Rabu, 27 Agustus 2014

Skripsi Syariah:ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMANFAATAN SAWAH GADAI (Persepsi Ulama Salem Terhadap Praktek Gadai Sawah Di Ds. Banjaran, Salem, Brebes)


 BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Islam  adalah  suatu  sistem  dan  jalan  hidup  yang  utuh  dan  terpadu  (a  comprehensive  way  of  life).  Ia  memberikan  panduan  yang  dinamis  dan  lugas  terhadap  aspek  kehidupan,  yakni  melalui  al-Quran  dan  as-Sunnah  Rasulullah SAW. Al-Quran dan as-Sunnah sebagai penuntunan, mempunyai  daya  jangkau  dan  daya  atur  yang  universal,  meliputi  segenap  aspek  dalam  persoalan  kehidupan  umat  manusia,  baik  pada  masa  lampau  (setelah  alQuran diturunkan), masa kini, maupun masa yang akan datang. Hal itu dapat  terlihat  dari  segi  teksnya  yang  selalu  tepat  untuk  diimplikasikan  dalam  kehidupan  aktual,  misalnya  dalam  bidang  muamalah  duniawiyah,  yaitu  bidang  yang  mengatur  hubungan  manusia  dalam  masyarakat  mengenai  kebendaan dan hak-hak serta penyelesaian persengketaan-persengketaan yang  mungkin terjadi dalam pelaksanaan muama lah  tersebut,  dalam  hal  ini  salah  satunya  yang  berkaitan  dengan  pelaksanaan praktek gadai.
  Muh. Syafii Antonio, “Bank Syariah „Dari Teori ke Praktek  ”, Jakarta: Gema Insani, Cet. 1, 2001, bag. Pengantar.
 Chairuman  Pasaribu  dan  Suhrawardi.  K.  Lubis,  “Hukum  Perjanjian  Dalam  Islam”,  Jakarta: Sinar Grafika.

 Gemala Dewi, dkk., “Hukum Perikatan Islam di Indonesia”, Jakarta: Kencana, Cet. 1,  2005, hlm. 5.
 Pembahasan  tentang  gadai  ini  kembali  muncul  ke  permukaan  dalam  beberapa  tahun  terakhir  ini  seiring  dengan  makin  seringnya  masyarakat  melaksanakan  praktek  gadai  tersebut  dalam  menyelesaikan  permasalahan  yang dihadapinya. Salah satu alasan yang melatar belakangi dilaksanakannya  gadai oleh masyarakat ialah karena proses gadai yang tidak memakan waktu  yang  berlebihan.  Selain  itu,  seseorang  dapat  menyelesaikan  masalah  yang  dihadapinya  dengan  segera  dengan  menggunakan  barang  berharga  yang  dimilikinya  sebagai  jaminan  tanpa  harus  takut  kehilangan  barang  tersebut,  karena  pada  akhirnya  saat  ia  mengembalikan  pinjaman  yang  diambilnya,  maka  ia  dapat  langsung  mengambil  kembali  barang  yang  dijaminkannya  tersebut.  Sehingga  ia  dapat  memperoleh  yang  diinginkannya  tanpa  harus  mengorbankan  apa  yang  dimilikinya.  Sehingga  kemudian  banyak  literaturliteratur mengenai akad gadai tersebut.
Syafii  Antonio  dalam  karyanya  menerangkan  bahwa  Gadai  yang  dalam  fikih  dikenal  dengan  akad  ar-Rahn  diartikan  sebagai  “suatu  akad  dimana  menahan  salah  satu  harta  milik  si  peminjam  sebagai  jaminan  atas  pinjaman yang diterimanya”.
 Maksudnya bahwa dalam hal ini si peminjam  (rahin) harus menyediakan harta benda yang dimilikinya, yang benda tersebut  kemudian  akan  dijadikan  jaminan  untuk  piutang  yang  diambilnya  dari  si  pemberi pinjaman (murtahin).
Disampaikan pula oleh Hasbi as-Shiddieqy sebagai berikut:  Muh.  Syafii  Antonio,  Bank  Syariah  Suatu  Pengenalan  Umum,  Jakarta:  Tazkia  Institute, 1999, hlm. 182.
 Artinya:  “Menjadikan suatu benda berharga dalam pandangan syara sebagai  jaminan  atas  utang  selama  ada  dua  kemungkinan,  untuk  mengembalikan atau mengambil sebagian benda itu”.
 Penjelasan lain tentang gadai ini dikemukakan pula oleh Dr. H. Hendi  Suhendi dalam bukunya, bahwa rahn merupakan: Artinya:  “Akad  yang  objeknya  menahan  harga  terhadap  sesuatu  hak  yang  mungkin diperoleh bayaran yang sempurna darinya”.
 Berkenaan dengan akad gadai ini diberikan penjelasan dalam firman  Allah SWT. Qs. Al- Baqarah: 283.
 Artinya:  “Jika  (hendak  bermuamalah  tidak  secara  tunai)  engkau  dalam  perjalanan  sedangkan  engkau  idak  menemukan  seorang  Penulis,  maka  hendaklah  ada  barang  jaminan.  Jika  kamu  sekalian  saling  mempercayai,  maka  hendaklah  orang  yang  dipercayai  tersebut  selalu menjaga kepercayaan tersebut. (Al- Baqarah: 283)”.
 Hasbi as-Shiddieqy, “Pengantar Fiqh Muamalah”, Jakarta: Bulan Bintang, 1984, hlm.
86-87.
 Hendi Suhendi, M  “Fiqh Muamalah”, Jakarta: PT. Raja  Grafindo Persada, 2008, hlm.
105.
 Departemen Aganma RI, „Abdul „Aziz „Abdur Rauf dan Al-  Hafiz (edit), “Mushaf AlQuran Terjemah Edisi Tahun 2002”, Jakarta: Al- Huda, 2005.
 Kemudian  telah  dicontohkan  pula  oleh  Rasulullah  SAW,  yang  dijelaskan  dalam  sebuah  hadits  yang  diriwayatkan  oleh  Imam  Bukhari  dari  Aisyah r.a.: Artinya:  “Dan dari Aisyah r.a, bahwasanya Nabi saw, mengambil makanan  dari  seorang  Yahudi  yang  harganya  akan  dibayarkan  dalam  satu  jangka  waktu  tertentu,  sedang  Nabi  saw,  Sebagai  jaminan  Nabi  menggadaikan  baju  besi  beliau.”  (HR.  Bukhary;  Muslim;  alMuntafaqa II: 350).
 Seperti yang telah diketahui bahwasanya pada umumnya aspek hukum  keperdataan  Islam  (fiqh  muamalah)  dalam  hal  transaksi  mempersyaratkan  rukun  dan  syarat  dan  syarat  syah,  hal  inipun  berlaku  dalam  akad  gadai.
Demikian yang termasuk ke dalam rukun gadai ialah: 1.  Aqid (orang yang berakad) Aqid  ialah  merupakan  pihak  yang  melaksanakan  akad  tersebut  yang  meliputi  dua  arah.  Dalam  akad  gadai  ini  terdapat  dua  aqid  yang  saling berkaitan, yakni; a.  Rahin  yang merupakan pihak menggadaikan barangnya (barang gadai)  dan; b.  Murtahin  yang  merupakan  pihak  yang  berpiutang  dan  menerima  barang gadai.
2.  Maqud alaih (Barang yang diakadkan).
 T.M.  Hasbi  ash-Shiddieqy,  “Koleksi  Hadis-Hadis  Hukum  7”,  Semarang:  PT.  Pustaka  Rizki Putera, Cet. 3, Ed. 2, 2001, hlm. 130   Maqud alaih meliputi dua hal yakni; a.  Marhun merupakan barang yang digadaikan dan; b.  Marhun bihi merupakan utang yang karenanya diadakan akad rahn.
 3.  Shigat al-Aqd (Ijab dan kabul) Merupakan ungkapan para pihak yang melakukan akad.
a.  Ijab adalah pernyataan janji atau penawaran dari pihak pertama untuk  melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
b.  Qabul  merupakan  pernyataan  menerima  dari  pihak  kedua  atas  penawaran yang dilakukan oleh pihak pertama.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi