Selasa, 26 Agustus 2014

Skripsi Syariah:ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN BANK, DPK, DAN ROA TERHADAP PROFIT SHARING DEPOSITO MUDHARABAH PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI TAHUN 2008-2011

BAB I PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang Penelitian Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam  bentuk  simpanan  dan  menyalurkannya  kepada  masyarakat  dalam  bentuk  kredit  dan/atau  bentuk  lainnya  dalam  rangka  meningkatkan  taraf  hidup  rakyat.
 Mengingat  semakin  berkembangnya  zaman  maka  akan  semakin  beragam  pula  kebutuhan masyarakat, sehingga kebutuhan jasa keuangan semakin meningkat dan  peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat.
 Dewasa  ini  ketertarikan  masyarakat  terhadap  ekonomi  Islam  semakin  berkembang  pesat.  Hal  ini  ditandai  dengan  mulai  bermunculannya  lembaga lembaga keuangan yang sistem operasinya berazas dan berlandaskan pada huku m  Islam.  Salah  satu  lembaga  keuangan  yang  sedang  hangat  dibicarakan  karena  perkembangan  dan  pertumbuhannya  adalah  Bank  Syariah.  Lembaga  yang  kegiatan  usahanya   tidak  menerapkan  sistem  bunga  seperti  bank  konvensional  lainnya, melainkan sistem  bagi hasil  atau  profit sharing.
 Upaya awal penerapan  sistem  profit  and  loss  sharing  tercatat  di  Pakistan  dan  Malaysia  sekitar  tahun  1940-an,  yaitu  adanya  upaya  mengelola  dana  jamaah  haji  secara  no n  konvensional. Dari situlah kemudian muncul rintisan Institusional lain nya adalah  Islamic Rular Bank di Desa Mit Ghamr pada tahun 1963 di Kairo Mesir.

  Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada  University Press, 2009, hlm.
 Kasmir,  Bank  dan  Lembaga  Keuangan  Lainnya  ,  cet  ke-6,  Jakarta:  PT  Raja  Grafindo  Persada, 2003 hlm. 27.
 Shofiniyah Ghufron,Konsep dan  Implementasi Bank Syariah, Jakarta: Renaisan, 2005,  hlm.12.
 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari teori ke praktek, Jakarta: Gema Insani  Press, 2001, hlm 18.
 Perkembangan  perbankan  syariah  di  negara-negara  muslim  berpengaruh  terhadap  perkembangan  perbankan  di  Indonesia.  Eksistensi  bank  syariah  di  Indonesia secara formal telah dimulai sejak tahun 1992 dengan diberlakukannya  UU  No.7  tahun  1992  tentang  Perbankan.  Undang-Undang  tersebut  memberi  kebebasan kepada bank dalam menentukan imbalan yang akan diberikan kepada  nasabah,  baik  berupa  bunga  ataupun  bagi  hasil.  Berdasarkan  Undang-Undang  perbankan No.7 tahun 1992 tersebut, maka berdirilah Bank Muamalat Indonesia  sebagai bank syariah di Indonesia.
 Perkembangan bank syariah semakin pesat  tatkala dikeluarkannya Undang-Undang nomor 10 tahun 1998  tentang perbankan, revisi dari  Undang-Undang nomor 7 tahun 1992 yang memungkinkan perbankan  menjalani  dual  banking  sistem  atau  bank  konvensional  dapat  mendirikan  divisi  syariah.
 Sejak saat itulah perbankan syariah mulai tumbuh dimana-mana.
Faktor  lain  yang  mendukung  tumbuh  dan  berkembang  pesatn ya  bank  syariah  di  dalam  negeri  adalah  mayoritas  penduduk  Indonesia  adalah  beragama  Islam.  Semakin  sadarnya  masyarakat  Indonesia  untuk  menjalankan  prinsip  agamanya  disegala  aspek  kehidupan  khususnya  dalam  segi  perekonomian  mendorong  mereka  untuk  mulai  mencari  solusi  pemenuhan  kebutuhan  mereka  baik  dari  segi  investasi  atau  pemenuhan  modal  dengan  cara  yang  halal  atau  terbebas dari praktek bunga. Dengan kata lain, kehadiran Bank Syariah sebagai  salah  satu  solusi  alternatif  terhadap  persoalan  pertentangan  anta ra  bunga  bank  dengan riba.
  Popy Turlina Sri Handayani dan Ahim Abdurahim, Pengaruh Rasio Keuangan  Terhadap Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah Bank Syariah pada BSM dan BMI tahun  2006-2008,  Jurnal Akuntansi Dan Investasi  vol X No.2, 2009, hlm. 116-  Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah Indonesia, Yogyakarta:  Gadjah Mada  University Press, 2009, hlm.
 Muhammad , Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005, hlm.14.
 Riba  atau  bunga  sangat  diharamkan  karena  riba  bermakna  ziyadah  atau  tambahan. Seperti yang di jelaskan pada Surat Al -Baqarah ayat 275 : Orang-orang  yang  makan  (mengambil)  riba  tidak  dapat  berdiri  melainkan  seperti  berdirinya  orang  yang  kemasukan  syaitan  lantaran  (tekanan)  penyakit  gila.  keadaan  mereka  yang  demikian  itu,  adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli  itu  sama  dengan  riba,  padahal  Allah  Telah  menghalalkan  jual  beli  dan  mengharamkan  riba.  orang-orang  yang  Telah  sampai  kepadanya  larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti   (dari mengambil riba), Maka  baginya  apa  yang  Telah  diambilnya  dahulu  (sebelum  datang  larangan);  dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil  riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di  dalamnya.
 (Al-Baqarah:275) .   Dengan  telah  diberlakukannya  Undang-Undang  No.21  Tahun  2008  tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan  industri  perbankan  syariah  nasional  semakin  memiliki  landasan  hukum  yang  memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi.
 Dengan  progres  perkembangannya  yang  impresif,  yang  mencapai  rata-rata  pertumbuhan  aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran  industri  perbankan  syariah  dalam  mendukung  perekonomian  nasio nal  akan  semakin  signifikan.  Tingginya  kepercayaan  masyarakat  dan  pemerintah  kepada  industri perbankan syariah telah direspon dengan baik melalui peningkatan kinerja   Departemen Agama RI, Al-Quran  dan Terjemahannya, Bandung: CV Diponegoro,  2007, hlm.
 www.bi.go.id   dan  layanan  perbankan  syariah  yang  semakin  membaik.  Perkembangan  yang  menggembirakan mulai  tercermin yaitu dengan bertambahnya jumlah kantor dan  jaringan  kantor  bank  syariah.  Data  publikasi  dari  laporan  perkembangan  perbankan  syariah  2011  (LPPS)  menggambarkan  bahwa  jumlah  bank  yang  melakukan  kegiatan  usaha  syariah  pada  tahun  2011  meningkat  seiring  dengan  munculnya  bank  syariah  baru  baik  dalam  bentuk  Bank  Umum  Syariah  (BUS)  maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
 Tabel 1.1.

Perkembangan Jaringan Kantor Bank Syariah Kelompok Bank  2008  2009  2010   Bank umum syariah  5  6  11   Unit usaha syariah  27  25  23   Jumlah kantor BUS dan UUS  953  998  1477   Jumlah layanan syariah  1470  1929  1277   BPRS  131  138  150   Sumber : Data Publikasi Bank Indonesia,  diolah untuk penelitian  Peningkatan  juga  terjadi  pada  Total  aset  perbankan  syariah  (BUS  dan  UUS)  mencapai  Rp127,19 triliun  atau  meningkat  tajam  sebesar  48,10%, jumlah  nilai simpanan masyarakat yang mencapai Rp 101,57 triliun pada Oktober 2011  atau  meningkat  52,79%  dan  penyaluran  dana  masyarakat  meningkat  sebesar  46,43% menjadi Rp122,73 triliun.

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi