Jumat, 22 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL KEPALA MADRASAH TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU DI MTs YASPURI MALANG


 BAB I  PENDAHULUAN  
A.  LATAR BELAKANG  Setelah  melalui  perjalanan  panjang  selama  5  (lima)  tahun  sejak  1999,  dengan  melampaui  4  (empat)  presiden  dan  empat  (empat)  menteri  pendidikan, saat ini RUU Guru dan Dosen telah disahkan menjadi UndangUndang Guru dan Dosen dalam Rapat Paripurna DPR-RI tanggal 6 Desember  2005.  Kelahiran   Undang-Undang  tentang  Guru  dan  Dosen  ini  merupakan  dambaan  bagi  semua  guru  dalam  upaya  mendapatkan  perlindungan  hukum  yang memberikan jaminan hak asasi dan profesinya sebagai insan pendidikan.
Pada akhirnya akan terwujud kinerja guru yang profesional dan mempunyai  motivasi tinggi dalam mengajar demi terwujudnya pendidikan nasional yang  bermutu.
 Menurut UU Republik Indonesia No.14 tahun 2005  tentang Guru dan  Dosen bahwa guru adalah pendidik profesional dengantugas utama medidik,  mengajar,  membimbing,  mengarahkan,  melatih,  menilai,  dan  mengevaluasi  peserta  didik  pada  pendidikan  anak  usia  dini  jalur  pendidikan  formal,  pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
 Dalam keseluruhan proses pendidikan khususnya pendidikan di sekolah,  guru memegang peranan yang utama. Perilaku guru dalam proses pendidikan    Zainal  aqib  dan  Elham  Rohmanto,  membangun  Profesionalisme  Guru  dan  Pengawas  Sekolah(Bandung: Yrama Widya, 2007), hlm. 147.

 Martinis Yamin,  Profesionalisasi Guru  dan Implementasi  KTSP(Jakarta: Gang Persada  press, 2008), hlm. 193.
20  akan memberikan makna dan warna yang kuat bagi pembinaan perilaku dan  kepribadian siswa. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,  seorang  guru  dituntut  memiliki  beberapa  kemampuan  dan  ketrampilan  tertentu.  Guru  adalah  salah  satu  unsur  manusia  dalam  proses  pendidikan.
Dalam  proses  pendidikan  di  sekolah,  guru  memegang  tugas  ganda  yaitu  sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan  sejumlah  bahan  pelajaran  ke  dalam  otak  anak  didik,  sedangkan  sebagai  pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak  didik agar menjadi  manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Djamarah berpendapat  bahwa  baik  mengajar  maupun  mendidik  merupakan  tugas dan  tanggung  jawab  guru  sebagai  tenaga  profesional.  Syarat  menjadi  guru  harus  sehat  jasmani  dan  rohani,  menunjukkan  bahwa  tugas  guru  yang  berat  lahir  dan  batin. Guru dituntut prima, cekatan dan berwibawa dalam memberi pelajaran.
Bahkan  menurut  tafsir  An  Nawawi,  kekuatan  fisik  adalah  bagian  dari  kekuatan iman.
 Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang guruini pada  dasarnya  hanya  dapat  dilaksanakan  oleh  guru  yang  memiliki  kompetensi  profesional yang tinggi dan motivasi mengajar yang tinggi pula.
Sebagai  salah  satu  komponen  dalam  proses  belajar  mengajar  (PBM),  guru  memiliki  posisi  yang  sangat  menentukan  keberhasilan  pembelajaran  dalam  merancang,  mengelola,  melaksanakan  dan  mengevaluasi  pembelajaran.
  Ia  juga  memiliki  kedudukan  sebagai  figur  sentral  dalam   Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional(Yogyakarta: Ar Ruzz media, 2008),  hlm. 130.
 Syafruddin  Nurdin  dan  M.  Basyiruddin  Usman,  Guru  Profesional  dan  Implementasi  Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 7.
21  meningkatkan  proses  belajar  mengajar.
 Guru  sebagai  tenaga  kependidikan  merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan tujuan pendidikan karena  guru yang langsung bersinggungan dengan peserta didik untuk memberikan  bimbingan  yang  akan  menghasilkan  tamatan  yang  diharapkan.  Guru  merupakan  sumber  daya  manusia  yang  menjadi  perencana,  pelaku  dan  penentu tercapainya tujuan pendidikan. Untuk itu dalam menunjang kegiatan  guru diperlukan iklim sekolah yang kondusif dan hubungan yang baik antar  unsur-unsur  yang  ada  di  sekolah  antara  lain  kepala  madrasah,  guru,  tenaga  administrasi  dan  siswa.  Serta  hubungan  baik antar  unsur-unsur  yang  ada  di  sekolah dengan orang tua murid/masyarakat.
 Meneliti  guru  sebagai  salah  seorang  pelaksana  kegiatan  pendidikan  di  sekolah/madrasah  sangat  diperlukan.  Tidak  jarang  ditemukan  guru  yang  kurang  memiliki  gairah  dalam  melakukan  tugasnya,  yang  berkibat  kurang  berhasilnya  tujuan  yang  ingin  dicapai.  Hal  itu  disebabkan  oleh  berbagai  faktor,  salah  satunya  adalah  kurangnya  motivasi  guru  dalam  mengajar.
Motivasi dapat dipandag sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang  ditandai dengan munculnya feelingdan didahului dengan tanggapan terhadap  adanya  tujuan.  Pernyataan  ini  mengandung  tiga  pengertian  yaitu  bahwa  motivasi  mengawali  peruahan  energi  pada  diri  setiap individu,  motivasi   Tabrani  Rusyan,  dkk,  Pendekatan  dalam  Proses  Belajar  Mengajar,  (Bandung:  Rosdakarya, 1994), hlm. 3.
  http://ilmiahmanajemen.blogspot.com/2008/10/pengaruh-faktor-motivasi-terhadap.html diakss tanggal 8 Maret 2010  22  relevan dengan persoalan kejiwaan, afeksi dan emosiyang dapat menentukan  tingkah laku manusia, dan motivasi dirangsang karena adanya tujuan.
 Salah  satu  teori  yang  sangat  populer  berkaitan  dengan  motivasi  adalah  teori  jenjang  kebutuhan  dari  Maslow.  Maslow  yang  dikutip  oleh  Hamzah  mengatakan  ada  lima  jenjang  kebutuhan  yaitu  the  physiological  needs  (kebutuhan  fisiologis),  security  needs  (kebutuhan  rasa  aman),  social  needs (kebutuhan rasa memiliki dan rasa cinta), self respect needs (kebutuhan harga  diri), dan self actualization (kebutuhan aktualisasi diri.
 Dalam  kaitannya  dengan  kepemimpinan  kepala  madrasah yang  ingin  menggerakkan  gurunya  untuk  mengerjakan  tugasnya  haruslah  mampu  memotivasi guru tersebut sehingga guru akan memusatkan seluruh tenaga dan  perhatiannya untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan.
 Kepala madrasah  harus  benar-benar  menjalin  komunikasi  aktif  dan  setiap  saat  mengadakan  evaluasi terhadap tugas pengajaran yang sudah dilaksanakan guru. Hubungan  kepala  madrasah  dengan  guru-guru  harus  baik,  tanggung  jawab,  didasari  dengan  kejujuran,  kesetiaan,  keikhlasan  dan  kerjasama.  Apabila  diibaratkan  dalam  satu  keluarga,  maka  hubungan  Kepala  madrasah  dengan  guru-guru  lainnya  harus  berlangsung  bagaikan  hubungan  satu  saudara  dengan  saudara  lainnya,  dan  hubungan  Kepala  madrasah  dengan  siswa  harus  seperti   Hamzah B. Uno,  Teori Motivasi dan Pengukurannya(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),  hlm. 63.
 Ibid., hlm. 68.
 http://myteacher.net/plan/lesson 9.htmldiakses tanggal 8 Maret 2010  23  hubungan ayah dengan anak. Agar guru dapat menjalankan tugasnya dengan  baik, maka kepala madrasah harus mengetahui dan memberikan motivasi.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi