BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sebanyak 320.000
atau 40 persen
dari 800.000 jumlah
masjid di seluruh
Indonesia mengalami pergeseran arah kiblat.Salah satu penyebabnya adalah bergesernya lempeng bumi dan musibah
gempa bumi bertubi-tubi yang melanda Tanah
Air.
Padahal sebagaimana
kita ketahui bahwa
kiblat merupakan arah yang dituju
oleh setiap orang Islam di seluruh belahan dunia dalam
dalam melaksanakan ibadah
shalat yang berpusat
di Ka‟bah. Dengan kata
lain, kiblat adalah
arah ke Ka‟bah di
Makkah yang merupakan
syarat sahnya shalat.
Thomas Djamaluddin,
seorang ahli astronomi
dan ilmu falak mengatakan bahwa
kebanyakan masjid di
Indonesia cenderung dibangun dengan
arah kiblat yang
sekedar mengikuti arah
barat. Sang pengukur kemudian menyerongkan arah masjid sedikit ke kanan.Ada juga yang hanya mendasarkan
perhitungannya pada arah
kiblat masjid terdekat
yang belum teruji
kebenarannya. Dia juga
mengatakan bahwa yang
menjadi masalah bukan alat hitungnya akan tetapi metodenya.
Bangunan Ka‟bah yang
merupakan arah kaum
muslimin menghadap ketika
shalat sudah ada
sejak zaman Nabi
adam as. Ia
adalah orang yang .
http//Arah Kiblat
Masjid Bergeser Islam
Dalam Gambar Dan
Berita Nasional.htm, diakses pada 10 Juni 2010.
Susiknan Azhari,
Ilmu Falak (Perjumpaan
Khazanah Islam dan
Sains Modern), Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah. 2007, hlm. 39 .
http//Djamaluddin,Tidak AdaPergeseran
Arah Kiblat Masjid
Salman ITB.htm, diakses pada 10 Juni 2010.
dianggap sebagai
peletak dasar pertama
bangunan ka‟bah tersebut di
bumi.
Ka‟bah pertama kali
di bangun dua
ribu tahun sebelum
di ciptakan dunia.
Yaqut Al
Hamawi (pakar sejarah
dari Irak), mengemukakan
bahwa Ka‟bah berada di lokasi kemah Nabi Adam as setelah
beliau diturunkan Allah SWT dari surga
ke bumi, setelah nabi
Adam as wafat
bangunan itu kembali diangkat Allah ke langit.
Kemudian pada masa nabi Ibrahim
dan putranya nabi Isma‟il kembali berlanjut
cerita dari bangunan
ini yang mana
lokasi tersebut pada
masa ini dijadikan
sebagai tempat untuk
membangun sebuah rumah
ibadah, sehingga bangunan
ini merupakan tempat
ibadah pertama yang
dibangun pada masa itu,
.
sebagaimana dijelaskan oleh Allah
SWT: “
Sesungguhnya rumah yang
mula-mula dibangun untuk
(tempat beribadat) manusia, ialah
Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua
manusia.” (QS. Al-Imran: 96) .
Kemudian dalam pembangunan tersebut, nabi Isma‟il menerima Hajar Aswad dari
malaikat Jibril as di Gunung
Qubais.Beliau meletakkannya di sudut tenggara
bangunan.Bangunan itu berbentuk
persegi atau kubus,
dalam bahasa Arab
disebut dengan Muka‟ab.Dari sinilah
kemudian muncul kata .
Ibid, hlm. 41.
Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak
Praktis, Semarang: Komala Grafika, 2006, hlm. 25.
Op.cit.
Al-Qur‟an for
Microsoft Word.
Ka‟bah yang
berarti bangun persegi. Nama
itulah yang sekarang
menjadi nama bangunan tersebut
sampai saat ini.
Sebelum datangnya
agama Islam, bangunan
ini (Ka‟bah) di
pelihara oleh kakek
nabi Muhammad SAW
yaitu Abdul Muthalib.Beliau memberi hiasan
pada pintu ka‟bah
dengan emas yang
di temukan ketika
menggali sumur zam-zam.
Di jelaskan bahwa di dalam hati Rasulullah selalu memiliki kecenderungan
untuk menghadap ke Ka‟bah.
1.
Dengan demikian
ketika Rasulullah berada
di Makkah, saat
melaksanakan shalat beliau
selalu mengambil tempat di
sebelah selatan Ka‟bah, sehingga dapat menghadap ke Ka‟bah
sekaligus menghadap ke Masjid al-Aqsha.
Akan tetapi
permasalahan muncul ketika
Rasulullah hijrah dan menetap di
Madinah.Kurang lebih 16
atau 17 bulan
Rasulullah SAW selalu menjalankan
shalat menghadap Bait
al-Maqdis. Kemudian turunlah
wahyu Allah SWT
yang memerintahkan Rasulullah
dan umat Islam
untuk shalat menghadap Ka‟bah. Hal
inilah yang menyebabkan banyak orang Islam yang pada saat itu kadar keimanannya masih lemah
memilih untuk berpaling dari Islam dan
kembali kepada kekafirannya. Demikian juga orang-orang Yahudi sangat benci kepada Rasulullah, karena mereka
beranggapan bahwa tidak ada tempat
paling suci selain Bait al-Maqdis yang merupakan sumber agama yang dibawa oleh nabi keturunan bangsa Israil.
Op.cit.
Susiknan Azhari, op.cit., hlm. 42.
Muhammad Rasyid
Ridlo, Tafsir al-Qur‟an al-Karim (asy-Syahir
bi Tafsir alManaar),Juz. II, Beirut : Darul Ma‟rifat, t.t., hlm. 2.
.
Hal ini
didasarkan pada hadits
Rasulullah SAW yang
artinya : “Bercerita Muhammad bin Musanna dan Abu Bakar
bin Khalad, dari Yahya, Ibnu Musanna
berkata: Yahya bin Sa‟id bercerita kepadaku,
dari Shofyan, Abu Ishak bercerita kepadaku, berkata: “Saya
mendengar dari Bara‟ berkata: Kita
shalat bersama Rasulullah
SAW dengan menghadap
Bait al-Maqdis selama
16 bulan atau
17 bulan, kemudian
berpaling kita ke
arah Ka‟bah” (HR. Muslim).
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi