BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Adalah suatu kenyataan bahwa manusia di dunia
diberikan suatu petunjuk yang berupa
agama .
Memang
agama diperuntukkan bagi manusia sebagai “pedoman hidup” yang akan menggantarkanya
kejalan “keselamatan” di dunia kini dan
di akhirat kelak. Oleh karena itu, wujud keberagaman selain menampakkan diri sebagai gugusan doktrin yang
bersifat mutlak, sakral dan trasendent
juga adalah “manusiawi”, dalam arti bahwa internalisasi ajaran agama sangat dipegaruhi oleh keragaman dan dinamika
diri berbagai faktor yang dihadapi
manusia.
Diantara peran atau fungsi agama dalam
menghadapi masalah kemanusiaan adalah
sebagai petunjuk untuk mencari jalan keluar hal ini dapat dilihat dari sejarah kelahiran agama itu
sendiri yang taklain adalah karena adanya masalah kemanusiaan yang hendak diluruskan
“Sang Pencipta” lewat ajaran yang dibawa
Nabi dan Rosul di tengah umat-Nya. Karena masalah kemanusiaan merupakan tantangan yang bersifat permanen
dalam kehidupan manusia, maka fungsi
agama tidak pernah tidak bisa operasional, tetap akanselalu dipanggil, akan selalu aktif. Realitasnya akan tetap
tinggal dan tidak mungkin terhenti. Suatu 2 upaya
kearah keselamatan bararti juga adalah membebaskan manusia dari kemelut dan kekhawatiran serta ketakutan dari
himpitan berbagai masalah kemanusiaan
yang dihadapinya,
seperti kebodohan,
keterbelakangan, ketertindasan,
peperangan, keterasingan, kemiskinan dan lain sebagainya.
Di antara masalah kemanusiaan kiniyang tengah
dihadapi umat manusia diberbagai belahan
dunia, terutama dinegara-negara berkembang, adalah masalah kemiskinan dengan berbagai sebab dan
akibatnya. Ada kemiskinan yang bersifat aksedental
atau perorangan, seperti karenasikap mental atau cacat fisik. Ada juga berupa kemiskinan struktural karenaeksploitasi
dalam pola hubungan yang tidak adil dan
menindas dari suatu kelompok atau seseorang pada kelompok lain yang kadang muncul pada bentuk kemiskinan masal
dalam skala massive.
Dengan
adanya masalah kemiskinansebagai salah satu masalah kemanusiaan yang tengah dihadapi oleh umat
manusia dewasa ini, maka sudah barang
tentu hal itu merupakan misi dan sekaligus tantangan utama bagi agama untuk meresponnya. Karena itu masalah
kemiskinan merupakan salah satu masalah
kemanusian yang dapat dijadikan sebagai titik temu dari keprihatinan dan kepentingan semua umat manusia secara
keseluruhan. Upaya pegentasan kemiskinan
ini juga dijelaskan dalam al Qur'an dalam surat al Baqarahayat 177, yaitu: َ Ahmad Sanusi, Agama Ditengah
Kemiskinan,h. 3.
Ibid,h.
5.
Artinya: Kebajikan itu bukanlah menghadapkan
wajahmu ke arah timur dan kebarat,
tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat,
kitab-kitab dan Nabi-nabi dan memberikan
harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam
perjalanan (musafir), peminta-minta, dan
untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan
sholat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan
orang-orang yang sabar dalam kemelaratan,
penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah
orang-orang yang bertakwa.(QS.
al-Baqarah: 177).
Berdasarkan
ayat di atas, agama Islam khususnya menegaskan bahwa salah satu ciri orang takwa adalah kesedianya
membantu orang-orang miskin agar bisa
hidup lebih layak. Dalam Islam juga mengajarkan kepada umatnya untuk berupaya menyeimbangkan kesejahteraan antara
dunia dan akhirat. Hal ini dijelaskan
dalam al Qur'an surat al Qasasayat 77, yaitu: ِ
Artinya: Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang dianuhgrahkan Allah kepadamu, tetapi jaganlah kamu lupakan
bagianmu di dunia dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagai mana Allah telah berbuat Depag, Al Qur’an dan terjemahnya, h. 33 4 baik kepadamu, dan jaganlah kamu berbuat kerusakan dibumi.
Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang yang
berbuat kerusakan (QS. al Qasas:77).
Melihat
masalah kemiskinan dewasa ini sudah menjadi masalah dunia terutama negara berkembang berbagai macam
solusi sudah ditawarkan, salah satunya
adalah dari Bangladesh, dunia diingatkan tentang kewirausahaan sosial, ketika penghargaan nobel tahun 2006 jatuh ke
tangan seorang wirausahawan sosial
bernama Muhammad Yunus. Muhammad Yunus adalah anggota Global Academy Ashoka, dimana Ashokadikenal sebagai sebuah organisasi
global pertama yang mengembangkan konsep
kewirausahaan sosial.
Berkat
gagasanya memberantas kemiskinan melalui
sistemkeuangan mikro yang lebih dikenal sebagai Grameen BankYunus telah membantu jutaan kaum
miskin di Bangladesh, terutamanya
perempuan yang selama ini sangat sulit memperoleh akses. Melalui Grameen Bank, Yunus membagun
sistem untuk memperoleh kesejahteraan
lebih baik ditengah kemiskinan yang mencekik. Ia membuktikan pentingnya sistem perbankan berubah menjadi
sensitif dan berdampak pada masyarakat
miskin, khususnya perempuan.
Yunus
adalah seorang profesor ekonomi yang mengaku muak dengan teori-teori yang diajarkan sendiri. Meski
demikian, ada satu Rigiditas ilmiah yang Ibid, h.
Muhammad
Yunus, Menciptakan Dunia Tanpa Kemiskinan¸ h. 45.
Muhammad
Yunus, Bank Kaum Miskin¸h. 47.
5 tetap
dipegangangnya yakni soal metodologi.
1. Yunus megidentifikasi akar permasalahan
kemiskinan dengan benar.
2.
Yunus mencoba memahami masalah dari sudut pandang pihak yang mengalami masalah.
3.
Penyelesaian yang digagas Yunus tidakserta merta bersekala besar dan muluk-muluk.
4.
Penyelesaian masalahnya bersifat struktural.
Muhammad Yunus selanjutnya mengisahkan bahwa
dirinya terlibat dalam masalah
kemiskinan bukan sebagai pengambil kebijakan atau peneliti. Ia juga menjelaskan bahwa kemiskinan tercipta karena
kita membangun krangka teoritis berdasarkan
asumsi-asumsi yang merendahkan kapasitas manusia, dengan merancang kosep-konsep yang terlalu sempit
atau mengembangkan lembagalembaga yang belum matang. Kemiskinan disebabkan oleh
kegagalan pada tataran konseptual, dan
bukan kurangnyakapabilitas dipihak rakyat.
Menurut Muhammad Yunus, salah satu hal yang
penting dalam pengentasan kemiskinan
adalah pemberdayaan langsung kepada masyarakat, khususnya masyarakat miskin. Dan kelompok
wanita, menurut Yunus, merupakan kelompok
yang bisa berpotensi untuk diberdayakan. Seperti yang kami lakukan di Grameen Bank dengan memberi kredit pada wanita
yang ternyata cukup efektif dalam
meningkatkan ekonomi masyarakat karena kaum wanita mempunyai kelebihan dalam manajemen keuangan.
Ibid¸h.
VII.
6 Muhammad
Yunus menemukan sebuah revolusi dalam pemikirannya, kemiskinan terjadi bukan karena kemalasan
tetapi karena permasalahan struktural, ketiadaan
modal. Sistem ekonomi yang berlangsung
membuat kelompok masyarakat miskin tidak
mampu menabung bahkan hanya 1 pennysehari.
Akibatnya, orang miskin tidak dapat melakukan
investasi bagi pertumbuhan usahanya.
Rentenir memberikan bunga sekitar 10%
bagi pinjaman yang diberikannya.
Sehingga, bagaimanapun jugaorang miskin bekerja keras dirinya tak dapat keluar dari garis kemiskinan.
Berkat Grameenbank yang dibagun Muhammad Yunus
telah membantu pemberdayaan jutaan
perempuan miskin di Banglades, dan beliau menjadi sering di undang berbagai kelompok yang
tertarikdengan pemberdayaan perempuan.
Bank Garmeenmerupakan organisasi kredit mikro,
yang semua dirancang untuk membantu
orang miskin. Diantaranya program pinjaman khusus untuk membantu orang miskin membayar biaya rumah,
pendidikan tinggi dan program pinjaman
bagi pegemis. Program ini telah membebaskan ribuan pengemis dari meminta-minta dan membuktikan bahwa orang
miskin layak mendapat kredit.
B.
Rumusan Masalah Dari penjelasan
yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah, maka kami dapat mengambil beberapa rumusan
masalah yang akan menjadi obyek
pembahasan dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu sebagai berikut: 1.
Bagaimana konsep Muhammad Yunus dan aplikasi Grameen Bankdalam 7 upaya
pegentasan kemiskinan? 2. Bagaimana analisis hukum Islam tentang konsep
Grameen Bankdalam upaya pegentasan
kemiskina? C. Kajian Pustaka Penelitian
masalah pegentasan kemiskinan yang berkaitan dengan al-Qord al-Hasan secara langsung tidak penulis
temukan, meski terdapat beberapa pembahasan
mengenai pengentasan kemiskinan seperti judul skripsi Sistem Pengentasan Kemiskinan Dalam Hukum Islam Studi
Analisis Tentang Pendayagunaan Zakat
yang ditulis oleh M.To’at Basuki dan yang ditulis oleh Aliyah tentang Amal Usaha Muhammadiyah dalam
Mengatasi Kemiskinan Masyarakat Islam di
Desa Bulubrangsi Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan, atau Megenai al-Qord al-Hasanoleh Nur Khasanah
tentang Analisis Hukum Islam terhadap
Aplikasi CAR (Capital Adequacy Ratio) Syari'ah dan Cara Konvesional (Studi Komparasi) dan yang ditulis
Dicky Radityawan tentang Prinsip
al-Ta'awundalam pembiayaan al-Qord al-Hasan.
Analisis hukum Islam megenai konseppengentasan
kemiskinan oleh Muhammad Yunus secara
khusus tidak penulis jumpai. Dalam penelitian ini penulis mencoba meganalisa konsep Grameen
Bankdalam upaya pegentasan kemiskinan
oleh Muhammad Yunus dengan konsep al-Qord al-Hasan dalam perbankan syari'ah.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi