Kamis, 28 Agustus 2014

Skripsi Syariah:ANALISIS PENYEBAB TERJADINYA PEMBIAYAAN BERMASALAH DI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM (LKI) BUANA KARTIKA KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK


 BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah Islam  diturunkan ke dunia adalah sebagai rahmatan lil „alamin. Sedangkan  tugas  manusia  sebagai  kholifah  Allah  adalah  menjaga  dan  mengusahakan  agar  rahmatan  lil  „alamin  dapat  berkesinambungan  dinikmati  oleh  seluruh  manusia,  bahkan harus dikembangkan untuk kesejahteraan seluruh alam.
Penetapan manusia sebagai kholifah Allah di muka bumi  (bukan di akhirat)  mengisyaratkan bahwa dunia ini sangat penting untuk dipikirkan terlebih dahulu  atau  diprioritaskan.  Dunia  adalah  sebagai  jembatan  untuk  menuju  kehidupan  akhirat  yang  lebih  baik.  Apabila  kehidupan  dunia  jelek,  maka  kehidupan  diakhirat  akan  jelek  pula.  Hal  tersebut  menunjukkan  suatu  proses  yang  harus  dimulai dari permulaan sampai akhir yang harus dilaksanakan secara konsekuen.
Demikian  Islam memandang kehidupan dunia sangat positif, bukan berarti  bahwa  kehidupan  akhirat  tidak  penting.  Namun,  hanya  sekedar  menegaskan  bahwa segala urusan manusia untuk memperbaiki dunia adalah termasuk ibadah  yang dapat juga memperbaiki nasib manusia dikemudian hari kelak. Demikian  pula  perbaikan-perbaikan  kesejahteraan  kehidupan  manusia  melalui  rangkaian  tindakan  ekonomis  yang  bertujuan  untuk  menghindari  adanya  kemiskinan  dan  kesengsaraan  diri.  Rasulullah  SAW  sangat  menghargai  orang  yang  produktif,  peka terhadap lingkungan, menguasai informasi dan mempunyai dinamika serta  kreatifitas  yang  tinggi,  sehingga  mampu  menciptakan  lapangan  kerja  dan  menumbuhkan wawasan ekonomi yang luas.

Untuk  memulai  usaha  atau  meningkatkan  produktifitas,  salah  satu  faktor  penunjang  yang  penting  adalah  ketersediaan  modal  yang  cukup,  adakalanya  orang  mendapatkan  modal  dari  simpanan  atau  dari  keluarga,  ada  pula  yang  meminjam  dari  rekan-rekan.  Jika  tidak  tersedia,  maka  peranan  lembaga  keuangan menjadi sangat penting karena dapat menyediakan modal bagi orang  yang ingin berusaha.         Dalam bermuamalah (jual beli, hutang piutang, sewa menyewa dan lainnya)  dituntut  adanya  pengelolaan  yang  baik  dan  professional  berdasarkan  prinsipprinsip manajemen. Sebuah lembaga keuangan tidak bisa dikelola, hanya dengan  bekal  semangat  saja.  Namun  aspek  ekonomi  dan  manajemen  keuangan  harus  dikuasai  secara  maksimal  agar  dapat  memaksimalkan  pengelolaan  dana,  maka  manajemen sebuah  Lembaga Keuangan  Islam harus memperhatikan tiga aspek  penting  dalam  pembiayaan  yaitu  :  aman,  lancar,  dan  menguntungkan  .  Untuk  memastikan  bahwa  modal  yang  telah  diberikan  tersebut  aman,  lancar,  menguntungkan,  maka  sebelum  modal  dicairkan  terlebih  dahulu  diadakan  analisis  pembiayaan,  pemberian  modal  tanpa  diadakannya  analisis  terlebih  dahulu  akan  sangat  membahayakan  pemberi  modal  (Bank  atau  Lembaga  Keuangan  Syariah).  Berkaitan  dengan  pinjam  meminjam  tidak  ada  larangan  dalam islam, bahkan dianjurkan agar terjalin hubungan saling menguntungkan,  sehingga  terjalin  hubungan  persaudaraan.  Hal  tersebut  sejalan  dengan  firman  Allah SWT dalam Al-Quran surat al-Baqarah : 282.
 “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak  secara  tunai  untuk  waktu  yang  ditentukan,  hendaklah  kamu  menuliskannya.  dan  hendaklah  seorang  penulis  di  antara  kamu  menuliskannya  dengan  benar.  dan  janganlah  penulis  enggan  menuliskannya  sebagaimana  Allah  mengajarkannya,  maka  hendaklah  ia  menulis,  dan  hendaklah  orang  yang  berhutang  itu  mengimlakkan  (apa  yang  akan  ditulis  itu),  dan  hendaklah  ia  bertakwa  kepada  Allah  Tuhannya,  dan  janganlah  ia  mengurangi  sedikitpun daripada hutangnya (QS. Al Baqarah : 282)”.
 Tanpa  analisis  terlebih  dahulu  nasabah  akan  dengan  mudah  memberikan  data-data  fiktif,  sehingga  dimungkinkan  usaha  yang  sebenarnya  tidak  layak   Muhammad  Ridwan,  Manajemen  Baitul  maal  Wa  Tamzil,  Yogyakarta  :  UII  Press,  2004,  hlm. 164.
 M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keselarasan Al-Quran, Volume  1, Cet. VI, Jakarta : Lentera Hati, 2006, hlm. 603.
 dibiayai  menjadi  layak.  Akibatnya  modal  yang  telah  diberikan  sedikit  ditarik  kembali karena usaha yang dibiayai tidak mendapatkan keuntungan dan bahkan  mungkin akan menjadi merugi.
Lembaga Syariah baik  perbankan  maupun non perbankan sebagai lembaga  baru  yang  muncul  belakangan  dibandingkan  dengan  Lembaga  Keuangan  Konvensional,  dalam  operasionalnya  akan  menghadapi  permasalahanpermasalahan  yang  juga  merupakan  tantangan  tersendiri  bagi  Lembaga  Keuangan Islam.
Pihak-pihak  yang  terlibat  dalam  operasionalnya  lembaga  ini  didasarkan  pada  ikatan  emosional  keagamaan  yang  sama.  Maka  diantara  pihak-pihak,  khususnya  pengelola  dan  nasabah  harus  saling  percaya,  bahwa  mereka  sama  beritikad  baik  dan  jujur  di  dalam  bekerja  sama.  Demikian  kredibilitas  moral  sangat  menentukan  bagi  pengelola  bank  apabila  kredibilitasnya  tidak  baik  dan  tindakannya  dapat  merugikan  nasabah,  ia  dapat  dikenakan  sanksi  administrasi  maupun sanksi gender sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Juga  akan  kesulitan  untuk  memberikan  sanksi,  karena  dalam  Lembaga  Keuangan  Syariah  tidak  mengenal  adanya  bunga,  denda  keterlambatan  dan  sebagainya  .
Sitem  bagi  hasil  yang  menuntut  tingkat  profesionalisme  yang  tinggi  bagi  pengelola  untuk  membuat  perhitungan  yang  cermat  dan  terus-menerus,  karena  perolehan  dari  sistem  bagi  hasil  pada  tingkat  keberhasilan  nasabah  dan  keberhasilan  usaha  nasabah  tergantung  pada  tingkat  profesionalismenya.
Sedangkan persoalan yang dihadapi oleh pengusaha kecil yang sangat kompleks.
Pengusaha kecil tidak memiliki perencanaan dan strategi  yang baik, usaha  yang  dilakukan  sekedar  uji  coba  atau  coba-coba  dan  tingkat  pendidikan  dan  ketrampilan  yang  rendah,  kurang  mengetahui  atau  memahami  etika  bisnis  dan  kurang  disiplin  sehingga  mencampurkan  keuangan  usaha  dengan  keuangan  rumah tangga.
 Warkum  Sumitro,  Asas-asas  Perbankan  Islam  dan  Lembaga-lembaga  Terkait,  BMI  dan  Tafakul di Indonesia,Jakarta : Raja grafindo Persada, 2002, hlm . 28   Melihat  fenomena  tersebut  di  atas,  maka  Gerakan  Ansor  Anak  Cabang  Mranggen  yang  dipimpin  oleh    Arif  Setiawan,  S.Ag,  S.Sos  mencoba  untuk  mencari  solusi  permasalahan  yang  dihadapi  masyarakat  Mranggen  dengan  mendirikan  Lembaga  Keuangan  Islam  yang  menggunakan  sistem  syariah.
Dengan  didirikannya  Lembaga  tersebut  diharapkan  dapat  menghindarkan  ketergantungan  masyarakat  terhadap  rentenir  atau  lintah  darat.  Disamping  itu  agar  dapat  melakukan  pembinaan,  pendampingan  dan  penyuluhan  terhadap  pengusaha kecil menengah.  Sehingga masyarakat dapat terhindar dari kefakiran,  karena kefakiran akan mendekatkan kepada kekufuran.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi