Selasa, 19 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PERSEPSI MASYARAKAT PALEBON TERHADAP PROGRAM SIARAN DAKWAH ISLAMIYAH DI RADIO IDOLA 92.6 FM SEMARANG


BAB  PENDAHULUAN
 1.1.  Latar Belakang Masalah Radio merupakan   media massa auditif, yakni dikonsumsi telinga atau  pendengaran.  Radio  sebagai  sarana  komunikasi  yang  dapat  memberikan  manfaat  bagi  masyarakat,  serta  memiliki  keunggulan  yang  memberikan  keakraban bagi masyarakat dan menciptakan komunikasi yang menimbulkan  pembentukan opini dan persepsi yang berarti komunikasi itu terjadi dua arah  atau lebih yang berada bersama-sama baik secara tatap muka maupun melalui  media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Media  radio  tidak  asing  lagi  bagi  masyarakat,  dari  lapisan  bawah,  menengah  hingga  lapisan  atas  baik  tua  maupun  muda  dapat  menikmatinya  dengan santai.  Radio sebagai salah satu pilihan media hiburan dan informasi,  ternyata  tidak  kalah  pamor  dengan  media  cetak  maupun  elektronik.
 Masyarakat  dapat  mendengarkan  informasi  tentang  kesehatan,  pendidikan,  hiburan,  bisnis,    teknologi,  gaya  hidup,  seni  dan  budaya,  berita  politik,  ekonomi, kriminalitas, agama dan dakwah  Islamiyah.  Jika dakwah  Islamiyah  dapat  dilakukan  melalui  siaran  radio,  maka  para  da’i  dapat  mengemas  dakwahnya  dengan  praktis  sehingga  semua  lapisan  masyarakat  bisa  menikmatinya. Hasilnya,  dakwah akan berkembang dan mampu menjangkau  jarak yang begitu luas. (Ningrum, 2007 : 6).

 Penggunaan media juga harus menyesuaikan kondisi pada perubahan  zaman.  Adapun  yang  dilakukan  para  Rasul  dalam  menyampaikan  ajaran   agama Islam yaitu menggunakan metode berbicara dan kontak langsung serta  menggunakan  bahasa  yang  dapat  memberikan  penjelasan  bagi  para  kaum  yang  hidup  pada  masa  Rasul  merupakan  metode  yang  sesuai  untuk  berdakwah.  (Abdullah Syihata, 1986: 30). Hal tersebut sebagaimana  tersurat  dalam firman Allah :  Artinya :  Kami  tidak  mengutus  seorang  rasulpun,  melainkan  dengan  bahasa  kaumnya,  supaya  ia  dapat  memberi  penjelasan  dengan  terang  kepada  mereka.  Maka  Allah  menyesatkan  siapa  yang  Dia  kehendaki,  dan  memberi  petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha  Kuasa lagi Maha Bijaksana. (Q. S. Ibrahim: 4) (Departemen Agama RI, 2006  : 255) Dari fiman Allah SWT diatas maka dapat diambil pengertian bahwa kita  sebagai  orang  yang  berdakwah  atau  dapat  disebut  juga  seorang  da’i,  dalam  menyampaikan  dakwahnya  dianjurkan  untuk  menggunakan  bahasa  yang  sesuai  dengan  sasaran  dakwah,  supaya  dapat  memberikan  suatu  penjelasan  dan  pemahaman  yang  mendalam  bagi  mad’u.  selain  itu  mad’u dapat  memberikan  respon  serta  timbal  balik  terhadap  dakwah  yang  telah  disampaikan oleh da’i.
 Seiring  berkembangnya  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  seperti  sekarang  ini  telah  menjadikan  media  massa  seperti  pers,  radio,  televisi,  internet  dan  telepon  sebagai  alat  yang  digunakan  untuk  membantu  keberhasilan  komunikasi  antar  manusia,  termasuk  komunikasi  dalam  proses  dakwah.  Hal  tersebut  dapat  dilihat  dari  kenyataan  di  lapangan  bahwa   hubungan  manusia  modern  pada  saat  ini  hampir  tidak  bisa  terlepas  dari  pemakaian alat-alat komunikasi massa. (Suminto, 1994 : 53).   Salah satu media massa yang dapat digunakan sebagai media dakwah  hingga  kini  masih  digemari  dan  dimanfaatkan  untuk  berkomunikasi  oleh  sebagian  masyarakat  adalah  radio.  Hal  ini  disebabkan  karena  radio merupakan  alat  komunikasi  yang  dapat  dimiliki  dengan  harga  yang  cukup  murah  dan  terjangkau  oleh  masyarakat,  yang  mana  radio  memiliki  fungsi  yang hampir sama dengan media  massa lainnya, yakni sebagai informasi dan  hiburan. Selain itu, program siaran dakwah  Islamiyah  juga dapat didengarkan melalui radio.  Dalam program siaran dakwah melalui radio, para da’i harus  pandai  berkomunikasi  dengan  sebaik-baiknya,  yaitu  menggunakan  bahasa,  tutur  kata  yang  lemah  lembut  serta  cara  penyampaian  yang  memberikan  pemahaman dan penjelasan bagi pendengar,  sehingga program siaran dakwah Islamiyah  dapat  tersampaikan  kepada  khalayak  dengan  baik  dan  dapat  memberikan rangsangan terhadap persepsi dan tingkah laku masyarakat  yang  lebih baik. (Effendi, 2003 : 144).
 Keberadaan  radio  siaran  di  Indonesia,  mempunyai  hubungan  erat  dengan sejarah perjuangan bangsa, baik semasa penjajahan, masa perjuangan  proklamasi  kemerdekaan,  maupun  didalam  dinamika  perjalanan  bangsa  memperjuangkan  kehidupan  masyarakat  yang  demokratis,  adil  dan  berkemakmuran.
 Di  zaman  Penjajahan  Belanda,  radio  siaran  swasta  yang  dikelola  warga asing menyiarkan program untuk kepentingan dagang, sedangkan radio   siaran swasta  yang dikelola pribumi menyiarkan program untuk memajukan  kesenian,  kebudayaan,  disamping  kepentingan  pergerakan  semangat  kebangsaan.  Ketika  pendudukan  Jepang  tahun  1942,  semua  stasiun  radio  siaran  dikuasai  oleh  pemerintah,  programnya  diarahkan  pada  propaganda  perang  Asia  Timur  Raya.  Tapi  setelah  Jepang  menyerah  kepada  Sekutu  14  Agustus  1945  para  angkasawan  pejuang  menguasai  Radio  Siaran  sehingga  dapat mengumandangkan Teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ke  seluruh  dunia.  Selanjutnya  sejak  proklamasi  kemerdekaan  RI  sampai  akhir  masa  pemerintahan  Orde  Lama  tahun  1965,  Radio  Siaran  hanya  diselenggarakan  oleh  Pemerintah,  dalam  hal  ini  Radio  Republik  Indonesia  atau  RRI.  (http://www.radioprssni.com/prssninew/about.asp,  akses  15/01/2012) Dalam  perkembangan  teknologi  saat  ini,  Radio  siaran  di  Indonesia  mengalami  perkembangan  yang  pesat,  seperti  halnya  keberadaan  radio  di  Kota Semarang sangatlah banyak dan memiliki karakter yang berbeda-beda.
 Salah satunya radio Idola  92.6 FM Semarang  dengan filosofi sebagai media  yang  “MEMANDU  DAN  MEMBANTU”   yang  mana  letaknya  berada  di  desa Palebon Kab. Pedurungan tepatnya  di Grha Spirit, Komp, Niaga Arteri  1-3 JL. Soekarno-Hatta, Semarang.
 Radio Idola memiliki  bermacam-macam program siaran seperti  Halo  Semarang,  Idola  Pagi,  Idola  Siang,  Idola  Sore,  Idola  Malam  Dan  Inspirasi  Malam.  Selain  itu  radio  Idola  memiliki  program  yang  tidak  kalah  menarik dengan program radio lainnya  dan  bagus untuk menambah ilmu pengetahuan   agama Islam serta rohaniyah bagi kita yaitu program siaran dakwah Islamiyah  seperti  Cahaya  Fajar,  Hikmah  Hari  Ini  Dan  Keluarga  Sakinah,  yang  disampaikan oleh ustadz Yusuf Mansur dan ustadz Muhammad Syukri.
 Penyampaian  materi  yang  disampaikan  oleh  da’i  dalam  program  siaran dakwah Islamiyah disesuaikan dengan pendengar, sehingga pendengar  mudah  memahami  materi  yang  disampaikan  oleh  da’i.  Materi  yang  sederhana, menarik dan mudah difahami  serta tutur kata yang  lemah  lembut  menjadi  daya  tarik  tersendiri  bagi  pendengar  untuk  mendengarkan  program  siaran  dakwah  Islamiyah  yang  disiarkan  di  radio  Idola  92.6  FM  Semarang,  sehingga  materi  yang  disampaikan  tersebut  dapat  dicerna  dan  diinterpretasikan  sesuai  pendapat   mad’u  masing-masing,  dari  situlah  kemudian  timbul  suatu  persepsi  yang  berbeda-beda  untuk  memberikan  penilain terhadap materi dakwah Islamiyah  yang disiarkan di radio Idola 92.6  FM Semarang.
 Dari  latar  belakang  tersebut,  maka  penulis  mengambil  judul  “PERSEPSI  MASYARAKAT  PALEBON  TERHADAP  PROGRAM  SIARAN  DAKWAH  ISLAMIYAH  DI  RADIO  IDOLA  92.6  FM  SEMARANG”  dengan  alasan  Radio  tersebut  menyiarkan  program-program  dakwah  islamiyah  dengan  tema  yang  bervariasi,  sehingga  dapat  memberi  solusi  dalam  menghadapi  permasalahan  umat  bagi  para  pendengar.  Dari  sinilah  penulis  ingin  mengetahui  tentang  persepsi  masyarakat  Palebon  terhadap program siaran dakwah islamiyah yang disampaikan di Radio Idola.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi