Selasa, 19 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PERSEPSI JAMA’AH TERHADAP MATERI DAKWAH KH. HARIS SHODAQOH DALAM PENGAJIAN AHAD PAGI DI PONDOK PESANTREN AL-ITQON BUGEN TLOGOSARI PEDURUNGAN SEMARANG


BAB  PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Islam  adalah  agama  yang  berisi  tentang  petunjuk-petunjuk  agar  manusia  secara  individual  menjadi  manusia  yang  baik,  beradab,  berkualitas,  dan  selalu  berbuat  baik,  sehingga  mampu  membangun  peradaban yang maju, suatu tatanan kehidupan yang manusiawi dalam arti  kehidupan  yang  adil.  Islam  juga  meyakinkan  umat  manusia  tentang  kebenaran  dan  menyeru  agar  menjadi  penganutnya,  untuk  mencapai  keinginan  tersebut  diperlukan  apa  yang  dinamakan  sebagai  dakwah  (Rofiah, 2010: 1).
 Masdar Halimi (dalam Aziz, 2004: 6) mengatakan dakwah adalah  mengajak  manusia  agar  mentaati  ajaran-ajaran  Allah  (Islam)  untuk  bisa  memperoleh kebahagiaan di dunia dan akherat.  Dakwah  juga  merupakan  komunikasi  antara  manusia  dengan  pesan-pesan  ajaran  Islam  yang  berwujud  ajakan,  seruan  untuk  amar  ma’ruf  nahi  munkar.  Selain  itu  dakwah  mengandung  upaya  pembangunan  manusia  seutuhnya  lahir  dan  batin  sehingga  manusia  akan  memperoleh  kebahagiaan  hidup  (Sanwar,  1986:  4).  Sedangkan  Safrodin  Halimi  (2008:  32)  mengartikan  dakwah  sebagai usaha mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang  benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan  di dunia dan akhirat.

  Berkaitan dengan hal di atas Allah SWT  berfirman dalam QS. AnNahl: 125 yang berbunyi sebagai berikut:.
Artinya :  “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan  pelajaran  yang  baik  dan  bantahlah  mereka  dengan  cara  yang  baik.  Sesungguhnya  Tuhanmu  Dialah  yang  lebih  mengetahui  tentang  siapa  yang  tersesat  dari  jalan-Nya  dan  Dialah  yang  lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”  (Q.S.
 An-Nahl: 125). (Depag RI, 2005: 282).
 Ayat  di  atas  memerintahkan  kaum  muslim  untuk  berdakwah,  sekaligus memberi  tuntunan cara-cara penyampaiannya yakni dengan cara  yang  baik  sesuai  dengan  petunjuk  agama.  Islam  sebagai  agama  dakwah  menuntut umatnya agar selalu  menyampaikan dakwah, karena kegiatan ini  merupakan aktivitas yang tidak pernah usai selama kehidupan dunia masih  berlangsung dan terus akan melekat dalam situasi dan kondisi apapun.
 Bagi  seorang  muslim  dakwah  merupakan  kewajiban  yang  tidak  bisa  ditawar-tawar  lagi,  dakwah  melekat  erat  bersamaan  dengan  pengakuan  dirinya  sebagai  seorang  yang  mengidentifisir  diri  sebagai  seorang  penganut  Islam.  Orang  yang  mengaku  menjadi  seorang  muslim  maka secara otomatis pula dia itu menjadi seorang juru dakwah (Tasmara,  1977: 32-33).
 Menurut  Hafidudin  (dalam  Rofiah,  2010:  3)  Islam  selalu  mendorong  pemeluknya  untuk  senantiasa  aktif  melakukan  kegiatan   dakwah,  bahkan  maju  mundurnya  umat  Islam  sangat  bergantung  dan  berkaitan  erat  dengan  kegiatan  dakwah  yang  dilakukan.  Karena  itu  AlQur’an  menyebut  kegiatan  dakwah  dengan  ahsan  Qauula  (Q.S.  Fussilat:  33).  Dengan  kata  lain  dakwah  menempati  posisi  yang  tinggi  dan  mulia  dalam kemajuan agama Islam.
 Perkembangan  Islam  sampai  saat  ini  ditopang  oleh  gerakan  dakwah  yang  dilakukan  oleh  umatnya.  Dalam  pelaksanaannya,  tugas  ini  merupakan  kelanjutan  dari  tugas  kerasulan  Muhammad  SAW,  yang  berusaha  menyebarluaskan   Islam  kepada  seluruh  umat  manusia  (Pimay,  2005:  3).  Dalam  menyebarluaskan  Islam  diperlukan  adanya  unsur-unsur  yang  mendukung  keberhasilan  dakwah,  yaitu  da’i  atau  pelaku  dakwah,  matode  yang  dipakai,  media  yang  digunakan,  dan  materi  yang  disampaikan.
 Materi  dakwah  merupakan  salah  satu  dari  unsur  dakwah  yang  mempunyai  peran  sangat  besar  dalam  kegiatan  dakwah,  karena  pesanlah  yang  mempengaruhi  terjadinya  perubahan  pada  masyarakat  tentang  berfikir,  bersikap,  dan  tingkah  laku  sesuai  dengan  ajaran  Islam.  Materi  dakwah adalah isi pesan  yang disampaikan da’i kepada mad’u, dan  yang  menjadi  materi  dakwah  adalah  ajaran  Islam  itu  sendiri  (Aziz,  2004:  94).
 Sedangkan  menurut  Sanwar  (1986:  73)  materi  dakwah  yaitu  bahan  atau  sumber yang disampaikan oleh da’i kepada mad’u dalam kegiatan dakwah  untuk menuju kepada tujuan dakwah.
  Dakwah  sebagai  manifestasi  imani  harus  dapat  disosialisasikan  dalam  berbagai  cara,  salah  satunya  adalah  melalui  kegiatan  pengajian.
 Kegiatan pengajian merupakan kegiatan agama yang berfungsi antara lain,  pertama, pengajian menjadi sarana atau alat guna menyampaikan aktifitas  dan pesan keagamaan baik dalam hubungannya dengan Allah SWT (hablu  minallah)  ataupun  dengan  sesama  manusia  (hablu  minannas).  Kedua,  kesempatan  bagi  jamaah  bertukar  pikiran,  berbagi  pengalaman,  menyampaikan  persepsi  dalam  masalah  keagamaan,  dan  menjalin  tali  silaturrahmi antar jama’ah. Melalui kegiatan pengajian tersebut diharapkan  dapat  meningkatkan  kesadaran  mad’u  akan  pentingnya  pengamalan  keagamaan  dalam  berbagai  aspek  kehidupan,  sehingga  dapat  melaksanakan  apa  yang  diperintahkan  dan  meninggalkan  apa  yang  dilarang agama.
 KH. Haris Shodaqoh  termasuk salah seorang da’i yang melakukan  dakwahnya lewat pengajian, pengajian yang beliau dirikan terkenal dengan  sebutan pengajian  Ahad pagi karena pengajian tersebut dilaksanakan pada  hari  Ahad  pagi.  Pada  mula  berdirinya  pengajian  Ahad  pagi  karena  ada  beberapa  orang  yang  bermukim  disekitar  pondok  pesantren  mengikuti  pengajian  kitab  kuning  dengan  para  santri,  kemudian  beliau  berinisiatif  memberikan  waktu  khusus  untuk  masyarakat,  dan  memilih  waktu  pengajian  pada  hari  Ahad,  sebab  pada  hari  tersebut  masyarakat  mempunyai  waktu  luang  untuk  mengaji  (Wawancara  dengan  KH.  Haris  Shodaqoh, tanggal 7 Desember 2011).
  Seruan  dakwah  yang  dilakukan  KH.  Haris  Shodaqoh  ternyata  mendapat  respon  baik  dari  masyarakat.  Pada  mulanya  pengajian  tersebut  hanya diikuti  sekitar 3 sampai 5 orang, kemudian  lama-kelamaan banyak  masyarakat  yang  mendengar  adanya  pengajian  tersebut,  sehingga  jumlah  jama’ah  semakin  bertambah  banyak  hingga  sekarang  mencapai  ±  1000  orang.
 Menurut  Bapak  Slamet  Riyadi  selaku  jama’ah  pengajian  mengatakan  bahwa  Penyampaian  materi  dalam  pengajian  Ahad  pagi disesuaikan dengan kadar kemampuan  jama’ah,  sehingga  jama’ah  mudah memahami  materi  yang  disampaikan  oleh  da’i.  Materi  yang  ringan  dan  mudah  difahami  menjadi  daya  tarik  tersendiri  bagi  jama’ah  untuk  mengikuti pengajian,  Berdasarkan  realita  di  atas  maka  peneliti  tertarik  untuk  meneliti  pengajian  Ahad  pagi  yang  dipimpin  oleh  KH.  Haris  Shodaqoh.  Oleh  karena itu, penelitian ini mengambil judul: ”Persepsi Jama’ah Terhadap  Materi Dakwah KH. Haris Shodaqoh dalam Pengajian Ahad Pagi di  Pondok Pesantren Al-Itqon Bugen Tlogosari Pedurungan Semarang”.
 1.2  Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan  permasalahan  yang  menjadi  pembahasan  dalam  penelitian  ini,  yaitu  Bagaimana  Persepsi  Jama’ah  terhadap  Materi  Dakwah  KH.  Haris   Shodaqoh  dalam  Pengajian  Ahad  Pagi  di  Pondok  Pesantren  Al-Itqon  Bugen Tlogosari Pedurungan Semarang? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1  Tujuan Penelitian Berdasarkan  rumusan  masalah  di  atas,  maka  tujuan  penelitian ini untuk mengetahui Persepsi  Jama’ah terhadap Materi  Dakwah  KH.  Haris  Shodaqoh  dalam  pengajian  ahad  pagi  di  Pondok  Pesantren  Al-Itqon  Bugen  Tlogosari  Pedurungan  Semarang.
 1.3.2  Manfaat Penelitian a.  Secara  teoritis  penelitian  ini  diharapkan  mampu  memberikan  khasanah  keilmuan,  utamanya  di  bidang  penelitian  Ilmu  Dakwah,  secara  khusus  di  bidang  kajian  Komunikasi  dan  Penyiaran Islam.
 b.  Manfaat  praktis  diharapkan  dapat  menjadi  salah  satu  bahan  (referensi)  bagi  para  pecinta  ilmu  pengetahuan  khususnya  dibidang  komunikasi  dan  penyiaran,  juga  diharapkan  dapat  memberikan sumbangan pemikiran demi kepentingan dakwah.
 1.4 Sistematika Penulisan Sistematika  penulisan  skripsi  merupakan  hal  yang  penting  karena  mempunyai  fungsi  untuk  menyatakan  garis-garis  besar  dari  masingmasing bab yang saling berkaitan dan berurutan. Hal ini dimaksudkan agar   tidak  terjadi  kekeliruan  dalam  penyusunannya,  sehingga  terhindar  dari  kesalahan ketika penyajian pembahasan masalah.
 Untuk  mempermudah  dan mengetahui  penulisan  skripsi ini, maka  penulis menyusun sistematikanya sebagai berikut : Dimulai  dengan  bab  pertama  yang  memaparkan  latar  belakang, rumusan  masalah,  tujuan  dan  manfaat  penelitian,  dan  sistematika  penulisan Bab  kedua,  dalam bab ini berisi tentang penelusuran literatur  yaitu  tentang penelitian sejenis yang telah dilakukan. Sedangkan  landasan teori  yang  terdiri  atas  teori  persepsi  jama’ah  dan  materi  dakwah.  Mulai  dari  pengertian  persepsi,  ciri-ciri  umum  dunia  persepsi,  faktor-faktor  yang  berperan  dalam  persepsi,  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  persepsi,  proses terjadinya persepsi, pengertian  jama’ah pengajian, dan  dilanjutkan  pengertian  materi  dakwah,  sumber  materi  dakwah,  garis  besar  materi  dakwah, dan macam-macam materi dakwah.
 Bab  ketiga,  berisi  tentang  jenis  penelitian,  definisi  operasional,  populasi dan sampel, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan data dan  teknis analisis data Bab  keempat  berisi  tentang  data  dan  analisis  persepsi  jama’ah  terhadap materi dakwah dalam pengajian ahad pagi.
 Bab  kelima  merupakan  bagian  penutup  dari  rangkaian  penulisan  skripsi  yang  penulis  buat,  yang  meliputi  kesimpulan,  saran-saran  dan  penutup.
  BAB II KERANGKA TEORI 2.1  Penelusuran Literatur Untuk menghindari terjadinya pengulangan skripsi yang membahas  permasalahan  yang sama dari seseorang, baik dari buku ataupun bentuk  tulisan lain, dan untuk menghindari plagiarisme, maka berikut ini penulis  sampaikan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi  dengan penelitian ini, antara lain sebagai berikut; Pertama,  skripsi  yang  telah  disusun  oleh  Ahmad  Arifin  (Tahun:  2000):  “Pengajian  Jum’at  Pagi  di  Masjid  Agung  Demak  (Study  Kasus  Pertumbuhan  dan  Perkembangan  Islam)”.  Dalam  skipsi  ini  membahas  tentang bagaimana proses pelaksanaan penyelenggaraan pengajian jum’at  pagi  dan  perkembangan  minat  untuk  mengaji  bagi  jama’ahnya,  serta  proses  Islamisasi  yang  permasalahannya  pada  pengajian  jum’at  pagi  terhadap  para  jama’ah  di  Masjid  Agung  Demak.  Pengajian  Jum’at  pagi  ini  membawa  pengaruh  baik  bagi  masyarakat  luas  maupun  sekitar  terutama  dalam  hal  keagamaan.  Disamping  berpengaruh  dalam  hal  pendidikan  agama,  juga  dalam  hal  perekonomian.  Adapun  metode  pengumpulan  data  yang  digunakan  adalah  observasi,  wawancara,  dan  dokumentasi.
 Skripsi  yang  disusun  Muhammad  Zuhri  (2008).  Tanggapan  Masyarakat  Grobogan  Terhadap  Strategi  Dakwah  Pengajian  Ngudi  Rahayu  Al-Insaf  Birohmati.  Penelitian  ini  menggunakan  metode   deskriptif  sebagai  teknis  analisis  data,  sedangkan  jenis  penelitian  yang  digunakan  adalah  kualitatif  deskriptif  yaitu  suatu  penelitian  yang  menghasilkan  data  deskriptif  berupa  kata-kata  tertulis  atau  lisan  dari  orang-orang  yang  teliti.  Hasil  penelitian  yang  diperoleh  bahwa  masyarakat Krobogan memberi tanggapan positif, hal ini ditandai dengan  perubahan  sikap  pandang  keagamaan  serta  munculnya  rasa  ketenangan  dan ketentraman.
 Skripsi  yang  disusun  Siti  Masyitoh  (2009).  Strategi  Dakwah  “Pengajian  Ahad  pagi  1939”  Kota  Semarang.  Penelitian  ini  menggunakan  analisis  deskriptif  kualitatif,  dimana  penggalian  datanya  dilakukan  peneliti  dengan  menganalisis  data-data  yang  terkait  dengan  strategi  dakwah  pengajian  Ahad  Pagi  1939  Kota  Semarang.  Hasil  dari  penelitian ini bahwa strategi dakwah  yang dilakukan pengajian ahad pagi  1939  adalah  dengan  cara  ceramah,  tanya  jawab,  keteladanan,  serta  memberikan arahan terkait akhlak, perilaku dan sikap jamaah pengajian,  agar muncul dalam diri jamaah perubahan sikap pandang keagamaan dan  munculnya  rasa  ketenangan  serta  ketentraman  dalam  diri  jamaah  pengajian.  Dengan  kata  lain,  strategi  yang  dilakukan  dalam  pengajian  ahad  pagi  1939  Kota  Semarang  adalah  strategi  komunikasi  dan  strategi  yuzakkihiim.
 Demikian  beberapa  karya-karya  ilmiah  yang  berhasil  penulis  himpun,  memang  tidak  dapat  dipungkiri  ada  berbagai  kesamaan,  diantaranya  sama-sama  meneliti  pengajian  atau  berdakwah  melalui   pengajian.  Namun pendekatan penelitian yang disusun saat ini memiliki  perbedaan.  Penelitian  yang  pertama  fokus  pembahasannya  hanya  pada  proses  pelaksanaan  penyelenggaraan  dan  perkembangan  minat  para  jama’ah  pada  pengajian  jum’at  pagi.  Penelitian  yang  kedua  fokus  pembahasannya hanya pada strategi dakwahnya pengajian Ngudi Rahayu  Al-Insaf Birohmati. Sedangkan penelitian yang ketiga juga  menfokuskan  pada  strategi  dakwah  pengajian  ahad  pagi  1936  kota  Semarang.  Dari  ketiga penelitian di atas, jelas memiliki perbedaan dengan penelitian yang  akan disusun saat ini, karena penelitian yang akan disusun saat ini fokus  pada  materi  dakwah  pengajian  ahad  pagi  di  pondok  pesantren  Al-Itqon  Gugen  Pedurungan  Semarang.  Penelitan  yang  akan  dilakukan  ini  memfokuskan persepsi jama’ah tentang materi dakwah yang disampaikan  KH. Haris Shodaqoh.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi