Jumat, 22 Agustus 2014

Skripsi Syariah:KREATIVITAS GURU AGAMA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI BATU


 BAB I  PENDAHULUAN  
A.  Latar Belakang Masalah   Dalam era perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi  sekarang  ini,  pendidikan  agama  semakin  dibutuhkan  oleh  manusia,  terutama  pendidikan agama yang di harapkan makin memperkuat landasan spiritual, moral,  etik  dalam  perkembangan  zaman  yang  semakin  modern,  yang  ditandai  dengan  kemajuan IPTEK dan informasi seperti zaman sekarang.
 Pendidikan agama tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan tentang  agama, tetapi yang lebih penting adalah menanamkan  rasa cinta terhadap agama  agar  mereka  mempunyai  pola  pikir  yang  sesuai  dengan nilai-nilai  ajaran  agama  pendidikan agama, sehingga mereka mendapatkan keyakinan benar dalam agama  serta  mereka  mampu  untuk  mengubah nilai  dan sikap  yang  tidak  sesuai dengan  ajaran agama.
 Pendidikan Agama merupakan mata pelajaran yang paling mendasar bagi  setiap  manusia  dan  dengan  di  masukkanya  pelajaran  Pendidikan  Agama  ini  di  dalam kurikulum di sekolah-sekolah dari SD sampai dengan Universitas Negeri.

sebagai mana dalam Undang-Undang System Pendidikan  Nasional No.20 Tahun  2003 yang berbunyi:  “Pendidikan  nasional  berfungsi  mengembangkan  kemampuan  dan  membentuk  watak  serta  peradaban  bangsa  yang  bermartabat  dalam rangka  mencerdaskan  kehidupan  bangsa,  bertujuan  untuk  berkembangnya  poteni  peserta  didik  agar  menjadi  manusia  yang  beriman  dan  bertakwa  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa,  berakhlak  mulia;  sehat,  berilmu,  cakap,  kreatif,  mandiri,  dan  menjadi  warga  Negara yang  demokratis serta  bertanggung  jawab  dalam rangka  mencerdaskan  kehidupan banga”  xvii   Pendidikan Agama Islam pada jenjang Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu  bertujuan  untuk  meningkatkan  keimanan,  pemahaman,  penghayatan  dan  pengalaman  peserta  didik  tentang  ajaran-ajaran  agama  Islam  sehingga  menjadi  manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, serta berakhlak  mulia  dalam  kehidupan  pribadi,  masyarakat  berbangsa dan  bernegara.  Dengan  demikian  apabila  suatu  siswa  di  jenjang  pertama  telah  mendapatkan  mata  pelajaran  pendidikan  agama,  maka  dapat  diharapkan  menjadi  muslim  yang  beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan  sehari-hari.
 Melihat  kondisi  sekarang  ini  disertai  dengan  kemajuan  IPTEK  menjadi  tantangan bagi guru agama dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam.
Diantaranya banyak masalah yang menghambat guru agama dalam meningkatkan  kualitas  pendidikan  agama  Islam  diantaranya  kenakalan  remaja,  narkoba  yang  dapat menimbulkan para siswa akan masuk di dalamnya.
 Kejadian  seperti  ini  menuntut  para  keluarga,  guru  agama  Islam,  serta  pemerintah  ikut  bertanggung  jawab  atas  masa  depan  generasi  muda  tersebut.
Dengan  mengatasi  adanya  kejadian  diatas  sebagai  akibat  dari  perubahan  dan  perkembangan  IPTEK  dan  yang  perlu  diperhatikan  secara  serius  saat  ini  adalah  semaraknya  narkoba  dan  obat-obatan  sebagai  salah  satu  penyebab  merosotnya  gairah belajar yang akan berakibat pada peningkatankualitas pendidikan terutama  pendidikan agama Islam.
 Pantas  kalau  kualitas  pendidikan  kita  jauh  dari  harapan  dan  kebutuhan.
Padahal  dalam  kapasitasnya  yang  sangat  luas,  pendidikan  memiliki  peran  dan  xviii  berpengaruh positif terhadap segala bidang kehidupan dan perkembangan manusia  dengan berbagai aspek kepribadiannya.
 Menjadi guru kreatif adalah harapan setiap guru, di tangan gurulah yang  banyak  mewarnai  proses  pembelajaran  disekolah,  termasuk  pendidikan  agama  Islam yang meliputi: Al-Qur’an dan Hadis, Aqidah, Akhlak, Fiqih serta Sejarah  dan  Kebudayaan  Islam.  Bagi  seorang  guru,  selain  keteladanan  moral  dan  kepribadian  guru,  apalagi  guru  pendidikan  agama  Islam  menjadi  contoh  dalam  moralitas keagamaan yang diajarkannya. Sedikit ataubanyak, guru agama sering  dijadikan acuan moral kepribadian bagi siswa dan guru-guru yang lain.
Kreativitas  pada  intinya  merupakan  kemampuan  seseorang  melahirkan  sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karyanyata, baik dalam ciri-ciri  aptitude maupun non-aptitude, baik dalam karya barumaupun kombinasi dengan  hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah  ada sebelumnya.
Menjadi  guru  kreatif  tidaklah  terbentuk  secara  tiba-tiba,  melainkan  lahir  dari  proses  pergumulan  dengan  ruang  dan  waktu  seiring  pengalaman  yang  dilaluinya.  Guru  yang  kreatif  artinya  guru  yang  memiliki  daya  cipta,  misalnya  dalam  menyiapkan  metode,  perangkat,  media  dan  muatan  materi  pembelajaran.
Dari  kreativitas  guru  tersebut,  akan  menular  pada  siswa  secara  jangka  pendek  maupun panjang. Karena siswa disadari atau tidak cenderung belajar dari aktivitas  dan  kreativitas  gurunya  dalam  proses  pembelajaran.  Kegiatan  belajar  yang  variatif,  dapat  merangsang  semangat  dan   rasa  penasaran  siswa  untuk  belajar  pendidikan agama islam.
xix  Guru perlu membuat keterbukaan komunikasi dengan siswanya. Sebelum  pelajaran  dimulai  pada  tahun  ajaran  baru,  seyogyanya  guru  melakukan  ’kontrak  belajar’  dengan  siswa.  Guru  memposisikan  cara  pandang  bersama  terhadap  aktivitas  di  kelas  sebagai  relasi  dan  komunikasi  di kelas  adalah  saling  belajar.
Kontrak belajar ini meliputi kenalan, curah harapandan pendapat atas pelajaran  serta membangun kesepakatan dan kesepahaman kolektif antara guru dan siswa,  seperti tentang cara dan tempat belajar misalnya.
Membangun  kreativitas  guru  membutuhkan  proses,  kreativitas  tidaklah  lahir  tiba-tiba,  ada  proses  yang  mengawalinya  seperti:  pertama,  belajar  dari  pengalaman  mengajar,  baik  diperoleh  dari  pengalaman sendiri  maupun  dari  pengalaman  guru  lain.  Guru  dapat  belajar  dan  merefleksikan  perjalanan  proses  belajar mengajarnya ke dalam praktik pembelajaran bersama siswa. Kedua, rasa  cinta  dan  kasih  sayang  yang  mendalam  terhadap  murid-muridnya  agar  mereka  menjadi manusia ideal di masa yang akan datang. Cinta adalah energi kehidupan.
Cinta  merupakan  sumber  pemicu  yang  kuat  atas  lahirnya  kreativitas.  Jika  ada  cinta dan kasih sayang, maka rasa dan jiwa guru terlibat dalam proses pengajaran  dan  pendidikannya  sehingga  totalitas  kinerja  guru  lahir.  Perasaan  siswa  dapat  menangkap  cinta  kasih  gurunya  sehingga  terjalin  hubungan  psikologis  antara  siswa  dan  guru.  Ketiga,  adanya  tanggung  jawab  yang  mendalam  terhadap  tugasnya.  Keempat,  guru  giat  belajar  untuk meningkatkan  kualitas  pengetahuan,  kepribadian dan keterampilannya yang berhubungan dengan tugas dan tanggung  jawabnya sebagai guru.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi