BAB PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Radio merupakan
media massa auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran.
Radio sebagai sarana
komunikasi yang dapat
memberikan manfaat bagi
masyarakat, serta memiliki
keunggulan yang memberikan keakraban bagi masyarakat dan menciptakan
komunikasi yang menimbulkan pembentukan
opini dan persepsi yang berarti komunikasi itu terjadi dua arah atau lebih yang berada bersama-sama baik
secara tatap muka maupun melalui media
atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Media radio
tidak asing lagi
bagi masyarakat, dari
lapisan bawah, menengah
hingga lapisan atas
baik tua maupun
muda dapat menikmatinya dengan santai.
Radio sebagai salah satu pilihan media hiburan dan informasi, ternyata
tidak kalah pamor
dengan media cetak
maupun elektronik.
Masyarakat
dapat mendengarkan informasi
tentang kesehatan, pendidikan, hiburan,
bisnis, teknologi, gaya
hidup, seni dan
budaya, berita politik, ekonomi, kriminalitas, agama dan dakwah Islamiyah.
Jika dakwah Islamiyah dapat
dilakukan melalui siaran
radio, maka para
da’i dapat mengemas dakwahnya
dengan praktis sehingga
semua lapisan masyarakat
bisa menikmatinya. Hasilnya, dakwah akan berkembang dan mampu menjangkau jarak yang begitu luas. (Ningrum, 2007 : 6).
Penggunaan media juga harus menyesuaikan
kondisi pada perubahan zaman. Adapun
yang dilakukan para
Rasul dalam menyampaikan
ajaran agama Islam yaitu
menggunakan metode berbicara dan kontak langsung serta menggunakan
bahasa yang dapat
memberikan penjelasan bagi
para kaum yang
hidup pada masa
Rasul merupakan metode
yang sesuai untuk berdakwah.
(Abdullah Syihata, 1986: 30). Hal
tersebut sebagaimana tersurat dalam firman Allah : Artinya : Kami
tidak mengutus seorang
rasulpun, melainkan dengan
bahasa kaumnya, supaya
ia dapat memberi
penjelasan dengan terang
kepada mereka. Maka
Allah menyesatkan siapa
yang Dia kehendaki,
dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. dan
Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha
Bijaksana. (Q. S. Ibrahim: 4) (Departemen Agama RI, 2006 : 255) Dari fiman Allah SWT diatas maka dapat
diambil pengertian bahwa kita
sebagai orang yang
berdakwah atau dapat
disebut juga seorang
da’i, dalam menyampaikan
dakwahnya dianjurkan untuk
menggunakan bahasa yang
sesuai dengan sasaran
dakwah, supaya dapat
memberikan suatu penjelasan
dan pemahaman yang
mendalam bagi mad’u.
selain itu mad’u dapat
memberikan respon serta
timbal balik terhadap
dakwah yang telah disampaikan
oleh da’i.
Seiring
berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi seperti sekarang
ini telah menjadikan
media massa seperti
pers, radio, televisi, internet
dan telepon sebagai
alat yang digunakan
untuk membantu keberhasilan
komunikasi antar manusia,
termasuk komunikasi dalam
proses dakwah. Hal tersebut dapat
dilihat dari kenyataan
di lapangan bahwa hubungan
manusia modern pada
saat ini hampir
tidak bisa terlepas
dari pemakaian alat-alat
komunikasi massa. (Suminto, 1994 : 53). Salah satu media massa yang dapat digunakan
sebagai media dakwah hingga kini
masih digemari dan
dimanfaatkan untuk berkomunikasi
oleh sebagian masyarakat
adalah radio. Hal
ini disebabkan karena
radio merupakan alat komunikasi
yang dapat dimiliki
dengan harga yang
cukup murah dan
terjangkau oleh masyarakat,
yang mana radio
memiliki fungsi yang hampir sama dengan media massa lainnya, yakni sebagai informasi dan hiburan. Selain itu, program siaran
dakwah Islamiyah juga dapat didengarkan melalui radio. Dalam program siaran dakwah melalui radio,
para da’i harus pandai berkomunikasi
dengan sebaik-baiknya, yaitu
menggunakan bahasa, tutur
kata yang lemah
lembut serta cara
penyampaian yang memberikan pemahaman dan penjelasan bagi pendengar, sehingga program siaran dakwah Islamiyah dapat
tersampaikan kepada khalayak
dengan baik dan
dapat memberikan rangsangan
terhadap persepsi dan tingkah laku masyarakat
yang lebih baik. (Effendi, 2003 :
144).
Keberadaan
radio siaran di
Indonesia, mempunyai hubungan
erat dengan sejarah perjuangan
bangsa, baik semasa penjajahan, masa perjuangan proklamasi
kemerdekaan, maupun didalam
dinamika perjalanan bangsa memperjuangkan
kehidupan masyarakat yang
demokratis, adil dan berkemakmuran.
Di
zaman Penjajahan Belanda,
radio siaran swasta
yang dikelola warga asing menyiarkan program untuk
kepentingan dagang, sedangkan radio siaran
swasta yang dikelola pribumi menyiarkan
program untuk memajukan kesenian, kebudayaan,
disamping kepentingan pergerakan
semangat kebangsaan. Ketika
pendudukan Jepang tahun
1942, semua stasiun
radio siaran dikuasai
oleh pemerintah, programnya
diarahkan pada propaganda perang
Asia Timur Raya.
Tapi setelah Jepang
menyerah kepada Sekutu
14 Agustus 1945
para angkasawan pejuang
menguasai Radio Siaran
sehingga dapat mengumandangkan
Teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ke seluruh
dunia. Selanjutnya sejak
proklamasi kemerdekaan RI sampai akhir masa pemerintahan
Orde Lama tahun
1965, Radio Siaran
hanya diselenggarakan oleh
Pemerintah, dalam hal
ini Radio Republik
Indonesia atau RRI.
(http://www.radioprssni.com/prssninew/about.asp, akses 15/01/2012)
Dalam perkembangan teknologi
saat ini, Radio
siaran di Indonesia mengalami
perkembangan yang pesat,
seperti halnya keberadaan
radio di Kota Semarang sangatlah banyak dan memiliki
karakter yang berbeda-beda.
Salah satunya radio Idola 92.6 FM Semarang dengan filosofi sebagai media yang
“MEMANDU DAN MEMBANTU”
yang mana letaknya
berada di desa Palebon Kab. Pedurungan tepatnya di Grha Spirit, Komp, Niaga Arteri 1-3 JL. Soekarno-Hatta, Semarang.
Radio Idola memiliki bermacam-macam program siaran seperti Halo Semarang, Idola
Pagi, Idola Siang,
Idola Sore, Idola
Malam Dan Inspirasi Malam.
Selain itu radio
Idola memiliki program
yang tidak kalah
menarik dengan program radio lainnya
dan bagus untuk menambah ilmu
pengetahuan agama Islam serta rohaniyah
bagi kita yaitu program siaran dakwah Islamiyah seperti
Cahaya Fajar, Hikmah
Hari Ini Dan
Keluarga Sakinah, yang disampaikan
oleh ustadz Yusuf Mansur dan ustadz Muhammad Syukri.
Penyampaian
materi yang disampaikan
oleh da’i dalam
program siaran dakwah Islamiyah
disesuaikan dengan pendengar, sehingga pendengar mudah
memahami materi yang
disampaikan oleh da’i.
Materi yang sederhana, menarik dan mudah difahami serta tutur kata yang lemah
lembut menjadi daya
tarik tersendiri bagi
pendengar untuk mendengarkan
program siaran dakwah
Islamiyah yang disiarkan
di radio Idola
92.6 FM Semarang, sehingga
materi yang disampaikan
tersebut dapat dicerna
dan diinterpretasikan sesuai
pendapat mad’u masing-masing, dari
situlah kemudian timbul
suatu persepsi yang
berbeda-beda untuk memberikan penilain terhadap materi dakwah Islamiyah yang disiarkan di radio Idola 92.6 FM Semarang.
Dari
latar belakang tersebut,
maka penulis mengambil
judul “PERSEPSI MASYARAKAT
PALEBON TERHADAP PROGRAM SIARAN
DAKWAH ISLAMIYAH DI
RADIO IDOLA 92.6
FM SEMARANG” dengan
alasan Radio tersebut
menyiarkan program-program dakwah
islamiyah dengan tema
yang bervariasi, sehingga
dapat memberi solusi
dalam menghadapi permasalahan
umat bagi para
pendengar. Dari sinilah
penulis ingin mengetahui
tentang persepsi masyarakat
Palebon terhadap program siaran dakwah
islamiyah yang disampaikan di Radio Idola.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi