Rabu, 27 Agustus 2014

Skripsi Syariah:ANALISIS PEMIKIRAN BAMBANG EKO BUDHIYONO TENTANG KA’BAH UNIVERSAL TIME


 BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah Tujuan  penciptaan  manusia  yang  subtansial  adalah  untuk  beribadah  kepada  Allah,  sebagaimana  ditegaskan  dalam  surat  Al  Dzariyat  ayat  56.
 Artinya  seluruh  dimensi  ruang  dan  waktu  memiliki  nilai  yang  sakral  karena  seluruh  makhluk  selalu  bertasbih  dan  beribadah  hanya  kepada  Allah.  Inilah  salah satu kunci utama ajaran Islam yang diyakini merupakan ajaran final yang  lengkap dan paripurna.
Dimensi  waktu  merupakan  hal  yang  sistematis  dan  tidak  bisa  terpisahkan dari semua perbuatan manusia. Waktu yang digunakan manusia di  bumi  dipengaruhi  oleh  dua  benda  angkasa  yang  dalam,  yakni  matahari  dan  bulan.
 Matahari sebagai pusat tata surya dan sumber utama  planet-planet didalamnya,  memiliki  sinar  yang  terang  (sumber  cahaya).  Begitu  pula  dengan  bulan yang bercahaya (menerima pantulan cahaya matahari) pada malam hari.
Bulan memiliki  manzilah-manzilah  (orbit/ garis edar) yang dimanfaatkan oleh  manusia  sebagai  patokan  waktu,  mengetahui  hari,  bulan,  bilangan  tahun  dan  sebagainya dengan perhitungan-perhitungan tertentu.
 Dalam  kajian  astronomi  atau  falakiyyah  mengenal  waktu  matahari  dan waktu menengah. Waktu matahari ialah waktu yang disesuaikan menurut   Dalam ayat ini Allah berfirman yang artinya  “dan Kami tidak menciptakan manusia dan  jin kecuali untuk beribadah kepada Ku”. (QS. 51 : 56).
3  Moedji Raharto,  Matahari  dan Bulan  Bagi Penghuni Bumi, Hendro Setyanto,  Membaca  Langit, Jakarta: Al-Ghurabi, 2008, hlm. ix.
4  Moedji Raharto, Sistem Penanggalan Syamsiyah/Masehi, Bandung: ITB, 2000, hlm. 1.
 perjalanan  matahari  dan  ditunjukkan  oleh  jam  matahari  (sundial),  dalam  bahasa Inggris disebut dengan  Solar Time.
 Sedangkan waktu menengah (ratarata) ialah waktu yang disesuaikan dengan matahari yang terkadang bisa lebih  cepat  atau  lebih  lambat  dari  waktu  yang  sebenarnya.
 Penentuan  waktu  ini  biasanya berdasarkan bujur yang dijadikan pedoman bagi suatu daerah, dalam  bahasa Inggris disebut Mean Time.
 Satuan-satuan  waktu  yang  diorganisasikan  dalam  sebuah  sistem  disebut  dengan  kalender.
 Dalam  literatur  klasik  maupun  kontemporer  istilah  kalender  biasa  disebut  dengan  tarikh,  takwim,  almanak,  dan  penanggalan.
Kalender dibuat untuk tujuan penandaan serta perhitungan waktu dalam jangka  panjang. Kelender juga berkaitan dengan peradaban manusia, karena berperan  penting dalam penentuan waktu berburu, bertani, bermigrasi, peribadatan dan  perayaan-perayaan.
 Beberapa sistem kalender mengacu pada satu siklus astronomi yang  mengikuti  aturan  yang  tepat.  Sistem  kalender  lainnya  mengacu  pada  sebuah  aturan yang abstrak dan  hanya mengikuti sebuah siklus yang berulang tampak  memiliki arti secara astronomis.
 Sejarah  mencatat  bahwa  kalender  Gregorian  merupakan  kalender  yang  disempurnakan  dari  kalender  Julian  dan  Agustan  yang  telah   Susiknan Azhari,  Ensiklopedi Hisab Rukyah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm 28.
 Sugita,  I Made,  Ilmu Falak untuk Sekolah Menengah di Indonesia, Jakarta: J.B Wolters,  1951, hlm 90 .
 Ibid, hlm 28.
 Susiknan Azhari,  op.cit, hlm 115.
 Susiknan  Azhari,  Ilmu  Falak  (Perjumpaan  Khazanah  Islam  dan  Sain  Modern),  Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2004, hlm. 81.
 Tono  Saksono,  Mengkompromikan  Rukyah  dan  Hisab,  Jakarta:  Amaythas  Publicita,  2007, hlm. 47.    diperkenalkan  oleh  Paus  Gregorius  XIII  sejak  24  Februari  1582  M.
 Pada  tahun 1582 M terjadi perubahan siklus musim semi yang lebih cepat dari siklus  sebelumnya. Pada tanggal 4 Oktober 1582 M, Paus Gregorius XIII menetapkan  bahwa  keterlambatan  penanggalan  selama  10  hari  tersebut  harus  dikoreksi.
Pengoreksiannya  dengan  meniadakan  tanggal  5  Oktober  sampai  15  Oktober  1582 M.
 Para  ahli  geografi  mendefinisikan  garis-garis  meridian  (bujur)  sebagai  garis-garis  maya  melalui  kutub  utara  dan  selatan  mengelilingi  bumi.  Garis-garis tersebut diberi sebutan sesuai dengan titik lintasannya (timur  atau  selatan)  dengan  mengacu  garis  meridian  Greenwich  Observatory  di  London  sebagai  garis  meridian   o .  Pada  tahun  1884  M  pada  International  Meridian Conference, di Washington yang dihadiri perwakilan dari 25 negara  (Austria-Hungaria,  Brazil,  Chile,  Kolombia,  Costa  Rica,  Perancis,  Jerman,  Inggris,  Guatemala,  Hawai,  Italia,  Jepang,  Liberia,  Meksiko,  Belanda,  Paraguay,  Rusia,  San  Domingo,  Spanyol,  Swedia,  Swiss,  Turki,  Amerika  Serikat,  Venezuela,  dan  Salvador),  Garis  Meridian  Greenwich  dipakai  secara  International sebagai meridian utama yang merupakan basis perhitungan waktu  Greenwich Mean Time  (GMT). Berjarak 180° dari garis tersebut didefinisikan  sebagai Garis Tanggal International (International Date Lines).
 Secara teori, tengah hari  Greenwich Mean Time  adalah saat di mana  matahari  melewati  Meridian Greenwich  (dan mencapai titik tertinggi di langit   Ibid,  hlm.73.
 Bambang Eko Budhiyono, Kabah Universal Time, Jakarta: Pilar Press, 2010, hlm 45.
 Thomasdjamaluddin.wordpress.com  dengan  judul  “Dapatkah  Mecca  Mean  Time  menggantikan GMT ”diakses pada tanggal 29 Februari 2012 pukul 12.36 WIB.
 di  Greenwich).  Bumi  memiliki  kecepatan  yang  tidak  teratur  dalam  orbit lonjongnya, kejadian ini (tengah hari di Greenwich) bisa 16 menit berbeda dari  waktu  matahari  nyata  (apparent  solar  time)  (perbedaan  ini  dikenal  sebagai  persamaan  waktu).  Namun  tengah  hari  Greenwich  ini  diambil  rata-ratanya  sepanjang  tahun,  dengan  menggunakan  waktu  matahari  atau  Solar  Time.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi