Rabu, 27 Agustus 2014

Skripsi Syariah:ANALISIS PERUBAHAN ANGSURAN PADA PEMBIAYAAN MULTIGUNA DI BTN SYARIAH KANTOR CABANG SEMARANG


 BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Islam merupakan satu-satunya agama yang bisa dikatakan sempurna dimuka bumi  ini, hal ini terbukti dengan ajaran-ajaranya  yang mengatur dalam semua lini kehidupan.
Islam mengatur bagaimana tata cara agar manusia bisa mencapai kesuksesan tidak hanya  didalam dunia tapi lebih  dari itu, bagaimana agar manusia bisa mencapai kesuksesan di akhirat.
Islam  menyadari  sepenuhnya  bahwa  antara  kehidupan  dunia  dan  akhirat  harus  terjadi  keseimbangan,  oleh  karenanya  diantara  keduanya  tidak  ada  satu  yang  lebih  diutamakan.  Krisis  yang  menghantam   dunia  dan  Indonesia  seolah  menjadi  satu  bukti  nyata  bahwa  kembali  kepada  ajaran-nya  merupakan  solusi  nyata  dari  berbagai  masalah  yang tiada pernah henti melanda negeri ini, termasuk diantaranya masalah ekonomi dan  keuangan.
Perkembangan  lembaga-lembaga  keuangan  syari’ah  tergolong  cepat,  salah  satu  alasannya  adalah  karena  keyakinan  yang  kuat  dikalangan  masyarakat  muslim  bahwa  perbankan  kovensional  itu  mengandung  unsur  riba  yang  dilarang  agama  Islam.
Rekomendasi  hasil  loka  karya  utama  bunga  tentang  bunga  bank  dan  perbankan  itu  ditujukan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) kepada pemerintah dan seluruh umat  Islam.

 Perkembangan  perbankan  syari’ah   di  Indonesia  juga  diperkuat  dengan  munculnya UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan UU No. 7 Tahun  1997 Tentang  Perbankan, hal itu disebutkan bahwa sistem perbankan syari’ah dikembangkan dengan  tujuan :  Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta : Ekonisia, 2003, hlm. 32    1.  Memenuhi kebutuhan dan jasa perbankan bagi masyarakat  yang tidak menerima  konsep bunga.
2.  Membuka  peluang   pembiayaan   bagi  pengembangan  usaha  berdasarkan   prinsip  kemitraan.
 Dalam  Bank  Syari’ah  hubungan  antara  Bank  dengan  nasabah  bukan  hubungan  debitur  dengan  kreditur,  melainkan  hubungan  kemitraan  antara  penyandang  dana  (shohibul  maal)  dengan  pengelola  dana  (mudhorib),  oleh  karena  itu  tingkat  laba  Bank  Syari’ah tidak saja berpengaruh terhadap tingkat hasil untuk para pemegang saham tetapi  juga  berpengaruh  terhadap  tingkat  bagi  hasil  yang  dapat  diberikan  kepada  nasabah  penyimpan  dana.  Hubungan  kemitraan  ini  merupakan  bagian  yang  khas  dari  proses  berjalannya mekanisme Bank Syari’ah.
 Secara  umum  lembaga  keuangan  syari’ah  telah  menawarkan  berbagai  macam  produk  yang  dimilikinya,  salah  satunya  yaitu  menggunakan  akad  jual  beli.  Dari  sekian  banyak itu  ada jenis jual beli yang telah banyak dikembangkan sebagai sandaran pokok  dalam  pembiayaan  modal  kerja  dan  investasi  dalam  perbankan  syari’ah  yaitu  Bai’  al  Murabahah.
Murabahah berasal dari kata “ribh”  yang berarti keuntungan. Murabahah adalah  transaksi  jual  beli  di  mana  bank  menyebut  jumlah  keuntungannya.  Bank  bertindak  sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual diambil dari harga beli  bank dari pemasok ditambah dengan keuntungan.
 Dalam  perkembangan  Bai’  al  Murabahah,  cara  pembayaran  murabahah  dapat  dilakukan  secara  angsuran.  Penelitian  ini  dimaksudkan  untuk  mengetahui  pelaksanaan  akad murabahah multiguna di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Semarang  (BTN  KCS  Semarang).  Dalam  melengkapi  data  yang  diperoleh  dari  penelitian  Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Edisi 2, Ekanisa, Yogyakarta  Adiwarman Karim,Bank Islam:Analisis Fiqih dan keuangan,Jakarta:IIIT,2003,hal 86    kepustakaan, perlu didukung dengan penelitian lapangan. Penelitian ini dilaksanakan di  BTN KCS Semarang, yang diambil dengan cara Wawancara ataupun dengan cara melihat  langsung  praktiknya  secara  langsung  menggunakan  pembiayaan  tersebut  dengan  guna  untuk  memenuhi  kebutuhan  kita.  Pelaksanaan  murabahah  multiguna  di  BTN  KCS  Semarang   juga  telah  sesuai  dengan  prinsip  syariah,  karena  telah  terhindar  dari  Unsur  Maisir,  Gharar,  Riba  dan  Bathil.  Unsur  maisir  (untung-untungan)  dapat  dihilangkan  dengan adanya kepastian proyek dan tingkat pengembalian yang jelas, sesuai dengan akad  yang  telah  disepakati  pada  awal  kerjasama,  unsur  gharar  (ketidakpastian)  dalam  penerapannya dapat dihindari  dengan adanya kepastian angsuran pembayaran, unsur riba  (bunga) dapat dihilangkan  dengan konsep jual beli dan unsur bathil (ketidakadilan) dapat  dihindari dengan adanya kejelasan mengenai harga obyek yang akan dibeli oleh nasabah  dan keuntungan yang diambil oleh BTN KCS Semarang.  Dari seluruh pemaparan diatas,  dapat  diambil  kesimpulan  bahwa  produk  murabahah  multiguna  BTN  KCS  Semarang  secara  komprehensif  telah  sesuai  syariat  Islam  Kata  kunci:  Murabahah  Multiguna  dan  Prinsip-Prinsip  Syariah.    Oleh  karena  itu,  penulis  menggunakan  judul  “ANALISIS  PELAKSANAAN  ANGSURAN  PEMBIAYAAN  MULTIGUNA  BTN  SYARIAH  CAB. SEMARANG” sebagai obyek penulisan tugas akhir.
1.2.Perumusan Masalah Berdasarkan  latar  belakang  masalah  diatas,  ada  permasalahan  pokok  dalam  penyusunan tugas akhir “ Prosedur pelaksanaan pembiayaan multiguna BTN Syariah cab.
Semarang” dengan penjabaran sebagai berikut; 1.  Bagaimanakah  prosedur  pengajuan  pembiayaan  Multiguna  di  BTN  Syariah  cab.
Semarang?   2.  Bagaimanakah  teknik  perhitungan  margin  dan  angsuran  pada  pembiayaan  murabahah? 3.  Analisis akad murabahah yang diterapkan sudah sesuai dengan prinsip syariah? 1.3.Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan tugas akhir ini, antara lain: 1.  Untuk  mengetahui  bagaimana  prosedur  pengajuan  pembiayaan  Multiguna  di  BTN  Syariah cab. Semarang 2.  Untuk  mengetahui  bagaimana  teknik  perhitungan  margin  dan  angsuran  pada  pembiayaan murabahah.
4.  Untuk mengetahui solusi akad yang digunakan guna untuk kejelasan.
1.4.Manfaat Manfaat penulisan tugas akhir ini untuk berbagai pihak, di antaranya: 1.  Bagi Penulis -  Dapat  menambah  wawasan  dan  pengetahuan  tentang  prosedur  pengajuan  pembiayaan dan penentuan keuntungan (marjin) pada pembiayaan Murabahah.
-  Untuk  memenuhi  tugas  dan  melengkapi  syarat  guna  memperoleh  gelar  Ahli  Madya dalam ilmu perbankan syari’ah.
2.  Bagi Lembaga Keuangan Syariah -  Sebagai bahan evaluasi dalam upaya pengembangan produk yang lebih baik.
-  Dapat memperkenalkan eksistensi  lembaga  dimata  masyarakat luas serta dapat  digunakan sebagai masukan.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi