka bumi yang berbentuk mendekati bola dengan menggunakan ilmu ukur segitiga bola. Rumus-rumus trigonometri tersebut kemudian diaplikasikan untuk menentukan arah kiblat.
Skripsi Erfan Widiantoro  tahun 2008, S.I Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang yang berjudul ³Studi Analisis tentang Sistem Penentuan Arah Kiblat Masjid Besar Mataram Kotagede Yogyakarta´.Penulis menggunakan kajian historis dan secara garis besar menggambarkan poros timur  Ismail, Khudhori tahun 2005, Mahasiswa fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang sekarang menjadi Staf Ahli Hisab Rukyat di wilayah Jawa Tengah.
 Iwan Kuswidi tahun 2003, S.I Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan skripsi berjudul “ Aplikasi Trigonometri dalam Penentuan Arah Kiblat´.Skripsi ini menjelaskan tentang perhitungan arah kiblat dilakukan diatas muka bumi yang berbentuk mendekati bola menggunakan ilmu ukur segitiga bola yang kemudian rumus-rumus trigonometri tersebut diaplikasikan dalam menentukan arah kiblat.
but Al> � U 0� 0ϣ h jelasnya terdapat satu hadits yang berbunyi sebagai berikut “barang siapa yang taat kepadaku ( perintah agama Islam ), maka ia akan memasuki surga, dan barang siapa membenci aku ( qur¶an dan hadits shahih ) maka ia termasuk orang yang menolak ( membangkang ).”
/s C z k 0� 0ϣ tyle='mso-spacerun:yes'>  kepada  mereka  yang  kekurangan.  Zakat  merupakan salah satu dari lima nilai instrumental yang strategis dan sangat  berpengaruh  pada  tingkah  laku  ekonomi  manusia  dan  masyarakat  serta  pembangunan ekonomi umumnya.
 ”Tujuan zakat tidak sekedar menyantuni  orang  miskin  secara  konsumtif,  tetapi  mempunyai  tujuan  yang  lebih  permanen yaitu mengentaskan kemiskinan.”   Sehubungan  dengan  hal  itu,  maka  zakat  dapat  berfungsi  sebagai  salah  satu  sumber  dana  sosial-ekonomi  bagi  umat  Islam.  Artinya  pendayagunaan  zakat  yang  dikelola  oleh  Badan  Amil  Zakat  tidak  hanya  terbatas  pada  kegiatan -kegiatan  tertentu  saja  yang  berdasarkan  pada  orientasi konvensional  (kegiatan konsumtif), tetapi dapat pula dimanfaatkan  untuk kegiatan-kegiatan ekonomi umat, seperti dalam program pengentasan   AhmadV S e 0� �Ƣ konomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, ed.1 cet.1.  Jakarta: CV  Rajawali,1987 h. 71.
 Abdurrachman Qadir. Op.Cit, h. 83-84.
 kemiskinan dan pengangguran dengan memberikan zakat produktif kepada  mereka yang memerlukan sebagai modal usaha.
Zakat  yang  diberikan  kepada  mustahiq  akan  berperan  sebagai  pendukung  peningkatan  ekonomi  mereka  apabila  di  salurkan  pada  kegiatan  produktif. Pendayagunaan zakat produktif sesungguhnya mempunyai konsep  perencanaan  dan  pelaksanaan  yang  cermat  seperti  mengkaji  penyebab  kemiskinan,  ketidakadaan  modal  kerja,  dan  kekurangan  lapangan  kerja,  dengan adanya masalah tersebut maka perlu adanya perencanaan yang dapat  mengembangkan zakat bersifat produktif tersebut.
Dana  zakat  untuk  kegiatan  produktif  akan  lebih  optimal  bila  dilaksanakan  Badan  Amil  Zakat  (BAZ)  dan  sejenisnya,  karena   sebagai  organisasi  yang  terpercaya  untuk  pengalokasian,  pendayagunaan,  dan  pendistribusian  dana  zakat,  mereka  tidak  memberikan  zakat  begitu  saja  melainkan  mereka  mendampingi,  memberikan  pengarahan  serta  pelatihan  agar  dana  zakat  tersebut  benar-benar  dijadikan  modal  kerja  sehingga  penerima zakat tersebut memperoleh pendapatan yang layak dan mandiri.
Dengan  demikian  penulis  tertarik  meneliti  pada  Badan  Pelaksana  Urusan  Zakat  Amwal  Muhammadiyah  (BAPELURZAM)  Cabang  Weleri  Kabupaten  Kendal,  dimana  Badan  Amil  itu  juga  mengalokasikan  sebagian  dana zakat untuk kegiatan produktif. Menurut hasil wawancara dengan kepala BAPELURZAM data sampai sekarang yang  masih  menggunakan dana zakat  produktif sekitar 221 orang untuk keperluan bantuan tambahan modal usaha  para  mustahiqnya,  berdasarkan  seleksi  dari  pengurus  yang  bekerjasama   dengan  pihak  baitul  maal  BPRS  Arta  Surya  Barokah  Cabang  Weleri  dan  Majelis Ekonomi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kecamatan Weleri.
 Dengan berkembangnya usaha kecil menengah dengan modal berasal  dari  zakat  akan  menyerap  tenaga  kerja  dan  berkembangnya  usaha  para  mustahiq.  Hal  ini  berarti  angka  pengangguran  bisa  dikurangi,  berkurangnya  angka  pengangguran  akan  berdampak  pada  meningkatnya  daya  beli  masyarakat  terhadap  suatu  produk  barang  ataupun  jasa,  meningkatnya  daya  beli masyarakat akan diikuti oleh pertumbuhan produksi, pertumbuhan sektor  produksi inilah yang akan menjadi salah satu indikator adanya pertumbuhan  ekonomi.
Dengan  demikian  BAPELURZAM   membutuhkan  pengelolaan,  pendistribusian  dan  pendayagunaan  dana  zakat  itu  menjadi  dana  zakat  produktif  untuk  bantuan  modal  usaha  dalam  rangka  pemberdayaan  para  mustahiqnya.  Maka dari  itu apakah dengan adanya program pendayagunaan  dana zakat produktif yang di kelola BAPELURZAM dapat berdaya guna dan  tepat  guna  mempengaruhi  pemberdayaan  ekonomi  para  mustahiq  di  kecamatan  Weleri  kabupaten  Kendal.  Sehubungan  hal  tersebut  maka  saya  sebagai peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “  Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan  Mustahiq Pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah  (BAPELURZAM)  Pimpinan  Cabang  Muhammadiyah  Weleri  Kabupaten Kendal “  Data bersumber dari hasil wawancara dengan kepala BAPELURZAM tanggal 31 Maret 2010.
 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah diuraikan  di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :  1.  Bagaimana  pendayagunaan  dana  zakat  produktif  di   Badan  Pelaksanaan  Urusan  Zakat  Amwal  Muhammadiyah  (BAPELURZAM)  Pengurus  Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal? 2.  Bagaimana  pemberdayaan  mustahiq  di  Badan  Pelaksana  Urusan  Zakat  Muhammadiyah  (BAPELURZAM)  Pengurus  Cabang  Kecamatan  Weleri  Kabupaten Kendal? 3.  Apakah  berpengaruh   pendayagunaan  dana  zakat  produktif  terhadap  pemberdayaan  para  mustahiqnya  di  Badan  Pelaksana  Urusan  Zakat  Muhammadiyah  (BAPELURZAM)  

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi