Sabtu, 23 Agustus 2014

Skripsi Syariah:METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI RELIGIUS PADA PESERTA DIDIK DI SMP SHALAHUDDIN MALANG


BAB I  PENDAHULUAN
 A.  Latar Belakang  Sekolah  adalah  lembaga  pendidikan yang  penting  setelah  keluarga,  yang  berfungsi  membantu  keluarga  untuk  mendidik  anak-anak.  Anak-anak  mendapat  pendidikan di lembaga ini, yaitu yang tidak didapatkan dalam keluarga.
 Penyampaian  pendidikan  Islam  melalui  bidang  studi  pendidikan  agama  Islam untuk metode pembelajaran nilai religius, pendidik harus benar-benar bisa  membentuk  peserta  didik  yang  beriman  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa  seperti  yang terdapat dalam undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.
“Pendidikan  nasional  berfungsi  mengembangkan  kemampuan  dan  membentuk  watak  serta  peradaban  bangsa  yang  bermartabat  dalam  rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya  potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa,  berakhlak  mulia,  sehat, berilmu,  cakap,  kreatif,  mandiri,  dan  menjadi  warga  Negara  yang  demokratis  serta  bertanggung jawab.

 Dari  penjelasan  diatas  sudah  jelas  bahwa  tujuan  pendidikan  nasional  adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman  dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tujuan pendidikan Islam, yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang  atau  sekelompok  orang  yang  melaksanakan  pendidikan  Islam.  Menurut  Drs.
Ahmad  D.  Marimba,  fungsi  tujuan  itu  ada  empat  macam,  yaitu:  (1)  mengakhiri   H. M. Djumuransjah, Filsafat Pedidikan(Malang: Bayumedia Publishing, 2004). hlm. 146   Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional  (Jakarta: PT Sinar Grafika, 2006), hlm. 6   usaha,  (2)  mengarahkan  usaha,  (3)  tujuan  merupakan  titik  pangkal  untuk  mencapai tujuan-tujuan lain, baik merupakan tujuan-tujuan baru maupun tujuantujuan  lanjutan  dan  tujuan  pertama,  (4)  memberi  nilai  (sifat)  pada  usaha-usaha  itu.
 Dalam QS. Adz-Dzariyaat ayat 51:  “Dan  janganlah  kamu  Mengadakan  Tuhan  yang  lain  di  samping  Allah.
Sesungguhnya  Aku  seorang  pemberi  peringatan  yang  nyata  dari  Allah  untukmu.”  Dari  pengamatan  terhadap  perkembangan  kehidupan  peserta  didik  di  sekolah umum yang tidak berbau Islam, didalamnya ada hal yang menarik yaitu  bahwa pendidikan agama Islam yang ada di perkotaan atau pedesaan, baik melalui  kegiatan  belajar  mengajar  di  kelas  maupun  melalui  kegiatan  ektrakulikuler  di  sekolah umum terkesan kurang bermanfaat dan membosankan dan hanya menarik  perhatian  sementara  saja.  Hal  tersebut  terjadi  karena  peserta  didik  dihadapkan  dengan  kehidupan  bermasyarakat  dan  pergaulan  budaya kota  yang  materialistis  dan hedonistik, di sisi lain para siswa juga banyakdipengaruhi oleh budaya yang  masuk  dari  luar  dan  semakin  berkembangnya  ilmu  pengetahuan  teknologi  yang  semakin maju.
Pada sisi yang lain kemajuan Ilmu Pengetahuan dan teknologi yang sangat  mengandalkan  akal  dan  rasional  sampai  pada  batas  tertentu  dapat  mengurangi  nilai-nilai  yang  ada  pada  diri  para  peserta  didik  sehingga  nilai-nilai  religius   Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), hlm 29   QS. Adz-Dzariyaat 51, Al-Qur'an Tajwid dan Terjemahnya(Syaamil, PT Syaamil Cipta Media)   keagamaan yang sudah ada seolah-olah tidak dipergunakan lagi dalam kehidupan  sehari-hari,  bahkan  dalam  masyarakat.  Suatu  contoh  pada  jaman  yang  telah  berkembang  tingkat  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi,  mulai  dari  yang  kecil  sampai yang besar, dari yang miskin sampai yang kaya semua telah menggunakan  ponsel/handphone (hp). Jika hal ini kurang diperhatikan, maka yang akan terjadi  adalah  penurunan  nilai-nilai  religius  keagamaan  atau  bahkan  nilai-nilai  religius  keagamaan  pada  diri  manusia  masing-masing  akan  hilang.  Salah  satu  contoh  adalah banyaknya video-video atau gambar porno padaponsel. Keadaan tersebut  harus dihilangkan dengan pembentukan nilai-nilai yang ada pada masing-masing  individu dengan mempertebal keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sesuai  dengan tujuan pendidikan Islam dan pendidikan nasional yang berdasarkan Islam.
Pada  hakekatnya  nilai-nilai  religius  keagamaan  yang diperoleh  dari  pendidikan  agama  di  sekolah  oleh  peserta  didik,  masih  perlu  mendapatkan  perhatian  secara  intensif  dan  terus-menerus,  baik  oleh  orang  tua  yang  ada  di  rumah sebagai tanggung jawab penuh terhadap pesertadidik maupun guru selaku  pengganti  orang  tua  di  rumah.  Tindakan  ini  dilakukan  untuk  mengantisipasi  adanya kesenjangan yang diperoleh peserta didik antara pendidikan agama yang  ada  di  sekolah  maupun  pendidikan  agama  melalui  praktek-praktek  dalam  kehidupan sehari-hari.
Permasalahan  yang  ada  pada  zaman  sekarang  ini  adalah  kurangnya  pendidik  menerapkan  metode pembelajaran yang baik untuk  menanamkan nilainilai  religius  pada  peserta  didik.  Kebanyakan  pendidik  masih  menggunakan  metode ceramah. Dari metode ceramah untuk mata pelajaran fiqih tentang shalat,  peserta didik pasif dalam hal ini, mungkin peserta didik tidak tahu tata cara sholat   yang baik itu seperti apa. Jadi pendidik harus mempunyai metode yang pas untuk  perkembangan peserta didiknya. Kalau menggunakan metode ceramah, pendidik  harus  mempunyai  cara  untuk  menyampaikan  materi.  Jadi  apa  yang  harus  dilakukan guru dalam hal menanamkan nilai-nilai religius.
Menurut Abdul Fattah Jalal, bahwa tujuan umum pendidikan Islam ialah  terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Ia mengatakan bahwa tujuan ini akan  mewujudkan  tujuan-tujuan  khusus.  Dengan  mengutip  QS.  At-Takwir  ayat  27,  bahwa  tujuan  itu  adalah  untuk  semua  manusia  menjadi manusia  yang  menghambakan  diri  kepada  Allah  yang  dimaksud  dengan menghambakan  diri  ialah beribadah kepada Allah.
 Setelah  melalui  proses  pendidikan  agama,  baik  yang  berasal  dari  pendidikan formal maupun non formal, maka diharapkan bagi peserta didik dapat  menjadi  output  yang  mempunyai  keimanan  dan  ketaqwaan  melalui  media  pendidikan  agama  Islam  dan  nilai-nilai  agama  dan  semuanya  tercermin  dalam  bentuk  ibadah  kepada  Allah  SWT  dan  akhlak  dalam  kehidupan  bermasyarakat.
Ibadah dan akhlak itulah yang dapat menjadikan manusia Insan Kamil (kaffah).
Dalam  Al-Qur’an,  yang  menjelaskan  bahwa  Allah  menciptakan  manusia  hanya untuk beribadah kepadaNya, yaitu QS. Adz-Dzariyaat ayat 56:  “Dan tidak aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah  kepadaKu” (QS. Adz Dzariyat 56).
  Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: Rosda Karya, 2001), hlm 46   QS. Adz Dzariyat 56, Al-Qur’an dan Terjemahnya(semarang: Toha Putra, 1996), hlm. 417   Pada  hakekatnya  ayat  diatas  menjelaskan  tentang  hal yang  berhubungan  dengan  Allah  SWT  yang  menunjukkan  kelebihan  dari  pada  seseorang  harus  mengamalkan  segala  apa  yang  telah  diperolehnya.  Di  sisi  lain  nilai-nilai  yang  bersifat nilai Islami adalah nilai pendidikan agamaIslam atau nilai religius yang  memang membentuk manusia menjadi lebih bertaqwa kepada Allah SWT.
Pendidikan  agama  Islam  di  sekolah  umum  juga  pada  dasarnya  bertujuan  untuk membentuk akhlak yang baik dan mulia menuju manusia yang beriman dan  bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak, dan terampil.
Pendidikan  agama  Islam  di  sekolah  umum  memang  dirancang  untuk  menanamkan nilai-nilai religius keagamaan sebagai bentuk untuk menghindarkan  peserta  didik  dari  benturan-benturan  nilai-nilai  religius  keagamaan,  mengantisipasi adanya budaya-budaya yang masuk dariluar dan bahaya pergaulan  yang makin bebas dikalangan para remaja.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta pada umumnya  adalah sekolah  yang  pada  dasarnya  peserta  didiknya  dari  kalangan  orang-orang  menengah  ke  bawah  dan  kurang  memperhatikan  nilai-nilai  religius keagamaan  jika  dibandingkan  dengan  SMP  yang  bernuansa  Islam  sangat memperhatikan  perkembangan peserta didiknya di bidang perkembangan pendidikan nilai religius  keagamaan.
Begitu  pula  Sekolah  Menengah  Pertama  (SMP)  “SHALAHUDDIN”  Malang  yang  dulunya  sekolah  SMP  NU,  dan  sekarang  berganti  nama  SMP  “SHALAHUDDIN”. Bisa dilihat dari peserta didiknya bisa dibilang buangan dari  sekolah  lain,  maksudnya disini  peserta  didik  yang tidak diterima disekolah  lain,   tapi  masuk  di  SMP  “SHALAHUDDIN”  Malang.  Di  sisi  lain  disebagian  besar  siswanya  kurang  pengetahuan  tentang  nilai  religius, dan  kurang  memperhatikan  nilai  religius  yang  telah  dipelajari.  Dari  pendidik atau  gurunya  juga  sudah  merubah sikap peserta didik yang tidak baik menjadibaik. Sebagian besar peserta  didiknya  tidak  memperhatikan  guru  saat  kegiatan  belajar  mengajar  dimulai  dan  ada yang tingkah lakunya tidak mencerminkan nilai religius.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi