BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Ilmu falak adalah
ilmu yang langka di kalangan masyarakat umum. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya referensi
dalam bidang ilmu
ini, baik berupa kitab maupun buku yang membahas secara detail
tentang ilmu falak. Ilmuini lebih berkembang
di lingkungan pondok
pesantren, sehingga referensi referensi ilmu ini tidak heran jika
berbahasa arab dan biasanya disebut kitab.
Salah satu kitab klasik yang
menjelaskan tentang ilmu falak adalah kitab Ad-Durus al-Falakiyyah. Kitab ini
memuatperhitungan mencari
penanggalan masehi, deklinasi
matahari, data-data yang
digunakan untuk mencari
awal waktu salat, dan arah kiblat
yang menggunakan alat hitungRubu’ Mujayyab dan
Logaritma.Penulis kitab ini adalah ulama karismatik, salafi murni, yaitu Muhammad Ma’sum bin Ali, Kawarun, Jombang,
Jawa Timur.
Pembahasan ilmu
falak dalam kitab
ini terdiri dari
tiga bagian, antara bagian
satu dengan bagian
yang lainnya saling
menyempurnakan karena isi pembahasannya sama,
hanya pembahasan pada
bagian sebelumnya lebih simpel
dan bagian berikutnya
sebagai pembahasan yang
menyempurnakan pada bagian
pertama.
Dalam perkembangan ilmu falak di
Indonesia, Ad-Durus al-Falakiyyah ini
memiliki posisi yang sangat penting. Hal ini dibuktikan dari beberapa kitab yang merupakan terjemahan langsung dan
ringkasan dari keti ga bagian kitab Muhammad
Ma’shum bin Ali, Ad-Durus al-FalakiyyahLi
madari as-Salafiyyah, Bagian ke-1 s.d.3, Surabaya: Maktabah Sa’ad
bin Nashir Nabhan Wa Auladih, 1992, hlm. 2-15.
Ad-Durus
al-Falakiyyah. Adanya penerjemahan
langsung ini membutikan bahwa
kitab Ad-Durus al-Falakiyyah
memiliki posisi yang
sangat strategis dalam pengembangan ilmu falak di Indonesia.
Kitab-kitab itu
diantaranya adalah kitab
Tibyan al-Miqat.
Kitab
ini merupakan ringkasan dari
kitab Ad-Durus al-Falakiyyah. Hal ini
bisa dilihat dari materi
yang dibahas dan
sistem perhitungan waktu salat
dan arah kiblat
yang menggunakan alat
Rubu’ Mujayyab. Adapun
modifikasinya yaitu dilengkapi
dengan gambar petunjuk
tentang tatacara pengambilan data dengan
menggunakanRubu’ Mujayyab,
dalam aplikasi mencari datadata yang diperlukanuntuk mencari
awal waktu salat dan arah kiblat, tetapi tidak
dilengkapi dengan perhitungan
dengan menggunakan daftar logaritma.
Kitab ini diterbitkan
oleh pondok pesantren Al-Falah,
Ploso, Mojo, Kediri, Jawa Timur.
Selain Tibyan
al-Miqaat, kitab yang
merupakan terjemahan Ad-Durus al-Falakiyyah
yaitu kitab Pelajaran
Astronomi karya Abdul
Kholiq.
Terjemahan
ini menggunakan bahasa
Indonesia dan penulisannya
pun menggunakan font
Indonesia bukan font
Arab. Kitab terjemahan
ini terdiri atas dua
bagian yang dilengkapi
dengan contoh dan
cara pengambilan data, juga
dijelaskan tentang trigonometri Rubu' Mujayyab.
Terjemahan Ad-Durus
al-Falakiyyah yang lengkap
dari bagian pertama
sampai dengan ketiga
yaitu Kitab Tarjamah
Ad-Durus al- Madrasah Assalafiyah
Al-falah, Tibyan al-Miqaat
fi Ma’rifah al-Auqaat
wal Qiblah, Kediri: Madrasah Assalafiyah Al-falah, tt.
Syekh
Muhammad Ma’sum Bin
Ali Addurusul Falakiyyah,
Abdul Kholiq, "
Terj. Addurus al-Falakiyyah, tt.
Falakiyyah
(Li al-madrasah al-‘aliyah
kudsiyah menara Kudus)
karya Yahya Arif. Terjemahan ini
sesuai dengan kitab aslinya, yaitu pembahasan terjemahan
bagian pertama sama
dengan apa yang
dibahas pada bagian pertama
dalam kitab Ad-Durus
al-Falakiyyah, dan begitu
juga dengan terjemahan pada bagian selanjutnya.
Bahasa penulisan
yang digunakan dalam
terjemahannya adalah bahasa Indonesia dengan tulisanmenggunakan
font Arab, sehingga kata yang berbahasa Indonesia
itu ditulis menggunakan
huruf Arab. Bentuk
penulisan seperti ini
sedikit merepotkan pembaca, apalagi
pembeli kitab itu di pasaran tanpa
adanya pembimbinng, sehingga
akan menimbulkan pemahaman
y ang berbeda, karena tulisan itu
tidak berharokat.
Selain posisi
kitab Ad-Durus al-Falakiyyah
itu sendiri, Rubu’ Mujayyab yang
menjadi alat bantu hitung dalam
kitab ini masih diajarkan di
beberapa pondok pesantren,
diantaranya PP. Ghozaliyyah
Syafi’iyyah Sarang Rembang, PP.
Qudsiyyah Kudus, PP. Matholi’ul Falah Kajen Pati, PP.
Salafiyyah Ploso Mojo
Kediri, PP. Al-Mahrusiyyah Lirboyo
Kediri, dan PP. Roudhotul Ulum
Jember.
Dari
beberapa penjelasan di
atas, posisi kitab
Ad-Durus al-Falakiyyah ini sangat
penting sekali dalam
penyebaran ilmu falak
di Indonesia dan memiliki
tempat yang strategis dan dianggap kitab yang sangat bagus tentang Yahya
Arif, K.H. M.
Ma’sum Bin Ali
Ad-Durus al-Falakiyyah, Te rj,
Ad-Durus alFalakiyyah , Kudus: Maktabah
Al-madrasah Kudsiyyah, Tt.
Hendro Setyanto, Modul Kuliah Rubu’
al-Mujayyab: Concept and Practice In Indonesia, Fakultas
Syari’ah IAIN Walisongo
Semarang, hlm. 139.
Makalah ini pernah
dipresentasikan di Seoul
dalam acara Asronomical
Instruments and Archieves
From the Asia-Pacific
Region di Yonsei University pada
tahun 2004.
kajian
yang ada di
dalamnya. Sebagai kitab
yang menjadi rujukan
untuk pengembangan ilmu
falak, maka penulis
sangat tertarik untuk meneliti
kitab ini.
Rubu’ Mujayyab yang
merupakan alat hitung
yang digunakan untuk mencari
data-data dalam penyelesaian awal waktu salat dan arah kiblat dalam kitab
ini merupakan alat
yang digunakan pada
abad pertengahan, yang gunanya
untuk memecahkan masalah dalam bidang Spherical Astronomy, dan merupakan
alat pengamatan yang ditemukan setelah Astrolabe, karena alat ini bisa
menyelesaikan masalah dalam
pengamatan benda langit
dengan lintang yang
berbeda. Dengan data
geografis yang berbeda,
maka data-data benda langit
yang ada itu akan berb eda juga.
Jalan
yang ditempuh dalam
menghitung arah kiblat
dengan Rubu’ Mujayyab dalam
kitab Ad-Durus al-Falakiyyah
ini cukup panjang
dan memerlukan kecermatan,
sehingga berbeda dengan menghitung menggunakan kalkulator
dan alat perhitungan yang digital lainnya. Dalam hisab waktu salat Spherical Astronomy adalah ilmu yang sangat
terkait dengan arah di mana bintang-bintang itu berada
dan untuk menggambarkan arah dalam kaitannyadengan posisi pada permukaan
suatu lapisan garis lurus, yang tergabung antara
peninjau
denganbintang-bintang, dan tumpang tindih permukaan
ini, Lihat W,M
Smart, Textbook on
Spherical Astronomy, London:
Cambridge University Press, 1989,
hlm. 1.
Astrolabe adalah gambaran dari
model matematis langit, Alat
ini dapat diatur
untuk memeberikan data
angkasa dan penunjuk
waktu sepanjang tahun,
pengukuran terrestial, dan informasi astrologi
yang memecahkan beragam
masalah astronomi dan
penanggalan, termasuk penentuan
waktu salat dan
penentuan arah kiblat,
Lihat Howard R
Turner, Sains Islam
Yang Mengagumkan (sebuah catatan
terhadap abad pertengahan), Terj Science
in Medieval Islam An Illustrated
Introduction, Bandung: Nuansa, 2004, hlm. 101.
David A. King, Islamic Mathematical Astronomy,
London: Variorum Reprints, 1986,Part III,
hlm. 533.
Kalkulator adalah sebuah alat hitung.
Kalkulator yang digunakan untuk perhitungan dalam ilmu
falak adalah kalkulator
scientific, yaitu kalkulator yang
sudah menggunakan trigonometri, yaitu Sinus, Cosinus, dan Tangen.Lihat
Sriyatin Shadiq, makalah Pelatihan dan Pendalaman Ilmu Falak dan Hisab Rukyat (Kompas Muterpas), yang
diselenggarakan oleh mahasiswa pasca sarjana IAIN Walisongo Semarang, 10-11 Januari 2009.
dan
arah kiblatnya itu
harus mencari data-data
yang belum familiar
di masyarakat umum.
Istilah-istilah itulah yang
merupakan alur pengerjaan perhitungan arah kiblat dalam kitab ini.
Istilah-istilah yang
harus dicari terlebih
dahulu, yang merupakan
datadata untuk pengerjaan
hisab arah kiblat
yaitu Thul (data
bujur) tempat yang akan dihitung
arah kiblatnya, Bu’d
al-Quthr, al-Ashl al-Muthlak,
al-Ashl alMu’addal, Irtifa’
as-Sumt, Hisshoh as-Sumt,
Ta’dil as-Sumt, dan
Jaib asSa’ah. Data-data
itu diperoleh dari
data-data yang sudah
ada dalam Rubu’ Mujayyab. Kombinasi
antara Khoith dan Muri yang
nantinya akan menghasilkan data-data yang dicari.
Berbeda
halnya dengan perhitungan
sistem Segitiga Bola yang menggunakan alat hitung kalkulator. Di dalam
perhitungan Segitiga Bola, data yang diperlukan
adalah data lintang
dan bujur Ka’bah,
dan data lintang
dan bujur tempat yang akan dihitung arah kiblatnya. Setelah
itu dicari data beda bujur
antara bujur tempat
dengan bujur Ka’bah.
Kemudian data-data itu dimasukan kedalamrumus yang sangat
simpel. Dengan demikian metode ini sangat mudah sekali untuk dipahami oleh
masyarakat umum.
Sebelum
dikenal daftar logaritma,
perhitungan dalam ilmu
falak menggunakan Rubu’
Mujayyab ini. Sekalipun sekarang
sudah dikenal daftar logaritma
maupun kalkulator, namun
masih banyak pondok
pesantren yang masih
menggunakan Rubu’ Mujayyab sampai sekarang,
disamping mereka Abdul
Kholiq, Syeh Muh.Ma’sum
Bin Ali Ad-Durus
al-Falakiyyah, Terj. Addurusul Falakiyyah, tt, hlm. 29.
Muhammad Ma’shum bin Ali,op. cit., Jilid1,
hlm. 9-14.
Muhyiddin Khazin, op. cit., hlm. 16.
menggunakan kalkulator atau daftar logaritma.
Ini membuktikan masih ada orang yang memperhatikan dan ikut melestarikan
metode ini.
Di dalam
perhitungan yang menggunakan
bantuan kalkulator, hanya memasukan data-datanya
saja dan setelah
itu tinggal tekan
enter, maka hasilnya
akan keluar. Adapun
perhitungan dengan menggunakan
Rubu’ Mujayyab yang terdapat dalam
kitab Ad-Durus al-Falakiyyah
itu harus menempuh
beberapa langkah. Dengan
kombinasi dari Muri dan
Khoit akan mendapatkan
data yang dicari.
Semua langkah itu
harus ditempuh dengan seksama,
karena skala data
Menit dalam Rubu’ Mujayyab itu
tidak ada tandanya, sehingga hasilnya perkiraan.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi