Selasa, 19 Agustus 2014

Skripsi Syariah:METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH JAMILURRAHMAN AS-SALAFY YOGYAKARTA


BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dakwah  adalah  suatu  istilah  yang  sangat  dikenal  dalam  dunia  Islam.
Dakwah dan Islam merupakan dua bagian yang tak terpisahkan satu dengan  yang lainnya, karena Islam tidak akan  tumbuh dan berkembang tanpa adanya  dakwah (Nurbini dkk, t.th: 1).
Di  dalam  perkembangan  dakwah  Islam,  pondok  pesantren  merupakan lembaga  pendidikan  Islam  yang  mempunyai  peran  dalam  mengembangkan  aktivitas  dakwah.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari  dua  fungsi  utama  pondok  pesantren, yaitu sebagai pusat pendidikan dan penyiaran agama Islam.
Sepanjang  sejarah  perjalanan  umat  Islam  (Indonesia),  ternyata  kedua  fungsi  utama  tersebut  telah  dilaksanakan  oleh  pondok  pesantren  (pada  umumnya)  dengan  baik,  walaupun  dengan  berbagai  kekurangan  yang  ada.

Dari pondok pesantren lahir para juru dakwah, para mualim, ustadz, para kiai  pondok  pesantren,  tokoh-tokoh  masyarakat,  bahkan  yang  memiliki  profesi  sebagai  pedagang,  pengusaha  ataupun  bidang-bidang  lainnya  (Hafidhuddin,  1998: 121).    Seperti  halnya  pondok  pesantren  Syaikh  Jamilurrahman  As-Salafy  yang  berlokasi  di  dusun  Sawo  desa  Glondong,  kecamatan  Wirokerten,  kabupaten  Bantul,  keberadaan  pondok pesantren ini  juga memiliki peran aktif di dalam  melakukan dakwah Islam.
Adapun  yang  menjadi  prioritas  dakwah  pondok  pesantren  Syaikh Jamilurrahman  As-Salafy  adalah  persoalan-persoalan  akidah.  Terkait  hal  tersebut,  Abu Mus’ab (pendiri  pondok pesantren  Syaikh  Jamilurrahman AsSalafy)  menggarisbawahi  nilai  pentingnya  peninjauan  ulang  kesahihan  referensi di dalam memahami akidah. Dalam hal ini pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman  As-Salafy  berorientasi  kepada  rujukan  yang  bersumber  dari  pandangan ulama Salaf  (sahabat, tabi’in, tabi’ut-tabi’in)—yang  memberikan  batasan  bahwa  setiap  praktik  beragama  harus  memiliki  contoh  yang  jelas.
Tafsir  dan  pengembangan  yang  tidak  didukung  dengan  contoh  yang  jelas dianggap  lemah  nilai  kebenarannya  (wawancara  dengan  Abu  Mus’ab  pada  tanggal 26 Februari 2012 pukul 16.15 WIB).
Berawal  dari  hal  ini  nampak  bahwa  pandangan  ulama  Salaf  menitikberatkan pada  pemahaman  agama secara tekstual.  Karena itu praktikpraktik  beragama  yang  berada  di  luar  teks  dinilai  mereka  sebagai  penyimpangan.
Persoalannya adalah masyarakat  Islam  pada umumnya memahami Islam  secara  kontekstual,  yang  cenderung  memberikan  ruang  toleransi  dalam  melakukan  adaptasi  dengan  perkembangan  yang  terjadi.  Sebagaimana   masyarakat  Islam  di  Yogyakarta,  dimana  pondok  pesantren  Syaikh Jamilurrahman  As-Salafy  berada,  mereka  lebih  memahami  Islam  secara  kontekstual, dengan mempertimbangkan tradisi yang  sudah ada sebelumnya  serta perkembangan kebudayaan global  yang ada. Niscaya, pemahaman Islam  semacam itu tidak sejalan dengan pandangan ulama Salaf (wawancara dengan  Ranang Aji SP pada tanggal 25 Februari 2012 pukul 13.00 WIB).
Keberadaan  pondok  pesantren  Syaikh  Jamilurrahman  As-Salafy  di  Yogyakarta  yang  merujuk  pada  pemahaman  ulama  Salaf  tidak  serta  merta  bisa diterima oleh masyarakat setempat. Lebih lagi,  dalam hal berpenampilan  mereka memiliki kesamaan dengan kelompok Islam radikal.
Uraian di atas menunjukkan bahwa pondok  pesantren Jamilurrahman AsSalafy  dalam  melakukan  dakwah  masih  mendapatkan  hambatan-hambatan  antara lain:  1.  Perbedaan pemahaman antara da’i dan mad’u dalam memahami Islam 2.  Stigma  masyarakat  yang  memandang  pondok  pesantren  Syaikh Jamilurrahman As-Salafy sebagai kelompok Islam radikal.
Namun  meski  banyak  hambatan  dalam  melakukan  dakwah,  pondok  pesantren  Syaikh  Jamilurrahman  As-Salafy  ini  masih  bertahan  hingga  sekarang.
 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang ingin penulis  angkat  adalah  metode  apakah  yang  digunakan  pondok  pesantren  Syaikh Jamilurrahman As-Salafy dalam berdakwah? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1.   Tujuan Penelitian Tujuan  penelitian  ini  untuk  mengetahui  metode  yang  digunakan Pondok Pesantren Jamilurrahman As-Salafy dalam berdakwah.
1.3.2.   Manfaat Penelitian Secara  teoritis  hasil  penelitian  ini  diharapkan  bisa  memperkaya khasanah  ilmu  dakwah  dan  komunikasi  dalam  memajukan  dakwah  islamiyah.
Sedangkan  secara  praktis  hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  menjadi  sumbangan  bagi  para  pelaku  dakwah  (da’i),  baik  secara  perorangan maupun kolektif dalam  menggunakan metode dakwah,  agar  perkembangan dakwah bisa dicapai secara lebih baik.
1.4. Tinjauan Pustaka Dalam  penelitian  ini,  penulis  merujuk  pada  beberapa  karya  skripsi  sebelumnya yang sudah pernah ada, antara lain : Penelitian yang dilakukan Kusdaryanto tahun 2003 dengan judul  “Peran  Dakwah  Pondok  Pesantren  Tanbilul  Ghofilin  dalam  Pembinaan  Akhlak  Masyarakat Kab. Banjarnegara”. Skripsi ini menggunakan metode deskriptif  dan proses berfikir deduktif. Permasalahan yang diangkat tentang pembinaan   akhlak  masyarakat  Kab.  Banjarnegara  dalam  pondok  pesantren  Tanbilul  Ghofilin. Penelitian ini menghasilkan: 1.  Dakwah  yang  ada  dalam  pondok  pesantren  Tanbilul  Ghofilin  yang  disampaikan  sesuai  dengan  situasi  dan  kondisi  pada  pembinaan  akhlak  masyarakat kabupaten Banjarnegara.
2.  Pembinaan  akhlak  ini  selain  pada  masyarakat  sekitar  pondok  pesantren  Tanbilul Ghofilin juga pada masyarakat kabupaten Banjarnegara.
3.  Peran  dan  sikap  pondok  pesantren  Tanbilul  Ghofilin  dalam  dakwahnya  dinilai sangat disenangi masyarakat.
Penelitian  yang  dilakukan  Nurul  Kholisoh  tahun  2006  dengan  judul  “Peran Pondok Pesantren Nurul Ulum  Trengguli Wonosalam Demak dalam  Upaya  Meningkatkan  Mutu  Layanan  Santri”.  Skripsi  ini  menggunakan  metode kualitatif dan proses berfikir induktif yang mengangkat  permasalahan  tentang  upaya  meningkatkan  mutu  layanan  santri.  Penelitian  ini  menghasilkan: 1.  Santri dapat berfikir dengan pola religius 2.  Supaya santri bisa mengamalkan nilai-nilai agama Islam 3.  Layanan mutu santri lebih ditingkatkan Penelitian yang dilakukan Gufroni tahun 1994 dengan judul  “Metode dan  Strategi  Pengembangan  Agama  Islam  Pada  Lembaga  Dakwah  di  Kota  Madya  Semarang”.  Skripsi  ini  menggunakan  metode  kualitatif  yang  mengangkat permasalahan tentang metode dan strategi pengembangan agama   Islam  yang  dilakukan  lembaga  dakwah  terhadap  masyarakat  kota  madya  Semarang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: 1.  Metode  dan  strategi  dakwah  Muhamadiyah  secara  keseluruhan  dapat  dikatakan  sesuai  dengan  kondisi  sosial  masyararakat  kota  madya  Semarang.
2.  Metode  yang  diterapkan  NU  sama  halnya  dengan  Muhamadiyah,  namun  strategi  yang  diterapkannya  lebih  ditujukan  pada  pembinaan  satuan  organisasi.
3.  Metode  dakwah  MDI  tidak  sepenuhnya  didasarkan  pada  kondisi  umat,  melainkan  pada  kondisi  organisatorik,  strategi  dakwahnya  meskipun  sebagian besarnya masih bersifat konseptual, namun telah disusun secara  sistematis, rinci, dan terarah pada tujuan.
Demikan beberapa  penelitian sebelumnya  yang  berhasil penulis himpun,  memang  tidak  dapat  dipungkiri ada  berbagai  kesamaan.  Diantaranya  adalah  dalam  penelitian  tersebut,  mereka  menjadikan  pondok  pesantren  sebagai  objek  penelitiannya.  hal  inilah  yang  menjadi  salah  satu  persamaan  penulis  dengan peneliti terdahulu.
Sedangkan perbedaan dengan peneliti sebelumnya adalah meskipun samasama  menjadikan  pondok  pesantren  sebagai  objek  penelitiannya,  namun  objek  bidikan  penulis  berbeda  dengan  mereka.  Penulis  memfokuskan  pada  metode  dakwah  pondok  pesantren  Syaikh  Jamilurrahman  As-Salafy  Yogyakarta.
 1.5. Metode Penelitian 1.5.1.  Jenis Penelitian/Pendekatan/Spesifikasi Penelitian Dalam  penelitian  ini,  peneliti  menggunakan  jenis  penelitian  kualitatif,  yaitu  penelitian  yang  bermaksud  untuk  memahami  fenomena  tentang  apa  yang  dialami  oleh  subjek  penelitian  misalnya  perilaku,  persepsi,  motivasi,  tindakan  dan  lain-lain,  secara  holistik,  dan  dengan  cara  deskriptif  dalam  bentuk  kata-kata  dan  bahasa,  pada  suatu  konteks  khusus  yang  alamiah  dan  dengan  memanfaatkan  berbagai metode alamiah. (Moleong, 2006 : 6) Adapun  spesifikasi  penelitian  ini  adalah  penelitian  deskriptif, artinya  penelitian  ini  bertujuan  untuk  melukiskan  secara  sistematis  fakta  atau  karakteristik  populasi  bidang  tertentu  secara  faktual   dan  cermat (Rakhmat, 1985: 30).
Pendekatan  dalam  penelitian  ini  menggunakan  pendekatan  fenomenologis,  artinya  fenomena-fenomena  di  lapangan  dijadikan  peneliti sebagai obyek penelitian yang diamati.
1.5.2.  Definisi Konseptual Metode dakwah menyangkut masalah bagaimana caranya dakwah  itu  dilaksanakan.  Tindakan-tindakan  atau  kegiatan-kegiatan  dakwah  yang  telah  dirumuskan  akan  efektif  apabila  dilaksanakan  dengan  mempergunakan  cara-cara  yang  tepat  (Shaleh,  1977:  72).  Ada  berbagai  macam  metode  dakwah,  namun  dalam  penelitian  ini  hanya   akan  difokuskan  pada  metode  dakwah  yang  digunakan  pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy Yogyakarta.
1.5.3.  Sumber dan Jenis Data Yang dimaksud dengan  sumber data dalam penelitian ini adalah  subyek  darimana  data  itu  dapat  diperoleh  (Arikunto,  2006:  129).
Dalam penelitian ini sumber data  primernya adalah pendiri,  pengurus dan  santri  pondok  pesantren  Syaikh  Jamilurrahman  As-Salafy,  yang  akan merespon pertanyaan-  pertanyaan peneliti terkait dengan obyek  penelitian  yang  diteliti,  baik  pertanyaan  tertulis  maupun  lisan.
Sedangkan sumber data sekundernya adalah buku-buku, internet dan  bahan-bahan  kepustakaan  lain  yang  ada  relevansinya  dengan  penelitian ini 


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi